Share

Bab 19

Author: Ipak Munthe
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

"Reza."

Nia tidak tahu entah seperti apa ekspresi wajah Dion saat ini ketika dirinya menyebutkan nama tersebut.

Nia pun tidak bisa menerima kenyataan pahit itu sampai detik ini.

Dion mengerutkan dahinya, merasa bingung dengan apa yang dikatakan oleh Nia.

Sejenak, dia menepis pikirannya jika Reza yang dimaksud oleh Nia adalah anak dari Chandra--kakaknya.

Bukankah dunia ini begitu luas? Nama Reza pun tidak hanya dimiliki oleh satu orang saja.

"Tuan, aku tidak pernah berniat untuk menjadikan Anda sebagaimana tumbal. Saya juga tidak ingin menjadikan Anda yang tidak bersalah sebagai Ayah dari anakku ini. Aku pun sadar aku hanya seorang wanita bayaran untuk merawat putri Anda. Jadi, aku tidak pernah berpikir untuk mencari keuntungan, Tuan," jelas Nia lagi.

Perlahan, Nia pun menjelaskan segalanya mulai dari penyebab dirinya mengandung.

Saat kejadian malang itu menimpanya, Nia sudah berusaha untuk menolak. Bahkan melarikan diri, namun siapa sangka ternyata Reza begitu bernafsu padanya.

Meren
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (36)
goodnovel comment avatar
mamah mayang
cerita nya sedih & pilu banget nh.kasihan Nia.
goodnovel comment avatar
Ainil
kesel betul lihat reza ...
goodnovel comment avatar
Andi Anita
tdk seru soalx hrs pake koin terus
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 20

    Dion pun menarik lengan Nia dengan paksa agar Nia keluar dari kamarnya."Tuan, aku mohon." Nia kembali bersimpuh di bawah kaki Dion, berharap dikasihani.Hingga pintu pun terbuka. Dila tampak berdiri di ambang pintu dengan seragam sekolahnya.Matanya membulat karena melihat Nia sedang bersimpuh di bawah kaki Dion.Dila bingung dengan apa yang sedang terjadi, tetapi air mata Nia membuatnya menjadi marah."Pergi dari rumah ini!" perintah Dion yang dapat didengar Dila.Dila pun segera berlari menghampiri Nia, kemudian memeluk Nia.Seketika, keduanya tersadar karena kini ada Dila di antara mereka."Papi marahin Mami, ya?" Dila menatap Dion dengan tajam.Tidak ada ampun bagi siapapun yang menyakiti Nia.Dila yang masih polos dan merasa diberikan kasih sayang penuh oleh Nia, tidak akan membiarkan Nia disakiti--walaupun Dionlah yang menyakitinya."PAPI JAHAT!" teriak Dila sekencang-kencangnya.Melihat wajah Dila yang bersedih, membuat perasaan Dion menjadi kacau. "Biarkan dia pergi dari sin

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 21

    "Huuueekkk!"Dari tadi, Nia terus saja memuntahkan cairan. Kepalanya terasa pusing dengan perut yang tidak nyaman.Sekalipun demikian, Nia tetap berusaha untuk kuat. Dirinya harus terus merawat Dila demi mendapatkan uang untuk pengobatan Farah. Ini adalah kesempatan terakhir yang diberikan Dion setelah kejadian beberapa minggu lalu."Mami, kenapa?" tanya Dila saat melihat wajah pucat Nia.Nia pun menggeleng, kemudian tersenyum pada Dila."Mami masuk angin.""Kata Oma, kalau masuk angin harus pakai minyak angin. Mami," kata Dila memberikan saran."Benarkah?" Nia tersenyum, merasa bahagia jika sudah melihat wajah Dila yang begitu cantik dan sangat pintar.Saat keduanya sedang asik, tiba-tiba pintu kamar Dila pun terbuka. Tampak, Dion berdiri di sana. Seperti biasanya, Dion akan pulang ke rumah setiap siang hari--tentu hanya untuk melihat keadaan Dila dan memastikan apakah Dila sudah makan dan minum obat."Apa anakku sudah makan?" tanya Dion datar.Nia pun mengangguk. Kini, dirinya bena

