Share

Bab 187. Akhirnya...

last update Last Updated: 2025-03-04 11:08:52

Para awak media seketika riuh, langsung mengarahkan kamera pada Barra. Sang menantu akhirnya hadir juga.

“Bu.” Olivia menatap getir Amanda di sampingnya.

“Tenang sayang. Penjaga akan mengusirnya!” Amanda menenangkan Olivia. Namun perasaannya tak tenang. Kenapa para penjaga tak ada yang menghalangi Barra Malik Virendra? Sedang apa mereka semua?

Di belakang Barra, tampak Abraham Rawless juga masuk didampingi Jefri dan beberapa pengawalnya. Semua yang ada di ruangan itu semakin heboh, Abraham Rawless hadir? Ini berita luar biasa. Kamera langsung mengarah pada pria tua berjas rapi dengan tongkat di tangannya.

“Papa??” Amanda terkejut, Ayahnya di bawa Barra ke acara ini?

Barra semakin mendekat, tatapannya begitu nyalang pada Olivia yang semakin gugup. Barra tak sedikitpun melepaskan tatapan pria itu darinya semenjak baru masuk hingga sekarang.

Amanda panik. Ke mana orang-orangnya?

Barra tiba juga di depan Olivia yang ikut panik. Tak buang waktu, ia raih tubuh istrinya, digendong ala br
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 188. Fake?

    Mobil Barra tiba-tiba di sebuah rumah elite yang cukup jauh dari keramaian kota. Rumah yang telah ia persiapkan untuk menjadi tempat tinggalnya bersama Olivia dan anak-anak mereka nantinya. Di sanalah ia menempatkan Tuan Rawless selama ini, setelah menyelamatkan pria tua itu dari Margaretha. Ia lirik istrinya di samping. Olivia masih buang muka, tak sudi di menatap wajahnya. Tak menunggu lagi, Barra turun dari mobil lebih dulu setelah supir membukakan pintu. “Ayo turun, Olivia.” Ajaknya lembut setelah membukakan pintu mobil bagian Olivia duduk. “Aku gak mau. Ini bukan rumahku. Aku mau kembali ke rumah ibuku!” Olivia buang muka dari Barra, bersikeras tak ingin bersama suaminya itu. Barra diam menatap Olivia yang masih membencinya gara-gara Amanda yang selalu menyampaikan berita palsu tentang dirinya, tetapi menutupi kebenaran yang seharusnya diketahui Olivia. Tanpa butuh persetujuan istrinya itu, ia angkat tubuh Olivia, membawanya keluar dari mobil. Olivia terkejut, tak menyan

    Last Updated : 2025-03-04
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 189. Menyelesaikan Masalah

    “Pak Barra.” Olivia berang, pria ini suka sekehendaknya saja. Tak peduli pada penolakannya.“Tatap mata saya, Olivia.” Pinta Barra.Olivia menolak. Ia menatap ke arah lain, jengah.Barra tak peduli. Ia tarik dagu Olivia penuh kelembutan, ingin istrinya itu menatap langsung padanya.“Jangan memaksa!” Olivia semakin kesal, Barra menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan pria itu.“Lihat saya.” paksa Barra membuat Olivia tak bisa memalingkan wajah ke arah lain. “Sekarang giliran saya menjelaskan semuanya.” Ucapnya serius.“Apa lagi yang harus dijelaskan? Ibuku udah menjelaskan semuanya.” Olivia masih bersikeras untuk menolak.“Tapi kamy belum mendengar dari mulut saya langsung.” balas Barra.Olivia diam, memang dirinya belum mendengar penjelasan dari versi Barra. Tapi dari penjelasan Amanda, bukankah sudah cukup? “Ya udah, kalau mau menjelaskan juga, silahkan.” Ucap Olivia, skeptis bisa percaya lagi.Barra melepaskan tangannya dari wajah Olivia, “Saya tidak pernah setuju bercerai d

    Last Updated : 2025-03-05
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 190. Suami Siaga!

