Share

Bab 361

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Mbak Asih," Nilam pun kembali menghampiri Asih yang masih berada di ruangannya.

Membuat Asih semakin kesal saja, padahal belum beberapa menit mengusir Nilam untuk keluar dari ruangannya.

Tapi kenapa wanita itu malah kembali lagi, membuat mood Asih yang rusak semakin rusak.

"Nilam! Aku sudah memintamu untuk keluar, kenapa kau masuk lagi ke sini!" gerem Asih.

"Mbak Asih, Nilam, ke sini mau bilang. Kalau di luar ada, Mas Sandi," kata Asih yang akhirnya mengatakan apa tujuannya kembali ke ruangan Asih.

"Sandi?" Asih pun terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Nilam.

Bagaimana tidak, karena dia merasa tidak meminta Sandi untuk menemuinya. Bahkan, saat pagi tadi pun sudah jelas mengatakan bahwa dia hanya ingin bersama suaminya saja.

Dan kenapa malah menemui dirinya seperti ini, Asih sangat bertanya-tanya.

"Mungkin dia ke sini mau beli roti, Ibunya, suka roti di toko ini," kata Asih yang menepis apa yang dikatakan oleh Nilam.

Sebab, sebelumnya juga Sandi adalah pelanggan setia.

"Nggak, Mb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Yen Anton
adu asih terlalu lugu
goodnovel comment avatar
Ismi
bikin asih ngambek sama bara dong. biar barra kelimpungan
goodnovel comment avatar
SitiMasikah11
di luar nurul yaa wkwkwwkkwwkkwkekekekekekekek
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 362

    Barra hanya diam sambil menahan tawanya, bahkan wajahnya tampak hanya datar saja.Penyebabnya tak lain adalah perihal dalaman yang menimbulkan kesalahpahaman.Sungguh di luar akal sehat bukan?Tentu, ini adalah sesuatu hal yang sangat konyol dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya."Mas, jelasin sama, Nia. Jangan diam aja dong!" kata Asih yang menatap kesal pada Barra.Suaminya itu tampak hanya diam saja, sedangkan dirinya yang harus kebingungan untuk menjelaskan semuanya pada Nia.Padahal sudah jelas penyebabnya adalah dalaman Barra.Dasar pria aneh, dalamannya saja bisa membuat masalah. Apa lagi orangnya."Ya, ampun. Seharusnya kalian bisa ke hotel, aku rasa tidak seberapa untuk satu hari di saja. Perlu aku yang bayar? Kenapa, malah di tempat seperti ini?" tanya Nia lagi yang tak habis pikir dengan ulah Asih dan juga Barra."Nia, aku sama, Mas Barra nggak ngapa-ngapain. Aku cuman mau mengembalikan dalaman dia!" "Konyol!""Ibu Nia, benar. Bagaimana kalau kita ke hotel saja, aku tahu

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 363

    Raya terus saja menunduk sambil memegang barang dagangannya, dia sangat malu sekali untuk berhadapan dengan Nia.Akan tetapi Nia terus saja memaksanya untuk ikut, padahal dia sudah menolak dengan berulang kali.Tapi pada dasarnya Nia adalah wanita yang sangat baik.Air mata Raya lagi-lagi menetes, itu adalah air mata penuh penyesalan yang tak dapat di tahan.Dirinya sangat menyesal pernah membuat Nia tersakiti.Andai waktu bisa diulang kembali, Raya tak akan pernah melakukan perbuatan jahatnya itu sama sekali.Sayangnya semua itu tak mungkin, hingga kini hanya tersisa penyesalan semata tanpa bisa untuk melupakannya sama sekali.Tibalah kini dia di rumah besar yang dulunya adalah tempat tinggalnya juga, tapi dia bingung apakah Reza masih di penjara atau sudah bebas.Dia tidak ingin bertemu dengan pria itu lagi, meskipun sebenarnya statusnya masih sah menjadi istri Reza.Sebab, belum ada yang mengajukan cerai di pengadilan. Raya yang tak memiliki uang untuk itu dan Reza yang sepertinya

