Share

Bab 412

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ranti terus saja mengusap dahinya, rasanya sangat sakit sekali karena membentur pintu.

Dia merasa begitu sial untuk hari ini, bukan hanya hari ini. Tetapi, setelah menikah dengan Niko nasibnya terus saja sial.

"Dasar laki-laki aneh, kenapa dia betah sekali di rumah ini," kata Ranti yang terus saja berbicara sendirian.

Dia sudah terlalu kesal, sehingga tidak tahu lagi harus melupakan pada siapa. Sedangkan kepalanya hampir pecah karena memikirkan kapan bercerai dari Niko.

Ranti sudah tak sabar untuk yang satu itu, itulah hal yang paling membuatnya bahagia untuk saat ini.

"Siapa yang kamu maksud?" tanya Tias saat mendengar putrinya yang tengah menggerutu kesal.

Ranti pun menyadari kini dia ada di teras, sedangkan Tias sedang membuat kerajinan tangan dari benang di sana.

Ranti pun duduk di kursi yang bersebelahan dengan Tias.

Kemudian meneguk teh hangat milik Tias yang ada di atas meja.

"Dokter Niko, kok betah banget di rumah kita, nggak punya malu banget sih itu orang. Kita, 'kan, nggak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Mukarramah
di tunggu lanjutannya?
goodnovel comment avatar
Warni QiyamulLail
bukan nya anaknya kembar yaaa?
goodnovel comment avatar
Jeri Sari
tq thorrr udh up, selamat ya barra n asih, tinggal niko n Ranti ni kpn mesra2 nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 413

    Setelah bayi itu lahir tentu saja belum selesai, karena ada satu bayi lagi yang juga harus segera dilahirkan."Satu lagi, tarik napas dan hembuskan perlahan. Jangan takut, tetap tenang," kata Ranti.Sedangkan Niko segera membersihkan bayi yang sudah terlebih dahulu lahir.Sebab Barra tak mengijinkan dirinya untuk menolong persalinan Asih.Lagi pula dia juga harus segera menangani bayi tersebut.Hingga kembali terdengar suara tangisan bayi, dan kini bayi kembar itu pun sudah dilahirkan dengan sehat dan selamat.Ranti langsung saja mengurus Asih, sedangkan kedua bayi itu menjadi urusan Niko.Niko saja gemas melihat bayi tersebut, mendadak bayinya juga menginginkan seorang bayi.Sejak dulu tidak pernah melintas di pikirannya, tapi tiba-tiba saat melihat wajah anak Barra dia juga bisa begitu.Tapi itu hanya ada dalam hatinya, dia tak mungkin mengutarakan secara langsung.Hingga kini semuanya selesai, dua bayi yang sudah dibalut dengan bedong dan di baringkan di samping ibunya.Barra tak k

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 414

    "Hay, Ibu Bidan. Sedang apa?""Dokter Niko, bisakah anda yang sopan sedikit?" "Tidak."Niko pun bersandar pada dinding, kedua tangannya di lipat di dada.Matanya melihat Ranti yang berada di dalam kamar mandi, wanita itu tampak sedang mencuci tangannya.Dan saat dia berada di sana tatapan wanita itu tampak sangat tajam, di tambah lagi dengan jawabannya yang memang sangat menjengkelkan sekali."Dasar lelaki gila," gerutu Ranti."Aku tidak tahu malu. Jadi, aku tidak perduli," kata Niko lagi."Ada, ya, manusia aneh seperti mu di dunia ini!" kesal Ranti.Jika orang lain yang menjadi Niko pasti tak terima dikatakan tidak tahu malu, sedangkan Niko malahan lain, dia yang mengatakan sendiri jika dirinya tak tahu malu.Pria itu memang sedikit aneh, berbeda dari yang lain. Ranti juga bingung, mengapa ada manusia seperti Niko."Tentu, aku ini sangat dibutuhkan untuk membuat orang lain bahagia, buktinya aku selalu tersenyum.""Terserah kau saja!"Ranti pun kini sudah selesai mencuci tangan dan w

