"Abang!!" Teriak Rachel, saat dia melihat abang kesayangannya sekaligus cinta pertamanya sedang berdiri menunggunya dipintu kedatangan bandara.Dia berlari menghampiri dan langsung berhambur memeluk abangnya, kemudian mengecupi seluruh permukaan wajah tampan milik lelaki itu.Sontak kelakuan adiknya membuat mata Arka terbelalak. Tapi aneh, kecupuan pada wajahnya itu tidak mendapatkan penolakan darinya. Malah terkesan bahagia karena rindunya terobati."Kangen abang aku, cinta aku, kesayangan aku, yang tampan ini" peluknya lagi tubuh atletis abangnya, tanpa menghiraukan Niken yang tengah berada di sisi Arka dengan wajah kesalnya. Dia pun tidak perduli dengan tatapan orang disekelilingnya, terhadap kelakuannya yang mungkin terkesan bukan seperti adik dan abang, melainkan sebagai pasangan kekasih jika dilihat oleh orang lain."Abang juga kangen" jawabnya mengurai pelukan adiknya, kemudian dia merangkul pundak Rachel "gimana kabar kamu?" tanya Arka, menatap dengan lekat sang adik yang kin
"Sayang. Apa kamu yakin, kalau Arka akan menyetujui rencana kamu ini" tanya Richard disela-sela dia berganti pakaian, dia menoleh mendapati sang istri berjalan mendekatinya."Yakin, Mas. Arka tidak akan mungkin menolak atau menentang keinginanku" jawabnya mantap sembari memeluk suaminya dengan erat.Richard mengernyitkan keningnya merasa aneh dengan tingkah sang istri yang tiba-tiba memeluknya dengan erat."Ya sudah kalau begitu. Aku setuju-setuju saja, aku akan mendukung semua apa yang memang baik menurut kamu" ucap Richard membiarkan sang istri terus memeluknya. Sesekali laki-laki itu mengelus halus lembut rambut istrinya."Lagi pula, hanya Arka yang bisa mengerti dan bisa menjaga anakku" kata Resti sembari terus mengendusi tubuh suaminya. Entah sejak kapan, dia jadi lebih senang menciumi wangi tubuh Richard."Yuk kita turun, aku sudah sangat lapar sedari tadi. Padahal, belum ada satu jam aku cemilin kue buatan Minah" ajak Resti ke arah sang suami, sembari cekikikan sendiri menging
Kenyataan yang baru saja dia dengar, merupakan tamparan untuknya. Pernyataan seorang Arka membuat Rachel merasa tersentil. Bahwa perhatian dan rasa kasih sayang terhadap dirinya, hanyalah, perasaan antara kaka terhadap adiknya.Tapi, perasaan di hatinya pun tidak bisa di salahkan. Cinta selalu datang pada orang yang tidak mungkin bisa kita pilih-pilih. Hening keduanya berperang pada pemikirannya masing-masing. Hingga lamunannya buyar oleh genggaman tangan Arka."Kita jalani sama-sama. Bantu abang, supaya abang bisa cinta sama kamu"Rachel menatap manik mata hitam milik lelaki didepannya. Bulir bening turun dengan sendirinya, tanpa bisa dicegahnya."Maaf, abang belum bisa membalas perasaan kamu" ucap Arka kemudian, dia menghapus air mata adiknya dengan menggunakan buku jarinya.Dipeluknya, adik yang dulunya kecil selalu bersama. Dipisahkan saat mereka remaja dengan jarak yang lumayan cukup jauh. Kini mereka didekatkan kembali dengan ikatan pernikahan. Entah lah pernikahan apa yang aka
