Share

Terhalang Restu

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-01 16:43:10

“Wooowww ... sabar Bang, Zara masih berkambung ... lo maen nyosor aja,” ujar Kai, melangkah santai memasuki ruang rawat Zara dengan bungkusan di tangan.

“Justru gue lagi ngehibur dia.” Arkana beralasan.

Betapa malunya Zara, Kai benar—seharusnya ia masih berkabung tapi tadi Zara terbawa suasana saat Arkana mengklarifikasi tentang kejadian di masa lalu.

Kejadian yang merupakan cikal bakal hilangnya kepercayaan Zara kepada Arkana.

Selain memang, Zara juga memang menginginkan sentuhan Arkana.

Pria itu telah menolong dan membantunya, mengurus pemakaman sang Ayah sementara ia belum sadarkan diri.

Itu kenapa Zara seakan tidak memiliki hak untuk menolak Arkana.

Kai mengabaikan alasan Abangnya yang tidak masuk akal, ia melangkah mendekati ranjang Zara setelah membuka bungkusan yang ia bawa.

“Hai ... calon Kakak ipar, gimana kabarnya? Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, semoga almarhum Om Willy tenang di sana.”

Kai menggeser kaki Arkana agar turun dari atas ranjang.

Arkana mendengus kesa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan Mafia   Mencari tahu Tentang Arkana

    Setelah night club tutup dan mengecek semuanya, Darius langsung pergi ke rumah sakit sesuai perintah Arkana.Pagi ini Arkana ada rapat penting sehingga ia yang tidak memiliki aktifitas di siang hari ditugaskan untuk menjaga Zara.Darius mengerjapkan mata, ia begitu enggan membuka mata dan begitu menikmati sofa empuk yang membuainya saat ini.Rasanya ia baru tidur beberapa jam tapi tubuh Darius terasa gerah tampaknya hari sudah siang, tapi kenapa juga ruangan kamar Presidential suite ini tidak sejuk seperti yang seharusnya?Keringat membanjiri tubuh Darius, mengusap keningnya yang telah basah—ia pun membuka mata.“Zara!” seru Darius yang refleks mendudukan tubuhnya.“Kamu mau nungguin aku apa mau numpang tidur di sini?” tanya Zara tidak bersahabat.Gadis itu duduk di sofa bersebrangan dengan Darius hanya di halangi oleh meja.“Nungguin elo donk, sayangnya Arkana.” Darius memberikan senyum manis tidak enak hati.Ia memang diminta Arkana menjaga Zara tapi malah asyik tidur, mau bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Istri Kesayangan Mafia   Rapat Keluarga Besar

    Tatapan mata Kallandra menghunus hingga jantung Arkana.Arkana berusaha mengabaikan tatapan tersebut lalu menyalami sang Nenek yang ada di sana.“Sehat, Nek?” Arkana berbasa-basi lalu mengecup kedua belah pipi Neneknya.“Enggak pernah sesehat ini,” balas Rena lalu berbisik, “Enggak sabar ketemu Zara lagi.” “Nenek tim Kana?” Sang Nenek menganggukan kepala antusias lalu mengacungkan jempol.Seketika darah mengaliri wajah Arkana, tidak pucat pasi lagi seperti tadi. Ia merasa masih ada harapan untuk hidup bahagia.Arkana beralih kepada Monica dan Edward, tidak lupa memeluk dan mengecup pipi sang Grandma penuh sayang.Memberikan tatapan penuh permohonan kepada Monica dan Edward agar tetap selalu mendukungnya.Sebuah infocus sudah terpasang, tersambung pada laptop untuk melakukan komunikasi jarak jauh dengan kedua orang tua Arkana di Vietnam dan juga Kalila beserta Kejora di Jerman.Tau akan seperti ini, Arkana mungkin menghubungi mereka terlebih dahulu untuk meminta dukungan.“Sambungkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Istri Kesayangan Mafia   Lamaran Diterima

