Mobil mewah berwarna hitam itu perlahan menurunkan kecepatan dan kemudian berhenti di sebuah rumah bergaya Neo klasik.
Sambil bersandar di kursi penumpang, Luke membuka mata yang semula terpejam.Namun, dia tidak terburu-buru keluar.Suasana hatinya sedang buruk saat ini.Dia baru saja selesai memeriksa sebuah proyek ketika ibunya menelepon dengan marah.Tidak perlu menebak, Luke tahu apa yang terjadi. Dia sangat kesal dan semakin ingin menyingkirkan pernikahan merepotkan ini secepat mungkin!"Bos, kita sudah sampai." Melihat atasannya tetap diam, Adrian—asisten Luke—yang berada di balik kemudi mau tidak mau mengingatkan."Hm." Luke hanya menjawab singkat. Ekspresinya tidak terlalu jelas.Setelah beberapa saat, dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang."Batalkan rencananya."*****"Aku pikir kau tidak berani datang!"Helen menatap putranya yang baru saja memasuki ruang kerja dengan ekspresi marah. Tatapan tajamnya yang mirip dengan sang putra–menusuk langsung ke arah Luke."Mamaku sangat cantik dan lembut, apa yang harus ditakutkan?"Sayangnya, Luke yang sudah terbiasa dengan trik sang ibu tidak terpengaruh sedikit pun.Pria itu menjawab dengan tenang, kemudian duduk.Setiap gerakannya santai dan elegan.Helen memeloti putranya dengan kesal. Karena tindakan intimidasinya tidak berhasil, dia tidak berbasa-basi lagi dan berkata langsung, "Aku tidak setuju kalian bercerai!""Tidak bisakah Mama memberiku minum dulu sebelum mulai mengomel? Aku datang terburu-buru dari lokasi konstruksi dan bahkan tidak minum segelas air." Alih-alih menanggapi sang ibu, Luke justru mengeluh dengan nada malas.Helen hanya memutar mata terhadap omong-kosong putranya."Jangan mengalihkan pembicaraan," ucapnya datar."Jika Sienna ingin menceraikanmu, aku tidak akan keberatan. Tapi, kau tidak boleh menceraikannya duluan.""Apa aku masih putra kandungmu?" Luke bertanya dengan ekspresi terkejut yang dilebih-lebihkan."Luke Alexander Verlice, bicaralah dengan benar!" Melihat Luke tidak merespons dengan serius, Helen menjadi marah lagi.Luke mengerutkan kening.Pria itu menyingkirkan ekspresi santainya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Jangan khawatir, aku akan menebusnya dengan cara lain."Ada alasan dibalik sikap Helen yang sangat melindungi Sienna.Luke mengetahuinya dengan jelas. Juga karena alasan itulah dia masih dapat berkompromi hingga saat ini.Jika tidak, dengan semua perbuatan buruk yang dilakukan oleh “Sienna”, Luke mungkin sudah mengirim orang itu ke hutan belantara sejak lama."Bagaimana bisa kau menganggapnya begitu enteng? Apa kau pikir pernikahan sama seperti perjanjian bisnis yang bisa kau putuskan dan berikan kompensasi lalu selesai begitu saja?""Bukankah itu benar?" Luke bergumam samar.Lagi pula, pernikahan mereka hanya didasarkan pada kontrak sejak awal. Di mata Luke, itu benar-benar tidak berbeda dengan perjanjian bisnis."Apa yang kau katakan?" Helen tidak dapat mendengar apa yang digumamkan sang putra.Jadi, dia memelototinya dengan curiga."Oh, aku berkata ...." Luke menoleh ke arah Helen, tersenyum tak tulus. Kemudian melanjutkan, "Aku tidak lagi ingin bercerai sekarang."‘Tunggu saja beberapa hari atau minggu lagi.’ Luke menambahkan dalam hati.Tentu saja tidak mungkin bagi Luke mengatakan kalimat terakhir di depan sang ibu.Bukannya, dia takut pada sang ibu. Dia hanya malas mendengar omelan tak berujung ibunya."Sungguh?" tanya Helen skeptis."Sungguh!" Luke menangguk dengan ekspresi tegas, seakan-akan telah mendapat pencerahan dari nasihat sang ibu.Helen lantas menyipitkan mata. "Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran? Jika kau berbohong padaku ....""Aku tidak berani, Bu." Luke segera memotong ucapan sang ibu dan memberikan jaminan.Jika tidak, telinganya mungkin akan berdengung sampai malam.Helen mendengus. "Sebaiknya, begitu. Aku tidak ingin lagi mendengar bahwa kau akan menceraikan Sienna!""Ya," jawab Luke sambil mengangguk.Dia memang harus memastikan agar beritanya tidak bocor lain kali. Ibunya hanya perlu mendengar ketika dia dan Sienna 'sudah bercerai'."Oke, lupakan saja kali ini."Meski Helen tahu bahwa kata-kata Luke sebagian besar tidak terlalu tulus, tetapi dia tahu terus memaksa sang putra hanya akan membawa lebih banyak kerugian daripada keuntungan.Jadi, dia pun berhenti membahas masalah perceraian dan mulai beralih ke topik lain.Ibu dan anak itu mengobrol tentang bisnis sebentar dan makan siang bersama.****"Langsung ke perusahaan, Bos?" Setelah masuk ke mobil, Adrian segera mengonfirmasi tujuan berikutnya pada Luke.Luke meliriknya melalui kaca bagian depan mobil, menjawab datar, "Tidak. Kembali ke rumah!"Adrian agak terkejut.Sebagai asisten pribadi Luke, dia sedikit banyak tahu tentang hubungan bos dan istrinya. Tidak seperti berita baik yang beredar di luar, nyatanya pasangan itu tidak terlalu harmonis.Sejauh yang Adrian tahu, Luke lebih sering tinggal di apartemen di dekat perusahaan. Selama dua tahun terakhir, dia dapat menghitung jari berapa kali dia mengantar Luke pulang ke rumah itu.Paling banyak dua kali dalam sebulan. Itu pun Luke hanya akan tinggal selama satu malam.Dan sekarang, Luke kembali ke rumah selama tiga hari berturut-turut?Pasangan muda itu lebih sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama, yang seharusnya merupakan kabar baik.Akan tetapi, masalahnya adalah ekspresi Luke sama sekali tidak menggambarkan seorang suami yang ingin menemui istrinya, melainkan lebih seperti akan bertemu dengan musuh.Adrian menggelengkan kepalanya. ‘Sebaiknya aku tidak ikut campur.’Di sisi lain, Sienna berjalan bolak balik dengan cemas. Saat dia bangun, Luke sudah tidak ada di rumah. Danna mengatakan bahwa pria itu pergi sebelum jam lima pagi. Oleh karena itu, Sienna telah menunggu di ruang santai lantai dua sejak pagi. Untungnya, jendela besar di sana memungkinkan Sienna melihat langsung ke gerbang. Setelah begadang mencari ide sepanjang malam, Sienna akhirnya menyusun rencana terbaik yang dapat dia pikirkan. Dia akan membuat kesepakatan dengan Luke. Dengan demikian, Luke akan bersedia menunda perceraian selama satu tahun lagi meski harus mengorbankan kompensasi dari pria itu. Untuk menunjukkan keseriusan dan ketulusannya, Sienna juga sudah menyiapkan kontrak yang sangat menguntungkan Luke di mana-mana. Sienna tidak percaya oportunis itu akan tetap menolak tanpa ragu setelah membacanya. Selama ruang untuk negosiasi terbuka, Sienna akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk meyakinkan Luke. Jika cara ini masih tidak berhasil .... "Pokoknya, coba saja d