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 22

    Dari kejauhan, Liana melihat apa yang terjadi. Oleh karenanya, saat itu juga, Liana berusaha menghentikan langkah kaki Nia.Nia pun terkejut setelah melihat siapa yang kini berdiri di hadapannya. Namun, dia tidak ingin berdebat, apa lagi harus mendengarkan hinaan. Nia kemudian berusaha menghindari dengan cara mencari jalan lainnya. Sayangnya, Liana kini justru berpindah ke samping, tepat di mana Nia ingin mencari jalan.Nia pun tidak menyerah. Dia memilih diam dan mencari jalan lainnya.Sayangnya, Liana pun ikut bergeser. Lagi-lagi, berdiri tepat di hadapan Nia. Begitu terus, hingga seterusnya membuat Nia menghentikan usahanya untuk menghindar.Nia pun mencoba untuk menatap wajah Liana--salah satu penyumbang luka terbesar dalam hidupnya."Apa? Berani kamu melihat saya seperti itu?" Liana pun mendorong Nia hingga terdorong beberapa langkah.Raya yang menyaksikannya seketika tersenyum. Dia merasa bahagia melihat apa yang dilakukan mertuanya pada Nia."Maaf, Nyonya. Saya permisi." Nia ke

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 23

    Puas menangis, Nia pun mencuci wajahnya. Dia menatap wajah pucatnya di cermin, kemudian mencepol rambutnya dengan asal.Nia pun kembali melihat bayangan dirinya pada pantulan cermin, menata senyum dengan segala perasaan yang berkecamuk di dada."Kamu kuat Nia, kamu wanita hebat!" Nia menyemangati dirinya sendiri sebab tidak ada tempatnya untuk bersandar selain dinding dan air mata untuk meringankan beban di hati.Setelah perasaannya lebih baik, Nia pun keluar dari kamar mandi. Tak disangka, ternyata sudah satu jam Nia menangis di dalam kamar mandi. Dia baru menyadari itu setelah melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 16:00.Kemudian, Nia melihat Dila yang masih tertidur pulas dengan memeluk boneka beruang berwarna putih kesayangannya.Nia pun memutuskan untuk mempersiapkan air hangat dan juga pakaian bersih untuk Dion.Benar saja, tidak lama kemudian Dion kembali. Nia bernapas lega karena hampir saja telat mempersiapkan semua itu.Saat Dion sudah masuk, Nia pun memutuskan untuk

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 24

    Usia kandungan Nia sudah memasuki tujuh Bulan. Perutnya pun tampak membuncit membuatnya kesulitan untuk bergerak bebas seperti biasanya.Hari-hari Nia hanya dipenuhi dengan bekerja dan begitu seterusnya.Bahkan, sampai saat ini hanya memeriksa kandungannya dua kali saja. Pertama sebelum ketahuan Dion dan beberapa bulan lalu. Itu pun karena sakit dan harus meminum obat.Nia harus tetap sehat agar bisa bekerja seperti biasanya dalam menjalankan setiap tugasnya--merawat Dila.Jangan tanyakan soal susu kehamilan, buah-buahan, atau vitamin. Bahkan, makanan yang menjadi keharusan untuk perkembangan janin, tidak bisa ia konsumsi.Waktunya beristirahat saja tidak ada, kecuali saat malam tiba. Itu pun sering kali terlelap dalam rasa lelah yang luar biasa.Hanya saja Nia tak pernah berpikir untuk menggugurkan janinnya. Dirinya memang tidak bisa menerima kenyataan malang yang menimpanya.Tapi, tidak juga mengadili janin yang tidak bersalah itu.Sayangnya, untuk hari ini, Nia tampak menahan saki

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 25

    "Reza! Tolong aku! Aku mohon." Nia semakin merasa kesakitan, hanya Reza yang kini dapat menolongnya. Namun, melihat Reza masih diam saja, Nia memutar otak. "Baiklah, jika kamu menolongku bukan karena anak ini adalah anakmu. Minimal, tolong aku karena aku sahabatmu. Jika tidak karena sahabat, maka tolong aku sebagai rasa kemanusiaan saja. Aku mohon!" Nia sudah tak dapat lagi menahan sakitnya. Belum lagi, darah yang terus mengalir begitu saja.Reza ingin tertawa mendengar perkataan Nia, menurutnya nitu hanya lelucon yang tak berguna.Menolong Nia? Tidak akan mungkin!"Aku tidak perduli sama sekali, sekalipun kau mati!" Deg!Inilah ternyata Reza yang sebenarnya. Lelaki yang pernah membuatnya jatuh hati dan selalu ditolongnya saat dalam luka.Mata Nia terbuka lebar, hatinya pun tidak lagi berharap untuk bisa berteman seperti awal, bau itu Reza maupun Raya.Di sini, di saat ini Nia sudah tahu seperti apa kedua sahabatnya."Kau memang iblis, lelaki bejat yang tidak tahu apa itu tanggung