"Mau ke mana, Bang?" tanya Rachel ke arah Arka, yang terlihat sudah segar setelah mandi. Lelaki itu juga sudah rapih hendak pergi dari kamar hotel, yang disewa untuk mereka merasakan manisnya malam pertama.Arka tak bergeming, lelaki itu melewati istrinya dengan tatapan dinginnya."Abang kenapa yah? Apa aku punya salah? Enggak biasanya, dia mengabaikan aku" batinnya penuh dengan pertanyaan seputar perubahan sikap suaminya terhadap dirinya."Bahkan, piyama yang aku siapkan, tidak dipakainya" ucapnya kembali di dalam hatinya.Rachel pun tidak lagi mempertanyakan apapun. Dia berpikir, mungkin saja suaminya ingin menemui teman-temannya di bawah. Karena memang tadi banyak sekali kolega dan temen Arka yang datang memberikan ucapan selamat untuknya.Dia pun berlalu, ingin segera membersihkan dirinya agar terlihat lebih segar dan wangi. Beberapa menit berlalu dia nampak sudah bersih dan wangi, parfum sudah dia semprotkan ke seluruh tubuhnya. Jantungnya kini berdebar sangat kencang menunggu s
Tidak ada yang bisa dia lakukan saat ini, kagiatannya hanya seputar di dalam apartment saja. Mau keluar rasanya dia bingung, tidak ada sama sekali tujuan yang akan dia singgahi.Sudah hampir selama sepekan dia sendiri, jika siang hari dia bisa menyibukkan dirinya dengan mengerjakan apa saja. Namun dimalam hari nya dia akan merasakan kesepian. Sedih karena dia di abaikan oleh suaminya.Sesekali dirinya menyesali, menerima keputusan sang bunda tentang pernikahannya. Jika boleh diulang kembali, dia maunya pernikahan ini tidak peenah terjadi, agar sikap Arka tidak pernah berubah terhadapnya. Biarlah perasaan itu tumbuh sendiri tanpa ada yang tahu, asalkan terus berada disisi lelaki itu. Dari pada saat ini terikat akan pernikahan, justu malah menjauhkan nya.Keluarganya pun kita tengah menemani sang Oma yang sedang berobat sambil liburan ke luar negeri. Seharusnya ini masih suasana pengantin baru untuknya, bukan malah di tinggal oleh suaminya bekerja. Entah gimana pekerjaan Arka di sana,
"Bang, aku minta ijin. Kalau boleh, hari ini aku ada janji dengan, Alex. Mau cari tempat untuk galery, aku,-" ijinnya menggantung tat kala ucapannya disela oleh suaminya."Terserah apapun itu, aku tidak pernah mau perduli" jawab Arka dingin.Rachel menelan selavinanya, dia begitu takut akan tatapan tajam dari suaminya. Sejak kecil dia tidak pernah mendapatkan perlakuan kasar atau dingin dari orang lain. Jadi wajar, jika kali ini dia takut akan wajah dingin serta mata elang suaminya saat menatap dia penuh dengan kebencian."Bo-boleh aku berbicara sebentar, Bang" pinta Rachel takut-takut."Hemm" "Sebelumnya aku minta maaf, mungkin dengan pernikahan ini. Abang kecewa padaku" ungkapnya lirih disela-sela sarapannya pagi ini."Sudah terlambat. Jangan paksa aku untuk cinta sama kamu. Karena aku enggak bisa. Kamu ngerti kan perasaan aku sejak dulu""I-iya bang. Aku mengerti" "Jangan pernah bilang siapapun tentang perlakuanku terhadapmu. Kita jalani ini sampai 1 tahun. Setelahnya kita pisah.