Ketegangan itu tak berlangsung lama.Sienna sadar Luke tidak akan melepaskan ide untuk bercerai dengan begitu mudah. Namun, dia tidak takut lagi. Sienna sudah membuat keputusan untuk menaklukkan pria itu.Ya, dia ingin menaklukkan suami penjahatnya yang berbahaya.Selama dia berhasil membuat pria itu bertekuk lutut di bawah roknya, bukan dia tetapi Luke-lah yang akan menolak untuk bercerai!"Aku tahu, tapi aku sangat senang meski hanya bisa menghabiskan waktu sedikit lebih lama sebagai istrimu." Sienna berkata pada Luke dengan senyum tipis. Senyuman itu tidak secerah sebelumnya, ada sedikit kesedihan dan rasa rendah diri."Sebenarnya, aku sangat menyesali tindakanku saat itu. Aku hanya ... tidak tahan berpisah denganmu."Saat Sienna terus berbicara, matanya perlahan memerah. Penuh keengganan dan kesedihan, seperti gadis kecil yang patah hati.Ya, dia akan memainkan peran istri yang tergila-gila pada suaminya mulai sekarang. Menggunakan “cinta tulus”-nya sebagai alasan untuk tidak ber
Sienna tidak tahu apakah harus senang karena panggilannya tidak terhubung atau sedih karena dia sama sekali tidak akan bisa menghubungi suami penjahatnya yang tampan di masa depan. Pada akhirnya, dia berhenti memikirkannya setelah makanan datang. "Tidak ada yang lebih penting dari makanan!" Keahlian memasak Zoe lebih baik dari yang Sienna harapkan. Makanan enak sangat efektif dalam meningkatkan energi. Sienna merasa semangatnya penuh saat ini. "Apa makanannya sesuai dengan selera Nyonya?" Zoe bertanya dengan gugup setelah Sienna meletakkan alat makannya "Sangat sesuai. Keahlian Zoe benar-benar bagus. Semuanya enak," jawab Sienna. Dia selalu mengagumi orang yang pandai memasak. Zoe tersipu oleh pujian terang-terangan Sienna. Dia tidak menyangka nyonya keluarga kaya raya seperti Sienna akan sangat ramah. "Saya akan membuat lebih banyak makanan enak untuk Nyonya di masa depan," katanya tersenyum malu-malu. "Kalau begitu aku akan menantikannya. Terima kasih untuk makanannya malam i
"Bahkan jika tidak ada cara untuk menghentikan acara pembukaan hotel, pasti ada cara untuk mencegah musibah yang dialami Luke!!" Sienna berkata pada dirinya sendiri agar tetap optimis.Tidak ada informasi tentang acara pembukaan hotel dalam ingatannya, artinya "Sienna" benar-benar tidak tahu menahu tentang ini.Sebelumnya tidak peduli seburuk apa pun hubungan antara suami dan istri, Luke dan Sienna akan selalu tampil bersama sebagai pasangan yang sempurna dalam acara-acara penting perusahaan.Kali ini Luke mungkin berpikir bahwa mereka berdua akan bercerai dan tidak perlu bagi calon mantan istrinya untuk muncul.Mengambil ponselnya, Sienna tanpa sadar ingin mencari kontak Luke. Kemudian dia ingat ... pria itu telah memblokirnya!"Kenapa pria ini sangat merepotkan. Bukankah hanya wanita yang suka memblokir pasangannya saat sedang marah," gaman Sienna kesal.Menenangkan emosinya, Sienna kembali menggeser layar. Setelah menemukan kontak kepala sekretaris Luke, langsung ketuk ikon untuk m
