Appa Alex hanya diam, sambil terus memandang penuh Elrick dengan tatapan menyelidiknya, tatapan yang seolah-olah sedang menelanjangi Elrick. Itu tatapan yang biasa Elrick berikan pada lawan bisnisnya, tapi Elrick tidak mungkin kan memberikan tatapan seperti itu kepada mertuanya?
"Saya tahu kau tidak akan seceroboh itu, Rick. Atau kau tidak akan bisa mengembangkan perusahaanmu hingga hampir ke seluruh dunia. Jadi lebih baik katakan padaku sekarang juga, kenapa kau seolah-olah membiarkan mantan tunanganmu itu mengacau di acara ini?" desak appa Alex.
Oma benar, tidak ada hal sekecil apapun yang bisa luput dari perhatian appa Alex dan anak buahnya.
"Saya hanya ingin membuat alasan yang tepat pada Granny saya, supaya beliau tidak terus menyodorkan Gwen pada saya. Mungkin nilainya di mata Granny akan berkurang, jika video te
"Akhirnya setelah drama meninggalkan calon suami. Kamu resmi juga menjadi Nyonya Elrick, Na!" goda Clarissa sambil terkikik geli, begitu juga dengan Tiara dan Keizaa.Aliana memberengut karenanya, "Senang yaa kalian melihat kegalauanku!" sungutnya kesal."Hahaha, aku bukan senang, Na. Tapi tidak menyangka saja kalau kamu akan balik badan dan langsung kabur. Apa sih yang ada di dalam pikiranmu saat itu?" tanya Tiara di sela tawanya."Aku hanya takut memulai hidup yang benar-benar baru dengan Elrick, Ra. Aku baru hitungan bulan mengenalnya, dan sudah bersedia menikah dengannya. Aku pasti sudah gila," jawab Aliana pelan."Memang masih hitungan bulan, Na. Tapi sudah ada Leon di antara kalian. Mungkin niat awal kalian menikah
Sesampainya mereka di Villa, Leon langsung meminta turun dari gendongan Elrick, dan berlari ke arah Suster Cici yang kini sedang jongkok sambil merentangkan tangannya, bersiap menyambut Leon. Aliana mengerutkan keningnya, lalu beralih menatap Elrick, "Jadi sebenarnya Suster Cici tidak sakit?" tanyanya.Elrick menyeringai lebar sebelum menjawab, "Ya, untungnya baby sitter Leon itu mau bekerjasama, aku akan menaikkan gajinya untuk itu!" "Terima kasih ... " ucap Aliana lagi.Elrick terkekeh pelan, "Ini ketiga kalinya ucapan itu keluar dari bibirmu, My Luv. Bagaimana kalau kamu mengucapkan terima kasih dalam bentuk lain?" sarannya sambil membopong Aliana.Aliana memekik pelan saat tiba-tiba tubuhnya terangkat, "Elrick, turunkan aku!"Alih-alih menurunkan Aliana, Elrick malah melangkah masuk ke kamar mereka, dan langsung mengunci pintunya."Ke ... Kenapa pintunya dikunci?" tanya Aliana.Elrick menurunkan Aliana, kemudian memutar tuuhnya untuk membantu Aliana membuka gaun pengantinnya,
"Sekarang aku yang bertanya, apa kamu juga akan setia padaku?""Iya, aku selalu setia kepada keluargaku. Apalagi dengan sumpah pernikahanku, aku memang tidak menginginkan pernikahan, tapi karena sekarang aku sudah masuk ke dalamnya, aku bisa pastikan padamu, aku akan menjadi istri yang setia!" jawab Aliana sambil kembali memainkan bulu halus di dada Elrick."Bagus! Jawabanmu membuatmu lolos dari hukumanku."Aliana mengerutkan keningnya, lalu kembali mendongak menatap suaminya, "Hukuman? Memangnya aku salah apa?" tanyanya.Elrick menaikkan sebelah alisnya, untuk mempertegas kesalahan yang sudah Aliana buat, "Berniat kabur dari pernikahan kita!"
