Beranda / CEO / Istri Ketiga Pengusaha Kaya / Kagak Tahu Judulnya Apa

Share

Kagak Tahu Judulnya Apa

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-29 10:48:19

"Karena aku tidak ingin dianggap istri durhaka!" balas Ainur, "kulihat Mbak Ruqoyah juga setuju, makanya aku ikutan!"

"Lho!" sahut Ruqoyah.

-----

"Ainur, seharusnya kamu jangan begitu!" lanjut istri pertama Rashid. "Kamu harus punya prinsip."

"Owh, jadi kalian ini hanya berpura-pura setuju?"tanya Rashid menegaskan. Ruqoyah mengangguk diikuti oleh Ainur. Keduanya sangat kompak.

"Tunggu!" ucap Nyonya Najah. Wanita yang itu memandang ke arah Nada yang sedari tadi hanya menyimak tanpa menyela. Gadis itu terlihat sangat santai tanpa beban. "Nada, apa yang kamu inginkan?"

"Saya ingin bebas. Sejak awal, saya tidak setuju menikah dengan Tuan," sahut Nada membuat sang mertua terbelalak. Wanita itu tidak menyangka dengan jawaban menantu yang satu itu. Yang dua orang menantu menginginkan kedekatan dengan Rashid, sementara Nada malah ingin berpisah.

"Maksudnya apa?" tanya sang mertua, wanita itu menatap tajam menantunya meminta penjelasan.

"Nyonya, apakah Nyonya tidak tahu? Sedari awal saya i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Akhirnya Pindah

    Saat mereka sedang mengobrol asik, tiba-tiba Ruqoyah dan Ainur masuk ke dalam kamar tanpa mengucap salam dan mengetuk pintu, membuat Tuan Abdul dan Nada kaget. ------Rupanya Ruqoyah memanggil adik madunya untuk ke kamar Nada. Ketika ketiganya berada di kamar Nada, Tuan Abdul diam dan tidak tahu harus berbuat apa. Wajahnya terlihat bingung. "Ke-kenapa kalian ke sini?" tanya Abdul. Nada mengambil ponsel dan memainkannya, pura-pura tidak tahu. Memang, gadis itu tidak menginginkan Abdul datang ke kamarnya dan tidak ingin ada keributan. Namun, dua istri Abdul malah datang. "Mas, em, aku juga ingin didatangi," sahut Ruqoyah memelas. "Aku juga!" Ruqoyah pun membalas. Abdul hanya memegang pelipis dan menggelengkan kepalanya. "Aku sangat pusing dengan tingkah kalian, bukankah sudah dijelaskan oleh umiku tadi siang bahwa setiap Sabtu dan Minggu aku bebas?" balas Abdul kecewa. Lelaki itu akhirnya mengajak Nada untuk keluar. Dia meraih tangan gadis itu yang sedang memainkan ponselnya. Kedua

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-29
  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Setelah Dipisah

    "Jika nggak pulang, aku datangi kamu di rumah Nada."____"Iya, aku di rumah Nada untuk menjelaskan ke Bu Hamidah kenapa Nada aku pulangkan. Aku juga merasa sangat capek sebab seharian ini membantu kalian pindahan!" balas lelaki itu. Nada hanya melirik kemudian tersenyum tipis. Dalam hati dia berkata bahwa, lelaki tegap dan gagah, tetapi takut istri."Tuan! benar, kan? Tuh sudah ditelpon sama Mbak Ruqoyah," ucap Nada."Nada! Jangan coba-coba mempengaruhi Abdul dan merebut jatahku, ya!" seru Ruqoyah diseberang sana. Rupanya wanita itu mendengar ucapan Nada dan gadis itu pun menutup mulutnya. "Aku pulang, sudah, ya!" balas Tuan Abdul kemudian mengakhiri panggilan teleponnya setelah itu duduk di sisi ranjang untuk sejenak. Terlihat kelelahan di wajahnya. "Pulanglah Tuan, aku juga ingin tidur bebas, kalau ada Tuan, sempit," ucap Nada kemudian mengajaknya keluar. "Maaf ya Tuan, bukan maksudku mengusir, tapi demi keberlangsungan keluarga Tuan," sambungnya. Rupanya azan berkumandang pertan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-29
  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Persaingan

