Yang dimaksud Leuis berangkat bersama itu bukan seperti yang ada di dalam bayangan Leia, yang ia kira akan sampai di lobi kantornya, ternyata hanya sampai di pertigaan yang mengarah ke area perkantoran, dan Leuis memintanya untuk turun dari mobilnya,
"Tapi ini masih jauh, Leuis!" keluhnya sambil memberengut."Untuk menghindari spekulasi yang tidak diinginkan, sebaiknya kamu turun di sini. Bagaimanapun juga, di dalam kantor hubungan kita hanya sebatas atasan dan bawahan saja!" tegas Leuis tanpa bisa dibantah lagi.Sambil menggerutu kesal, Leia membuka pintu mobil itu,"Kalau begitu lebih baik aku berangkat sendiri saja tadi!!" geramnya sebelum menutup pintu.Dan kekesalannya semakin memuncak saat Leuis mengendarai mobilnya begitu saja, tanpa ada basa-basi lagi padanya."Dasar beruang kutub tidak punya hati!" teriaknya.Ia terus menatap tajam mobil Leuis itu hingga menghilang dari penglihatannya, baru ia melangkah ke kantornya, diMalam harinya, saat Leia akan memasuki unitnya, ia melihat Alexa yang baru saja keluar dari unit Leuis, yang langsung memekik riang saat melihatnya,"Leia!" serunya dan Leia mengabaikannya. Ia menekan deretan angka kunci digitalnya, dan baru akan membukanya ketika Alexa menahannya,"Kenapa? Kamu tidak suka aku datang ke kota ini? Kamu tidak senang melihat sepupumu ini?" cecarnya sambil memberengut."Owh, masih ngaku sepupu aku? Terus kenapa tadi mengabaikanku saat di Kafe?" Leia menepis tangan Alexa untuk membuka pintunya, Alexa ikut masuk ke dalam unitnya itu fdan Leia tidak kuasa menahannya."Jangan marah ... Leuis yang memintaku dan juga Axel untuk berpura-pura tidak mengenalimu. Kami harus melakukan itu atau Om Elrick akan memarahi kami," jelas Alexa lalu membalik badan Leia menghadapnya,"Lagian kamu juga sih, kenapa bisa terjebak sama pria macam itu!""Kamu belum pernah melihat pria itu, kalau sudah pasti kamu jug
Leia berkali-kali mengganti saluran televisinya, tanpa ada sedikitpun niat untuk menontontonnya. Karena pandangannya sesekali terarah ke mini bar tempat para sepupunya sedang berbincang sambil menikmati minuman mereka.Yang sekali lagi Leia merasa selangkah di belakang Alexa. Selain tidak bisa masak, ia juga tidak bisa meminum minuman yang mengandung alkohol. Karena ia mudah sekali mabuk, lain halnya dengan Alexa yang ketahanannya terhadap minuman keras itu mampu menyamai para pria.Tapi bukan itu sumber dari rajukannya. Tapi karena Alexa yang saat ini berada begitu dekat dengan Leuis. Sepupunya itu bahkan bisa membuat si beruang kutub itu tergelak, hal yang Leia anggap langka.Bukan tanpa alasan Leia beranggapan seperti iktu. Karena tiap kali bersamanya, pria itu selalu memasang wajah dinginnya, bahkan mengalahkan boneka salju sekalipun. Apa karena selama ini kehadiran Leia di Paris telah membebaninya?Baru memikirkan kemungkinan itu sa
"Leia kami berangkat sekarang!" Leon berseru sambil mengetuk pintu Leia, hingga terdengar balasan dari wanita itu, "Ya, hati-hati!" Merekapun bergegas menuju lift, tapi saat akan masuk ke dalam lift, Leuis merasa ragu-ragu. Entah kenapa hatinya merasa tidak tenang meninggalkan Leia seorang diri, tanpa adanya dirinya atau Leon yang berjaga-jaga kapanpun wanita itu membutuhkan mereka. "Leuis, ayo cepat masuk!" seru Axel. " Kalian saja, tiba-tiba aku merasa tidak enak badan. Lagipula aku lupa ada dokumen yang harus aku selesaikan," ujar Leuis. "Kau yakin tidak mau ikut?" tanya Leon dan Leuis mengangguk cepat. "Sudahlah kalian saja yang pergi, have fun!" seru Leuis sebelum balik badan dan kembali melangkah ke arah unitnya. Saat melewati pintu Leia, ia berhenti sebentar untuk menempelkan telinganya pada daun pintu itu. Tidak terdengar suara apapun, jadi Leuis kembali melanjutkan langk