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 26

    Dion terdiam sejenak, kemudian menatap seorang wanita dari balkon kamarnya.Nia tengah menahan sakit, berjalan dengan tubuh terseret-seret demi membawa dirinya.Dion pun mengambil ponselnya, meminta supirnya untuk mengantarkan Nia menuju rumah sakit.Ingin sekali dirinya egois karena merasa tertipu oleh Nia yang ternyata sedang mengandung benih dari seorang pria lainnya. Akan tetapi, rasa kemanusiaannya terlalu besar hingga tidak bisa melihat saja apa yang tengah dirasakan oleh Nia.Dion pun duduk diam, memikirkan apa yang dilihatnya barusan. Memikirkan apa yang dikatakan oleh Nia pada Reza, dan melihat reaksi Reza saat itu.Walaupun malam pun semakin larut, Dion masih saja terjaga karena pikirannya. Dia duduk dalam diam, hingga akhirnya terlelap dalam duduknya. Bahkan, dia masih mengenakan kemejanya semalam."Papi!" seru Dila.Dila berlari menuju kamar Dion, menangis kencang hingga membuat Dion pun terjaga.Sesaat kemudian, Dion sadar ternyata hari sudah pagi. Matahari yang bersinar

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 27

    Tubuh Nia masih terbaring lemah, setelah pendaratan hebat semalam membuatnya menjadi hampir kehilangan nyawa.Tapi beruntung nasib baik masih berpihak padanya, dengan bantuan seorang supir yang bekerja di rumah Dion kini Nia sudah melahirkan seorang bayi laki-laki.Bayi itu lahir dengan berat badan tidak normal, selain karena lahir sebelum waktunya, juga karena Nia kekurangan gizi.Terlalu lelah dan juga terlalu stress semakin memperparah kondisi janin di rahimnya, bahkan kesehatan Nia juga tidak baik-baik saja.Ternyata terlalu banyak bergerak berlebihan juga membuatnya kelelahan."Gimana keadaan kamu?" Tanya Asih, seorang pembantu yang dari semalam terus menjaga Nia sesuai dengan perintah Dion.Hanya saja Dion tidak ingin Nia atau siapapun tahu bahwa dirinya yang memerintahkan supir dan Asih yang tak lain adalah seorang pembantu di rumah Dion yang menolong Nia.Dion masih terlalu kecewa pada kehamilan Nia dengan laki-laki lain, sedangkan dirinya yang menikahi. Sungguh kehamilan Nia m

Pinakabagong kabanata

  • Istri Lugu Presdir Dingin   TAMAT

    Satu Pesan dari Ibu[Kau tidak pulang? Jika tidak, Adinda akan menggantikan posisimu sebagai Presiden Direktur!] Membaca itu, Dimas segera mencengkram ponsel di tangannya.Sesaat kemudian ponsel itupun melayang dan berakhir hancur di lantai.Jika sebelumnya Laras mengancam akan menyumbangkan semua kekayaanya pada panti asuhan, maka kini Laras malah lebih gila lagi! Ibunya itu sampai mengatakan Adinda yang akan menggantikan posisinya.Ini gila!Dimas tidak habis pikir kenapa bisa Laras melakukan ini padanya.Dan jika Adinda yang menggantikan posisinya, itu akan jauh lebih membuatnya terhina di hadapan wanita jalang itu.Jelas tidak bisa dibiarkan!"Pak Presdir, Ibu Laras ingin berbicara," kata Gilang sambil memberikan ponsel di tangannya pada Dimas.Tentunya karena ponsel Dimas tak lagi bisa terhubung sebab sudah hancur berantakan di lantai."Katakan padanya saya akan pulang!" Dimas tak menerima ponsel yang diarahkan padanya.Dia menyambar jasnya dan langsung pergi.Jika bukan karen

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 479

    Setiap kisah dan waktu yang sudah terlewati tak akan bisa diulang kembali.Namun, semua kisah itu seakan lekat dalam ingatan tanpa bisa untuk terlupakan oleh ingatan.Aku Nia putri, menjalin kisah dengan takdir yang kujalani.Harapan ku hanya satu, bisa mendapatkan suatu harapan untuk bisa membuat ibu ku terus bersama ku setelah aku kehilangan ayah ku.Namun, siapa sangka bonus dari semua perjuangkan ku justru hal yang tak terduga.Justru kebahagiaan itu menghampiri ku.Dion seorang pria duda dengan satu anak dan usianya jauh lebih tua dari ku.Kami menjalin hubungan yang rumit karena sebuah alasan yang kuat namun penuh dengan air mata.Tujuan saling menguntungkan malah berakhir dengan saling mendapatkan kenyamanan.Tapi aku katakan aku bahagia.Awal kisah yang ku alami malah membawaku padanya.Meskipun banyak yang tidak aku inginkan dalam kisah ini.Tapi tetap saja aku tidak bisa bisa menolak takdir ku yang rumit itu.Terlepas dari itu semua aku adalah wanita penuh dengan kesalahan y

