Miguel menyembunyikan senyumnya saat melihat banyak kissmark yang bertebaran di leher putih Keyra yang mulus.
Di bawah leher itu, bahkan lebih banyak lagi tanda yang diukir oleh Miguel atas pergulatan mereka di atas ranjang tadi pagi.
Miguel mempunyai kepuasan tersendiri saat berhasil menandai kulit Keyra di banyak tempat, meski dengan begitu, kulit putihnya yang mulus akan dipenuhi oleh ruam kecil kemerahan yang akan berubah menjadi cokelat seiring waktu, tapi Miguel selalu merasa tanda kepemilikan darinya tersebut sebagai penegas bahwa saat ini Keyra adalah miliknya.
Setelah melakukan kegiatan ranjang yang begitu panas di pagi hari, keduanya kini sarapan bersama.
Keyra terlihat cantik seperti biasa meskipun hanya memakai riasan tipis, wajahnya terlihat segar dan berseri, wajah yang membuat Miguel terus jatuh cinta padanya tanpa henti.
Keyra juga kali ini terlihat tenang dan nyaman berada di dekat Miguel.
Miguel menghentikan kunyahan dan mu
"Kau sangat cantik." Brandon memeluk wanita Kaukasian yang kini ada di kamarnya, menyeringai senang seperti mendapat Jackpot. Tadi Miguel juga telah memberinya barang bagus, Brandon yakin jika malam ini akan menjadi malam yang panjang dan menyenangkan untuknya. "Aku ingin mengajak Miguel bermain bersama, padahal aku mendapat barang sebagus ini, tapi dia menolak. Dasar," ucap Brandon seraya menciumi leher perempuan dengan rambut sedikit ikal tersebut. Brandon mendapatkan wanita ini dari seorang kenalan yang biasa melakukan one night stand, Brandon benar-benar merasa beruntung malam ini. "Kau suka permainan kasar atau halus?" Brandon bertanya pada perempuan tersebut, sambil membelai lehernya yang benar-benar mulus. "Permainan apa pun aku akan menikmatinya jika itu bersama kamu, Sayang." Jawaban dari wanita cantik di pelukannya tersebut membuat Brandon tertawa nyaring. Mereka segera berbaring di ranjang dan bergelu
"Kau benar-benar sudah tidur."Miguel tersenyum lebar saat melihat Keyra yang berbaring tenang di atas ranjang, tebakannya benar.Toh ini sudah dia atas pukul dua belas malam, istrinya tersebut pasti juga kelelahan karena seharian bekerja.Miguel melepaskan jas dan menaruhnya di sandaran kursi, kemudian berganti melepas dasinya.Pria itu menggulung lengannya sampai siku setelah melepas jam tangan, lalu beranjak naik ke atas ranjang.Dengan gerakan sedikit tak sabar, Miguel menyingkap selimut yang menutupi tubuh istrinya, saat ini Keyra hanya memakai gaun tidur tipis yang menampakkan dengan jelas lekuk tubuhnya yang indah dan menggoda.Miguel naik ke atas tubuh istrinya, membelai lembut bagian atas dada sang istri yang tertutupi gaun tidur tipis.Perlahan dia menyelipkan tangannya ke gundukan yang kenyal sekaligus lembut tersebut, meremasnya pelan, sementara tangannya yang lain mulai melucuti gaun tidur Keyra."Kau selalu cantik
