Share

Bab 179

Author: Ipak Munthe
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Bentar, Mas. Ponsel, Nia bunyi terus."

Nia pun segera turun dari ranjang membuat Dion merasa kecewa.

Siapa pun yang menghubungi istrinya tersebut sungguh membuatnya merasa kesal, sumpah serapah pun tak dapat tertahankan lagi.

Sesaat setelah selesai berbicara dengan seseorang dari balik sambungan telepon, Nia pun kembali melihat Dion yang mendudukkan tubuhnya di atas ranjang.

Entah apa yang dipikirkan oleh Dion di sana, Nia tak tahu dan tak juga bertanya.

"Mas, Nia ke toko sebentar, ya. Katanya ada sedikit masalah."

Dion pun ikut turun dari ranjang, kemudian berdiri di hadapan Nia.

"Masalah apa?"

"Katanya, kue pesanan yang dikirim pagi tadi busuk semua. Padahal itu tidak mungkin, kan kuenya baru di buat. Terus, dia minta bertemu langsung sama Nia."

"Mas, antar kalau begitu."

Nia pun mengangguk, keduanya pun segera pergi.

Berpegangan tangan dengan saling menggenggam erat, seiring langkah kaki yang melangkah beriringan pula.

Hingga tiba-tiba saja langkah kaki keduanya terhenti, karena s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Nita Sinaga
alur ceritanya bagus
goodnovel comment avatar
Tiah Sutiah
bagus Dion
goodnovel comment avatar
Sarwa Usumi Abimanyu
tambah lagi tor banusnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 180

    "Mas, udahlah," Nia pun menggosok lengan Dion, dirinya sedang tak ingin ada masalah.Ini adalah saat-saat yang membahagiakan kenapa harus merusaknya bukan?"CK!""Lagian juga dia nggak merugikan, Mas juga, 'kan?""Rugi dong, Mbak. Soalnya, tadi pas wanita itu awal datang marah-marah. Dan, semua pelanggan yang sedang memilih kue pada pulang," kata Dewi.Seorang karyawati baru Nia.Nia pun terdiam mendengarkan apa yang dikatakan oleh wanita tersebut."Apa begitu?" "Iya, Mbak. Soalnya dia tadi ngamuk-ngamuk minta orang-orang buat nggak beli kue di toko kita.""Ya sudah, tidak apa. Lagian juga dia udah takut tadi, dia nggak akan berani kembali ke sini lagi pastinya," kata Nia dengan yakin, "ayo tutup saja tokonya, ini sudah sore. Kalian juga butuh istirahat."Kemudian Nia pun kembali melihat suaminya, Dion masih tampak cemberut karena Nia tak menyetujui apa yang diinginkan oleh Dion.Yaitu memberikan sebuah hukuman pada wanita tadi."Mas," Nia pun memeluk lengan Dion, berharap bisa meray

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 181

    Tatapan mata Reza tertuju pada seseorang yang sedang asik menyirami tanaman di bawah sana, awalnya dia hanya ingin membuka gorden untuk menikmati pagi yang indah ini.Namun, siapa sangka ternyata ada yang jauh lebih indah yang tampak di pandangan matanya.Yaitu seorang wanita yang pernah memohon untuk sebuah tanggung jawab pada beberapa bulan lalu.Nia.Sudah dua hari berlalu, Nia tampak begitu menikmati kehidupannya.Di rumah milik keluarga Dion yang kini menjadi tempat tinggalnya.Perhatian Dion pun mampu membuatnya semakin merasa di cintai.Mungkin luka yang dulu benar-benar sudah menepi, berganti dengan kebahagiaan yang siap menghiasi kehidupan sehari-hari."Kenapa kamu mengerjakan semua ini?" Dion langsung saja memeluknya dari belakang, rasa cinta itu seakan semakin menggebu setiap harinya.Ada apa?Entahlah, tapi pada kenyataannya tidak bisa berjauhan walaupun hanya sekejap saja.Buktinya saat ini pun Dion langsung mencari keberadaan Nia, itu karena saat bangun dari tidurnya tak