Suasana di dalam diskotik yang di datangi Arka terlihat gelap, dan hanya mengandalkan lampu sorot yang berputar. Di sana juga terdapat dance flour berukurang cukup besar. Dengan beberapa wanita seksi yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya, seiring dengan alunan musik yang dimainkan oleh disc jockey menggema di dalam ruangan itu.Arka juga memesan minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi untuk melepaskan penatnya. Tentu saja tidak cukup satu atau dua botol saja, bahkan Arka terlihat sudah setengah sadar. Otaknya hanya memikirkan nasib pernikahan yang diawali berdasarkan keterpaksaan saja. Lelaki itu masih ingin bebas, tanpa terikat oleh pernikahan. "Brengsek!!!"Dia melempar botol kosong yang berada di atas meja, hingga pecahan kacanya berhamburan di lantai. Terlihat beberapa pegawai diskotik datang dan langsung sigap untuk membersihkannya."Kerja yang bagus, nih. Buat lo jajan"Dia memberikan beberapa lembar uang, dalam bentuk pecahan berwarna merah."Terima kasih, Tuan" Tanpa se
Sesak di dada yang kemudian perlahan naik. Menggerayangi setiap rongga yang teramat sangat nyeri ke ulu hati. Setiap inchi tatapan tajam yang diberikan oleh Arka rasanya seperti menghujam keseluruh tubuh. Meninggalkan luka yang kemudian menganga begitu saja dan membiarkannya tersapu bersama angin malam.Jika pasangan pengantin baru pada umumnya ingin selalu berdekatan dengan sang istri setelah melewati malam indah. Justru lain dengan pasangan ini, di mana sang suami malah membenci sang istri dan meninggalkannya sendiri di dalam kamar dengan luka sayatan di hati atas perkataan suaminya."Bodoh kamu, Arka. Kenapa bisa kebablasan" maki Arka pada dirinya sendiri.Lelaki itu mengendarai mobilnya sendiri, pagi ini dia sengaja tidak masuk ke kantor. Ingin melupakan sedikit penat, yang entah kenapa hati nya tidak bisa dibohongi. Karena pada dasarnya dia tidak bisa membenci istrinya, rasa sayang teramat sangat mendominasi pada dirinya."Aku benci dengan pernikahan ini" umpat dia lagi, sembari
Namaku Richard David Richardo anak tunggal dari keturunan Richardo, terlahir dari keluarga konglomerat tak menjadikan aku anak yang manja. Hasil didikan ayahku tegas dan disiplin menjadikan aku sosok laki-laki pekerja keras hingga kesuksesan dapat aku raih kala aku membangun kerajaan bisnis sendiri, tanpa bantuan ataupun nama belakang Richardo.Pendidikan aku pun terbilang cukup cerdas, di mana setiap aku bersekolah selalu mendapatkan beasiswa hingga ke jenjang yang lebih tinggi aku diterima Universitas di Jerman. Kebetulan di sana adalah kota kelahiran ayahku jadi memudahkan aku saat berkuliah di sana. Percintaanku cukup rumit di mana aku mencintai satu orang perempuan bernama Sisilia Maharani sama-sama bersekolah di Indonesia sewaktu SMA hingga ke jenjang yang lebih tinggi kami memutuskan untuk kuliah bersama dan tinggal bersama di luar Negeri. Namun sayangnya kisah asmara kami tak mendapatkan restu dari papa ku hingga aku kembali ke Indonesia setelah studi aku selesai dan memutusk
