terima kasih kakak 🙏 semoga selalu suka dengan alur dan penokohannya.
Setelah satu minggu dirawat dan mendapat penanganan maksimal dari tim dokter, Clau diizinkan pulang. Sejak siang tadi wajahnya memancarkan sinar kegembiraan karena kurang dari 30 menit akan bertemu dengan Dewa.Clau susah payah menahan rindu selama menjalani pengobatan, panggilan video tak mampu mennyalurkan kerinduan. Ia ingin segera mengirup aroma khas bayi dan menggendong tubuh mungil putranya.“Aku kangen sama Dewa.” “Iya sama, sebentar lagi mendarat. Kamu turun duluan bersama kepala pengawal, nanti temui aku di pintu depan bandara.”“Hu’um.”Arjuna langsung memboyong Clau menggunakan jet pribadi, melimpahkan persyaratan administrasi kepada Givano. Meninggalkan pria itu di rumah sakit dan membelikan tiket kereta eksekutif. Selama dalam pesawat pun kedua tangan saling menggenggam dan memberi kekuatan. Pasalnya, jauh-jauh hari Arjuna telah memberi pengertian pada Clau. Bahwa mereka akan dihujani banyak pertanyaan dan rasa ingin tahu orang-orang.“Itu …” Clau menunjuk ke bawah, sek
Setelah membaringkan Dewa di atas kasur besar, Clau duduk di atas sofa kecil. Menyandarkan punggung dan meluruskan kaki, menunggu Arjuna masuk kamar. Tetapi hingga satu jam lamanya, pria itu tak juga datang menghampiri, membuat Clau terlelap.Arjuna bukan sengaja mengulur waktu melainkan menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu. Barulah dia memasuki kamar, mendapati Clau tidur dalam posisi duduk. Sedangkan Dewa sendirian berceloteh sembari menyeburkan air liur.“Kasihan Clau.”Menyadari sang istri kelelahan dan kesulitan merawat Dewa, Arjuna tidak memanggil pengasuh. Melainkan membawa Dewa ke kamar mandi, memandikan bayi gembul itu.“Ok jagoan, mandi sama Daddy. Kasihan Mommy tangan dan kakinya belum sembuh. Sssttt … jangan berisik ya.”Suara riang canda tawa keduanya malah membangunkan Clau. Seketika menghampiri dan tersenyum melihat kehangatan ayah dan anak itu. Clau langsung menyentuh perutnya, karena teringat masa-masa awal kehamilan begitu berat.Ternyata bayangannya terpantul pad
“Kalian siapa?” tunjuk Arjuna pada tiga wanita cantik yang masih muda.Mereka semua menundukkan wajah, tak ada satupun yang berani menatap wajah garang Arjuna. Embusan napasnya saja terdengar kasar, belum lagi rahang yang mengeras. “Givano, kenapa kau diam saja, hah?”“Mereka ini tiga kandidat calon sekertaris pengganti Tuan. Telah lulus wawancara Manager SDM.” “Ah, aku melupakan hal itu. Ya aku baru ingat kalau sekretarisku cuti melahirkan.”Arjuna tetap masuk ke ruangan dan mengabaikan ketiganya. Menyerahkan sepenuhnya pada divisi SDM dan Givano, karena nanti salah satu dari mereka diharapkan mampu bekerjasama dengan Givano.Bos Cwell hanya membuka berkas latar belakang pendidikan dan lamaran mereka. Namun untuk kali ini Arjuna memberikan peraturan baru, bahwa sekretaris pengganti tidak diizinkan memasuki ruangan Presdir. Tidak lain karena Arjuna belum mengetahui sifat calon sekretaris baru. Menjaga perasaan istri poin paling utama. Setelah pulang ke mansion nanti, hal pertama ya