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 415

    "Kau itu benar-benar sangat menjengkelkan sekali!" Ranti langsung saja meluapkan kemarahan yang dia tahan sejak tadi.Hingga setelah selesai makan malam kini keduanya sudah berada di dalam kamar.Langsung saja Ranti mengeluarkan kekesalannya tanpa bisa menahannya lagi.Bayangkan saja dari tadi dia makan dengan tidak nyaman, itu karena Niko adalah penyebab utamanya.Bukan berarti saat tadi dia hanya diam saja, kemudian sampai saat inipun dia tak lagi membahasnya.Itu tidak mungkin dan sangat tidak mungkin, karena pria itu tetap harus diberikan pelajaran, agar tak lagi berbuat sesukanya."Ada masalah apa?" tanya Niko tanpa beban, bahkan seakan tak tahu apa-apa, dia tampak santai duduk di sofa sambil melihat ponselnya.Sedangkan Ranti yang berdiri tak jauh darinya menatapnya dengan tajam."Kenapa kamu pegang-pegang!" pekik Ranti."Pegang apa? Kalau bicara yang jelas," jawab Niko.Nada bicara Niko tampak sangat santai, dia hanya memainkan ponselnya saja. Namun, setiap pertanyaan yang dia

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 416

    Pagi i harinya Ranti pun terbangun, dia terkejut melihat dirinya yang tidur di atas ranjang.Padahal merasa semalam tidur di sofa, kemudian dia melihat ke samping, Niko masih terlelap di sana.Kepala Ranti pun mencoba untuk berpikir keras, akan tetapi rasanya sangat sulit sekali, menemukan jawabannya, karena Ranti tidak mengingat apapun.Kemudian dia memeriksa dirinya, apakah ada yang terjadi padanya.Tapi sepertinya tidak, Ranti sangat yakin dirinya masih baik-baik saja.Hanya saja dia yang masih kebingungan mengapa bisa tidur di ranjang bersama dengan Niko.Dia pun melihat sofa, dia sangat jelas mengingat kalau semalam tidur di di sofa.Tapi ini apa?Ah pusing sekali, memikirkan pertanyaan yang dia sendiri tak tahu jawabannya.Hingga kini Niko pun menggeliat dan perlahan membuka matanya.Dia pun melihat ke arah Ranti yang juga sedang melihatnya."Kenapa melihat ku seperti itu?" tanya Niko sambil bergerak turun dari atas ranjang."Semalam aku tidur di sofa, kok pagi ini aku malah ti

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 416

    Setelah memperingati Beni, Niko berharap dapat membuat Ranti dan Beni menjaga jarak.Karena Niko tak main-main dengan apa yang dikatakan olehnya barusan.Kini dia pun langsung menuju ruangannya, dia pun mendorong pintu depan perlahan.Namun, Niko cukup dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita yang menurutnya sangat tidak penting.Tidak diharapkan, serta sangat tidak dia sukai.Entah mengapa masih saja wanita itu menghampiri dirinya.Padahal saat beberapa hari yang lalu Niko sudah mengatakan bahwa dia sudah menikah."Mas Niko, apa kabar!" Gina pun menyapa Niko yang kini berjalan menuju tempat duduknya.Gina sudah cukup lama di ruangan Niko, dia menunggu kedatangan Niko dengan sangat sabar. Karena dia harus kembali berbicara pada pria itu, dia yakin masih ada cara untuk membuat mereka bisa bersama. Sehingga dia pun tak hentinya berusaha."Untuk apa kau di sini?" tanya Niko yang tampak sangat kesal pada wanita yang menurutnya sangat membuang-buang waktunya itu.Jangankan untuk bertemu

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 417

    "Niko, apa yang kamu lakukan? Kamu kasar sekali pada istri mu sendiri!" Widia pun berjalan cepat menghampiri Ranti, dia pun mendorong Niko yang menghalangi jalannya.Kemudian dengan cepat melepaskan ikatan Ranti, hingga kini sudah terbebas.Widia pun menatap wajah Niko dengan berapi-api, sungguh dia sangat kesal dengan apa yang dilakukan oleh Niko.Menurutnya selama ini Niko bukan lelaki yang suka kasar pada wanita, tetapi entah mengapa kini malah seperti ini.Hingga tanpa bertanya sama sekali tangannya pun melayang di udara dan langsung saja mendarat di wajah putranya.Plak!"Ma."Plak!Widia pun kembali melayangkan tangannya di pipi sebelahnya, benar-benar tidak kuasa menahan amarahnya.Tanpa mendengar penjelasan anaknya sama sekali.Bahkan Niko sudah ingin berbicara, namun apa daya. Kenyataannya tangan Widia jauh lebih cepat bersuara."UPS!" Ranti pun terkejut melihatnya, sungguh dia tak menyangka bahwa Widia akan menampar anaknya.Bahkan di depan mata kepala sendiri, entah benar