"Kau boleh memarahiku nanti, tapi sekarang, biarkan aku klimaks dulu." Miguel mengatakan hal itu di sela-sela kesibukannya mengaduk-aduk tubuh bagian bawah Keyra dengan barangnya yang sudah sangat tegang. Dengan telapak tangannya yang besar, Miguel membelai pipi mulus sang istri untuk meredam kemarahan wanita cantik tersebut. "Maafkan aku," bisik Miguel, mempercepat tempo gerakannya sehingga pinggul Keyra terpantul-pantul di ranjang yang empuk. Cairan kental milik Miguel meluber keluar dari pintu masuk Keyra, tubuh pria itu basah oleh keringat, rambutnya yang tertata rapi kini berantakan. Miguel yang sudah mencapai klimaks, menjatuhkan tubuhnya yang kekar ke atas Keyra dan memeluk istri kontraknya tersebut. Dia sudah mengantisipasi akan diomeli panjang lebar oleh sang istri karena membangunkan tidurnya dan memerkosa Keyra tanpa izin. Namun, reaksi Keyra benar-benar tak terduga, wanita yang kini tak memakai sehelai benang pun di
Keyra segera menggeleng atas tawaran suaminya tersebut."Tidak, tidak. Jarak kantormu dan butik terlalu jauh, aku tak mau membuat dirimu semakin lelah karena keegoisanku ini, El," jawab Keyra, menolak jika Miguel menghabiskan waktunya untuk menjemput Keyra.Hanya karena dia yang mengatakan susah untuk bertemu Miguel, bukan berarti Keyra akan membiarkan Miguel yang sibuk, bertambah sibuk.Miguel tampak berpikir keras bagaimana agar mereka sering bertemu di sela kesibukan masing-masing.Jarak antara kantor Miguel dan butik Keyra memang lumayan jauh, keduanya yang merupakan orang sibuk, tidak mungkin dengan mudah meluangkan waktu untuk saling bertemu.Tiba-tiba Miguel seperti menemukan sebuah ide bagus, matanya berbinar cerah."Bagaimana kalau kita saling menjemput saja? Jika kau ada waktu luang, kau boleh datang ke kantorku dan kita pulang bersama, begitu juga sebaliknya dengan aku."Keyra sedikit terkejut atas tawaran dari Miguel terse
"Apakah kau marah?"Keyra memberanikan diri untuk menyentuh lengan Miguel, menatap sendu pada sang suami yang diam seribu bahasa sejak mereka keluar dari restoran."Tidak."Suara Miguel benar-benar terdengar dingin, hal itu membuat Keyra langsung tahu bahwa dia saat ini sedang marah.Keyra sendiri tak paham kenapa hanya dengan kehadiran Jackson, mood Miguel langsung hancur seperti ini.Wanita cantik itu berusaha mengingat lagi apakah tadi dia melakukan kesalahan seperti menatap Jackson penuh kasih atau bagaimana, tapi sekuat apa pun dia mengingat, Keyra tak merasa melakukan itu semua."Kau marah," bisik Keyra dengan hati sesak.Dia menunduk dalam, menahan rasa sakit di dada.Keyra paling benci dimarahi, dari remaja dia sudah sering mendapatkan kemarahan tanpa sebab dari ibunya, karena itu jika ada seseorang yang marah, hatinya
Sejak mendapat ancaman pembunuhan yang terakhir kali, Miguel menjadi sangat posesif pada Keyra.Dia benar-benar takut jika ancaman yang dilayangkan itu akan membuat Keyra dalam bahaya.Yah, semakin kenal dekat dengan Keyra, menghabiskan malam-malam berdua, Miguel menyadari bahwa saat ini dia paling takut kehilangan wanita itu.[Kau akan selalu sendirian, pada akhirnya.]Kata-kata itu sangat membekas dalam hati Miguel, dia memang selalu sendirian selama ini.Mamanya lebih berat pada Milo, sedangkan Miguel hanya seperti bayangannya saja.Cinta pertamanya kandas karena dia menyukai gadis yang merupakan kekasih saudara kembarnya sendiri.Dia tak keberatan sendirian, tapi saat membayangkan Keyra kehilangan nyawa karena dia, Miguel benar-benar tak bisa menerima.Miguel duduk terpekur di sofa kamar dengan laptop menyala, memandang foto-foto Keyra yang dikirim oleh orang misterius itu melalui pesan WhatsApp di ponsel ataupun surat kale