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 182

    Berpelukan dengan eratnya seakan tak ingin saling melepas baik Nia maupun Reza.Teriknya matahari yang mulai menyinari bumi tak mampu untuk membendung segalanya.Sungguh ini adalah hal yang teramat sangat tidak ingin terlewatkan dengan begitu saja.Reza tak menyangka jika Nia mau menerimanya kembali, meskipun pernah ada selisih di antara mereka berdua.Namun, sisa-sisa penyesalan yang tersisa mampu membuat Reza terus berusaha untuk bisa bersatu dengan Nia.Bertambah lagi ada seorang putra yang diberi nama Zaki.Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka berdua.Tidak ada perjuangan yang sia-sia, begitu pun dengan apa yang dilakukan oleh seorang Reza demi memperjuangkan Nia.Seseorang yang pernah menaruh hati padanya, dan Reza pun kini sudah menaruh hati yang begitu dalam."Reza!" terdengar suara seseorang yang memanggil nama suaminya itu.Dia adalah Raya.Sejak tadi Raya terus saja memanggil Reza. Jarak dirinya dan suaminya itu tidak terlalu jauh, namun entah apa sebabnya Reza tak mende

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 183

    Nia pun terdiam saat matanya tanpa sengaja melihat seseorang yang juga melihat ke arah dirinya dan juga Dion.Reza yang keluar dari rumah, berniat ingin mengendarai mobilnya dan pergi.Demi menghindar dari Raya, juga karena tak ingin larut dalam perasaan yang begitu membuatnya hampir mati.Entah mengapa tiba-tiba saja dirinya terus memikirkan tentang Nia, bahkan hari-hari mereka saat masih menjadi teman baik dahulunya.Ini sungguh menyiksa, membuatnya semakin yakin untuk pergi sejenak menenangkan perasaan.Namun, mendadak saat berada di teras langkah kakinya pun terhenti.Melihat sepasang suami istri yang masih asik bermain air di sana.Tatapan matanya benar-benar tak bisa beralih ke arah yang lainnya.Ingin sekali Reza menggantikan posisi Dion di sana, menjadi seorang lelaki yang membuat Nia tersenyum.Namun, mengapa tidak bisa demikian. Justru perasaan ini muncul setelah Nia memiliki suami.Hingga akhirnya Dion pun menyadari arah tatapan mata Nia.Kemudian Dion pun menjatuhkan selan

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 184

    Makan malam bersama keluarga seharusnya adalah hal yang teramat sangat dinantikan, namun sepertinya itu tidak berlaku untuk semua keluarga.Seperti saat ini Nia merasa tidak nyaman untuk makan satu meja dengan Reza dan juga Liana. Bertambah lagi Raya yang sangat tidak suka padanya.Sungguh sangat luar biasa, karena sahabat baik yang dulu terjalin kini hanya tersisa kenangan semata.Namun ini pun terjadi di luar akal sehat, andai saja dari awal tahu akhirnya akan menjadi musuh.Lebih baik Nia tak berteman dengan dua orang itu."Ya ampun, mendadak nafsu makan aku hilang begitu saja," Liana pun bangkit dari duduknya dan memilih untuk segera pergi.Sungguh dirinya tak bisa untuk diam dan berpura-pura menikmati makan malamnya, karena Nia benar-benar orang yang membuatnya menjadi muak.Belum lagi ucapan Dion pagi tadi, dimana dengan jelas mengatakan untuk memintanya pergi dan mempertahankan Nia.Dimana harga dirinya?Ini semua karena wanita yang bernama Nia itu, entah apa kelebihannya sehin

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 185

    Sedangkan Chandra Winata pun tampak begitu kesal pada sikap istrinya, dia benar-benar merasa tidak nyaman untuk ucapan Dion saat makan malam barusan.Sesaat setelah menutup pintu kamar Chandra pun melihat Liana yang tengah duduk di kursi meja riasnya."Enak ya, Pa. Makan malamnya bareng adik Ipar," kata Liana yang menyindir suaminya.Karena suaminya itu menyelesaikan makan malamnya dengan baik."Ma, sudahlah. Lagi pula Nia tidak menikah dengan Reza, dia menikah dengan Dion. Tidak ada hubungannya dengan kita," kata Chandra Winata.Liana pun bangkit dari duduknya, tak lupa meletakkan peralatan kecantikan di tangannya.Dirinya sedang berada di depan cermin, namun malah dinasehati oleh suaminya dan itu tentang Nia.Membuatnya benar-benar merasa tidak berharga sama sekali."Kenapa sekarang Papa juga berpihak pada wanita kotor itu?"Tatapan mata Liana tampak berapi-api, tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh suaminya."Ma, Papa. Nggak berpihak sama dia. Hanya saja, sekarang apa yang ha