    Akhirnya keduanya pun melakukan ibadah malam. skip ( ◜‿◝ )♡---"Mas, ternyata nggak enak, ya, memiliki adik madu, jadinya terbagi. Sebenarnya aku masih kangen sama kamu," gerutu Ruqoyah ketika pagi hari setelah Subuh. Rashid yang telah rapi, duduk di sofa sembari mengecek kembali pekerjaannya. "Aku tidak ingin berkomentar sebab itu pun dulu keinginanmu," jelas pria yang kini berpakaian hem kotak-kotak coklat berpadu krem dengan celana panjang berwarna coklat tua. Ruqoyah merengut dan tak dapat menimpali karena memang dulu dia yang menyetujui.Saat sedang berbincang, ponsel milik Abdul berbunyi. Ruqoyah melirik dan ingin mengetahui, telepon dari siapa itu. "Ainur," ucap Abdul, membuat Ruqoyah kemudian bermuka masam. "Mengganggu suasana saja, ngapain sih pagi-pagi sudah telepon, bukankah jatahnya masih nanti malam?" gerutu Ruqoyah kemudian wanita itu pun berjalan menuju ke lemari untuk mengambil pakaian yang akan ia kenakan ke toko. "Assalamualaikum, ada apa Ainur?" sapa Abdul pad

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-29
  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Insiden Kecil

    Tanpa bicara, Rayhan langsung meninggalkan mereka berdua membuat raut wajah Nada menjadi sedikit kecewa dan sedih. ----Abdul menatap ke istrinya yang masih tertunduk kemudian menangkap ekspresi wajah sang istri. Tatapannya begitu tajam membuat Nada tak mampu berkata apa-apa. Gadis itu seperti anak SD yang ketahuan mencontek ketika ulangan. Tuan Abdul, lelaki matang dengan pembawaannya yang berwibawa kemudian menggandeng Nada menuju ke mobil. "Kita ke kampus, "ajak lelaki itu, dan Nada hanya menurut saja. Gadis itu masuk ke dalam mobil dan duduk di samping sopir tanpa berkata sepatah kata pun. Abdul menjalankan mobilnya perlahan menuju ke kampus yang dituju. Selama dalam perjalanan, sesekali Abdul melirik ke istrinya, sementara pandangan Nada ke depan."Nada, apakah kamu serius dengan anak muda tadi?" tanya Abdul membuka pembicaraan. Nada menunduk kemudian menarik napas dan menghempasnya kasar. Setelah itu menoleh ke suaminya. "Nggak penting juga aku jawab," balas gadis itu ketu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-29
  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Wadau Akhirnya

    "Tapi benar, kesinilah!" pinta Abdul, "jika kamu tidak percaya!"----"Oke," jawab Ainur. Nada, Ruqoyah dan Abdul berada di ruang tengah. Kemudian Nada pamit kepada sang suami, tetapi Abdul tidak mengizinkan. Bahkan Abdul menarik tangan istri ketiganya untuk tetap tinggal. Berbeda dengan Ruqoyah, wanita itu malah menginginkan agar Nada segera pergi. "Nada, kamu bisa temani Ruqoyah, kan?" tanya Abdul memohon. Nada menggeleng dan tetep kekeh ingin pulang. "Sebentar lagi Ainur datang," sambungnya membuat Ruqoyah terbelalak dan kaget."Mas, kamu mengundangnya? Kenapa, sih!" taya istri pertamanya itu."Ruqoyah, hari ini jatahnya Ainur dan aku tidak bisa seperti ini.""Tapi, kan, aku sedang sakit," sahut Ruqoyah kecewa. "Iya, tapi aku juga tidak bisa meninggalkan kewajibanku padanya." Wajah Ruqoyah ditekuk kemudian meremas-remas tangannya. Masih dengan wajah kesal, Ruqoyah bangkit dan menuju ke kamarnya dengan tertatih. Ketika Abdul hendak membantu, Ruqoyah menolak. Ya, Abdul sangat p