"El, nanti sepulang dari butik, aku berencana ke kota ibuku."Keyra mengatakan hal itu sambil membenahi riasannya sebelum berangkat bekerja ke butik."Apakah ada sesuatu yang telah terjadi?" tanya Miguel, menunduk di depan Keyra dan membenahi anting-anting istrinya yang sedikit miring.Kebiasaan di pagi hari yang seperti bernapas, semenjak mereka menikah adalah bersama-sama bersiap pergi bekerja seperti ini."Ehm, tidak, tidak. Sebenarnya Luna mengundang aku ke apartemennya," jawab Keyra yang malu-malu karena suaminya berjarak begitu dekat dengannya.Miguel yang selesai melakukan apa yang dia ingin lakukan, berdiri sambil menatap Keyra melalui pantulan cermin.Kedua tangannya kini sibuk membenahi dasi miliknya sendiri."Ohya? Ada acara apa?""Pesta lajang, dia hendak menikah beberapa hari lagi, El. Jadi dia mengundang aku untuk menghadiri acara itu."Keyra menjelaskan, menatap Miguel dan berharap untuk mendapat izin dari
"Bukankah mereka pasangan yang sangat romantis?"Salah satu pegawai butik Keyra yang dulunya merupakan pembantu di rumah besar Miguel tak tahan untuk berkomentar saat melihat kemesraan Miguel dengan istrinya.Pegawai yang lain mengangguk setuju dengan senyum memenuhi bibirnya, dia ikut senang dengan kebahagiaan salah satu majikannya tersebut setelah akhir-akhir ini mengalami kehilangan yang begitu menyakitkan."Aku bahkan sudah tak sabar menunggu makhluk kecil yang hadir di antara mereka, pasti dia akan sangat imut," ucap pegawai perempuan yang berusia sekitar tiga puluh tahunan tersebut."Ahhh, aku juga. Aku harap pernikahan mereka langgeng."Perempuan yang berkomentar pertama setuju dengan pernyataan temannya, mengangguk dan mendoakan agar pasangan tersebut segera mempunyai anak dan langgeng dalam pernikahan mereka."Mereka tampak serasi satu sama lain."
Kepala Keyra seperti tersiram air dingin mendengar kabar dari seseorang yang meneleponnya. "Ini... ini tidak mungkin! Miguel, bagaimana bisa...." Keyra berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan panik. Bagaimana bisa semua menjadi serba kebetulan? Ibu mertuanya berencana menggulingkan Miguel dari jabatan sebagai presiden direktur di perusahaan yang dia pegang, dan kini tiba-tiba Miguel menghilang dengan kabar diculik seseorang. "Apakah ini ulah Mama? Tidak, itu tidak mungkin. Tapi, tapi segalanya menjadi mungkin sekarang." Keyra hampir menangis saat dia berusaha menghubungi Miguel tapi ponsel pria itu tidak aktif. Dia tertawa tanpa suara menyadari kebodohannya. Tentu saja ponsel Miguel tidak akan aktif! Dia sedang diculik! [Jangan lapor polisi dan jangan beritahu siapa pun. Ikuti instruksi dariku untuk mengambil kembali Miguel.] Pesan yang dikirim oleh nomor yang tadi menghubungi dirinya membuat Keyra sekalinya ketakutan.