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 186

    "Mungkin, dia pikir aku takut. Semakin kesini wanita itu semakin tidak tahu diri. Jika suami ku tidak berani untuk melempar wanita itu dari rumah ini. Maka, aku sendiri yang melemparnya. Bahkan, sekalipun di hadapan suaminya!"Liana pun segera menuju kamar Nia, menemui wanita itu malam ini juga.Dirinya benar-benar tidak bisa menahan lagi, bagaimana pun caranya wanita itu harus diselesaikan.Karena suaminya sendiri pun tak bisa melakukan apapun.Bahkan sampai membentaknya, bagaimana mungkin Liana bisa diam dengan begitu saja.Tidak.Harga dirinya akan semakin jatuh jika hanya diam saja.Sedangkan Nia yang pun keluar dari kamar, dia menuju kamar Dila.Memastikan apakan putri sambungkan itu sudah tidur dan minum obat, kemudian setelah itu berniat untuk melihat Ibunya yang tentunya bersama dengan anaknya Zaki.Namun, saat akan membuka pintu kamar Dila, Nia pun mendengar suara.Ternyata Liana yang tampak berjalan ke arahnya dengan wajahnya yang tampak begitu serius."Nia!"Nia pun terdiam

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 187

    "Dila, pergi ke kamar, Mbak Asih!" kata Dion."Dila, mau sama, Mami," Dila menolak dengan cepat, sebab dirinya hanya ingin bersama dengan Nia.Apa lagi kekasaran yang di lihatnya cukup membuatnya merasa takut."Nanti, Mami menyusul," kata Dion lagi.Dila pun tampak menatap Nia, mungkin bocah itu sedang mempertimbangkan apa yang diperintahkan oleh Dion."Dila, nurut sama Papi, ya," Nia pun mengelus kepala Dila.Hingga akhirnya bocah itupun mengangguk dan tersenyum, kemudian segera menuju kamar Asih.Sejenak semuanya terdiam, sambil memikirkan sesuatu yang akan terjadi selanjutnya.Karena, Liana pun ingin sekali mengakhiri semuanya.Yaitu melempar Nia untuk keluar dari rumah tersebut.Dia juga ingin membuktikan bahwa tidak ada yang dia lakukan sama sekali di rumah tersebut, sekalipun suaminya ataupun mungkin Dion sendiri yang tampak begitu ditakuti oleh suaminya."Tampar kembali wajah wanita itu!" titah Dion.Degh!Siapa pun yang mendengar apa yang dikatakan oleh Dion tentunya akan sanga

Latest chapter

  • Istri Lugu Presdir Dingin   TAMAT

    Satu Pesan dari Ibu[Kau tidak pulang? Jika tidak, Adinda akan menggantikan posisimu sebagai Presiden Direktur!] Membaca itu, Dimas segera mencengkram ponsel di tangannya.Sesaat kemudian ponsel itupun melayang dan berakhir hancur di lantai.Jika sebelumnya Laras mengancam akan menyumbangkan semua kekayaanya pada panti asuhan, maka kini Laras malah lebih gila lagi! Ibunya itu sampai mengatakan Adinda yang akan menggantikan posisinya.Ini gila!Dimas tidak habis pikir kenapa bisa Laras melakukan ini padanya.Dan jika Adinda yang menggantikan posisinya, itu akan jauh lebih membuatnya terhina di hadapan wanita jalang itu.Jelas tidak bisa dibiarkan!"Pak Presdir, Ibu Laras ingin berbicara," kata Gilang sambil memberikan ponsel di tangannya pada Dimas.Tentunya karena ponsel Dimas tak lagi bisa terhubung sebab sudah hancur berantakan di lantai."Katakan padanya saya akan pulang!" Dimas tak menerima ponsel yang diarahkan padanya.Dia menyambar jasnya dan langsung pergi.Jika bukan karen

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 479

    Setiap kisah dan waktu yang sudah terlewati tak akan bisa diulang kembali.Namun, semua kisah itu seakan lekat dalam ingatan tanpa bisa untuk terlupakan oleh ingatan.Aku Nia putri, menjalin kisah dengan takdir yang kujalani.Harapan ku hanya satu, bisa mendapatkan suatu harapan untuk bisa membuat ibu ku terus bersama ku setelah aku kehilangan ayah ku.Namun, siapa sangka bonus dari semua perjuangkan ku justru hal yang tak terduga.Justru kebahagiaan itu menghampiri ku.Dion seorang pria duda dengan satu anak dan usianya jauh lebih tua dari ku.Kami menjalin hubungan yang rumit karena sebuah alasan yang kuat namun penuh dengan air mata.Tujuan saling menguntungkan malah berakhir dengan saling mendapatkan kenyamanan.Tapi aku katakan aku bahagia.Awal kisah yang ku alami malah membawaku padanya.Meskipun banyak yang tidak aku inginkan dalam kisah ini.Tapi tetap saja aku tidak bisa bisa menolak takdir ku yang rumit itu.Terlepas dari itu semua aku adalah wanita penuh dengan kesalahan y