Maaf semuanya... Di sini kayaknya enggak bisa lanjut, yang punya aplikasi Innovel/Dreame aku lanjut di sana akan ada pov Richard dan Pov Resti. di sana aku buat juga agak sedikit berbeda. Jadi buat yang punya aplikasi nya yuuk ke sana cover nya juga aku ganti....Mau lanjut kisah Melly di aplikasi Wattpad di sana gratis sampai tamat.Spoiler Rindu Sendiri.Pekerjaan pertamanya Melly adalah melakukan perjalanan bersama kedua bos nya. Baru kali ini ia merasa berada di situasi yang membingungkan.Sebenarnya, apa jenis pekerjaan yang ia kerjakan saat ini? Menemui seseorang, yang bahkan ia sendiri pun tidak mengenalnya. Lalu apa tadi kata bosnya? Ia diminta untuk tidak banyak bertanya atau menjelaskan sesuatu hal kepada seseorang yang akan ia temui nanti. Memikirkan itu semua membuat kepalanya terasa sedikit berdenyut. Ditambah lagi, saat ini ia berada dalam satu kendaraan bersama kedua bosnya itu.Saat ini, posisi duduk Melly bersebelahan dengan Ivan. Lelaki yang telah lama ia kagumi sema
Spoiler part 1 : Rindu SendiriSuara alarm ponsel menggema di dalam kamar milik gadis cantik bermata sipit yang bernama Melly Kemala Deviyanty. Gadis itu merupakan anak satu-satunya dari pasangan Edi Sudrajat dan Ningrum. Edi Sudrajat, sang ayahnya tersebut sudah lama meninggal saat Melly masih bersekolah di bangku SMP. Dan ibunya saat ini hanya penjual pecel gerobakan, di depan ujung jalan utama dekat rumah peninggalan sang ayah.Tangan halus nan putih seperti batu pualam itu terulur, meraba kesana ke sini di atas nakas samping tempat tidurnya. Tangan itu terus mencari keberadaan ponselnya, yang telah mengusik tidurnya pagi ini. Hingga tangannya berhenti, mendapatkan keberadaan ponsel tersebut. Melly pun meraih benda pipih itu, seketika matanya membola. Rasa kantuknya pun sudah menguar entah kemana, saat ia melihat layar ponselnya di mana jam di sana sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi."Mampus… gue telat!!” pekik gadis itu dan langsung terlonjak. Ia segera beranjak bangkit dari temp
Pengalihan perusahan sudah Richard lakukan, kini tanggung jawab sepenuhnya dia berikan kepada anak angkat lelaki satu-satunya yang kini berstatus sebagai suami dari anak kandung nya Rachel. Sebelumnya dia berniat agar kedua anaknya menjadi partner. Baik saat mereka dirumah menjadi pasangan suami istri, maupun saat mereka berada di kantor sebagai president direktur dan wakil nya. Namun Rachel lebih memilih menyerahkan seluruh tanggung jawab perusahaan kepada suaminya. Kabetulan sekali dia enggan untuk belajar kembali saat dia diminta mengelola perusahan. Dia malah lebih memilih dirumah fokus mengurus kedua anak kembarnya tanpa adanya campur tangan dari baby sister. Sesekali Resti dan Elsa membantu jika dirasa Rachel kerepotan.Lengkap sudah kebahagiaan garis keturunan keluarga Richardo.TAMAT*****Cerita outhor.Haiii.... semua....Terima kasih banyak atas dukungan kalian selama ini, untuk aku hanya seoranh penulis yang masih jauh dari kata sempurna. Maaf mungkin dari penulisannya m
Kehadiran si kembar kenandra dan kenandri menjadi pelengkap untuk keluarga besar Richardo, di mana Elsa sebagai nenek buyut sangat bahagia atas kelahiran garis keturunannya.Kesehatannya berangsur-angsur membaik akan tetapi dia masih tetap mendapatkan penanganan khusus oleh dokter keluarganya. Elsa sering merasakan sakit pada tulang-tulang bagian lutut dan panggulnya hingga dia diharuskan untuk tetap memakai kursi roda."Oma mau gendong, boleh?" tanya Elsa antusias pada menantunya yang tak lain adalah Resti.Resti menoleh saat mendengar suara mama mertuanya dari arah belakang, kemudian tersenyum kepadanya."Boleh dong, Nekbuy. Tapi tunggu sebentar ini aku belum selesai memakaikan baju Andra" sambil menirukan suara anak kecil seolah-olah cucunya yang sedang berbicara.Rachel pun tersenyum melihat oma yang begitu antusias saat menyambut kedatangan kedua anaknya beberapa jam yang lalu tiba dirumah. Sudah selama beberapa waktu lalu dia dirawat dirumah sakit pasca melahirkan secara normal.