    “Aku gak kuat melihat kalian begituan, makanya aku langsung pergi tanpa menunjukkan diri di depan pintu. Rasanya sangat memalukan.” Ungkap Olivia membuat Barra serasa tertampar. “Saya berani bersumpah. Saya menolak Azalea! Saya menegurnya agar lebih menjaga sikap. Kalau saja kamu tidak langsung pergi waktu itu, kamu pasti tahu bagaimana penolakan saya terhadapnya.” Ujar Barra meluruskan kesalahpahaman ini. “Aku gak tau harus percaya atau tidak. Memang sebaiknya saat itu aku gak langsung pergi agar tau apa yang akan kalian lakukan berdua di dalam kamar. Tapi aku juga gak sanggup melihatnya kalau aja waktu itu anda dan dia benar-benar saling melepaskan kerinduan di kamar itu! Aku_umph!” Barra membungkam bibir Olivia dengan serangan bibirnya yang tiba-tiba. la berikan lumat*n-lumat*n lembut di sana, begitu merindukan rasa manisnya. Barra tak ingin istrinya merasa ragu terhadap kesetiannya. Olivia mematung. Suaminya terus mencumbui bibirnya penuh perasaan dengan mata terpejam, seakan

    Last Updated : 2025-03-05
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 191. Keras Kepala

    “Saya tidak sabar menemani kamu ke dokter kandungan.” Ungkap Barra terus terang. Seperti suami-suami lainnya, dirinya juga akan merasakan kebahagiaan serupa. Bisa mengunjungi Dokter kandungan untuk menemani istri. la ingin menjadi suami siaga. “Juga melihat detak jantung anak kita untuk pertama kalinya ya...” Olivia ikut antusias. Wajah Barra semakin berseri-seri, detak jantung? Itu artinya benar-benar ada kehidupan lain di rahim istrinya, anaknya. Rasanya masih sulit dipercaya, ini seperti mimpi saja. “Um, Pak Barra...” “Kenapa memanggil saya seperti itu Olivia!” Tegur Barra, sudah sejak tadi ia tak nyaman dengan cara Olivia memanggilnya. Olivia terdiam. Barra risih dipanggil 'Pak'. “Ada apa? Katakanlah...” Barra membelai kepala Olivia yang masih ditutupi hijab, belum berganti pakaian juga. “ini rumah siapa? Kenapa kita gak ke Penthouse aja?” “Ini rumah kita mulai sekarang. Kita tidak akan tinggal di Penthouse lagi. Lagipula, kalau saya bawa kamu ke sana, Ibu pasti aka

    Last Updated : 2025-03-06
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 192. Tidak Menyerah!

    “Papa percaya sama dia?” Amanda tersenyum sinis. “Tentu!” “Hah, Papa memang begitu. Mudah percaya sama orang sampai-sampai dikhianati Laksmana!” Amanda mencibir Tuan Rawless. “Wahahaha... Kamu juga Manda. Mudah percaya sama Abian dan Helen, sampai-sampai ditusuk dari belakang. Kita memang Ayah dan Anak yang bodoh ya...” Balas Tuan Rawless tertawa. “Kenapa Papa tertawa? Ini bukan sesuatu yang lucu! Ini bodoh dan memalukan!” Gerutu Amanda, kesal. “ltulah sebabnya kita harus belajar dari masa lalu.” “Papa yang gak belajar, Manda justru belajar dari masa lalu agar tidak mempercayai siapapun lagi!” “Tetapi gak gini juga Manda. Masa kamu menghakimi menantu kamu sendiri? Padahal dia sangat tulus dan berjasa dalam hidup kamu. Menantu itu sama seperti anak, Manda. Kalau marah, ya marahin langsung. Kalau sayang, ya perlakukan seperti anak kandung sendiri.” Jelas Tuan Rawless. “Dia bukan menantu Manda, Pa! Manda memang berhutang budi sama dia, tapi akan Manda bayar hutang budi it

    Last Updated : 2025-03-06
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 193. Akan Mengungkapkan!!

    Barra berada di dapur, menyiapkan makan malam untuk Olivia. Dari tangan terampilnya, semangkuk tongseng daging sapi segar tercipta, dipadu dengan tempura udang renyah dan saos cocolan yang lezat. Tak lupa pula, ia menyediakan puding buah sebagai hidangan penutup. Senyum cerah merekah di wajah tampan Barra. Bisa ia bayangkan betapa Olivia akan lahap menyantap hidangan istimewa ini setelah sedari tadi membuatnya khawatir karena istrinya itu beberapa kali mengeluarkan isi perutnya. Membayangkan wajah sang istri yang berseri-seri ketika menikmati makan malam tersebut, membuat perasaannya senang. la akan menjadi suami siaga, merawat dan memastikan Olivia dalam keadaan sehat dan bahagia selama masa kehamilan ini. “Olivia, sebenarnya saya, um...” Barra tergugup. Sedari tadi mencoba, kenapa lidahnya terasa kelu mengucap kata yang sangat ingin ia utarakan pada Olivia-nya? Barra menarik nafas terlebih dahulu, “Sebenarnya, saya cin_” ia berhenti berucap, lagi-lagi kesulitan untuk menyatakan

    Last Updated : 2025-03-07
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 194 Tahan...