Kediaman keluarga Verlice berada di kawasan perumahan elite kelas satu itu yang terletak di pinggiran kota. Areanya sangat luas. Jarak dari gerbang ke bangunan utama saja lebih dari seratus meter. "Mama, selamat pagi!" Sienna menyapa Helen dengan hangat saat melihat ibu mertuanya itu di ruang makan. "Oh, Sienna di sini. Apa kau sudah sarapan?" Helen juga menyambut Sienna dengan antusias. "Belum," jujur Sienna. Helen tersenyum lembut. "Kalau begitu cepat duduk, sudah lama kita tidak makan bersama." "Ya." Sienna mengangguk dan duduk di kursi samping Helen. "Selamat pagi, Nyonya Muda. Tolong tunggu sebentar, saya akan mengambil peralatan makan untuk Anda." Carla—pengurus rumah tangga yang sudah bekerja bersama Helen selama dua puluh tahun—juga menyapa Sienna dengan hormat. Dia lalu bergegas ke dapur, mengambilkan Sienna piring dan teman-temannya. "Terima kasih, Carla," ucap Sienna dengan senyum manis. Dia merasa sangat mudah akrab dengan orang-orang di rumah ini. "Sama-sama," ja
"Aku tidak melihat dengan hati-hati kemarin, ternyata aku sangat cantik!" Sienna dengan serius memandangi pantulan rupa barunya di cermin. Faktanya, wajah itu hampir 70% sama dengan wajah Sienna sebelumnya. Namun, jauh lebih cantik. Bisa dikatakan itu adalah versi wajah Sienna yang disempurnakan. Melalui sentuhan, Sienna dapat merasakan bahwa kulitnya saat ini jauh lebih halus dan terawat. Juga tidak ada kantung mata hitam yang mengganggu, bibirnya lembut dan berwarna merah muda alami, bulu matanya tebal dan lentik, sepasang alis kecokelatan bahkan lebih indah. Selain itu, ada tambahan tahi lalat merah di bawah mata kanan—yang terlihat sangat memesona. "Apa Luke buta? Punya istri secantik ini, tapi bersikeras ingin bercerai," keluh Sienna. Perempuan itu terus mengagumi kecantikannya sendiri selama beberapa menit sebelum mengingat kembali tujuannya datang ke ruang ganti. "Oh, aku harus berkemas!" Ruang gantinya sangat luas. Sienna mengambil koper putih ukuran sedang yang tidak
"Apa maksudmu?" Sienna menatap kosong pada pria muda di depannya. "Maaf, Nyonya. Karena kedatangan Anda di luar rencana, kamar di lantai lain sudah penuh," jawab Adrian dengan suara pelan. "Lalu di mana aku harus tidur?" Sienna hampir berteriak. Setelah menempuh 2 jam penerbangan dan menunggu di bandara selama hampir 1 jam, Sienna sudah sangat lelah. Namun, setelah sampai di hotel dia justru diberi tahu bahwa tidak ada kamar tersisa! "Saya dapat mencarikan Anda hotel lain di dekat sini, atau Anda bisa tinggal di kamar president suite milik Tuan Luke." Adrian menjelaskan. Sienna meliriknya curiga. 'Pasti ada konspirasi. Aku tidak percaya hotel sebesar ini tidak memiliki kamar kosong satu pun!' batin Sienna. Pergi ke hotel lain tidak mungkin. Sienna perlu mencari tahu tentang penyusup itu, jadi dia harus tinggal di hotel ini. 'Tapi aku juga tidak ingin sekamar dengan Luke!' Sienna menatap Adrian menyelidik. "Apa bosmu setuju aku tinggal di kamar yang sama dengannya?" "Ya, ini