Dirumah sakit. Tepatnya, diruangan dokter kandungan seketika menjadi gempar, saat Arka bersorak bahagia karena kini di dalam rahim istrinya terdapat dua janin sekaligus. Pantas saja selama hampir 2 bulan ini tubuhnya terasa sedikit cepat lelah, sering juga merasakan pusing dikepalanya. Belum lagi, jika dipagi hari dia akan selalu memuntahkan segala isi dalam perutnya. Yang sudah terasa seperti diaduk-aduk.Kehamilan simpatik. Justru Arka lah yang merasakannya, sedangkan sang istrinya terlihat baik-baik saja. Bahkan perempuan itu semakin bertambah nafsu makannya, karena dia mengandung dua janin sekaligus.Arka pun tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting istrinya sehat dan baik-baik saja. "Abang, astaga" pekik Rachel menatap manik mata suaminya dengan tatapan yang tajam "Aku bukan lumpuh loh, aku masih bisa berjalan" kesal Rachel saat suaminya menggendong dirinya ala bridal style, sesaat mereka keluar dari dalam ruang pemeriksaan kandungan. Kemudian lelaki itu mendudukan tubuh is
Abang, Bunda minta maaf. Karena keinginan, Bunda. kamu jadi menikah dengan adikmu. Tapi bunda bahagia, telah memberikan harta yang paling berharga untuk diberikan kepada anak lelaki satu-satunya yang sangat bunda banggakan dan bunda sayangi" tutur Resti saat berada pada panggilan teleponnya siang ini bersama Arka"Bunda sudah lama sekali mengetahui jika anak perempuan kesayangan, Bunda. Sangat mencintai abangnya, melebihi rasa cinta terhadap kedua orang tuanya. Untuk itu bunda sangat berharap. Tolong jangan sakiti, Achel. Jika abang tidak menginginkan pernikahan itu. Maka, kembalikan anak perempuan bunda kepelukan, Bunda" Sembari menatap wajah Rachel saat terlalap dia mengingat kembali pembicaraannya terhadap sang bunda siang tadi. Untuk itu sebisa mungkin dia akan mulai merubah sikapnya. Dan dia juga telah menyadari, bahwa sesungguhnya dia juga telah mencintai adik perempuannya yang kini telah menjadi istrinya sudah sejak lama. Dan bukan lagi memandangnya sebagai adik melainkan seb
Sesak di dada yang kemudian perlahan naik. Menggerayangi setiap rongga yang teramat sangat nyeri ke ulu hati. Setiap inchi tatapan tajam yang diberikan oleh Arka rasanya seperti menghujam keseluruh tubuh. Meninggalkan luka yang kemudian menganga begitu saja dan membiarkannya tersapu bersama angin malam.Jika pasangan pengantin baru pada umumnya ingin selalu berdekatan dengan sang istri setelah melewati malam indah. Justru lain dengan pasangan ini, di mana sang suami malah membenci sang istri dan meninggalkannya sendiri di dalam kamar dengan luka sayatan di hati atas perkataan suaminya."Bodoh kamu, Arka. Kenapa bisa kebablasan" maki Arka pada dirinya sendiri.Lelaki itu mengendarai mobilnya sendiri, pagi ini dia sengaja tidak masuk ke kantor. Ingin melupakan sedikit penat, yang entah kenapa hati nya tidak bisa dibohongi. Karena pada dasarnya dia tidak bisa membenci istrinya, rasa sayang teramat sangat mendominasi pada dirinya."Aku benci dengan pernikahan ini" umpat dia lagi, sembari
Suasana di dalam diskotik yang di datangi Arka terlihat gelap, dan hanya mengandalkan lampu sorot yang berputar. Di sana juga terdapat dance flour berukurang cukup besar. Dengan beberapa wanita seksi yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya, seiring dengan alunan musik yang dimainkan oleh disc jockey menggema di dalam ruangan itu.Arka juga memesan minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi untuk melepaskan penatnya. Tentu saja tidak cukup satu atau dua botol saja, bahkan Arka terlihat sudah setengah sadar. Otaknya hanya memikirkan nasib pernikahan yang diawali berdasarkan keterpaksaan saja. Lelaki itu masih ingin bebas, tanpa terikat oleh pernikahan. "Brengsek!!!"Dia melempar botol kosong yang berada di atas meja, hingga pecahan kacanya berhamburan di lantai. Terlihat beberapa pegawai diskotik datang dan langsung sigap untuk membersihkannya."Kerja yang bagus, nih. Buat lo jajan"Dia memberikan beberapa lembar uang, dalam bentuk pecahan berwarna merah."Terima kasih, Tuan" Tanpa se