"Kenapa lama sekali mengangkatnya? Apa yang terjadi dengan Leia? Kenapa ponselnya tidak aktif?" cecar daddy Elrick saat Leon mengangkat panggilan teleponnya dan mengaktifkan load speakernya agar Axel dan juga Alexa dapat mendengarnya. Pun demikian dengan Leuis yang baru saja keluar dari kamar."Leia? Dia baik-baik saja, Dad. Memangnya ada apa?" Leon balik nanya dengan nada polosnya sambil bertukar pandang pada Leuis.Kalau sampai Daddynya tahu yang baru saja tejadi pada Leia, bukan hanya ia dan Leuis yang akan kena amukannya, tapi Leia juga akan kembali dibatasi pergerakannya. Adiknya itu tidak akan bisa bebas kemanapun ia pergi sesuka hatinya."Lalu kenapa adikmu itu menekan tombol darurat?" "Oh, tadi sepulang kerja Leia melihat seorang pria di dalam unitnya, dan dia merasa ketakutan lalu menekan tombol itu. Padahal pria itu adalah Axel yang sedang menakutinya. Axel dan Alexa tiba di Paris pagi tadi," jelas Leuis sambil mengabaikan pelototan taj
Pagi harinya, Leia menguap lebar sambil merenggangkan badannya, lalu memekik kaget manakala lengannya menyentuh tubuh seseorang. Ia nyaris terjatuh dari tempat tidur itu kalau saja Leuis tidak menahannya, "Bangun, sleeping beauty ... Yang lain sudah menunggumu!" seru pria itu. "Ki ... Kita tidur bersama?" tanya Leia dengan panik sambil menarik selimut hingga ke dadanya, yang langsung mendapatkan sentilan Leuis di keningnya, "Jangan konyol! Aku hanya mengambilkan ponsel Alexa yang tertinggal di tempat tidur ini, semalam kamu tidur dengannya," jawab Leuis sambil turun dari tempat tidur, mengabaikan gerutuan Leia yang tengah memegang keningnya itu. "Jam berapa sekarang?" Leia kembali bertanya. "Jam satu siang." "Astaga, aku tidur selama itu?" "Kamu tidur seperti orang mati! Sekarang cepat bersihkan dirimu, kita cari makan di luar!" seru Leuis. "Aku tidak mau keluar! A
Kota paling romantis sedunia, itulah hal pertama yang terlintas di pikiran Leia saat mendengar kota ini, karena image romantis yang sudah melekat pada kota ini sejak dulu kala. Itulah satu dari beberapa alasan ia memilih kota ini untuk melanjutkan studynya. Tapi ... Dari sekian banyaknya tempat makan mewah yang tersedia di kota ini, kenapa Leuis harus memilih makan di atas kapal seperti ini? Mending di atas kapal pesiar yang sengaja pria itu sewa untuk mereka, alih-alih kapal tour yang siapapun bisa menaikinya.'Bahkan pria seberengsek Felix masih tahu, mana tempat makan termewah di kota ini!' keluhnya dalam hati. Meskipun ia yang harus mengeluarkan uang untuk membiayainya, tambahnya lagi."Kenapa kamu terus memberengut seperti itu?" tanya Alexa saat melihat Leia yang tidak hentinya memberengut sejak mereka menaiki kapal pesiar tour itu."Aku benci berada di atas air," jawab Leia sekenanya.Itu benar, entah kenapa sej
"Kenapa lama sekali?" tanya Alexa saat Leia kembali duduk di kursinya."Antri," jawab Leia sekenanya. Ia melirik ke sampingnya, dan mendapati Leuis yang ternyata tidak mengikutinya, entah dimana pria itu sekarang berada. Leia hanya berharap Leuis tidak menceritakan apa yang pria itu lihat tadi pada mereka."Kenapa saputangan Leuis ada padamu?" tanya Leon.'Sial! Kenapa aku tidak mengembalikan sapu tangan ini pada Leuis tadi?!' erang Leia dalam hatinya, ia merutuki dirinya sendiri."Hmm, tadi saat membasuh wajahku, tissue di toilet habis, jadi Leuis meminjamkan sapu tangannya untuk membersihkan wajahku. Untung saja tadi berpapasan dengannya saat Leuis mau ke toilet juga," elaknya.Leia berdoa di dalam hatinya, semoga saja mereka tidak menanyakan hal yang sama pada Leuis, ia takut Leuis akan memberikan jawaban yang berlawanan dengannya. Dan lebih buruk lagi, mengatakan apa yang tadi pria itu lihat.Leia kembali mengerang di dalam hatinya.