Keyra dalam mood yang begitu buruk pagi ini.Itu semua karena Miguel yang mengatakan bahwa dia harus menunda kepulangan entah sampai kapan, sementara Keyra begitu bosan berada di rumah."Kenapa ditunda, sih? Padahal dia tahu kalau aku kesepian," rutuk Keyra dalam hati sambil bersungut-sungut ketika membaca pesan permintaan maaf dari Miguel."Aaaah, aku sangat bosan. Apa nanti aku jalan-jalan saja ke mall untuk mencari udara segar?"Keyra akhirnya memutuskan setelah sarapan dan hal lainnya, wanita itu akan pergi keluar untuk mencari udara segar.Dia kini baru menyadari bahwa ternyata tak punya banyak teman, Keyra tiba-tiba ingat teman SMA nya dulu yang tinggal satu asrama, namanya Erika.Dari semua penghuni asrama, meskipun perkenalan mereka hanya sebentar tapi Erika lumayan akrab dengannya."Apa aku bertanya saja kabarnya dan mengajak bertemu, ya? Apakah dia masih ingat aku? Jangan-jangan dia sudah lupa," gumam Keyra kepada dirinya se
[El, tadi aku diminta mama menemani Rafe belajar buku-buku bisnis dan....]Keyra segera menghapus lagi ketikan di ponsel dan tak jadi mengirimkannya kepada Miguel, berpikir ulang tentang kata-kata ibu mertuanya tadi ketika dia berada di ruang keluarga bersama Rafe dan mertuanya."Jangan memberi tahu Miguel tentang hal ini, Key. Kau tidak ingin kalau terjadi pertikaian di keluarga ini kalau Miguel salah paham, 'kan?"Seakan tahu bahwa Keyra pasti akan lapor kepada suaminya, Nyonya Davne sudah melarang wanita itu melakukannya."Besok saja kalau Miguel pulang, aku akan bercerita secara langsung agar tidak ada kesalahpahaman."Akhirnya Keyra memutuskan seperti itu setelah berpikir bahwa mungkin jika dia mengatakannya lewat chat, akan ada kesalahpahaman seperti yang dikhawatirkan ibu mertuanya.Malam itu, setelah Keyra menemani Rafe belajar ilmu bisnis dari buku-buku yang dibawa adik iparnya tersebut, Keyra bersiap tidur dan mengurungkan niat men
"Mama bilang, kenapa selalu aku yang selamat?"Ucapan lirih yang keluar dari mulut Miguel, membuat Keyra seketika terdiam.Dulu, dulu saat pertama kali mendengar cerita Miguel bahwa calon suaminya meninggal dunia karena mengendarai mobil yang biasa Miguel pakai bekerja, sejujurnya sempat terlintas dalam diri Keyra pertanyaan seperti itu.Kenapa Miguel yang selamat? Kenapa justru Milo yang meninggal padahal itu mobil Miguel?Keyra merasa sedikit tertohok, apalagi ketika melihat ekspresi kesakitan dan tertekan di wajah Miguel yang tampan.Kini Keyra sadar kenapa Miguel begitu suram, jarang tersenyum dan seperti tak tertarik sama sekali dengan kehidupan.Itu karena apa yang dia alami sudah terlalu berat, di balik ke profesionalnnya saat bekerja, yang dijuluki presiden direktur paling jenius karena di usia muda sudah bisa membawa perusahaan besar yang dia pegang menuju kesukse
"Dulu sikap mama tidak seperti ini," ujar Miguel membuka cerita.Ini adalah sebuah kenangan pahit yang tak pernah dia buka kepada siapa pun. Miguel terus menyimpannya sendiri dan berharap suatu hari sikap dingin yang kadang-kadang muncul dari mamanya itu suatu saat menghilang.Namun, sepertinya itu hanyalah sebuah harapan kosong.Apalagi setelah kematian Milo yang menggunakan mobil milik Miguel, tatapan menuduh sering kali Miguel rasakan dari sorot mata ibu kandungnya."El ...."Keyra merasa menyesal saat melihat wajah sendu suaminya, dia menyesal karena telah membuka luka yang sepertinya sudah hampir sembuh.Dia juga menyesal kenapa sekarang mereka berjauhan sehingga tak bisa memeluk suaminya tersebut untuk memberi kekuatan."Kalau kau tak bisa mengatakannya, tidak apa-apa, El," ucap Keyra buru-buru, tapi Miguel menggeleng.Dia tersenyum samar dan menggeleng lagi."Tidak apa-apa, aku memang mau berbagi padamu agar kau t