    Barra langsung bersemangat. la balikkan tubuh Olivia agar menghadap langsung padanya, sebelah tangannya menahan tengkuk Olivia, sedang satunya lagi melingkar di pinggang istrinya itu. la tempelkan tubuh mereka berdua, tak ada lagi jarak yang tersisa. Barra kecup dalam-dalam bibir merah muda Olivia, kecupan yang melenakan. la sangat suka dengan cara Olivia membalas ciumannya, tak ada keraguan atau malu-malu lagi. Istrinya itu justru ikut menunjukkan sikap ekspresif dalam membalas setiap lumatan-lumatan yang Barra berikan, memperlihatkan hasratnya yang juga menginginkan suaminya. Siapa yang tak senang diperlakukan seperti ini oleh istri sendiri? Apalagi istri yang sangat dicintai setengah mati. Barra mendorong pelan tubuh Olivia ke arah meja makan yang masih kosong dengan memeluk pinggang istrinya itu, tetap tak melepas pagutan lidah mereka berdua yang semakin panas. la angkat tubuh Olivia, didudukkan di atas meja dengan posisi menghadap langsung padanya. Kedua kaki mulus Olivia,

    Last Updated : 2025-03-07
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 195. Akhirnya Tahu...

    Barra membawa nampan makanan tadi, menghidangkannya di atas meja makan. “Ayo dimakan.” Pinta Barra setelah menyiapkan makanan tersebut di depan Olivia. Olivia dengan senang hati, memulai makan malamnya bersama Barra di rumah baru mereka tersebut. “Sini saya suapi.” “Eh, aku bisa makan sendiri.” Tolak Olivia. Sebulan berpisah, membuatnya agak kaku terhadap Barra. Kadang tanpa sadar masih suka menjaga jarak. “Olivia, jangan menolak suami.” Barra tak suka penolakan. “I-iya.” Olivia terpaksa manut. Benar juga, sejak kapan suaminya mau dibantah? Barra lalu menyuapi Olivia penuh kelembutan. Setelah menyuapkan makanan ke mulut istrinya, dirinya pun ikut makan dari mangkok dan sendok yang sama. Begitu seterusnya. Olivia terharu. Ah, Barra romantis sekali meski tak pandai berucap kata manis. Tetapi perlakuannya suka membuat istrinya berbunga-bunga. “Makasih Sayang...” Ucap Olivia dengan senyum manis, sedikit tampak menggoda. Barra sempat berdebar dipanggil Sayang, juga diberi senyuma

    Last Updated : 2025-03-08

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 303. Lengkap Sudah

    “Udah, Sayang. Oliv jangan terlalu banyak diajak bicara. Lihatlah dia masih pucat sama lemas gitu,” tegur Virendra, ingin menghentikan Syafira yang masih saja mengajak Olivia mengobrol. Virendra begitu iba melihat menantu perempuannya dalam keadaan lelah. Pasti sangat sangat capek dan inginnya tidur tenang untuk merehatkan badan setelah berjuang melahirkan bayi yang ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak keluarga. “Waduh, maafkan Mommy ya Sayang. Kamu jadi terganggu,” Ucap Syafira pada Olivia. “Enggak kok, Mom.” Olivia terkekeh, dirinya malah selalu senang jika ibu mertuanya itu ada. Membuat suasana semakin hidup dan ramai. Syafira mengusap lembut lengan menantunya, kemudian mendekati Amanda yang berdiri di samping box bayi Olivia. Virendra mengambil kesempatan. la dekati Olivia, lalu membelai dan mengecup pucuk kepala menantunya. “Istirahat yang cukup ya, Nak,” ucapnya lembut, tersenyum dengan sorot mata penuh kasih sayang. “Ya, Dad,” Jawab Olivia ikut tersenyum. Di saat

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bba 302. Bahagia...

    Olivia ditempatkan di ruang rawatan President Suite-Royal Hospital dengan segala fasilitas lengkapnya. Aroma harum khas bayi baru lahir, menyebar ke seluruh penjuru ruangan, memberi ketenangan tersendiri. Ibu muda itu berbaring dengan kepala sedikit ditinggikan di atas tempat tidur pasien, tubuhnya nyaman ditutupi selimut halus. Di sampingnya, Barra duduk sambil menggenggam tangannya dengan mesra. Mata pria yang kini telah resmi menjadi seorang ayah itu, tak lepas memandangi wajah lelah Olivia yang tampak sedikit pucat. Cinta dan perhatian tergambar jelas dalam tatapan hangat Barra. la sesekali mengecup tangan Olivia, menunjukkan dukungan dan kasih sayang yang semakin besar saja pada istrinya itu. Rasa bangga terhadap Olivia yang telah melahirkan buah cinta mereka, kian membuncah. Sedang Olivia yang telah melewati proses persalinan, tampak lelah namun sumringah. Mata sayunya tertuju pada bayi yang kini berada dalam dekapan sang kakek. Tampak bayi mungil mereka tertidur lelap d

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 301. Perempuan?