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 418

    Kini hari pun sudah sore, jam pulang kerja ini membuat Ranti merasa begitu bahagia. Apa lagi dia begitu lelah dan membutuhkan waktu untuk beristirahat.Istirahat hati, pikiran dan tubuhnya yang lelah menghadapi Niko.Suaminya itu yang membuatnya kesal bukan main."Dokter Niko, aku pulang duluan, ya, aku sudah lelah dan ingin segera istirahat!" kata Ranti."Siapa juga yang mau menginap di sini, aku juga mau pulang," kata Niko yang sedang membereskan laptopnya untuk dia bawa pulang."Aku bilang, aku mau pulang. Bukannya, menanyakan kamu menginap di sini atau tidak! Dasar aneh!" jawab Ranti dengan sangat kesal, "ah, sudahlah, aku pulang duluan. Percuma juga berdebat dengan mu! Aku sudah lelah, aku tidak mau semakin lelah!"Tanpa menunggu jawaban dari Niko dengan segera Ranti pun berlari menuju pintu, karena dia benar-benar ingin cepat sampai di rumah.Sedangkan Niko hanya diam saja, karena ingin melihat dengan siapa Ranti pulang.Jika dengan Beni, artinya pria itu benar-benar cari masala

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 419

    "Indahnya hidup ini."Ranti pun duduk bersantai di taman belakang rumahnya, dia menikmati udara pagi yang begitu menyegarkan ini.Pagi ini dia hanya bersantai saja di rumah karena Niko sedang ada urusan di luar kota sehingga tidak masuk bekerja.Ini hari yang paling membahagiakan bagi seorang Ranti setelah menjadi istri Niko.Pagi ini memang tampak mendung dengan hujan yang turun rintik-rintik membasahi bumi.Akan tetapi menurut Ranti hari ini begitu cerah secerah hatinya tanpa Niko.Sesekali dia menyeruput teh hangat untuk membuat dirinya semakin segar."Pagi ini mendung, tapi kamu sangat bahagia sekali sepertinya," tanya Tias.Sejak tadi Tias terus saja memperhatikan putrinya.Wajah putrinya Itu tampak berbinar-binar dari semalam hingga pagi ini tak ada pudar."Iya, dong, Bunda. Ranti, sedang menikmati libur bekerja, rasanya sangat indah luar biasa," jawab berhenti sambil kembali menyeruput teh hangat miliknya."O, begitu. Lalu, Niko bagaimana kabarnya? Apa kau sudah menanyakan dia

Bab terbaru

  • Istri Lugu Presdir Dingin   TAMAT

    Satu Pesan dari Ibu[Kau tidak pulang? Jika tidak, Adinda akan menggantikan posisimu sebagai Presiden Direktur!] Membaca itu, Dimas segera mencengkram ponsel di tangannya.Sesaat kemudian ponsel itupun melayang dan berakhir hancur di lantai.Jika sebelumnya Laras mengancam akan menyumbangkan semua kekayaanya pada panti asuhan, maka kini Laras malah lebih gila lagi! Ibunya itu sampai mengatakan Adinda yang akan menggantikan posisinya.Ini gila!Dimas tidak habis pikir kenapa bisa Laras melakukan ini padanya.Dan jika Adinda yang menggantikan posisinya, itu akan jauh lebih membuatnya terhina di hadapan wanita jalang itu.Jelas tidak bisa dibiarkan!"Pak Presdir, Ibu Laras ingin berbicara," kata Gilang sambil memberikan ponsel di tangannya pada Dimas.Tentunya karena ponsel Dimas tak lagi bisa terhubung sebab sudah hancur berantakan di lantai."Katakan padanya saya akan pulang!" Dimas tak menerima ponsel yang diarahkan padanya.Dia menyambar jasnya dan langsung pergi.Jika bukan karen

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 479

    Setiap kisah dan waktu yang sudah terlewati tak akan bisa diulang kembali.Namun, semua kisah itu seakan lekat dalam ingatan tanpa bisa untuk terlupakan oleh ingatan.Aku Nia putri, menjalin kisah dengan takdir yang kujalani.Harapan ku hanya satu, bisa mendapatkan suatu harapan untuk bisa membuat ibu ku terus bersama ku setelah aku kehilangan ayah ku.Namun, siapa sangka bonus dari semua perjuangkan ku justru hal yang tak terduga.Justru kebahagiaan itu menghampiri ku.Dion seorang pria duda dengan satu anak dan usianya jauh lebih tua dari ku.Kami menjalin hubungan yang rumit karena sebuah alasan yang kuat namun penuh dengan air mata.Tujuan saling menguntungkan malah berakhir dengan saling mendapatkan kenyamanan.Tapi aku katakan aku bahagia.Awal kisah yang ku alami malah membawaku padanya.Meskipun banyak yang tidak aku inginkan dalam kisah ini.Tapi tetap saja aku tidak bisa bisa menolak takdir ku yang rumit itu.Terlepas dari itu semua aku adalah wanita penuh dengan kesalahan y