“Apa begini rasanya dimanja istri?” Kedua sudut bibir Arjuna tidak berhenti melengkungkan senyum. Sejak semalam hatinya berbunga-bunga, sepulang kerja mendapat sambutan hangat memabukkan. Pagi ini Clau tidak kalah memberikan sesuatu yang menyenangkan. Bangun sejak pagi dan mengulang perayaan cinta sebelum beraktifitas. Sehingga rasa cinta di hati Arjuna bertambah berkali lipat.“Memang rasanya bagaimana?” goda Clau sengaja melingkarkan kedua kaki di pinggang Arjuna dan menariknya.Ya, saat ini keduanya di dalam kamar mandi. Clau duduk di meja wastafel sedang merapikan rambut halus pada rahang dan filtrum. Tangan kanannya terampil menggunakan alat cukur yang menari di atas kulit. Sedangkan tangan kirinya menyentuh wajah Arjuna dengan hati-hati.“Kecanduan. Kamu tahu Clau? Aku tidak pernah membayangkan bisa memiliki istri yang merawat suaminya seperti ini, kamu itu berbeda.” Puji Arjuna.Semburat merah langsung bermunculan pada pipi mulus Clau. Ia mengulum senyum dan sedikit tidak foku
Nyonya Besar Caldwell dan Bu Laras yang baru saja turun menggeleng tidak percaya. Lantaran sempat melihat sebelah kaki Arjuna menumpu pada sofa. Serta sepasang kaki wanita menekuk, menjepit lutut bercelana panjang berwarna hitam.Setelah itu tidak ada yang tahu apa yang dilakukan pasangan dimabuk cinta itu. Termasuk Givano sejak tadi berdiri tepat di depan pintu besar ruang tamu. Lelaki itu langsung dibawa oleh Nyonya Besar dan Laras ke taman.“Kamu jangan kaget suami istri memang begitu.” Nyonya Ajeng memberi secangkir teh untuk menenangkan Givano.“Tidak apa-apa Nyonya, kalau Tuan Muda bahagia, saya pun turut senang.” Givano mengangguk sungkan seraya menerima cangkir.“Istri Tuan Givano pasti beruntung karena memiliki suami yang baik.” Sambung Laras.Givano menunjukkan deret gigi putih bersinar, lalu membenarkan posisi kacamata. “Saya belum menikah Bu. Masih terlalu muda.” Mendadak pria itu teringat pada sosok wanita sederhana di desa. Tidak biasanya Givano menaruh perhatian untuk
Setelah beberapa bulan berlalu, Arjuna semakin lengket dan tidak terpisahkan dari Clau. Acara yang sempat tertunda pada akhir musim semi. Tepat hari ini, pertengahan musim panas pesta pernikahan akan dilaksanakan.Hamparan bunga berwarna warni memenuhi area terbuka di kapar pesiar ini. Dominasi putih dan warna pastel sebagai dekorasi utama. Melodi romantis mengalun, beberapa pianis terkenal diundang khusus oleh Arjuna.Mulanya Clau ingin pesta di taman mansion, tetapi Arjuna memberi kejutan lain. Keduanya sempat berdebat karena perpindahan tempat. Clau ingin kekeluargaaan dan menghemat pengeluaran.Namun Arjuna malah menghamburkan uang, memboyong para tamu ke atas kapal pesiar selama delapan hari tujuh malam. Kapal besar ini berlayar di atas lautan, Arjuna hanya ingin berbagi kebahagiaan pada semua orang. Termasuk para pegawai Cwell Group turut menghadiri pesta megah ini.Sesuai permintaan kedua keluarga, Arjuna dan Clau kembali mengikrarkan cinta mereka. Arjuna menanti wanitanya tiba
Elea cukup tahu diri, mendengar suara lantang itu saja langsung menundukkan kepala. Tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, sebab mencari pekerjaan baik di desa atau kota sangat sulit. Elea tersenyum setipis benang, berbalik arah hendak pergi.Namun, Givano menahan lengan kecil itu. Sehingga Elea tertahan dan gugup setengah mati. Pasalnya, tidak pernah sedekat ini bersama pria dewasa. Degup jantung Elea tidak beraturan. Rasanya melompat ke segala arah. “P-permisi Tuan.”“Kamu belum jawab pertanyaanku.” “Maafkan saya Tuan. Nyonya … Ibu Anda sedang istirahat di kamar, saya tidak mau me—““Ya sudah silakan pergi.” Usir Givano segera melepas cengkeraman tangan.Mendengar kata-kata tak diinginkan serta nada suara dingin membuat Elea menelan air liur. Entah mengapa hatinya perih diperlakukan seperti ini. Padahal dirinya tidak patut merasa kecewa, karena Elea telah membentengi diri tidak akan jatuh cinta pada pria manapun yang bekerja pada Arjuna.Selama satu menit Elea bergeming, otak