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 364

    Chandra pun melihat Kiara dengan wajah penuh intimidasi, dia menimbang apakah saat ini Kiara yakin dengan apa yang dia katakan ataupun tidak."Om," seru Kiara dan tangisnya pun pecah seketika itu juga.Saat itu Chandra pun menendang satu-persatu pria yang memegang Kiara."Aaaaa!" teriak Kiara dengan histeris.Karena dia mengira bahwa dirinya akan ikut terkena tendangan dari Chandra.Namun, ternyata tidak. Kedua tangannya pun sudah bebas dari cengkraman preman itu.Hingga tubuh Kiara pun rasanya seperti melayang dan ternyata Chandra yang mengangkat tubuhnya."Tendang!" kata Chandra."Nggak!" Kiara pun menggelengkan kepalanya, karena dia merasa tidak bisa melakukan hal seperti itu."Tendang aku bilang!""Enggak!" Kiara masih saja menolak tetapi dia juga sangat panik dan saat itu entah kekuatan dari mana hingga dia pun menendang salah satu preman itu dengan kuatnya."Wah?" Kiara pun menatap bingung."Satu lagi!" kata Chandra.Kini Kiara merasa yakin jika dia bisa menendang dengan sangat

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 365

    Sedangkan di tempat lainnya Barra sedang merasa pusing memikirkan Asih, karena saat pergi dari toko kue dirinya yang hendak menyusul Asih pun malah mendapatkan perintah dari Dion untuk membuat skenario.Dimana dia harus mengirimkan dua orang preman dan membawa Dila pulang agar tak melihat apa yang sedang terjadi.Barra pun tak masalah dan sekaligus dia ingin memberikan waktu sedikit untuk Asih, namun saat ini dirinya malah di buat pusing tujuh keliling.Sebab, entah dimana Asih berada.Ponsel Asih yang seharusnya bisa menunjukkan di mana keberadaannya malah di tinggal begitu saja di toko.Sepertinya kali ini Barra harus bekerja keras untuk bisa menemukan istrinya dengan segera.Hingga dia pun menuju kosan milik Nilam, tapi sesampainya di sana tak juga menemukan Asih."Mbak Asih, pulang lebih awal. Nilam, juga nggak tahu."Begitulah jawaban Nilam saat Barra bertanya padanya.Barra pun kembali masuk ke dalam mobilnya, dia benar-benar bingung dimana kini Asih berada.Hingga akhirnya dia

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 366

    Kepala Barra ingin pecah rasanya karena tak juga menemukan Asih, dia benar-benar khawatir akan keadaan istrinya tersebut.Hingga matanya pun mendapat panggilan telepon dari salah satu orang suruhannya, mengatakan mereka melihat Asih berada di taman kota.Dengan cepat Barra pun ke sana, dia takut nantinya Asih malah pergi lagi dari tempat tersebut.Serta meminta orang suruhannya untuk mengawasi istrinya itu dari kejauhan, tidak menunjukkan diri agar Asih tidak merasa takut karena berpikir sedang di ikuti oleh preman.Akhirnya Barra pun sampai di tempat yang sudah di beritahukan kepadanya, sesaat kemudian melihat Asih di sana, istrinya itu sedang duduk sambil melihat sekelilingnya.Banyak juga orang lainnya yang bermain di sana, terutama anak-anak.Langsung saja Barra duduk di kursi yang di duduki oleh Asih.Tanpa kata, tanpa menyapa sama sekali.Asih pun tersadar ada yang duduk di sampingnya dan itu ternyata Barra, dengan segera dia pun bangkit dari duduknya.Rasanya sangat kesal sekali

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 367

    Rasanya pria itu sangat menjengkelkan, bahkan sampai ingin membuatnya menangis seketika."Kamu itu benar-benar sangat menjengkelkan sekali, mendingan kamu pergi dari sini. Nggak usah dekat-dekat sama aku lagi! Aku benci sama kamu!" pekik Asih.Asih benar-benar meluapkan amarahnya, bahkan amarah yang sebelumnya belum selesai kini sudah kembali membuncah.Dan itu karena Barra.Barra yang semakin memancing emosinya kembali mendidih.Asih pun berjalan dengan menghentakkan kakinya, dia sangat tidak ingin pulang dengan Barra."Asih, kamu bisa membahayakan anak kita," kata Barra panik saat melihat apa yang dilakukan oleh Asih."Aku nggak perduli!" Asih pun memilih untuk terus saja melangkah sesuka hatinya, perasaannya sedang kacau dan jangan pernah untuk semakin memancing amarahnya lagi.Tapi Barra pun kemudian menarik salah satu tangannya, membuat langkah kaki Asih pun harus terhenti dengan mendadak.Seiringan dengan tubuhnya yang tertarik ke belakang, saat itu juga Asih merasa melayang kar