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-29
  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Kena

    "Tenanglah, aku ajari dan kamu cukup diam atau meresponnya," bisik sang suami membuat gadis itu mendelik. ----Napas gadis itu terengah-engah kemudian Abdul menuntunnya ke ra*jang. "Nada, menolak suami itu dosa, paham?" terang pria itu sembari menatap tajam wajah sang istri yang masih tegang. Kemudian gadis itu menelan salivanya, tetapi begitu sulit sesulit melupakan Rayhan. Benar-benar malam ini malam yang menegangkan menurutnya. "I--iya," jawab gadis itu kemudian diam dan memejamkan mata. Tuan Abdul memegang tangan istrinya yang basah oleh keringat kemudian mengecupnya. Buru-buru Nada menariknya."Nada, kamu siap?" Tuan Abdul memastikan."A--aku takut dosa, Tuan," balas gadis itu lalu menelan kembali salivanya dengan kepayahan. "Bagus," balas pria itu lalu membelai rambutnya yang panjang dan ikal. "Tu--Tuan, aku izin ke kamar mandi." "Hmmm, mau alasan apalagi?" ucap pria itu masih membelai rambut panjang sang istri."Oh, enggak, Tuan.""Oke, silakan asal jangan beralasan haid,

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-29
  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   *_*

    "Kita susun rencana," ucap wanita berhidung mancung itu. ---Di kamar lain, Abdul tengah duduk sembari memegang kepala yang berdenyut. Rasa pusing menghinggapi. Pusing memikirkan para istri yang selalu ribut urusan jatah. Lelaki itu mengakui untuk malam ini adalah kesalahannya yaitu meninggalkan Ainur dan malah menemui Nada. Abdul tidak tahan dengan gadis itu, pesonanya membuatnya ingin segera memiliki seutuhnya. Nada itu ibarat bunga sedang mekar-mekarnya. Jika dibiarkan, maka kumbang lain akan datang. Sayang, bukan? Sedangkan bunga ini sudah sah menjadi miliknya. Nada keluar dari kamar mandi dengan heran sebab tidak mendapati kedua istri suaminya. Namun, ini yang dia harapkan. Tidak ada omelan atau ocehan.Abdul memandang istrinya yang tengah berdiri masih dengan lingerie yang sama sehingga hasratnya terlintas, tetapi ia sadar itu tak mungkin ia lakukan. "Lihat, Nada," ucap Abdul sembari menunjuk ke sprey yang terdapat bercak merah. "Astaghfirullah, Tuan, apakah aku keluar ha

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-29
  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Syarat itu Lagi

    Kini, sampailah mereka di kediaman Bapak Slamet. Setelah mobil terparkir, kemudian Nada turun bersama Abdul. Nada mengetuk pintu kemudian salam. Terdengar balasan salam dari dalam dan suara yang sudah tidak asing, Bu Hamidah.Seorang wanita berhijab ungu dengan menggunakan daster berwarna lilac, membukakan pintu dengan senyum merekah. Kemudian mempersilakan menantu dan anaknya itu masuk. Di ruang tengah pak Slamet tengah duduk sembari melipat tembakau dengan kertas kretek. Lelaki itu lebih suka merokok dengan rokok buatannya sendiri daripada membeli. Abdul menyalami lelaki tersebut dan mencium tangannya, kemudian duduk behadapan."Pak, kenapa merokok? Apakah tidak sayang dengan kesehatannya?" tanya Abdul kemudian mengambil satu biji rokok kretek yang baru saja dibuat kemudian mengamatinya. "Mendingan nggak makan daripada nggak merokok," ujarnya sembari menggulung kertas rokok tersebut. Biasanya, lelaki tua yang kini berusia sekitat enam puluh tahun itu membuat sekalian banyak untuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-29