"Sudah makan, El?"Malam hari, sesuai janji Keyra kepada Miguel, wanita itu pun mau menerima panggilan video dari suaminya yang kini melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.Miguel yang kini tampak duduk santai di sofa hotel tempat dia menginap, mengangguk dengan senyum lebar di bibirnya."Sudah dong, Sayang. Tak perlu menghawatirkan aku, aku makan dengan sangat baik di sini, hanya saja ada yang terasa sangat kurang," jawab Miguel yang masih memakai kemeja putih yang ia kenakan saat pertemuan bisnis dengan klien dengan satu kancing terbuka bagian atas.Rambutnya yang biasa tertata rapi kini terlihat cukup acak-acakan, mungkin karena sudah dalam keadaan tidak bekerja jadi penampilannya pun menjadi santai.Namun, penampilannya seperti itu malah membuat Miguel tampak seksi sehingga Keyra tergila-gila hanya dengan memandang wajah suaminya di layar ponsel."Ya? Apa itu? Kau bisa meminta sekretarismu untuk mencari apa yang kau inginkan, El. Pok
"El." Keyra yang terburu-buru menyusul Miguel ke kamar, berjalan pelan mendatangi sang suami yang tampak sibuk membereskan barang-barang untuk perjalanan dinasnya ke luar negeri. "What happen, Dear?" Keyra memeluk lembut lengan Miguel, bertanya dengan sorot penuh kekhawatiran. "Tidak ada, aku hanya sedang terburu-buru berangkat ke luar negeri. Itu saja," jawab Miguel yang masih menolak menatap Keyra. Emosinya masih bergejolak mengingat perkataan ibunya di meja makan tadi, dia tak ingin Keyra melihat dirinya ketika dalam keadaan seperti sekarang. "Kau belum makan apa pun, El. Makanlah dulu sebelum pergi," bujuk Keyra dengan lembut, memberikan tas kerja kepada sang suami yang terus menunduk entah sibuk melakukan apa. "Aku akan makan di perjalanan atau di pesawat." Miguel menjawab singkat, mengalihkan pandang dari Keyra. Keyra tak mau menyerah dan segera membalik tubuh Miguel agar mau menatap dirinya, lalu kembali
"Adik?"Di tengah keheningan ruang makan, Keyra bertanya dengan ekspresi tak percaya.Nyonya Davne, ibu mertuanya mengangguk dengan senyum lebar ketika tatapannya terarah pada Keyra.Berbeda sekali dengan ketika dia memandang Miguel beberapa saat lalu, mata perempuan itu menyipit tak suka."Iya, Sayangku. Ini adik iparmu, Rafael. Panggil dia Rafe mulai dari sekarang, dia putra bungsu mama yang telah hilang sejak bayi," terang mama mertuanya dengan mata berbinar dan memandang Raffi, seorang pria yang selama sebulan ini menjadi sopir pribadi Nyonya Davne, tiba-tiba menjadi adik ipar Keyra.Nyonya Davne menjelaskan dengan penuh semangat bagaimana kisah Rafe, putra bungsu yang terbuang ini.Dulu, tujuh tahun setelah melahirkan bayi kembar Miguel dan Milo, Nyonya Davne melahirkan lagi seorang anak.Namun, oleh rumah sakit diberi tahu bahwa putra yang dia lahirkan telah meninggal dunia.Perempuan itu tak menyangka bahwa ada seseorang
"E,El? Ada apa, Sayang?"Keyra begitu terkejut ketika Miguel tahu-tahu memeluk dirinya yang baru selesai mandi dan berganti baju dari belakang.Miguel tak menjawab apa pun, menyibak rambut panjang istrinya yang sedikit bergelombang dan menciumi lehernya."H-hey! Semalam, kan, kita sudah bercinta sampai beberapa ronde, apakah kau ingin lagi?"Keyra bertanya dengan wajah memerah karena malu saat suaminya itu tak berhenti menciuminya.Mereka sebentar lagi harus turun ke bawah untuk sarapan bersama ibu Miguel, Keyra tak mungkin membiarkan mertuanya menunggu terlalu lama karena harus melayani nafsu Miguel.Miguel sendiri sudah siap berangkat bekerja dengan setelan jas hitam dan kemeja abu-abu gelap di baliknya.Miguel menggeleng, kembali memeluk istrinya dari belakang dengan wajah muram."Aku hanya merindukanmu," bisiknya, menaruh dagunya di atas kepala Keyra dan memejamkan mata.Tadi, karena tak bisa menahan emosi, Miguel be