"Apa?" tanya Leia dengan galak. Alih-alih menjawab, Leuis malah mendekatkan wajahnya ke Leia dan langsung menciumnya, membuat wanita itu memekik pelan, meski hanya untuk sebentar, karena detik selanjutnya ia menyambut sepenuhnya ciuman dalam Leuis itu. Leuis tidak dapat menahan dirinya lagi untuk merasakan kembali bibir manis Leia, terutama saat Leia membuka bibirnya seolah mengundang Leuis untuk memasukinya, yang sudah pasti Leuis tidak akan menolak undangan terbuka itu. Erangan demi erangan terus keluar dari mulut wanita itu, sementara jemari kedua tangannya kini menelusup masuk ke sela-sela rambut leuis, membenamkan kedua tangan itu ke rambut tebal Leuis. "Berapa banyak pria yang telah mengajarimu hingga bisa mencium selihai ini?" tanya Leuis saat Leia dengan terengah-engah menjauhkan bibirnya untuk menghirup oksigen sedalam-dalamnya. "Berapa pria yang mengajariku?" tanya Leia dengan sorot mata terluka. "Leia ... " Sambil melangkah mundur, Leia menepis tangan Leuis yang ber
"Kenapa kita ke sini?" tanya Leia saat Leuis menghentikan mobilnya di sebuah hotel bintang lima.Alih-alih menjawab Leuis hanya menyeringai lebar sambil turun dari mobil sportnya, sementara seorang petugas parkir membukakan pintu untuk Leia. Leuis menyerahkan kunci mobilnya pada petugas parkir itu sebelum mengulurkan lengannya pada Leia untuk wanita itu rangkul,"Kamu pasti suka," jawabnya masih dengan seringaian lebarnya."Leuis, aku tidak mau melakukan itu, kita belum menikah!" keluh Leia sambil menghentikan langkahnya lalu memekik pelan saat Leuis menyentil keningnya,"Siapa yang mau mengajakmu check in? Bisa-bisa di suruh menikah sekarang juga kita sama Daddy.""Lalu kenapa ke sini?""Sudah ikut saja, kamu pasti suka ... "Leuis merangkul pinggang Leia saat memasuki hotel itu. Ia pikir kalau Leuis tidak mengajaknya check in, berarti mereka akan makan malam di salah satu restoran mewah yang berada di lantai
"Maksudmu pernikahan kontrak?" tanya Aletta sambil menyipitkan kedua matanya."Tepat seperti itu, meski kita menikah kamu tetap bebas melakukan apapun yang kamu mau, berteman dengan pria manapun yang kamu mau, begitu juga denganku. Satu tahun ... Bagaimana kalau hanya satu tahun saja?""Ok, aku juga mau mengajukan syarat!" seru Aletta."Katakan saja apa sayaratmu itu. Selama bukan memintaku untuk tetap setia pada pernikahan palsu ini aku akan mengabulkannya.""Tidak ada sentuhan fisik, aku mau tidur di kamar terpisah, dan aku bisa menginap di panti kapanpun aku mau dengan atau tanpa izinmu!""Cih, seperti aku mau menyentuh Kurcaci sepertimu saja! Dan kau tidak bisa bermalam di tempat lain setelah anak kita lahir, Kurcaci! aku tidak akan membiarkanmu membawa anakku ke tempat seperti itu. Kalau kamu mau pergilah tapi jangan bawa anakku!" tegas Leon sambil tersenyum malas."Setidaknya kamu membebaskanku sebelum anak ini lahir! Lagip