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 478

    Di tempat lainnya ada juga yang sedang berbahagia.Raya kembali melahirkan seorang anak laki-laki Dan kini anak itu diberi nama 'Raza' perpaduan antara nama Raya dan Reza.Itu adalah saran nama dari Dion.Reza dan Raya pun setuju saja."Itu nama dari, Opa Dion," kata Reza sambil tersenyum pada bayinya."Benar, dan ini adalah, Oma," Raya pun menunjuk Nia.Nia pun tersenyum karena merasa lucu, tapi bagaimana pun juga itu memang benar dan tidak masalah juga menjadi Oma diusia yang masih muda ini."Aduh, cucu Oma," Nia pun menggendong bayi lucu itu.Dia melihat wajah anak itu yang sangat mirip dengan Reza.Bahkan sedikit mirip dengan Zaki."Nia, berikan pada, Opanya," Dion pun menunjuk ke arah Chandra.Chandra pun tersenyum karena kini sudah memiliki seorang cucu."Bagaimana kalau berikan pada, Oma Kiara," celetuk Nia.Kiara yang dari tadi hanya diam pun seketika terkejut mendengar ucapan Nia."Ibu Nia, saya masih ting-ting. Saya masih mahasiswa, saya masih kecil, saya dipanggil, Kak Kia

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 477

    Beberapa bulan kemudian...Niko dan Ranti menyambut bahagia saat kelahiran putra mereka yang diberi nama 'Fatih Niko Adiguna'Sesuai dengan keinginan Niko, mereka hanya memiliki satu orang anak saja.Niko tidak ingin serakah, dia sudah merasa cukup dengan kehadiran seorang anak laki-laki untuk menjadi pewarisnya.Terlebih lagi tidak ingin melihat Ranti harus berada dalam sebuah keadaan yang menegangkan.Dia tak mau mengambil resiko.Meskipun keadaan rahim Ranti masih memungkinkan untuk mengandung lagi.Dia sangat mencintai istrinya dalam keadaan apapun.Menurutnya memiliki anak adalah sebuah hadiah.Tapi memiliki Ranti adalah anugerah.Jadi, dia sudah sangat bahagia dengan satu putra saja.Selebihnya dia menganggap anak Barra juga anaknya.Apa lagi Barra memiliki 3 orang anak, membuat Niko merasa anaknya sudah memiliki Kakak walaupun hanya sepupu saja."Wajahnya lebih mirip, Mama," kata Ranti.Dia pun melihat wajah Mama mertuanya dan lagi-lagi melihat wajah putranya.Putra kecil yang

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 476

    "Dokter Niko, lihat ini," Adam menunjuk layar monitor.Saat itu Niko pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh Dokter Adam.Tapi Niko yang sedang tidak baik-baik saja tidak mengerti."Ada apa?" tanya Niko.Bodoh?Ya, Niko akan sangat bodoh jika sudah menyangkut tentang Ranti.Begitu juga dengan saat ini.Bahkan dia sendiri tidak dapat berpikir jernih, padahal Dokter Adam sudah menunjukkan dengan jelas.Namun, Niko masih bertanya.Dia butuh jawaban, sekaligus penjelasan yang pasti.Jangan memintanya untuk menyimpulkan sendiri, dia tidak bisa.Otaknya sedang sulit untuk bisa berpikir jernih."Tidak ada masalah dengan rahim istri anda, janinnya juga sudah berada di dalam rahim," terang Dokter Adam.Niko pun terkejut mendengarnya dia pun segera mendekat dan melihat dengan jelas."Ini keajaiban, Dokter Niko. Lihat ini," Dokter Adam pun kembali memperlihatkan bagian lainya, rasanya pemeriksaan sebelumnya dan saat ini jauh lebih baik."Apakah ini mungkin?" tanya Niko yang belum percaya."Iya, i