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 478

    Di tempat lainnya ada juga yang sedang berbahagia.Raya kembali melahirkan seorang anak laki-laki Dan kini anak itu diberi nama 'Raza' perpaduan antara nama Raya dan Reza.Itu adalah saran nama dari Dion.Reza dan Raya pun setuju saja."Itu nama dari, Opa Dion," kata Reza sambil tersenyum pada bayinya."Benar, dan ini adalah, Oma," Raya pun menunjuk Nia.Nia pun tersenyum karena merasa lucu, tapi bagaimana pun juga itu memang benar dan tidak masalah juga menjadi Oma diusia yang masih muda ini."Aduh, cucu Oma," Nia pun menggendong bayi lucu itu.Dia melihat wajah anak itu yang sangat mirip dengan Reza.Bahkan sedikit mirip dengan Zaki."Nia, berikan pada, Opanya," Dion pun menunjuk ke arah Chandra.Chandra pun tersenyum karena kini sudah memiliki seorang cucu."Bagaimana kalau berikan pada, Oma Kiara," celetuk Nia.Kiara yang dari tadi hanya diam pun seketika terkejut mendengar ucapan Nia."Ibu Nia, saya masih ting-ting. Saya masih mahasiswa, saya masih kecil, saya dipanggil, Kak Kia

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 477

    Beberapa bulan kemudian...Niko dan Ranti menyambut bahagia saat kelahiran putra mereka yang diberi nama 'Fatih Niko Adiguna'Sesuai dengan keinginan Niko, mereka hanya memiliki satu orang anak saja.Niko tidak ingin serakah, dia sudah merasa cukup dengan kehadiran seorang anak laki-laki untuk menjadi pewarisnya.Terlebih lagi tidak ingin melihat Ranti harus berada dalam sebuah keadaan yang menegangkan.Dia tak mau mengambil resiko.Meskipun keadaan rahim Ranti masih memungkinkan untuk mengandung lagi.Dia sangat mencintai istrinya dalam keadaan apapun.Menurutnya memiliki anak adalah sebuah hadiah.Tapi memiliki Ranti adalah anugerah.Jadi, dia sudah sangat bahagia dengan satu putra saja.Selebihnya dia menganggap anak Barra juga anaknya.Apa lagi Barra memiliki 3 orang anak, membuat Niko merasa anaknya sudah memiliki Kakak walaupun hanya sepupu saja."Wajahnya lebih mirip, Mama," kata Ranti.Dia pun melihat wajah Mama mertuanya dan lagi-lagi melihat wajah putranya.Putra kecil yang

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 476

    "Dokter Niko, lihat ini," Adam menunjuk layar monitor.Saat itu Niko pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh Dokter Adam.Tapi Niko yang sedang tidak baik-baik saja tidak mengerti."Ada apa?" tanya Niko.Bodoh?Ya, Niko akan sangat bodoh jika sudah menyangkut tentang Ranti.Begitu juga dengan saat ini.Bahkan dia sendiri tidak dapat berpikir jernih, padahal Dokter Adam sudah menunjukkan dengan jelas.Namun, Niko masih bertanya.Dia butuh jawaban, sekaligus penjelasan yang pasti.Jangan memintanya untuk menyimpulkan sendiri, dia tidak bisa.Otaknya sedang sulit untuk bisa berpikir jernih."Tidak ada masalah dengan rahim istri anda, janinnya juga sudah berada di dalam rahim," terang Dokter Adam.Niko pun terkejut mendengarnya dia pun segera mendekat dan melihat dengan jelas."Ini keajaiban, Dokter Niko. Lihat ini," Dokter Adam pun kembali memperlihatkan bagian lainya, rasanya pemeriksaan sebelumnya dan saat ini jauh lebih baik."Apakah ini mungkin?" tanya Niko yang belum percaya."Iya, i