Pulau Dewata, bukan hanya wisatanya saja yang di desain dengan baik dan memukau, unik dan sakral. Tapi juga fasilitas penunjangnya seperti restaurant yang juga memiliki desain yang tidak kalah menariknya, dengan suasana yang akrab, elegan dan juga romantis.Sama halnya dengan restaurant yang Elrick pilih untuk makan malam keluarga. Restaurant mewah nan eksklusif ini menggabungkan elegansi klasik dengan desain modern, dan menghadap langsung ke Samudera Hindia yang terlihat menakjubkan, terdapat dua area di restaurant ini, indoor dan outdoor. Masih di tempat yang sama dengan Villa yang mereka sewa.Elrick sengaja memilih area indoor pada jam lima sore untuk berkumpul di restaurant yang telah ia siapkan, karena saat senja mulai tiba dan langit mulai berwarna keperakan, pemandangan matahari terbenam dari restaurant ini akan
Aliana terperangah saat memasuki jet pribadi Elrick. Appa Alex juga memiliki jet pribadi, tapi harus Aliana akui tidak semewah dan semegah jet pribadi milik suaminya ini. Dari luar pesawat memang terlihat seperti pesawat boeing pada umumnya, tapi ketika masuk kedalamnya, Aliana seperti memasuki hotel bintang lima.Selain kamar utama dan kamar tamu, jet pribadi Elrick juga memiliki segalanya, mulai dari lounge, ruang makan dengan dapur pribadi, ruang TV yang menjadi satu dengan perpustakaan, hingga ruang pertemuan. Mungkin jet pribadi Elrick ini sering di pakai untuk perjalanan bisnis dengan para koleganya."Bagaimana? Kamu suka?" tanya Elrick sambil merangkul pinggang Aliana."Ini terlalu mewah untuk sebuah jet pribadi, Rick," jawab Aliana sambil terus memandangi dekorasi elegan pesawat ini, yang di dominasi dengan war
Mobil memasuki sebuah Apartment mewah yang terletak di tengah kota, mereka tidak turun di lobby, karena sudah banyak wartawan dan reporter TV yang ingin meliput tentang pernikahan Elrick dan Aliana menunggu mereka di sana.Elrick tidak ingin membuat Leon takut di hari pertama putranya ke kota ini, jadi mobil terus melaju hingga ke valet parking, yang berada tepat di samping lift pribadi yang akan membawa mereka langsung ke Penthouse Elrick."Kirim peringatan ke semua lini media massa, saya akan menuntut siapapun yang melanggar hak privasi say! Nanti saya dan Aliana akan mengadakan jumpa pers sesegera mungkin, jadi sampai itu terjadi, saya tidak ingin ada satu mediapun yang mengganggu kehidupan pribadi saya!" seru Elrick pada Jack, yang duduk di samping driver."Baik, Tuan."
"Dan dimana kamarku?""Maksudmu kamar kita?"Aliana memutar kedua bola matanya, "Iyaaa, kamar kita."Elrick menggenggam tangan Aliana, lalu menuntunnya melewati ruang keluarga dan terus naik ke lantai dua Penthouse, ada empat kamar di sana. Elrick membuka salah satu kamar, yang ternyata adalah kamar Leon yang di desain mirip sekali dengan kamar Leon di Jakarta. Nampak Leon sedang asik mewarnai hingga anak itu tidak menyadari orang tuanya yang membuka pintu."Bagaimana menurutmu?" tanya Elrick sambil menutup pintu kamar Leon."Kamu sengaja menyiapkan kamar Leon yang mirip sekali desainnya dengan yang di rumahku?"
Aliana menatap pantulan diri Elrick yang sedang mengarahkan hair dryer ke rambut Aliana di kaca meja riasnya, suaminya itu bersikeras membantu Aliana mengeringkan rambutnya, dengan alasan untuk mempersingkat waktu.Aliana tidak pernah menyangka kalau ia pada akhirnya akan menikah, apalagi menikahi pria dengan gairah sebesar Elrick. Pria itu selalu saja menemukan alasan demi alasan untuk bisa menyentuh Aliana. Kalau ada award untuk pria termodus sedunia, suaminya itulah yang akan keluar sebagai pemenangnya."Jangan menatapku seperti itu, aku bisa menganggap itu sebagai kode untuk kita bercinta lagi," gumam Elrick, kini mata mereka saling terkunci di kaca besar itu."Siapa yang sedang memandangimu? Aku melihat hair dryer yang sedang kamu pegang itu, rasanya aku ingin memilikinya untuk di Jakarta," elak Aliana.