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 368

    Kiara hanya duduk diam sambil melihat ke depan sana, jam menunjukan pukul 21:00 wib.Belum terlalu larut, tetapi tidak juga bisa dikatakan masih aman untuk seorang wanita berkeliaran bebas di malam hari seperti ini."Om! Kenapa, sih. Suka banget maksa, Kiara?""Panggil, Mas. Jika, kita hanya berdua saja!"Huuueekkk....Kiara pun merasa mual dan ingin muntah saat mendengar apa yang diinginkan oleh Chandra.Dan itu membuat Chandra menatapnya dengan bingung."Lihat ke depan, Om! Entar nabrak! Kia, nggak mau mati konyol! Bayangin aja, akan ada berita nantinya, seorang wanita cantik, berwajah bagaikan bidadari tewas dengan Om-om manula, karena, Om manula sudah tidak layak untuk mengemudi, nggak lucu tahu, Om. Yang ada malu-maluin!" Kiara pun terus saja meluapkan kekesalannya yang sepertinya tidak akan ada hentinya terhadap seorang Chanda.Wajar saja, itu terjadi karena Kiara merasa terus saja terhimpit karena ancaman Chandra yang membuatnya harus menurut.Chandra pun memilih diam, tapi wan

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 369

    Asih yang sedang kesal pun terus saja mengerucutkan bibirnya."Asih, apakah kamu tidak ingin yang lain selain dari mangga milik tetangga itu?" tanya Barra lagi.Dari tadi dia berusaha untuk membujuk Asih agar tak meminta mangga milik tetangga.Karena itu rasanya sangat tidak mungkin, menimbang tetangga itu sangat pelit sekali. Siapa yang tidak mengetahui watak dari tetangga itu? Tidak ada, karena sudah begitu terkenal di kompleks perumahan tersebut.Belum lagi ada anjing yang diikat di bawah pohon tersebut.Untuk apa lagi?Tentu untuk menjaga agar buah mangga yang tidak ada hentinya berbuah dengan lebat itu tidak sampai ada yang mengambilnya.Tentu, siapa yang mau berhadapan dengan anjing galak.Sungguh rasanya sangat menyeramkan sekali, itu adalah hal yang jauh lebih horor dari pada film horor tentunya."Bilang aja nggak mau!" Asih pun memilih untuk segera keluar dari kamar, dia sangat kesal pada Barra."Asih, kamu mau kemana? Jangan pergi, ini sudah malam!"Barra pun segera menyus

Bab terbaru

  • Istri Lugu Presdir Dingin   TAMAT

    Satu Pesan dari Ibu[Kau tidak pulang? Jika tidak, Adinda akan menggantikan posisimu sebagai Presiden Direktur!] Membaca itu, Dimas segera mencengkram ponsel di tangannya.Sesaat kemudian ponsel itupun melayang dan berakhir hancur di lantai.Jika sebelumnya Laras mengancam akan menyumbangkan semua kekayaanya pada panti asuhan, maka kini Laras malah lebih gila lagi! Ibunya itu sampai mengatakan Adinda yang akan menggantikan posisinya.Ini gila!Dimas tidak habis pikir kenapa bisa Laras melakukan ini padanya.Dan jika Adinda yang menggantikan posisinya, itu akan jauh lebih membuatnya terhina di hadapan wanita jalang itu.Jelas tidak bisa dibiarkan!"Pak Presdir, Ibu Laras ingin berbicara," kata Gilang sambil memberikan ponsel di tangannya pada Dimas.Tentunya karena ponsel Dimas tak lagi bisa terhubung sebab sudah hancur berantakan di lantai."Katakan padanya saya akan pulang!" Dimas tak menerima ponsel yang diarahkan padanya.Dia menyambar jasnya dan langsung pergi.Jika bukan karen

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 479

    Setiap kisah dan waktu yang sudah terlewati tak akan bisa diulang kembali.Namun, semua kisah itu seakan lekat dalam ingatan tanpa bisa untuk terlupakan oleh ingatan.Aku Nia putri, menjalin kisah dengan takdir yang kujalani.Harapan ku hanya satu, bisa mendapatkan suatu harapan untuk bisa membuat ibu ku terus bersama ku setelah aku kehilangan ayah ku.Namun, siapa sangka bonus dari semua perjuangkan ku justru hal yang tak terduga.Justru kebahagiaan itu menghampiri ku.Dion seorang pria duda dengan satu anak dan usianya jauh lebih tua dari ku.Kami menjalin hubungan yang rumit karena sebuah alasan yang kuat namun penuh dengan air mata.Tujuan saling menguntungkan malah berakhir dengan saling mendapatkan kenyamanan.Tapi aku katakan aku bahagia.Awal kisah yang ku alami malah membawaku padanya.Meskipun banyak yang tidak aku inginkan dalam kisah ini.Tapi tetap saja aku tidak bisa bisa menolak takdir ku yang rumit itu.Terlepas dari itu semua aku adalah wanita penuh dengan kesalahan y