"Hattchiii ...." Sienna kembali bersin untuk yang ke sekian kali sejak dia bangun pagi ini. Hidungnya sudah merah seperti tomat. "Ehem!" Luke yang baru saja keluar dari kamar mengepalkan tangan dan berpura-pura batuk—menutupi senyum kemenangannya. Tentu saja gerakan itu tidak lepas dari pandangan Sienna. Dia menggertakkan gigi dan bergumam marah, "Aku pasti akan menyiksanya lebih parah di masa depan." Luke berhenti di depan Sienna. "Apa yang kau katakan?" "Ada apa? Aku tidak mengatakah apa-apa. Kau pasti salah dengar." Sienna berpura-pura polos. Dia tersenyum manis pada Luke. Luke menaikkan alisnya. "Oh, tapi aku sepertinya mendengarmu mengatakan sesuatu yang buruk tentangku." "Bagaimana mungkin!" sangkal Sienna cepat. Dia menunjukkan ekspresi serius dan melanjutkan, "Aku hanya memiliki hal-hal baik tentangmu dalam hatiku." "Huh! Siapa yang percaya omong kosongmu!" Luke mendengus dan berbalik pergi. Sienna buru-buru bangun dari sofa. Lalu berlari kecil untuk mengikuti langka
"Bagaimana? Apa kau menemukannya?" Sienna bertanya dengan penuh antisipasi.Namun, harapan di mata indah perempuan itu langsung pupus begitu Manajer personalia menggelengkan kepalanya."Orang yang Anda sebutkan tidak ada dalam daftar kami."Sienna mengerutkan kening. "Apakah kau yakin sudah memeriksanya dengan teliti?""Saya sangat yakin, Nyonya. Tidak ada orang seperti itu dalam data karyawan hotel ini." Manajer personalia menjelaskan dengan serius. Melihat ekspresi tidak senang Sienna, dia juga menawarkan solusi lain, "Jika Nyonya mengizinkan, kami dapat membuat pengumuman tentang kalung Anda yang hilang dan memeriksa para karyawan.""Tidak perlu. Lupakan saja, mungkin memang sudah ditakdirkan untuk hilang."Kehilangan kalung adalah kebohongan yang Sienna buat sebagai alasan untuk mencari Mike, tetapi Sienna tidak bermaksud membuat keributan besar karenanya. Selain akan membuat Luke curiga, musuh mungkin juga akan mengetahui gerakannya.Sienna meninggalkan ruang manajer personalia d
"Sayang, kau di sini!" Sienna berseru senang begitu melihat Luke.Dia langsung terbang ke sisi pria itu dan memeluk lengannya dengan terampil.Ekspresi berwibawa Luke hampir runtuh oleh "sambutan mesra" Sienna."Jangan membuat masalah!" bisiknya memperingatkan."Oh, baiklah." Sienna cukup puas setelah mengambil kesempatan dalam kesempitan, jadi dia mendengarkan Luke dengan patuh.Luke menarik napas dalam, menahan keinginan untuk melempar wanita yang menempel di sampingnya."Apa yang terjadi?""Mereka bergosip di jam kerja. Menggosipkan kita!" Sienna menjawab dengan penuh semangat, seperti anak kecil yang mengadu pada orang dewasa.Ekspresi Luke langsung menjadi dingin. Dia menatap tajam pada dua perempuan yang berdiri gemetar sejak kemunculannya."Ulangi apa yang kalian bicarakan!"Kedua karyawan perempuan itu saling melirik, tetapi tidak ada yang berani membuka mulut.Sienna mencibir. Dia memperbaiki posturnya dan berdiri di samping Luke dengan anggun."Aku bisa mengulanginya untuk k
"Hattchiii ...." Sienna kembali bersin untuk yang ke sekian kali sejak dia bangun pagi ini. Hidungnya sudah merah seperti tomat. "Ehem!" Luke yang baru saja keluar dari kamar mengepalkan tangan dan berpura-pura batuk—menutupi senyum kemenangannya. Tentu saja gerakan itu tidak lepas dari pandangan Sienna. Dia menggertakkan gigi dan bergumam marah, "Aku pasti akan menyiksanya lebih parah di masa depan." Luke berhenti di depan Sienna. "Apa yang kau katakan?" "Ada apa? Aku tidak mengatakah apa-apa. Kau pasti salah dengar." Sienna berpura-pura polos. Dia tersenyum manis pada Luke. Luke menaikkan alisnya. "Oh, tapi aku sepertinya mendengarmu mengatakan sesuatu yang buruk tentangku." "Bagaimana mungkin!" sangkal Sienna cepat. Dia menunjukkan ekspresi serius dan melanjutkan, "Aku hanya memiliki hal-hal baik tentangmu dalam hatiku." "Huh! Siapa yang percaya omong kosongmu!" Luke mendengus dan berbalik pergi. Sienna buru-buru bangun dari sofa. Lalu berlari kecil untuk mengikuti langka