“Jangan mimpi menjadi istri Arjuna. Pria dingin itu selalu beruntung mendapat perempuan cantik.”“Tolong, singkirkan tangan Anda!” seru Clau.Sekarang, ia menyesal mengambil keputusan pergi ke toilet. Seharusnya Clau menunggu Arjuna datang dan mengantarnya, pasti tidak akan ada kejadian seperti ini.Clau juga bingung mau minta tolong kepada siapa. Namun jika pria di depannya berani melakukan lebih jauh, ia tidak segan menendang organ tubuh di bawah sana.“Sebaiknya kamu temani aku. Aku baru putus hari ini, pacarku hamil anak pria lain.”“Aku ini istri orang. Lepas!”Tepat sebelum Clau mengayunkan kaki, pukulan keras mendarat di wajah pria itu. Arjuna melebarkan mata, otot pada leher dan rahang berkedut. Sungguh tidak rela Clau di sentuh sedekat ini oleh pria lain.Arjuna pun dua kali memukul pria itu sehingga tersungkur jatuh. Tentunya dia mengenal baik salah satu anak buah rekan bisnisnya ini.“Jangan coba-coba meletakkan tanganmu di atas kulit wanitaku!” tegas Arjuna.“Arjuna cukup.
Setelah puas menikmati waktu berduaan di bibir pantai, Arjuna dan Clau bergegas kembali ke penginapan terapung. Hari semakin larut dan Arjuna teringat, istrinya belum menyantap makanan apapun. Penampilan Clau sangat berantakan, tidak mengenakan pakaian dalam, hanya kemeja biru kebesaran milik Arjuna. Berjalan tepat di balik punggung, melindungi dari tatapan pengunjung lain.Meskipun sepi Clau tetap tidak nyaman, berkeliaran hanya dengan sehelai pakaian saja. Alhasil tubuh Arjuna yang bertelanjang dada menjadi tameng.“Di sini sepi sayang, tidak ada siapapun. Mereka semua pasti sibuk dengan urusan masing-masing.” Arjuna terkekeh pelan.“Tapi … bagaimana kalau tiba-tiba ada yang keluar dari kamar? Aku malu Arjuna, kenapa melakukannya di luar?” Clau menunduk hingga menambrak punggung kekar sang suami.Ternyata Arjuna menghentikan langkah kaki. Mendengar penyesalan dari mulut Clau membuatnya tersenyum kecil, dan tidak tahan untuk melakukan kegiatan panas lagi. “Bukankah tadi kamu yang me
“Di mana Arjuna dan adik ipar? Kenapa dia lama sekali, jangan-jangan memilih menginap di villa? Ck dasar tidak kompak.” Geram Andreas.“Memangnya kenapa? Biarkan saja, mereka juga bisa datang ke sini sesuka hati, lokasi villanya tidak jauh.”“Tunggu! Dari mana kamu tahu kalau villa Arjuna jaraknya dekat? Apa kalian—“ pikiran Andreas melayang ke segala arah.Clara segera membungkam mulut suaminya, susah payah sebelah tangan bergerak. Ia tidak ingin membuka lembaran masa lalu, baginya sekarang hanya ada Andreas dalam hati bukan pria lain.Apalagi Clara dan Arjuna pernah menjalin kasih selama dua tahun. Dapat dipastikan jika keduanya bepergian berdua, begelung di atas ranjang dan saling menyebut mesra nama pasangan.Seketika wajah Andreas berubah merah padam. Dadanya bergemuruh, tangannya pun mengepal sempurna, isi kepalanya membayangkan hal itu.“Andreas sudahlah itu ‘kan masa lalu, aku juga tidak pernah mempermasalahkan kamu sering membayar wanita lain.” “Tapi Clara, itu beda! Aku mela