    Dengan hati-hati, Barra membantu Olivia berjalan ke mobil, sambil terus memastikan bahwa istrinya itu merasa nyaman. “Udah yakin gak ada yang tertinggal, Sayang?” tanya Amanda sebelum pintu mobil ditutup. “InsyaAllah yakin, Bu.” “Ok. Jagain Oliv ya Bar. Ibu dan Kakek di belakang ngikutin mobil kalian.” “Ya, Bu.” Barra mengangguk, berdebar-debar karena Olivia menahan sakit sambil menggenggam kuat jemarinya. Amanda menutup pintu mobil Barra dari luar. Mobil pun segera melaju, menuju rumah sakit Royal Hospital. Amanda dan Tuan Rawless dengan mobil mereka sendiri, akan ikut ke rumah sakit untuk menunggui persalinan Olivia. Wajah keduanya cukup tegang, ini waktunya cucu Amanda sekaligus cicit Tuan Rawless akan hadir ke dunia ini. Sebentar lagi. Hujan masih terus mengguyur, menambah dramatis perjalanan mereka ke rumah sakit di dini hari yang dingin dan basah itu. “Aduh Mas, makin sakiiiit...” Olivia menggenggam erat tangan Barra. Kontraksinya terasa semakin kencang daripada sebelumn

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 300. Detik-detik...

    _Dua bulan kemudian_ Pukul 01.00 wib. Suara gemericik hujan di luar jendela kediaman Rawless, semakin membuat malam terasa pekat. Di dalam kamar yang temarm oleh lampu tidur, Barra dan Olivia masih berbaring di bawah selimut tebal yang membalut tubuh keduanya. AC yang sejak awal diatur dengan suhu rendah, menambah kesejukan ruang kamar yang luas itu, serasi dengan dinginnya malam yang diselimuti hujan. Olivia dengan perutnya yang besar menonjol, tidur miring ke kiri membelakangi Barra dengan kepala bertumpu pada lengan suaminya sebagai bantal empuk. Sedang Barra memeluknya dari belakang, seperti salah satu kebiasaan mereka saat tidur. “Uugh...” Olivia mulai menggeliat. Rasa tak nyaman di perut yang dirasakannya sebelum tidur tadi, kembali lagi, malah semakin intens. Perutnya seperti mengencang, seakan menjadi sebuah tanda bahwa kontraksi sesungguhnya telah dimulai. “Nak, kok gerak-gerak terus ya? Apa udah mau lahir?” lirihnya dengan mengusap-usap perut. Dengan wajah meringis

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 299. SAH

    Tampak penghulu datang, langsung disambut ramah oleh Tuan Rawless, Virendra dan Haris. Setelah berbasa basi, semuanya akhirnya duduk di tempat masing-masing. Penghulu, Barra dan Tuan Rawless sebagai saksi nikah. Yang terpenting, Jefri dan Haris duduk berhadap-hadapan untuk mengucapkan ijab qobul sebentar lagi. Sementara keluarga besar sudah menempati kursi mereka masing-masing, ikut tak sabar menyaksikan acara sakral ini. Tak berselang lama, Syafira dan Ayuma masuk ke dalam ballroom hotel. Suara riuh hadirin di dalam ruangan megah itu, sontak menarik perhatian Jefri. Ada ungkapan takjub dengan melafazkan kalimat MasyaAllah, terdengar dari suara-suara mereka yang melihat ke arah pintu masuk. Degup Degup Jantung Jefri berdegup sekencang mungkin. la menelan saliva, matanya tak berkedip. Clarissa masuk digandeng Syafira dan Ayuma, itu gadis yang sebentar lagi akan ia halalkan. Tak sampai hitungan jam lagi. ‘Ya Allah!’ ‘Indahnya cıptaanMu...’ Batin Jefri, terpesona melihat calon