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 478

    Di tempat lainnya ada juga yang sedang berbahagia.Raya kembali melahirkan seorang anak laki-laki Dan kini anak itu diberi nama 'Raza' perpaduan antara nama Raya dan Reza.Itu adalah saran nama dari Dion.Reza dan Raya pun setuju saja."Itu nama dari, Opa Dion," kata Reza sambil tersenyum pada bayinya."Benar, dan ini adalah, Oma," Raya pun menunjuk Nia.Nia pun tersenyum karena merasa lucu, tapi bagaimana pun juga itu memang benar dan tidak masalah juga menjadi Oma diusia yang masih muda ini."Aduh, cucu Oma," Nia pun menggendong bayi lucu itu.Dia melihat wajah anak itu yang sangat mirip dengan Reza.Bahkan sedikit mirip dengan Zaki."Nia, berikan pada, Opanya," Dion pun menunjuk ke arah Chandra.Chandra pun tersenyum karena kini sudah memiliki seorang cucu."Bagaimana kalau berikan pada, Oma Kiara," celetuk Nia.Kiara yang dari tadi hanya diam pun seketika terkejut mendengar ucapan Nia."Ibu Nia, saya masih ting-ting. Saya masih mahasiswa, saya masih kecil, saya dipanggil, Kak Kia

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 477

    Beberapa bulan kemudian...Niko dan Ranti menyambut bahagia saat kelahiran putra mereka yang diberi nama 'Fatih Niko Adiguna'Sesuai dengan keinginan Niko, mereka hanya memiliki satu orang anak saja.Niko tidak ingin serakah, dia sudah merasa cukup dengan kehadiran seorang anak laki-laki untuk menjadi pewarisnya.Terlebih lagi tidak ingin melihat Ranti harus berada dalam sebuah keadaan yang menegangkan.Dia tak mau mengambil resiko.Meskipun keadaan rahim Ranti masih memungkinkan untuk mengandung lagi.Dia sangat mencintai istrinya dalam keadaan apapun.Menurutnya memiliki anak adalah sebuah hadiah.Tapi memiliki Ranti adalah anugerah.Jadi, dia sudah sangat bahagia dengan satu putra saja.Selebihnya dia menganggap anak Barra juga anaknya.Apa lagi Barra memiliki 3 orang anak, membuat Niko merasa anaknya sudah memiliki Kakak walaupun hanya sepupu saja."Wajahnya lebih mirip, Mama," kata Ranti.Dia pun melihat wajah Mama mertuanya dan lagi-lagi melihat wajah putranya.Putra kecil yang

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 476

    "Dokter Niko, lihat ini," Adam menunjuk layar monitor.Saat itu Niko pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh Dokter Adam.Tapi Niko yang sedang tidak baik-baik saja tidak mengerti."Ada apa?" tanya Niko.Bodoh?Ya, Niko akan sangat bodoh jika sudah menyangkut tentang Ranti.Begitu juga dengan saat ini.Bahkan dia sendiri tidak dapat berpikir jernih, padahal Dokter Adam sudah menunjukkan dengan jelas.Namun, Niko masih bertanya.Dia butuh jawaban, sekaligus penjelasan yang pasti.Jangan memintanya untuk menyimpulkan sendiri, dia tidak bisa.Otaknya sedang sulit untuk bisa berpikir jernih."Tidak ada masalah dengan rahim istri anda, janinnya juga sudah berada di dalam rahim," terang Dokter Adam.Niko pun terkejut mendengarnya dia pun segera mendekat dan melihat dengan jelas."Ini keajaiban, Dokter Niko. Lihat ini," Dokter Adam pun kembali memperlihatkan bagian lainya, rasanya pemeriksaan sebelumnya dan saat ini jauh lebih baik."Apakah ini mungkin?" tanya Niko yang belum percaya."Iya, i