Bab terbaru

  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Lagi lagi dan lagi

    Pertemuan Nada, Abdul dan Ruqoyah di kafe, merupakan sesuatu yang sangat mengejutkan. Ruqoyah pun berdiri kemudian menghampiri Nada yang tengah bingung. "Nada! Siapa dia?" tunjuk Ruqoyah pada lelaki yang berada di sampingnya. "Teman saya, Mbak," balas Nada canggung kemudian ia menggaruk-garuk kepalanya. "Iya, Tante, doakan kami agar jadian, ya, hehehe," sahut Haris sembari meringis membuat Ruqoyah mendelik. Haris kemudian mendekati Ruqoyah dan menyalaminya, lalu ke Abdul dan menyalaminya pula. "Kebetulan sekali bertemu di sini, sekalian kita makan bersama saja, bagaimana?" usul Haris. Nada tidak dapat berkata-kata."Hay kamu, siapa namamu?" panggil Ruqoyah. Perlu kamu ketahui kalau Nada itu ....!" Belum sempat Ruqoyah berucap, Abdul mencegahnya. "Apa-apaan, sih!" "Duduk saja, nanti aku jelaskan!" perintah Abdul. Akhirnya Ruqoyah pun duduk berdampingan dengan Abdul, sementara Nada duduk berdampingan dengan Haris. Nada melirik suaminya yang cuek. "Kini, pesanlah menu," ujar Abdu

  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Ternyata Saling mencemburui

    "Dengar! Pulang dari kampus, lalu siapa yang berhasil diantar dia, besok traktir!" tantang Rose, gadis yang tadinya kalem, begitu mengenal laki-laki langsung berubah. "Oke!" ----Pukul 12.00 kuliah selesai dan tidak ada lagi mata kuliah. Nada langsung menuju ke parkir. Namun naas, saat hendak menyalakan motornya, ban belakang tenyata kempes. "Waduh, mana tempat tambal ban masih jauh, bagaimana ini?" keluhnya sembari menekan-nekan ban motornya. Mau tidak mau, akhirnya Nada menuntun motornya itu sampai depan kampus. Jarak untuknke depan lumayan jauh. Saat di tengah perjalanan, Haris menghampiri dengan motor gedenya."Nada, kenapa motornya?" Pria itu turun dari motor lalu mendekati Nada yang tampak kelelahan. "Bocor," ungkapnya. "Yodah, kamu pakai motorku biar aku tuntun sampai depan. Di sana ada tukang tambal," perintah Haris kemudian menyerahkan kunci motornya pada Nada. Awalnya perempuan manis itu tidak mau, tetapi karena dipaksa, akhirnya mau juga. Haris menuntun motor milik Na

  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Bertaruh Cinta

    "Ainur!" pekik Abdul kemudian buru-buru membetulkan pakaiannya dan duduk. Nada pun demikian lalu duduk di samping sang suami. "Tuan, apa aku bilang!" pekik gadis itu lalu memunggungi sang suami. Sementara Abdul kebingungan antara mau mengangkat telepon atau tidak. "Jangan diangkat atau aku akan kena amukannya," ucap Nada. Abdul pun tidak mengangkat panggilan video call tersebut.Panggilan dari Ainur berhenti, tak lama kembali memanggil. Kemudian Tuan Abdul merijecknya dan mengirim pesan kepada istri keduanya bahwa selepas Magrib ia berjanji akan datang. @Ainur_My wife"Oke, Mas, aku tunggu. Malam ini aku telah menyiapkan makanan spesial untukmu." Balasan dari Ainur. Abdul bernapas lega sebab istrinya itu tidak bertanya macam-macam.Setelah itu, Abdul memandang ke arah Nada kemudian tersenyum. Ia menarik istrinya itu ke dalam pelukannya."Tuan, setelah ini kamu ke Mbak Aiunur, apa tidak capek?""Ha ha ha, pria keturunan Arab mana ada rasa capek. Makanan khas Arab bisa membuat pria m