"Kau akan menikahinya, Leon!" potong daddy Elrick sambil mendelik tajam padanya."Dad ... ""Aletta hamil atau tidak kau tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu itu!!" 'Astaga ... Ini namanya senjata makan tuan ... ' erang Leon dalam hatinya.Leon mendelik ke arah Aletta yang tengah mengangkat dagunya dengan gaya menantang. Terlanjur dipermalukan dan juga daddy Elrick telah bertitah untuk menikahkan mereka, mau tidak mau Leon harus menyyetujuinya. Karena kalaupun ia menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada mommy dan daddynya itu, semua akan percuma. Mereka akan tetap menikahkannya dengan Aletta, karena Aletta wanita yang polos, dan mommy Aliana telah menegaskan kalau sampai Leon mengganggu gadis yang masih polos, mommy aliana akan menikahkannya dengan wanita itu.Jadi sudah kepalang tanggung, akhirnya Leon terus melanjutkan sandiwaranya, setidaknya ia cukup merasa puas dengan mengendalikan Aletta. Selama kurcacinya itu
"kenapa Aletta bisa jatuh? Jangan-jangan kamu mau berbuat yang tidak-tidak dengannya ya?" cecar Leia saat dokter yang menangani Aletta tadi telah keluar dari ruang rawat itu.Untungnya secara keseluruhan tidak ada yang mengkhawatirkan, sekarang mereka hanya tinggal menunggu Aletta siuman saja."Dia lari begitu saja, dan terpeleset di anak tangga," jelas Leon.Pria itu menarik kursi dan duduk di samping hospital bed Aletta, ia menatap sendu wanita itu, "Aku hanya menggodanya saja ... ""Pantas saja Aletta langsung kabur, dia sangat membencimu, Leon! Dan kamu malah menggodanya? Silahkan goda wanita lain tapi jangan sahabatku itu!" geram Leia yang baru merasa tenang saat Leuis merangkul dan mengusap lembut pundaknya."Aku hanya becanda, Leia ... Aku juga tidak tertarik dengan kurcaci ini!" sungut Leon.Dengan langkah kesal Leia menghampiri Leon dan menarik lengannya untuk memaksanya berdiri,"Kalau begitu kenapa k
Leia dan yang lainnya telah kembali ke Paris dan mulai beraktifitas lagi seperti biasanya. Meski kini tinggal di Apartment yang berbeda, Leuis selalu mengunjungi Leia setiap pagi hanya untuk membuatkannya omelette kesukaan kekasihnya itu, yang telah mulai masuk kuliah lagi. Setelahnya Leuis akan mengantar Leia ke kampusnya terlebih dulu sebelum ke kantor, itupun kalau Leia ada kelas pagi, kalau tidak, Leia akan ikut dulu ke kantor dan baru akan ke kampus satu jam sebelum kelasnya dimulai. Dan lagi-lagi Leus bersikeras mengantarnya. Seperti hari ini, satu jam lagi kelasnya akan dimulai, Leia mendekati meja Aletta yang sejak kepulangannya dari Venice lebih sering termenung tanpa sebab itu, "Melamun lagi ... Apa sih yang selalu kamu lamunkan itu?" tanyanya. "Oh, tidak ada apa-apa. Hanya memikirkan panti saja, kamu sudah mau ke kampus?" "Ya, Leuis sudah menungguku di parkiran. Aku berangkat sekarang ya, kalau Leo
"Setelah malam ini, kamu harus melupakan apapun perasaanmu itu padaku, ok?'Setelah terdiam beberapa saat, Leia pun menganggukkan kepalanya, di susul dengan gerakan bibir Leuis yang mengulum lembut bibir Leia. Jemari pria itu menelusup masuk ke rambut Leia, menahan kepala Leia untuk tidak bergerak selama mulut mereka saling berpangutan.Sementara jemari Leia mulai membuka satu persatu kancing kemeja Leuis, ia tidak dapat menahan dirinya dari rasa ingin menyentuh pria itu.Dan saat telapak tangannya yang dingin menyentuh dada Leuis, pria itu melepas c1umannya dan menahan tangan Leia,"Jangan ... Kamu tidak tahu betapa tipisnya kendali diriku saat ini," cegah Leuis dengan suara parau."Kalau begitu lepaskan saja, untuk apa kamu menahannya? Aku menginginkannya, Leuis.""Jangan gila kamu, Leia ... Daddy bisa membunuhku!""Selama ini kamu selalu menuruti apa mauku ... Kenapa kamu tidak mau menuruti permintaan terakhirku? Aku tidak aka