“Apa?” pekik Andreas dan Kevin.Keduanya langsung melirik ruang kamar yang cukup sempit. Benar yang dikatakan Arjuna, kamar asing milik Presdir Cwell. Akan tetapi Andreas menyadari sesuatu, mana mungkin Arjuna tidak menyewa presidential suite.“Ini bukan kamarmu!” Andreas melotot dan menunjuk ke segala arah.“Siapa yang melakukan ini?!” Arjuna geleng-geleng kepala membenarkan tanggapan sahabatnya.“Mungkin para istri yang membawa kita ke kamar karena mabuk.” Jawaban Kevin paling masuk akal.Segera Arjuna bangkit dari kasur, merapikan penampilan dan memandang jijik. Sungguh rasanya alergi satu ranjang bersama Andreas dan Kevin, ia melepas jas lalu membersihkan diri dari debu. “Hey, tidak perlu berlebihan!” Andreas berteriak di dalam kamar.“Aku tidak pernah satu ranjang dengan pria kecuali Daddy-ku. Kalian berani sekali! Jangan sampai kejadian ini terulang lagi. Mereka benar-benar meminta hukuman rupanya.” Arjuna mengepalkan tangan tidak sabar bertemu Clau.Arjuna melirik jam tangan, k
Setelah pesta pernikahan yang digelar sederhana hanya mengundang kerabat dekat, Kevin dan Brigitta memisahkan diri. Pasangan baru itu layaknya anak muda yang menikah dadakan, baik pria atau wanita sama-sama canggung.Sejak tadi, Brigitta selalu meremas tangannya. Bahkan kedua kaki tak kuasa berdiri sebab gemetaran, khawatir terjatuh. Begitupun dengan Kevin, memilih mengguyur diri di bawah air dingin, sebagai seorang pria tidak dipungkiri mengharapkan sesuatu.Namun, saat ini jauh berbeda. Suasana tegang belum menghilang, antara takut dan terharu. Setengah jam menghabiskan waktu di kamar mandi, Kevin keluar hanya mengenakan handuk putih. “Umm … Brigitta?” panggil Kevin dengan pemandangan menambah beban kegugupan.Rambut basah Kevin menggoda Brigitta, sayangnya wanita ini tak kuasa untuk bertindak lebih dulu. Cenderung menunggu aksi dari Kevin, layaknya seorang gadis yang baru merasakan indahnya jatuh cinta.“Ya, K-Kevin a-da apa?”“Boleh minta tolong ambilkan bajuku di tas?”“Oh, ya …t
Dua minggu kemudian.Hamparan bunga beraneka warna menghiasi ballroom hotel, pengantin pria sedang menanti calon istrinya. Kevin berdiri tegak, kemeja putih tertutup tuksedo hitam melekat sempurna pada tubuh atletis. Didampingi oleh Arjuna dan Andreas, lelaki itu mengalami ketegangan luar biasa. Usianya hampir menginjak 40 tahun tetapi tidak membuat Kevin tetap tenang. Apalagi semalam menerima kabar dari calon mertua, bahwa Brigitta demam.Ingin rasanya Kevin terbang ke rumah calon istri. Tetapi apa daya, dua sahabatnya ini menahan, mereka melarang Kevin bepergian, demi menjaga keamanan.“Kau bisa diam tidak?” Andreas mendengus di telinga Kevin.“Kenapa Brigitta belum datang?” pandangan Kevin selalu tertuju ke pintu utama.“Tenanglah! Brigitta baik-baik saja. Clau bilang mereka sebentar lagi tiba. Sabar sedikit, kalian sudah memiliki anak remaja tetapi seperti baru pertama kali merayakan cinta.” Cibir Arjuna mengepalkan tinju pada lengan sahabatnya.Ketiga pria itu berada di altar per
“Umm … terima kasih Mom. Aku pikir Mommy sibuk, soalnya Daddy bilang kalau hari ini ada rapat penting.”“Daddy bohong! Mom tidak sibuk. Apapun demi Karen, Mom bangga sayang, kamu benar-benar hebat. Selamat ya berhasil menjadi juara dua, ini hadiah untuk Karen.”“Aku sayang Mommy. Wah, baju berenangnya bagus.” Karen memeluk Brigitta dari belakang, melingkarkan lengan ke dada ibunya.Pemandangan mengharukan bagi Kevin. Sebentar lagi keinginan Karen terwujud, setiap hari bisa melihat Brigitta, bahkan bermain bersama. Baik Kevin atau Brigitta sama-sama berkomitmen memberikan yang terbaik, mereka menebus hilangnya waktu di masa lalu.“Sekarang kita mau ke mana Dad? Boleh makan malam di luar?”“Iya, tapi ke salon dulu. Kita makan malam bersama kakek dan nenek.” Kevin tampak santai dan tak acuh.Sedangkan Brigitta dan Karen menegang, tidak menyangka pertemuan kurang dari tiga jam lagi. Brigitta menelan saliva, mencoba mengutarakan isi hati. Takut ayahnya bertindak sewenang-wenang, apalagi Kar