"Kenapa kita ke sini?" tanya Leia saat Leuis menghentikan mobilnya di sebuah hotel bintang lima.Alih-alih menjawab Leuis hanya menyeringai lebar sambil turun dari mobil sportnya, sementara seorang petugas parkir membukakan pintu untuk Leia. Leuis menyerahkan kunci mobilnya pada petugas parkir itu sebelum mengulurkan lengannya pada Leia untuk wanita itu rangkul,"Kamu pasti suka," jawabnya masih dengan seringaian lebarnya."Leuis, aku tidak mau melakukan itu, kita belum menikah!" keluh Leia sambil menghentikan langkahnya lalu memekik pelan saat Leuis menyentil keningnya,"Siapa yang mau mengajakmu check in? Bisa-bisa di suruh menikah sekarang juga kita sama Daddy.""Lalu kenapa ke sini?""Sudah ikut saja, kamu pasti suka ... "Leuis merangkul pinggang Leia saat memasuki hotel itu. Ia pikir kalau Leuis tidak mengajaknya check in, berarti mereka akan makan malam di salah satu restoran mewah yang berada di lantai
"Maksudmu pernikahan kontrak?" tanya Aletta sambil menyipitkan kedua matanya."Tepat seperti itu, meski kita menikah kamu tetap bebas melakukan apapun yang kamu mau, berteman dengan pria manapun yang kamu mau, begitu juga denganku. Satu tahun ... Bagaimana kalau hanya satu tahun saja?""Ok, aku juga mau mengajukan syarat!" seru Aletta."Katakan saja apa sayaratmu itu. Selama bukan memintaku untuk tetap setia pada pernikahan palsu ini aku akan mengabulkannya.""Tidak ada sentuhan fisik, aku mau tidur di kamar terpisah, dan aku bisa menginap di panti kapanpun aku mau dengan atau tanpa izinmu!""Cih, seperti aku mau menyentuh Kurcaci sepertimu saja! Dan kau tidak bisa bermalam di tempat lain setelah anak kita lahir, Kurcaci! aku tidak akan membiarkanmu membawa anakku ke tempat seperti itu. Kalau kamu mau pergilah tapi jangan bawa anakku!" tegas Leon sambil tersenyum malas."Setidaknya kamu membebaskanku sebelum anak ini lahir! Lagip
"Kau akan menikahinya, Leon!" potong daddy Elrick sambil mendelik tajam padanya."Dad ... ""Aletta hamil atau tidak kau tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu itu!!" 'Astaga ... Ini namanya senjata makan tuan ... ' erang Leon dalam hatinya.Leon mendelik ke arah Aletta yang tengah mengangkat dagunya dengan gaya menantang. Terlanjur dipermalukan dan juga daddy Elrick telah bertitah untuk menikahkan mereka, mau tidak mau Leon harus menyyetujuinya. Karena kalaupun ia menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada mommy dan daddynya itu, semua akan percuma. Mereka akan tetap menikahkannya dengan Aletta, karena Aletta wanita yang polos, dan mommy Aliana telah menegaskan kalau sampai Leon mengganggu gadis yang masih polos, mommy aliana akan menikahkannya dengan wanita itu.Jadi sudah kepalang tanggung, akhirnya Leon terus melanjutkan sandiwaranya, setidaknya ia cukup merasa puas dengan mengendalikan Aletta. Selama kurcacinya itu
"kenapa Aletta bisa jatuh? Jangan-jangan kamu mau berbuat yang tidak-tidak dengannya ya?" cecar Leia saat dokter yang menangani Aletta tadi telah keluar dari ruang rawat itu.Untungnya secara keseluruhan tidak ada yang mengkhawatirkan, sekarang mereka hanya tinggal menunggu Aletta siuman saja."Dia lari begitu saja, dan terpeleset di anak tangga," jelas Leon.Pria itu menarik kursi dan duduk di samping hospital bed Aletta, ia menatap sendu wanita itu, "Aku hanya menggodanya saja ... ""Pantas saja Aletta langsung kabur, dia sangat membencimu, Leon! Dan kamu malah menggodanya? Silahkan goda wanita lain tapi jangan sahabatku itu!" geram Leia yang baru merasa tenang saat Leuis merangkul dan mengusap lembut pundaknya."Aku hanya becanda, Leia ... Aku juga tidak tertarik dengan kurcaci ini!" sungut Leon.Dengan langkah kesal Leia menghampiri Leon dan menarik lengannya untuk memaksanya berdiri,"Kalau begitu kenapa k