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 475

    "Aku pun akan mati, jika kamu mati," tambah Niko lagi.Ranti terdiam mendengar ucapan suaminya itu."Tapi aku akan tetap mempertahankan anak ku," kata Ranti dengan penuh keyakinan.Siapa pun ibu tak akan tega membunuh anaknya, begitu juga dengan Ranti."Vina, panggil, Dokter Winda!" pinta Niko.Untuk kaki ini dia tak bisa lagi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.Dia tidak memiliki keberanian untuk mengetahui keadaan Ranti saat ini.Dia butuh bantuan dokter lain untuk bisa membantunya, sedangkan Dokter Winda adalah dokter senior yang sudah banyak menangani pasien dan Niko sudah tak tahu dengan kehebatannya.Meskipun perasannya begitu was-was akan keadaan Ranti saat ini.Tapi jelas terlihat bahwa Ranti akan dengan kerasnya pendiriannya yang tak akan menggugurkan kandungannya."Selamat siang, anda memanggil saya, Dok?" Dokter Winda pun telah tiba seperti yang di sampaikan oleh Vina untuk segera menemui Niko.Niko pun mulai tersadar dari pikirannya yang kacau, sambil melihat wajah

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 474

    "Hamil?" Niko terdiam saat menyaksikan sendiri ada janin di rahim istrinya.Dia pun mengingat kembali saat itu Ranti menggodanya dan hal itu pun terjadi sebelum dia berpikir untuk membuat sel telurnya tidak bekerja.Bahkan saat itu tidak hanya satu kaki, namun berkali-kali.Lantas bagaimana ini?"Kamu ngomong apa tadi?" tanya Ranti yang mendengar ucapan Niko.Niko pun kini melihat Ranti dengan pikirannya yang kacau."Niko, aku hamil?" tanya Ranti memastikan, "berarti testpack yang aku gunakan tadi tidak keliru," tambah Ranti.Ranti terus saja tersenyum bahagia membayangkan sebentar lagi anak menjadi seorang ibu.Dia langsung saja memeluk Niko dengan penuh kebahagiaan.Tak tahu harus bagaimana untuk meluapkannya tapi Ranti benar-benar tidak akan pernah bisa melupakan saat ini."Tuh, kan, nggak perlu adopsi anak. Buktinya sekarang aku hamil, artinya kita akan jadi orang tua," Ranti semakin mempererat pelukannya.Begitu larut dalam kebahagiaan yang tak bisa teralihkan sama sekali.Kemud

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 473

    Beberapa hari kemudian.....Ranti menatap alat uji kehamilan di tangannya dengan malas.Entah sudah berapa kali dia menggunakannya demi mengetahui apakah ada janin yang tumbuh di rahimnya atau tidak.Mungkin saja ini sudah testpack yang ke 50.Dan hasilnya masih saja garis satu, sungguh membuatnya merasa sedih.Dia pun akhirnya segera menuju ranjang, hari ini dia sangat malas melakukan hal apapun.Sedangkan Niko sedang berada di rumah sakit.Dan seharusnya Ranti selalu mengantar makan siang untuk suaminya itu, sekaligus akan makan bersama-sama.Tapi dia pun malah tertidur pulas dan lupa untuk mengantarkan makanan siang untuk Niko.Hingga ponselnya pun berdering, tidurnya pun terusik dan dengan rasa malas menjawab panggilan itu."Halo," Ranti tak melihat terlebih dahulu nama siapa yang ada di layar ponselnya.Dia langsung saja menjawabnya."Sayang, kamu sudah di mana?" tanya Niko.Ranti pun baru tersadar jika yang menghubungi dirinya adalah Niko.Kemudian dia melihat jam dinding, dia p

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 472

    Keesokan harinya."Kamu nggak ke kantor?" Ranti melihat Niko tampak santai di atas ranjang sambil memeluk dirinya.Ini tidak biasanya terjadi, karena kebiasaan Niko jika pagi begini pergi bekerja."Aku mau di rumah aja sama kamu," jawab Niko."Kenapa begitu?""Libur untuk satu hari rasanya tidak salah," kata Niko lagi.Ranti pun mengangguk mengerti.Mungkin Niko juga kelelahan dan butuh waktu untuk beristirahat.Mengingat selama ini Niko selalu saja disibukkan dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya."Ranti, bagaikan kalau kita mengadopsi anak."Deg!Jantung Ranti rasanya keluar dari dadanya.Dia begitu shock mendengar pertanyaan Niko barusan.Tunggu dulu.Itu pertanyaan atau pernyataan?Ranti tak pernah berpikir jika Niko akan berkata demikian.Apakah Niko sudah sangat ingin memiliki anak sehingga dia mengatakan demikian."Tapi aku juga bisa hamil, kenapa harus mengadopsi anak?" tanya Ranti yang bingung.Niko pun menutup matanya dia pun segera bangkit dari atas ranjangnya berjalan

DMCA.com Protection Status