Di kantor, Ayah Brigitta terdiam memandangi berkas berisi laporan bahwa lebih dari 50% saham perusahaannya dibeli oleh satu orang. Pria itu penasaran akan sosok pahlawan yang berhasil menyelamatkan usaha keluarga. Berulang kali mengucap syukur atas keberutungan yang tak terduga. “Siapa orang ini, apa kalian tidak bisa mencari tahu?” Ayah Brigitta menemui manajer keuangan.“Tidak Pak. Sepertinya Beliau pengusaha muda yang menjaga informasi pribadi. Kami juga terkejut karena mendadak asisten pribadinya datang.”“Pasti dia ingin menguasai perusahaanku. Sudahlah yang penting tidak bangkrut. Hubungi asisten pribadinya, aku ingin mengucapkan terima kasih.”Manajer keuangan itu mengangguk, kemudian keluar dari ruang pimpinan utama. Sedangkan Ayah Brigitta melupakan berita pagi yang mengejutkan. Seluruh perhatian tercurah pada usaha milik keluarga.Namun, niatnya untuk menikahkan Brigitta kepada seorang pria kaya tak pernah surut. Dia ingin perusahaan memiliki dukungan dari banyak pihak, sehi
Brigitta termangu, tubuhnya bergeming, gulungan kertas berisi ide tak dihiraukan. Pandangannya tetap lurus ke depan, lantas melirik kebun bunga. Dadanya terasa nyeri bagai dihantam bongkahan batu es, suhu badannya pun berubah dingin.“Brigitta? Kamu melamun?” Kevin berdiri dengan gagah di depan ibu dari anaknya ini. Sekarang Brigitta merasa rendah diri, tidak layak bersanding bersama Kevin. Roda kehidupan berputar sangat cepat, ia menyakini bahwa calon ibu sambung Karen adalah rekan bisnis Kevin. Selain fisik yang menggoda, Kevin memiliki pesona tersendiri. Tatapan teduhnya mampu menyihir orang, dia juga seorang pekerja keras.“K-Kevin. Umm … ini milikmu?” “Ya, sebenarnya aku sudah lama membeli tanah di sini, mungkin tiga tahun lalu. Tapi belum mempunyai uang untuk mendirikan rumah. Dan ya, sebentar lagi impian itu terwujud.”“Umm … selamat ya.” Brigitta segera menyadari statusnya, lantas menurunkan posisi tubuh, merapikan berkas berisi desain. “M-maaf, aku bisa mencetaknya dengan
“Umm … Kevin, terima kasih atas tumpangannya, kalau begitu aku masuk dulu ke dalam.” Brigitta menelan saliva yang terasa pekat, ia tidak kuasa menahan beban tubuh. Hari-hari ohnya sangat tragis, megetahui Kevin akan menikah menghapus harapan untuk bersama lelaki itu suatu hari nanti.“Ya, jangan begadang Brigitta. Kamu harus tetap sehat.” Kevin melengkungkan senyum, ingin rasanya membelai pipi lembut itu. Tetapi harus menyelesaikan permasalahan yang ada.Kendaraan roda empat milik Kevin menghilang dari hadapan Brigitta. Melesat cepat menuju tujuan akhir, sebab tidak ada waktu lagi. Semua terpaksa Kevin lakukan, demi memberi kebahagiaan untuk semua orang, ya menggunakan cara licik memang tidak baik.Namun, Kevin tidak bisa hidup sendiri. Keinginannya sebagai pria untuk memiliki Brigitta sangatlah besar. Hari ini juga, rencana yang telah disusun oleh Arjuna dituntaskan.Selama perjalanan, Kevin menghubungi asisten pribadinya. Raut wajah sangat serius menyampaikan setiap untaian kata.“