Leia dan yang lainnya telah kembali ke Paris dan mulai beraktifitas lagi seperti biasanya. Meski kini tinggal di Apartment yang berbeda, Leuis selalu mengunjungi Leia setiap pagi hanya untuk membuatkannya omelette kesukaan kekasihnya itu, yang telah mulai masuk kuliah lagi. Setelahnya Leuis akan mengantar Leia ke kampusnya terlebih dulu sebelum ke kantor, itupun kalau Leia ada kelas pagi, kalau tidak, Leia akan ikut dulu ke kantor dan baru akan ke kampus satu jam sebelum kelasnya dimulai. Dan lagi-lagi Leus bersikeras mengantarnya. Seperti hari ini, satu jam lagi kelasnya akan dimulai, Leia mendekati meja Aletta yang sejak kepulangannya dari Venice lebih sering termenung tanpa sebab itu, "Melamun lagi ... Apa sih yang selalu kamu lamunkan itu?" tanyanya. "Oh, tidak ada apa-apa. Hanya memikirkan panti saja, kamu sudah mau ke kampus?" "Ya, Leuis sudah menungguku di parkiran. Aku berangkat sekarang ya, kalau Leo
"Setelah malam ini, kamu harus melupakan apapun perasaanmu itu padaku, ok?'Setelah terdiam beberapa saat, Leia pun menganggukkan kepalanya, di susul dengan gerakan bibir Leuis yang mengulum lembut bibir Leia. Jemari pria itu menelusup masuk ke rambut Leia, menahan kepala Leia untuk tidak bergerak selama mulut mereka saling berpangutan.Sementara jemari Leia mulai membuka satu persatu kancing kemeja Leuis, ia tidak dapat menahan dirinya dari rasa ingin menyentuh pria itu.Dan saat telapak tangannya yang dingin menyentuh dada Leuis, pria itu melepas c1umannya dan menahan tangan Leia,"Jangan ... Kamu tidak tahu betapa tipisnya kendali diriku saat ini," cegah Leuis dengan suara parau."Kalau begitu lepaskan saja, untuk apa kamu menahannya? Aku menginginkannya, Leuis.""Jangan gila kamu, Leia ... Daddy bisa membunuhku!""Selama ini kamu selalu menuruti apa mauku ... Kenapa kamu tidak mau menuruti permintaan terakhirku? Aku tidak aka
Suara tawa kencang dari sekumpulan pemuda yang tengah berdiri di sisi jembatan membuat Leia tersentak kaget, kepalanya masih terasa pusing dan tubuhnya seperti melayang.Melayang?Leia segera membuka kedua matanya, dan mendapati dirinya yang tengah dibopong Leuis, pria itu menatap was-was pada sekumpulan pria itu,"Turunkan aku ... " pintanya dengan suara serak, entah berapa persen kandungan alkohol tadi hingga ia merasa tenggorokannya kering sekali."Dikit lagi kita sampai," ujar Leuis sambil terus melangkah, ia mendesah pelan saat berhasil melewati jembatan tanpa gangguan pria tadi."Aku bisa jalan sendiri, Leuis, turunkan aku!""Kepalamu pasti pusing, kamu akan membuat dirimu sendiri tercebur ke kanal itu."Leuis benar, saat ini kepala Leia terasa mau pecah. Jadi alih-alih kembali meminta turun, Leia malah melesakkan wajahnya ke leher Leuis, menghirup aroma pria itu yang sangat ia sukai."Aku haus ... " renge
Dengan asal Leia memutar botol kosong itu yang kembali mengarah ke Leuis, ia pun menyeringai lebar, Leia ingin mengulang pertanyaan pria itu, ia baru akan bertanya sudah berapa banyak wanita yang Leuis c1um? Tapi yang keluar dari mulutnya hanyalah, "Cium aku ... " Suasana di antara mereka seketika menjadi hening saat menunggu apa yang akan menjadi pilihan Leuis. Dan saat pria itu hendak meraih gelas minumnya, Leia naik ke atas meja itu, ia merangkak mendekati Leuis lalu menarik kerah kemejanya. "Kenapa tidhak maauu? jijik?" tanyanya dengan suara pelo. Kejadiannya begitu cepat hingga tidak ada satupun dari mereka yang dapat mencegahnya. Atau karena mereka terlalu syok hingga hanya dapat melihat kelakuan tidak biasa Leia itu. "Leia turunah! Kamu menjadi tontonan pengunjung lainnya!" seru Leuis sambil memberikan tatapan mengeritiknya pada wanita itu. "Kamu terlalu banyak bicara, ayo
Selesai makan malam, saat para orang tua telah kembali ke hotel mereka, Leia beserta Aletta, kakak dan sepupunya memilih menghabiskan malam terakhir mereka di Venice dengan wisata malam di salah satu kafe yang berada di pinggir kanal, hanya Axel saja yang tidak bisa ikut karena harus segera kembali ke Seoul malam ini juga.Mereka memilih duduk di bagian outdoor sambil menikmati semilir angin malam yang telah mulai terasa dingin.Meski Leuis masih harus mengurus proyek barunya di kota air ini, entah kenapa pria itu menyerahkan sepenuhnya proyek itu pada Guzmân, jadi besok hanya Guzmân sajalah yang tidak kembali ke Paris, dan Aurora. Ya, Aurora tetap tinggal di kota ini bersama dengan daddy Keanu dan mommy Cornelia, untuk melihat Venice International Film Festival yang biasanya diadakan tiap awal bulan September."Apa kita hanya minum-minum saja di sini? Atau kita buat permainan saja biar seru, bagaimana?" saran Leon."Mau main apa?" tanya