  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Special Wife

    Jawab Abdul singkat berharap gadis itu tidak mengirim pesan lagi. @Ayu Terimakasih, Om, muach .... ----"Astaghfirullahaladziim, ni anak ganjen amat!" gumam Abdul kemudian menyalakan mesin mobilnya. Sekilas ia melihat melalui kaca spion, gadis itu melambaikan tangannya membuat Abdul nyengir. ***Di tempat lain Nada dan Rose hampir memasuki ruang kuliah, tetapi kaget ketika tidak mendapati Ayu. "Kemana Ayu?" tanya Nada sembari celingukan mencari gadis yang seusia dengannya. "Eh iya," balas Rose. "Ah, tar juga masuk."Mereka kemudian masuk ke ruang kuliah dan mencari tempat duduk sedikit di depan. Keduanya duduk bersebelahan. Sebelum dosen masuk, mereka berbincang."Nada, Om kamu sepertinya sayang banget sama kamu, apakah sudah menikah?" Nada bingung untuk menjawab. Namun, ia tidak ingin berbohong. "Sudah." Wajah Rose terlihat kecewa. "Kenapa?" tanya Nada."Om kamu itu ganteng banget dan sepertinya tajir." Nada membulatkan matanya. Dalam hati, kenapa kok teman-temannya banyak y

  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   New Kampus

    Kejadian semalam pun terulang.---Sesaat setelah beribadah, mereka tertidur. Peluh mengalir membasahi raga serta kelelahan atas nikmat Tuhan yang dianugerahkan pada kedua pasangan halal ini. ZzzrrtttGetar ponsel milik Abdul di atas nakas mengagetkan keduanya. Panggilan video call dari seorang wanita yang telah menemani Abdul hampir sepuluh tahun itu mengagetkan pria yang masih setengah sadar. Dengan segera, lelaki itu menjawab panggilan video tersebut. Betapa kagetnya Ruqoyah sang suami tengah berte***jang dada bersama wanita yang sudah tidak asing itu. Abdul langsung bangkit dan mengucek matanya untuk mengumpulkan setengah nyawanya. "Ruqoyah!" panggil lelaki itu sehingga Nada pun bangkit. "Mbak Ruqoyah?" sahut Nada kemudian meraih pakaian yang tercecer dan memakainya. "Mas!" panggil Ruqoyah dengan muka memerah. "Ternyata ini yang kamu lakukan? Aku ke toko karena ada barang yang ingin ku ambil, ternyata kamu di situ!" teriak Ruqoyah tak terkendali. Rasa cemburu merasuki.Abdul

  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Syarat itu Lagi

    Kini, sampailah mereka di kediaman Bapak Slamet. Setelah mobil terparkir, kemudian Nada turun bersama Abdul. Nada mengetuk pintu kemudian salam. Terdengar balasan salam dari dalam dan suara yang sudah tidak asing, Bu Hamidah.Seorang wanita berhijab ungu dengan menggunakan daster berwarna lilac, membukakan pintu dengan senyum merekah. Kemudian mempersilakan menantu dan anaknya itu masuk. Di ruang tengah pak Slamet tengah duduk sembari melipat tembakau dengan kertas kretek. Lelaki itu lebih suka merokok dengan rokok buatannya sendiri daripada membeli. Abdul menyalami lelaki tersebut dan mencium tangannya, kemudian duduk behadapan."Pak, kenapa merokok? Apakah tidak sayang dengan kesehatannya?" tanya Abdul kemudian mengambil satu biji rokok kretek yang baru saja dibuat kemudian mengamatinya. "Mendingan nggak makan daripada nggak merokok," ujarnya sembari menggulung kertas rokok tersebut. Biasanya, lelaki tua yang kini berusia sekitat enam puluh tahun itu membuat sekalian banyak untuk