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 475

    "Aku pun akan mati, jika kamu mati," tambah Niko lagi.Ranti terdiam mendengar ucapan suaminya itu."Tapi aku akan tetap mempertahankan anak ku," kata Ranti dengan penuh keyakinan.Siapa pun ibu tak akan tega membunuh anaknya, begitu juga dengan Ranti."Vina, panggil, Dokter Winda!" pinta Niko.Untuk kaki ini dia tak bisa lagi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.Dia tidak memiliki keberanian untuk mengetahui keadaan Ranti saat ini.Dia butuh bantuan dokter lain untuk bisa membantunya, sedangkan Dokter Winda adalah dokter senior yang sudah banyak menangani pasien dan Niko sudah tak tahu dengan kehebatannya.Meskipun perasannya begitu was-was akan keadaan Ranti saat ini.Tapi jelas terlihat bahwa Ranti akan dengan kerasnya pendiriannya yang tak akan menggugurkan kandungannya."Selamat siang, anda memanggil saya, Dok?" Dokter Winda pun telah tiba seperti yang di sampaikan oleh Vina untuk segera menemui Niko.Niko pun mulai tersadar dari pikirannya yang kacau, sambil melihat wajah

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 474

    "Hamil?" Niko terdiam saat menyaksikan sendiri ada janin di rahim istrinya.Dia pun mengingat kembali saat itu Ranti menggodanya dan hal itu pun terjadi sebelum dia berpikir untuk membuat sel telurnya tidak bekerja.Bahkan saat itu tidak hanya satu kaki, namun berkali-kali.Lantas bagaimana ini?"Kamu ngomong apa tadi?" tanya Ranti yang mendengar ucapan Niko.Niko pun kini melihat Ranti dengan pikirannya yang kacau."Niko, aku hamil?" tanya Ranti memastikan, "berarti testpack yang aku gunakan tadi tidak keliru," tambah Ranti.Ranti terus saja tersenyum bahagia membayangkan sebentar lagi anak menjadi seorang ibu.Dia langsung saja memeluk Niko dengan penuh kebahagiaan.Tak tahu harus bagaimana untuk meluapkannya tapi Ranti benar-benar tidak akan pernah bisa melupakan saat ini."Tuh, kan, nggak perlu adopsi anak. Buktinya sekarang aku hamil, artinya kita akan jadi orang tua," Ranti semakin mempererat pelukannya.Begitu larut dalam kebahagiaan yang tak bisa teralihkan sama sekali.Kemud

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 473

    Beberapa hari kemudian.....Ranti menatap alat uji kehamilan di tangannya dengan malas.Entah sudah berapa kali dia menggunakannya demi mengetahui apakah ada janin yang tumbuh di rahimnya atau tidak.Mungkin saja ini sudah testpack yang ke 50.Dan hasilnya masih saja garis satu, sungguh membuatnya merasa sedih.Dia pun akhirnya segera menuju ranjang, hari ini dia sangat malas melakukan hal apapun.Sedangkan Niko sedang berada di rumah sakit.Dan seharusnya Ranti selalu mengantar makan siang untuk suaminya itu, sekaligus akan makan bersama-sama.Tapi dia pun malah tertidur pulas dan lupa untuk mengantarkan makanan siang untuk Niko.Hingga ponselnya pun berdering, tidurnya pun terusik dan dengan rasa malas menjawab panggilan itu."Halo," Ranti tak melihat terlebih dahulu nama siapa yang ada di layar ponselnya.Dia langsung saja menjawabnya."Sayang, kamu sudah di mana?" tanya Niko.Ranti pun baru tersadar jika yang menghubungi dirinya adalah Niko.Kemudian dia melihat jam dinding, dia p

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 472

    Keesokan harinya."Kamu nggak ke kantor?" Ranti melihat Niko tampak santai di atas ranjang sambil memeluk dirinya.Ini tidak biasanya terjadi, karena kebiasaan Niko jika pagi begini pergi bekerja."Aku mau di rumah aja sama kamu," jawab Niko."Kenapa begitu?""Libur untuk satu hari rasanya tidak salah," kata Niko lagi.Ranti pun mengangguk mengerti.Mungkin Niko juga kelelahan dan butuh waktu untuk beristirahat.Mengingat selama ini Niko selalu saja disibukkan dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya."Ranti, bagaikan kalau kita mengadopsi anak."Deg!Jantung Ranti rasanya keluar dari dadanya.Dia begitu shock mendengar pertanyaan Niko barusan.Tunggu dulu.Itu pertanyaan atau pernyataan?Ranti tak pernah berpikir jika Niko akan berkata demikian.Apakah Niko sudah sangat ingin memiliki anak sehingga dia mengatakan demikian."Tapi aku juga bisa hamil, kenapa harus mengadopsi anak?" tanya Ranti yang bingung.Niko pun menutup matanya dia pun segera bangkit dari atas ranjangnya berjalan

DMCA.com Protection Status