"Apa maksudmu?" Sienna menatap kosong pada pria muda di depannya. "Maaf, Nyonya. Karena kedatangan Anda di luar rencana, kamar di lantai lain sudah penuh," jawab Adrian dengan suara pelan. "Lalu di mana aku harus tidur?" Sienna hampir berteriak. Setelah menempuh 2 jam penerbangan dan menunggu di bandara selama hampir 1 jam, Sienna sudah sangat lelah. Namun, setelah sampai di hotel dia justru diberi tahu bahwa tidak ada kamar tersisa! "Saya dapat mencarikan Anda hotel lain di dekat sini, atau Anda bisa tinggal di kamar president suite milik Tuan Luke." Adrian menjelaskan. Sienna meliriknya curiga. 'Pasti ada konspirasi. Aku tidak percaya hotel sebesar ini tidak memiliki kamar kosong satu pun!' batin Sienna. Pergi ke hotel lain tidak mungkin. Sienna perlu mencari tahu tentang penyusup itu, jadi dia harus tinggal di hotel ini. 'Tapi aku juga tidak ingin sekamar dengan Luke!' Sienna menatap Adrian menyelidik. "Apa bosmu setuju aku tinggal di kamar yang sama dengannya?" "Ya, ini
"Aku tidak melihat dengan hati-hati kemarin, ternyata aku sangat cantik!" Sienna dengan serius memandangi pantulan rupa barunya di cermin. Faktanya, wajah itu hampir 70% sama dengan wajah Sienna sebelumnya. Namun, jauh lebih cantik. Bisa dikatakan itu adalah versi wajah Sienna yang disempurnakan. Melalui sentuhan, Sienna dapat merasakan bahwa kulitnya saat ini jauh lebih halus dan terawat. Juga tidak ada kantung mata hitam yang mengganggu, bibirnya lembut dan berwarna merah muda alami, bulu matanya tebal dan lentik, sepasang alis kecokelatan bahkan lebih indah. Selain itu, ada tambahan tahi lalat merah di bawah mata kanan—yang terlihat sangat memesona. "Apa Luke buta? Punya istri secantik ini, tapi bersikeras ingin bercerai," keluh Sienna. Perempuan itu terus mengagumi kecantikannya sendiri selama beberapa menit sebelum mengingat kembali tujuannya datang ke ruang ganti. "Oh, aku harus berkemas!" Ruang gantinya sangat luas. Sienna mengambil koper putih ukuran sedang yang tidak
Kediaman keluarga Verlice berada di kawasan perumahan elite kelas satu itu yang terletak di pinggiran kota. Areanya sangat luas. Jarak dari gerbang ke bangunan utama saja lebih dari seratus meter. "Mama, selamat pagi!" Sienna menyapa Helen dengan hangat saat melihat ibu mertuanya itu di ruang makan. "Oh, Sienna di sini. Apa kau sudah sarapan?" Helen juga menyambut Sienna dengan antusias. "Belum," jujur Sienna. Helen tersenyum lembut. "Kalau begitu cepat duduk, sudah lama kita tidak makan bersama." "Ya." Sienna mengangguk dan duduk di kursi samping Helen. "Selamat pagi, Nyonya Muda. Tolong tunggu sebentar, saya akan mengambil peralatan makan untuk Anda." Carla—pengurus rumah tangga yang sudah bekerja bersama Helen selama dua puluh tahun—juga menyapa Sienna dengan hormat. Dia lalu bergegas ke dapur, mengambilkan Sienna piring dan teman-temannya. "Terima kasih, Carla," ucap Sienna dengan senyum manis. Dia merasa sangat mudah akrab dengan orang-orang di rumah ini. "Sama-sama," ja