  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   *_*

    "Kita susun rencana," ucap wanita berhidung mancung itu. ---Di kamar lain, Abdul tengah duduk sembari memegang kepala yang berdenyut. Rasa pusing menghinggapi. Pusing memikirkan para istri yang selalu ribut urusan jatah. Lelaki itu mengakui untuk malam ini adalah kesalahannya yaitu meninggalkan Ainur dan malah menemui Nada. Abdul tidak tahan dengan gadis itu, pesonanya membuatnya ingin segera memiliki seutuhnya. Nada itu ibarat bunga sedang mekar-mekarnya. Jika dibiarkan, maka kumbang lain akan datang. Sayang, bukan? Sedangkan bunga ini sudah sah menjadi miliknya. Nada keluar dari kamar mandi dengan heran sebab tidak mendapati kedua istri suaminya. Namun, ini yang dia harapkan. Tidak ada omelan atau ocehan.Abdul memandang istrinya yang tengah berdiri masih dengan lingerie yang sama sehingga hasratnya terlintas, tetapi ia sadar itu tak mungkin ia lakukan. "Lihat, Nada," ucap Abdul sembari menunjuk ke sprey yang terdapat bercak merah. "Astaghfirullah, Tuan, apakah aku keluar ha

  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Kena

    "Tenanglah, aku ajari dan kamu cukup diam atau meresponnya," bisik sang suami membuat gadis itu mendelik. ----Napas gadis itu terengah-engah kemudian Abdul menuntunnya ke ra*jang. "Nada, menolak suami itu dosa, paham?" terang pria itu sembari menatap tajam wajah sang istri yang masih tegang. Kemudian gadis itu menelan salivanya, tetapi begitu sulit sesulit melupakan Rayhan. Benar-benar malam ini malam yang menegangkan menurutnya. "I--iya," jawab gadis itu kemudian diam dan memejamkan mata. Tuan Abdul memegang tangan istrinya yang basah oleh keringat kemudian mengecupnya. Buru-buru Nada menariknya."Nada, kamu siap?" Tuan Abdul memastikan."A--aku takut dosa, Tuan," balas gadis itu lalu menelan kembali salivanya dengan kepayahan. "Bagus," balas pria itu lalu membelai rambutnya yang panjang dan ikal. "Tu--Tuan, aku izin ke kamar mandi." "Hmmm, mau alasan apalagi?" ucap pria itu masih membelai rambut panjang sang istri."Oh, enggak, Tuan.""Oke, silakan asal jangan beralasan haid,

  • Istri Ketiga Pengusaha Kaya   Wadau Akhirnya

    "Tapi benar, kesinilah!" pinta Abdul, "jika kamu tidak percaya!"----"Oke," jawab Ainur. Nada, Ruqoyah dan Abdul berada di ruang tengah. Kemudian Nada pamit kepada sang suami, tetapi Abdul tidak mengizinkan. Bahkan Abdul menarik tangan istri ketiganya untuk tetap tinggal. Berbeda dengan Ruqoyah, wanita itu malah menginginkan agar Nada segera pergi. "Nada, kamu bisa temani Ruqoyah, kan?" tanya Abdul memohon. Nada menggeleng dan tetep kekeh ingin pulang. "Sebentar lagi Ainur datang," sambungnya membuat Ruqoyah terbelalak dan kaget."Mas, kamu mengundangnya? Kenapa, sih!" taya istri pertamanya itu."Ruqoyah, hari ini jatahnya Ainur dan aku tidak bisa seperti ini.""Tapi, kan, aku sedang sakit," sahut Ruqoyah kecewa. "Iya, tapi aku juga tidak bisa meninggalkan kewajibanku padanya." Wajah Ruqoyah ditekuk kemudian meremas-remas tangannya. Masih dengan wajah kesal, Ruqoyah bangkit dan menuju ke kamarnya dengan tertatih. Ketika Abdul hendak membantu, Ruqoyah menolak. Ya, Abdul sangat p

DMCA.com Protection Status