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 475

    "Aku pun akan mati, jika kamu mati," tambah Niko lagi.Ranti terdiam mendengar ucapan suaminya itu."Tapi aku akan tetap mempertahankan anak ku," kata Ranti dengan penuh keyakinan.Siapa pun ibu tak akan tega membunuh anaknya, begitu juga dengan Ranti."Vina, panggil, Dokter Winda!" pinta Niko.Untuk kaki ini dia tak bisa lagi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.Dia tidak memiliki keberanian untuk mengetahui keadaan Ranti saat ini.Dia butuh bantuan dokter lain untuk bisa membantunya, sedangkan Dokter Winda adalah dokter senior yang sudah banyak menangani pasien dan Niko sudah tak tahu dengan kehebatannya.Meskipun perasannya begitu was-was akan keadaan Ranti saat ini.Tapi jelas terlihat bahwa Ranti akan dengan kerasnya pendiriannya yang tak akan menggugurkan kandungannya."Selamat siang, anda memanggil saya, Dok?" Dokter Winda pun telah tiba seperti yang di sampaikan oleh Vina untuk segera menemui Niko.Niko pun mulai tersadar dari pikirannya yang kacau, sambil melihat wajah

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 474

    "Hamil?" Niko terdiam saat menyaksikan sendiri ada janin di rahim istrinya.Dia pun mengingat kembali saat itu Ranti menggodanya dan hal itu pun terjadi sebelum dia berpikir untuk membuat sel telurnya tidak bekerja.Bahkan saat itu tidak hanya satu kaki, namun berkali-kali.Lantas bagaimana ini?"Kamu ngomong apa tadi?" tanya Ranti yang mendengar ucapan Niko.Niko pun kini melihat Ranti dengan pikirannya yang kacau."Niko, aku hamil?" tanya Ranti memastikan, "berarti testpack yang aku gunakan tadi tidak keliru," tambah Ranti.Ranti terus saja tersenyum bahagia membayangkan sebentar lagi anak menjadi seorang ibu.Dia langsung saja memeluk Niko dengan penuh kebahagiaan.Tak tahu harus bagaimana untuk meluapkannya tapi Ranti benar-benar tidak akan pernah bisa melupakan saat ini."Tuh, kan, nggak perlu adopsi anak. Buktinya sekarang aku hamil, artinya kita akan jadi orang tua," Ranti semakin mempererat pelukannya.Begitu larut dalam kebahagiaan yang tak bisa teralihkan sama sekali.Kemud

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 473

    Beberapa hari kemudian.....Ranti menatap alat uji kehamilan di tangannya dengan malas.Entah sudah berapa kali dia menggunakannya demi mengetahui apakah ada janin yang tumbuh di rahimnya atau tidak.Mungkin saja ini sudah testpack yang ke 50.Dan hasilnya masih saja garis satu, sungguh membuatnya merasa sedih.Dia pun akhirnya segera menuju ranjang, hari ini dia sangat malas melakukan hal apapun.Sedangkan Niko sedang berada di rumah sakit.Dan seharusnya Ranti selalu mengantar makan siang untuk suaminya itu, sekaligus akan makan bersama-sama.Tapi dia pun malah tertidur pulas dan lupa untuk mengantarkan makanan siang untuk Niko.Hingga ponselnya pun berdering, tidurnya pun terusik dan dengan rasa malas menjawab panggilan itu."Halo," Ranti tak melihat terlebih dahulu nama siapa yang ada di layar ponselnya.Dia langsung saja menjawabnya."Sayang, kamu sudah di mana?" tanya Niko.Ranti pun baru tersadar jika yang menghubungi dirinya adalah Niko.Kemudian dia melihat jam dinding, dia p

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 472

    Keesokan harinya."Kamu nggak ke kantor?" Ranti melihat Niko tampak santai di atas ranjang sambil memeluk dirinya.Ini tidak biasanya terjadi, karena kebiasaan Niko jika pagi begini pergi bekerja."Aku mau di rumah aja sama kamu," jawab Niko."Kenapa begitu?""Libur untuk satu hari rasanya tidak salah," kata Niko lagi.Ranti pun mengangguk mengerti.Mungkin Niko juga kelelahan dan butuh waktu untuk beristirahat.Mengingat selama ini Niko selalu saja disibukkan dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya."Ranti, bagaikan kalau kita mengadopsi anak."Deg!Jantung Ranti rasanya keluar dari dadanya.Dia begitu shock mendengar pertanyaan Niko barusan.Tunggu dulu.Itu pertanyaan atau pernyataan?Ranti tak pernah berpikir jika Niko akan berkata demikian.Apakah Niko sudah sangat ingin memiliki anak sehingga dia mengatakan demikian."Tapi aku juga bisa hamil, kenapa harus mengadopsi anak?" tanya Ranti yang bingung.Niko pun menutup matanya dia pun segera bangkit dari atas ranjangnya berjalan

DMCA.com Protection Status