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 478

    Di tempat lainnya ada juga yang sedang berbahagia.Raya kembali melahirkan seorang anak laki-laki Dan kini anak itu diberi nama 'Raza' perpaduan antara nama Raya dan Reza.Itu adalah saran nama dari Dion.Reza dan Raya pun setuju saja."Itu nama dari, Opa Dion," kata Reza sambil tersenyum pada bayinya."Benar, dan ini adalah, Oma," Raya pun menunjuk Nia.Nia pun tersenyum karena merasa lucu, tapi bagaimana pun juga itu memang benar dan tidak masalah juga menjadi Oma diusia yang masih muda ini."Aduh, cucu Oma," Nia pun menggendong bayi lucu itu.Dia melihat wajah anak itu yang sangat mirip dengan Reza.Bahkan sedikit mirip dengan Zaki."Nia, berikan pada, Opanya," Dion pun menunjuk ke arah Chandra.Chandra pun tersenyum karena kini sudah memiliki seorang cucu."Bagaimana kalau berikan pada, Oma Kiara," celetuk Nia.Kiara yang dari tadi hanya diam pun seketika terkejut mendengar ucapan Nia."Ibu Nia, saya masih ting-ting. Saya masih mahasiswa, saya masih kecil, saya dipanggil, Kak Kia

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 477

    Beberapa bulan kemudian...Niko dan Ranti menyambut bahagia saat kelahiran putra mereka yang diberi nama 'Fatih Niko Adiguna'Sesuai dengan keinginan Niko, mereka hanya memiliki satu orang anak saja.Niko tidak ingin serakah, dia sudah merasa cukup dengan kehadiran seorang anak laki-laki untuk menjadi pewarisnya.Terlebih lagi tidak ingin melihat Ranti harus berada dalam sebuah keadaan yang menegangkan.Dia tak mau mengambil resiko.Meskipun keadaan rahim Ranti masih memungkinkan untuk mengandung lagi.Dia sangat mencintai istrinya dalam keadaan apapun.Menurutnya memiliki anak adalah sebuah hadiah.Tapi memiliki Ranti adalah anugerah.Jadi, dia sudah sangat bahagia dengan satu putra saja.Selebihnya dia menganggap anak Barra juga anaknya.Apa lagi Barra memiliki 3 orang anak, membuat Niko merasa anaknya sudah memiliki Kakak walaupun hanya sepupu saja."Wajahnya lebih mirip, Mama," kata Ranti.Dia pun melihat wajah Mama mertuanya dan lagi-lagi melihat wajah putranya.Putra kecil yang

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 476

    "Dokter Niko, lihat ini," Adam menunjuk layar monitor.Saat itu Niko pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh Dokter Adam.Tapi Niko yang sedang tidak baik-baik saja tidak mengerti."Ada apa?" tanya Niko.Bodoh?Ya, Niko akan sangat bodoh jika sudah menyangkut tentang Ranti.Begitu juga dengan saat ini.Bahkan dia sendiri tidak dapat berpikir jernih, padahal Dokter Adam sudah menunjukkan dengan jelas.Namun, Niko masih bertanya.Dia butuh jawaban, sekaligus penjelasan yang pasti.Jangan memintanya untuk menyimpulkan sendiri, dia tidak bisa.Otaknya sedang sulit untuk bisa berpikir jernih."Tidak ada masalah dengan rahim istri anda, janinnya juga sudah berada di dalam rahim," terang Dokter Adam.Niko pun terkejut mendengarnya dia pun segera mendekat dan melihat dengan jelas."Ini keajaiban, Dokter Niko. Lihat ini," Dokter Adam pun kembali memperlihatkan bagian lainya, rasanya pemeriksaan sebelumnya dan saat ini jauh lebih baik."Apakah ini mungkin?" tanya Niko yang belum percaya."Iya, i