"Bahkan jika tidak ada cara untuk menghentikan acara pembukaan hotel, pasti ada cara untuk mencegah musibah yang dialami Luke!!" Sienna berkata pada dirinya sendiri agar tetap optimis.Tidak ada informasi tentang acara pembukaan hotel dalam ingatannya, artinya "Sienna" benar-benar tidak tahu menahu tentang ini.Sebelumnya tidak peduli seburuk apa pun hubungan antara suami dan istri, Luke dan Sienna akan selalu tampil bersama sebagai pasangan yang sempurna dalam acara-acara penting perusahaan.Kali ini Luke mungkin berpikir bahwa mereka berdua akan bercerai dan tidak perlu bagi calon mantan istrinya untuk muncul.Mengambil ponselnya, Sienna tanpa sadar ingin mencari kontak Luke. Kemudian dia ingat ... pria itu telah memblokirnya!"Kenapa pria ini sangat merepotkan. Bukankah hanya wanita yang suka memblokir pasangannya saat sedang marah," gaman Sienna kesal.Menenangkan emosinya, Sienna kembali menggeser layar. Setelah menemukan kontak kepala sekretaris Luke, langsung ketuk ikon untuk m
Sienna tidak tahu apakah harus senang karena panggilannya tidak terhubung atau sedih karena dia sama sekali tidak akan bisa menghubungi suami penjahatnya yang tampan di masa depan. Pada akhirnya, dia berhenti memikirkannya setelah makanan datang. "Tidak ada yang lebih penting dari makanan!" Keahlian memasak Zoe lebih baik dari yang Sienna harapkan. Makanan enak sangat efektif dalam meningkatkan energi. Sienna merasa semangatnya penuh saat ini. "Apa makanannya sesuai dengan selera Nyonya?" Zoe bertanya dengan gugup setelah Sienna meletakkan alat makannya "Sangat sesuai. Keahlian Zoe benar-benar bagus. Semuanya enak," jawab Sienna. Dia selalu mengagumi orang yang pandai memasak. Zoe tersipu oleh pujian terang-terangan Sienna. Dia tidak menyangka nyonya keluarga kaya raya seperti Sienna akan sangat ramah. "Saya akan membuat lebih banyak makanan enak untuk Nyonya di masa depan," katanya tersenyum malu-malu. "Kalau begitu aku akan menantikannya. Terima kasih untuk makanannya malam i
Ketegangan itu tak berlangsung lama.Sienna sadar Luke tidak akan melepaskan ide untuk bercerai dengan begitu mudah. Namun, dia tidak takut lagi. Sienna sudah membuat keputusan untuk menaklukkan pria itu.Ya, dia ingin menaklukkan suami penjahatnya yang berbahaya.Selama dia berhasil membuat pria itu bertekuk lutut di bawah roknya, bukan dia tetapi Luke-lah yang akan menolak untuk bercerai!"Aku tahu, tapi aku sangat senang meski hanya bisa menghabiskan waktu sedikit lebih lama sebagai istrimu." Sienna berkata pada Luke dengan senyum tipis. Senyuman itu tidak secerah sebelumnya, ada sedikit kesedihan dan rasa rendah diri."Sebenarnya, aku sangat menyesali tindakanku saat itu. Aku hanya ... tidak tahan berpisah denganmu."Saat Sienna terus berbicara, matanya perlahan memerah. Penuh keengganan dan kesedihan, seperti gadis kecil yang patah hati.Ya, dia akan memainkan peran istri yang tergila-gila pada suaminya mulai sekarang. Menggunakan “cinta tulus”-nya sebagai alasan untuk tidak ber