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 298. Hari Bahagia

    Tiga minggu berlalu... Ballroom hotel bintang lima tempat Jefri dan Clarissa akan melangsungkan akad nikah sekaligus resepsi pernikahan, telah bertransformasi menjadi sebuah mahakarya keindahan, seperti sebuah istana mewah bak pernikahan putri raja. Di sekeliling ballroom, meja-meja tamu tersusun rapi dan elegan, ditata dengan linens putih bersih dan peralatan makan perak yang berkilau, dihiasi centerpiece yang terdiri dari bunga-bunga segar dan lilin-lilin yang menambahkan nuansa romantis. Di setiap sudutnya, terdapat rangkaian bunga yang mewah berwarna-warni sedemikian rupa, menambah semerbak aroma floral yang menggoda indra. Di bagian depan ballroom, sebuah meja berukuran sedang namun unik, telah disiapkan dengan kursi spesial untuk calon pengantin pria yang akan melangsungkan ijab qobul bersama wali nikah pengantin perempuan, tak lupa kursi khusus penghulu dan dua orang saksi nikah. Atmosfer di aula ini bukan hanya tentang keindahan visual, namun juga perasaan penuh harapan y

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 297. Segerakan

    Kini mereka tengah berkumpul di kediaman Virendra sambil mengobrol. Jefri yang sudah disuruh beristirahat oleh sang Mommy, masih tetap bergabung dalam obrolan meski hanya menjadi pendengar. Wajahnya tampak tegang, sedikit gugup. “Jef, kamu kenapa? Dari tadi diem aja, disuruh rehat gak mau.” Syafira terheran melihat raut wajah gugup pemuda yang sudah ia anggap sebagai putra keduanya itu. “Um, Mommy, Daddy,” Jefri mencoba menetralkan sikap, harus tetap tenang. “Tell us. Kamu biasanya kalau mau ngomong sesuatu, gak pake basa basi, Jef. Kenapa sekarang gugup gitu, ada masalah lain?” Virendra cukup penasaran melihat ekspresi tegang Jefri. “Begini. Ada yang mau Jef sampaikan.” Jefri menatap satu persatu wajah Virendra dan Syafira yang menunggu apa yang akan ia sampaikan. “Jangan bikin Mommy penasaran ah, Jef! Cepetan ngomongnya,” Desak Syafira. Sudah tahu dirinya tak bisa dibuat penasaran. Jiwa keponya berontak. Jefri menarik napas dalam-dalam, membuat Syafira semakin penasaran. “Dad

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 296. Di Terima?

    “Dan sekarang, saya semakin yakin kalau saya tidak bisa kehilangan Nona Clarissa. Saya ingin bersamanya, memilikinya sebagai istri saya. Karena tidak mau membuang-buang waktu lagi, begitu tau Nona Clarissa akan meninggalkan Indonesia, saya langsung bergegas menyusul ke Bandara untuk membawanya kembali bersama saya. Tidak akan saya lepaskan lagi dia. Akan saya perjuangkan dia dengan cara mengikatnya ke dalam ikatan yang halal, karena saya sangat mencintainya, lebih dari segalanya. Sudah cukup bagi saya untuk mengenal kepribadiannya, tahu tentang harapan dan mimpinya, dan saya ingin menjadi bagian dari itu semua. Saya tidak hanya mencintai dia, tapi juga menghormati dia sebagai individu. Saya siap berbagi suka dan duka bersamanya, di setiap langkah yang akan kami tempuh bersama.” Jefri berucap dengan sorot mata penuh keseriusan, mengungkapkan seluruh perasaan dan keinginannya. Tanpa sadar, rasa gugup dan khawatir akan ditolak, menghilang begitu saja. Berganti menjadi rasa percaya diri d

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 295. Meminta Restu

    “Begitupun saya, Nona. Sejak kecil, saya selalu berharap ada pasangan suami istri yang mau mengambil saya menjadi anak mereka, tetapi tidak pernah dilirik sama sekali. Mungkin karena saya kurus seperti anak kurang gizi. Dekil dan sering sakit dibanding anak panti lainnya. Tidak ada yang tertarik untuk mengadopsi saya. Tidak ada kelebihan yang saya punya selain otak yang mampu, tapi tidak seimbang dengan fisik saya yang lemah. Setelah bersama Pak Barra, saya berubah menjadi seperti sekarang. Kuat dan bisa beliau andalkan. Kalau tidak bertemu beliau dan Tuhan tidak menggerakkan hatinya untuk memasukkan saya ke dalam keluarga Virendra, mungkin sekarang pun saya juga bukan siapa-siapa. Belum tentu saya bisa bertemu circle orang-orang hebat. Dan belum tentu saya bisa bertemu dengan Nona,” Jefri menatap wajah Clarissa. Mata Gadis itu tengah berkaca-kaca mendengar kisah hidupnya. “Kamu hebat! Kamu pantas dipertemukan dengan orang-orang hebat pula seperti Pak Barra dan keluarga Virendra. Aku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status