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 475

    "Aku pun akan mati, jika kamu mati," tambah Niko lagi.Ranti terdiam mendengar ucapan suaminya itu."Tapi aku akan tetap mempertahankan anak ku," kata Ranti dengan penuh keyakinan.Siapa pun ibu tak akan tega membunuh anaknya, begitu juga dengan Ranti."Vina, panggil, Dokter Winda!" pinta Niko.Untuk kaki ini dia tak bisa lagi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.Dia tidak memiliki keberanian untuk mengetahui keadaan Ranti saat ini.Dia butuh bantuan dokter lain untuk bisa membantunya, sedangkan Dokter Winda adalah dokter senior yang sudah banyak menangani pasien dan Niko sudah tak tahu dengan kehebatannya.Meskipun perasannya begitu was-was akan keadaan Ranti saat ini.Tapi jelas terlihat bahwa Ranti akan dengan kerasnya pendiriannya yang tak akan menggugurkan kandungannya."Selamat siang, anda memanggil saya, Dok?" Dokter Winda pun telah tiba seperti yang di sampaikan oleh Vina untuk segera menemui Niko.Niko pun mulai tersadar dari pikirannya yang kacau, sambil melihat wajah

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 474

    "Hamil?" Niko terdiam saat menyaksikan sendiri ada janin di rahim istrinya.Dia pun mengingat kembali saat itu Ranti menggodanya dan hal itu pun terjadi sebelum dia berpikir untuk membuat sel telurnya tidak bekerja.Bahkan saat itu tidak hanya satu kaki, namun berkali-kali.Lantas bagaimana ini?"Kamu ngomong apa tadi?" tanya Ranti yang mendengar ucapan Niko.Niko pun kini melihat Ranti dengan pikirannya yang kacau."Niko, aku hamil?" tanya Ranti memastikan, "berarti testpack yang aku gunakan tadi tidak keliru," tambah Ranti.Ranti terus saja tersenyum bahagia membayangkan sebentar lagi anak menjadi seorang ibu.Dia langsung saja memeluk Niko dengan penuh kebahagiaan.Tak tahu harus bagaimana untuk meluapkannya tapi Ranti benar-benar tidak akan pernah bisa melupakan saat ini."Tuh, kan, nggak perlu adopsi anak. Buktinya sekarang aku hamil, artinya kita akan jadi orang tua," Ranti semakin mempererat pelukannya.Begitu larut dalam kebahagiaan yang tak bisa teralihkan sama sekali.Kemud

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 473

    Beberapa hari kemudian.....Ranti menatap alat uji kehamilan di tangannya dengan malas.Entah sudah berapa kali dia menggunakannya demi mengetahui apakah ada janin yang tumbuh di rahimnya atau tidak.Mungkin saja ini sudah testpack yang ke 50.Dan hasilnya masih saja garis satu, sungguh membuatnya merasa sedih.Dia pun akhirnya segera menuju ranjang, hari ini dia sangat malas melakukan hal apapun.Sedangkan Niko sedang berada di rumah sakit.Dan seharusnya Ranti selalu mengantar makan siang untuk suaminya itu, sekaligus akan makan bersama-sama.Tapi dia pun malah tertidur pulas dan lupa untuk mengantarkan makanan siang untuk Niko.Hingga ponselnya pun berdering, tidurnya pun terusik dan dengan rasa malas menjawab panggilan itu."Halo," Ranti tak melihat terlebih dahulu nama siapa yang ada di layar ponselnya.Dia langsung saja menjawabnya."Sayang, kamu sudah di mana?" tanya Niko.Ranti pun baru tersadar jika yang menghubungi dirinya adalah Niko.Kemudian dia melihat jam dinding, dia p

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 472

    Keesokan harinya."Kamu nggak ke kantor?" Ranti melihat Niko tampak santai di atas ranjang sambil memeluk dirinya.Ini tidak biasanya terjadi, karena kebiasaan Niko jika pagi begini pergi bekerja."Aku mau di rumah aja sama kamu," jawab Niko."Kenapa begitu?""Libur untuk satu hari rasanya tidak salah," kata Niko lagi.Ranti pun mengangguk mengerti.Mungkin Niko juga kelelahan dan butuh waktu untuk beristirahat.Mengingat selama ini Niko selalu saja disibukkan dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya."Ranti, bagaikan kalau kita mengadopsi anak."Deg!Jantung Ranti rasanya keluar dari dadanya.Dia begitu shock mendengar pertanyaan Niko barusan.Tunggu dulu.Itu pertanyaan atau pernyataan?Ranti tak pernah berpikir jika Niko akan berkata demikian.Apakah Niko sudah sangat ingin memiliki anak sehingga dia mengatakan demikian."Tapi aku juga bisa hamil, kenapa harus mengadopsi anak?" tanya Ranti yang bingung.Niko pun menutup matanya dia pun segera bangkit dari atas ranjangnya berjalan

DMCA.com Protection Status