Suara tawa kencang dari sekumpulan pemuda yang tengah berdiri di sisi jembatan membuat Leia tersentak kaget, kepalanya masih terasa pusing dan tubuhnya seperti melayang.Melayang?Leia segera membuka kedua matanya, dan mendapati dirinya yang tengah dibopong Leuis, pria itu menatap was-was pada sekumpulan pria itu,"Turunkan aku ... " pintanya dengan suara serak, entah berapa persen kandungan alkohol tadi hingga ia merasa tenggorokannya kering sekali."Dikit lagi kita sampai," ujar Leuis sambil terus melangkah, ia mendesah pelan saat berhasil melewati jembatan tanpa gangguan pria tadi."Aku bisa jalan sendiri, Leuis, turunkan aku!""Kepalamu pasti pusing, kamu akan membuat dirimu sendiri tercebur ke kanal itu."Leuis benar, saat ini kepala Leia terasa mau pecah. Jadi alih-alih kembali meminta turun, Leia malah melesakkan wajahnya ke leher Leuis, menghirup aroma pria itu yang sangat ia sukai."Aku haus ... " renge
Dengan asal Leia memutar botol kosong itu yang kembali mengarah ke Leuis, ia pun menyeringai lebar, Leia ingin mengulang pertanyaan pria itu, ia baru akan bertanya sudah berapa banyak wanita yang Leuis c1um? Tapi yang keluar dari mulutnya hanyalah, "Cium aku ... " Suasana di antara mereka seketika menjadi hening saat menunggu apa yang akan menjadi pilihan Leuis. Dan saat pria itu hendak meraih gelas minumnya, Leia naik ke atas meja itu, ia merangkak mendekati Leuis lalu menarik kerah kemejanya. "Kenapa tidhak maauu? jijik?" tanyanya dengan suara pelo. Kejadiannya begitu cepat hingga tidak ada satupun dari mereka yang dapat mencegahnya. Atau karena mereka terlalu syok hingga hanya dapat melihat kelakuan tidak biasa Leia itu. "Leia turunah! Kamu menjadi tontonan pengunjung lainnya!" seru Leuis sambil memberikan tatapan mengeritiknya pada wanita itu. "Kamu terlalu banyak bicara, ayo
Selesai makan malam, saat para orang tua telah kembali ke hotel mereka, Leia beserta Aletta, kakak dan sepupunya memilih menghabiskan malam terakhir mereka di Venice dengan wisata malam di salah satu kafe yang berada di pinggir kanal, hanya Axel saja yang tidak bisa ikut karena harus segera kembali ke Seoul malam ini juga.Mereka memilih duduk di bagian outdoor sambil menikmati semilir angin malam yang telah mulai terasa dingin.Meski Leuis masih harus mengurus proyek barunya di kota air ini, entah kenapa pria itu menyerahkan sepenuhnya proyek itu pada Guzmân, jadi besok hanya Guzmân sajalah yang tidak kembali ke Paris, dan Aurora. Ya, Aurora tetap tinggal di kota ini bersama dengan daddy Keanu dan mommy Cornelia, untuk melihat Venice International Film Festival yang biasanya diadakan tiap awal bulan September."Apa kita hanya minum-minum saja di sini? Atau kita buat permainan saja biar seru, bagaimana?" saran Leon."Mau main apa?" tanya