    Brak!Zara nyaris terlonjak dari atas ranjang mendengar suara pintu terbuka secara paksa.Matanya menyalang menatap sosok pria tampan bertubuh tegap yang sedang menderapkan langkah menghampirinya.Arkana, pria itu menghilang seharian ini tanpa berita. Zara sampai bosan menatap ponselnya menunggu kabar pria itu.Ia ingin mengetahui bagaimana jalannya rapat dengan Kallandra Gunadhya.Karena walau bagaimanapun Arkana meninggalkan tender besar itu karena dirinya.Arkana duduk di sisi ranjang menghadap Zara, menangkup wajah Zara dengan kedua tangannya yang besar lalu mendekatkan wajah mereka untuk memagut bibir ranum Zara.Zara memebelalakan mata saat bibir Arkana meraup bibirnya tergesa-gesa.“Eeemmmmhh!” Zara menepuk pundak Arkana agar menghentikannya tindakan tidak senonohnya.Arkana menjauhkan sedikit wajahnya lalu tersenyum tapi ia belum puas menikmati rasa Zara karena rindu seharian tidak bertemu, Arkana mendekatkan kembali wajahnya untuk kemudian melumat kembali bibir Zara, menghisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Istri Kesayangan Mafia   Dendam

    “Jangan galak-galak sama Bunga, Kak ... dia baik kok ngerawat aku selama di sini.” Arkana menoleh sekilas tatapannya kembali ia arahkan pada jalanan di depannya.“Darius ngomong apa aja sama lo?” Arkana yakin jika banyak hal yang Darius ceritakan kemarin kepada Zara tentang Bunga.“Darius enggak mau jawab pertanyaan aku, dia malah bagus-bagusin Kak Ar ... tapi dia cerita tentang Bunga dan kalian.” Arkana tersenyum, ingatkan dia untuk memberi bonus besar pada Darius nanti.“Memangnya lo nanya apa sama dia?” “Yang diomongin Baron, kalau Kak Ar itu sama bahayanya sama Jordi.” Arkana tertawa pelan. “Enggak lah, beda banget ... gue sayang sama lo kalau si Jordi mau nyakitin lo.” “Bukan itu ... .” “Apa?” Sengaja Arkana menyerongkan tubuhnya setelah menginjak pedal rem karena harus menunggu trafficlight berubah warna.“Kak Ar itu Mafia atau bukan?” “Iya, bisa di bilang gitu ... untuk ngelawan Jordi, gue harus sebanding dengan dia.” Zara menelan saliva kelat, matanya membulat sempurna

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Istri Kesayangan Mafia   Melakukan Apapun Demi Zara

    Brak!!! Angga menoleh dari layar komputer di atas meja. Sosok seorang gadis cantik berdiri di ambang pintu.Gadis itu menggunakan seragam perawat, name tagnya masih tersemat di dada.Menyimpan kedua tangan di pinggang dengan ekspresi seolah ingin menerkamnya hidup-hidup.“Bisa saya bantu?” Angga berdiri sambil melontarkan pertanyaan.Bunga menderapkan langkahnya mendekati meja kerja Angga yang berada di ujung ruangan.Plak! Angga menyentuh pipinya yang mendapat tamparan gadis mungil itu, mengingat-ngingat apa salah dirinya.Bunga hendak memberikan tamparan lagi namun kalah cepat dengan Angga yang langsung menangkap tangannya.Angga menarik tangan Bunga hingga tubuh mereka beradu.“Salah saya apa?” tanya Angga dengan kedua lis menukik tajam.“Lo ngapain pake ngomong segala kalau gue ngelabrak Zara?” Intonasi Bunga yang tinggi membuat Angga harus memejamkan matanya saat gadis itu bicara.“Saya belum tuli, apa kamu enggak bisa bicara pelan sedikit?” “Enggak!! Gara-gara lo, Arkana benc

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Istri Kesayangan Mafia   Berharap Kesembuhan Sang Bunda

    “Bunda kamu akan sembuh.” Suara dari balik punggungnya membuat Zara menoleh lalu menyusut air mata yang jatuh tanpa ijin.“Ta ... Tante Aura,” ucap Zara serak.“Apakabar Zara?” Aura memeluk calon menantunya membuat Zara menegang.Tangis yang sedari ia tahan sia-sia karena pertahannya runtuh saat tubuhnya mendapat dekapan hangat seorang ibu.“Ssstt ... kamu harus sabar ya, kamu harus kuat,” bisik Aura sambil mengusap punggung Zara lembut.“Bunda ikut berduka cita atas meninggalnya Pak Willy Darmawan.” Sengaja Aura memanggil dirinya sendiri bunda untuk menghilangkan kecanggungan dan batas di antara mereka.Zara adalah gadis yang dicintai putranya dan akan menjadi menantunya, bagian dari keluarga Gunadhya.Aura mengurai pelukan, mengeluarkan tissue dari dalam tas lalu memberikannya kepada Zara.“Bukannya Tante ... .” Kalimat Zara terjeda karena melihat ekspresi Aura yang berubah.“Ma ... maksud Zara, bukannya Bunda ada di Vietnam?” ralat Zara yang menghasilkan senyum kelegaan wanita paru

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Istri Kesayangan Mafia   Menantang Buaya Lapar

    Cup. Zara terhenyak saat merasakan sebuah kecupan mendarat di pipinya.Melepaskan sendok dari tangannya, Zara mencubit perut kotak-kotak Arkana yang liat.Cup. Arkana memberikan satu kecupan lagi mengabaikan protes Zara yang sedari tadi matanya melotot.“Kak Aaaar,” erang Zara menghasilan kekehan kekasihnya.Pria itu selalu menyempatkan diri berkunjung sepulang kerja, mengabaikan rasa lelahnya.“Makan kok sambil ngelamun,” tegur Arkana seraya mengambil satu brokoli dari piring Zara lantas memakannya.“Ih ... jorok, tangannya kotor!”Zara berseru saat Arkana hendak mencomot udang asam manis dari atas piringnya.“Oh ya ... cuci tangan dulu.” Pria itu berujar kemudian beranjak dari kursi meja makan tidak lupa mencuri kecup di pipi Zara.Zara memejamkan mata sekilas menahan kesal, tiba-tiba saja pria itu sudah duduk di sampingnya dengan posisi miring memberikan kecupan tanpa aba-aba, mengejutkannya.Arkana juga tidak mengindahkan protesnya dan terus mencuri kecup di pipinya.Zara lupa bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Istri Kesayangan Mafia   Menahan Diri

    Suara dering ponsel yang memekakan telinga membawa Zara dari mimpi indahnya.Mimpi tentang bagaimana Arkana menyentuhnya dengan lembut hingga membuatnya melayang ke Nirwana.Zara mengerjap, menarik kesadaran sepenuhnya dan merasakan perutnya terasa berat.Ada tangan dengan gurat otot samar melingkar di pinggangnya lantas punggungnya terasa hangat dan hembusan napas menerpa lehernya membuat Zara meremang.Arkana, pria itu memeluknya erat. Sedang tidak sadar saja Arkana masih bisa bersikap posesif kepadanya.Zara mengembuskan napas sambil memejamkan mata, ia ingat tadi malam Arkana berhenti setelah puas memberi banyak tanda di dua bagian menyembul di dadanya.Pria itu kembali mengancingkan piyama Zara dan mengatakan jika ia terlalu mencintai Zara hingga tidak ingin mengambil apa yang belum menjadi miliknya hingga mereka syah menjadi suami istri.Zara terharu, ia terisak di dada Arkana hingga tanpa sadar terlelap di sana.Zara mengangkat tangan Arkana namun pelukan itu begitu erat bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 9

    Mata Zara menatap tajam pada seorang wanita dengan rok span pendek dan jas dokter yang membalut tubuh bagian atasnya.Dalaman blouse dengan tali panjang di leher memberi aksen manis pada tampilannya.Wanita dengan rambut panjang yang tengah berjalan berlawanan arah dengan Zara itu tersenyum tipis sorot matanya terlihat melecehkan Zara dibalik kacamata berbingkai besar.Demi apapun Zara ingin merobek mulut bergincu merah yang sedang tersenyum itu.Wanita itu bernama Saskia, merupakan anak dari pabrik obat merk ternama yang menjadi dokter di rumah sakit milik Edward-sang kakek mertua.Mereka berpapasan di depan pintu darurat, dengan kecepatan tangan karena latihan beladiri yang tidak pernah Zara tinggalkan meski telah memiliki banyak anak—ia bisa menarik Saskia sambil membuka pintu darurat dalam satu kali gerakan.Zara mendorong Saskia ke tembok seraya menodongkan pistol yang ia sembunyikan di balik punggungnya.“A ... apa-apa ... an kamu, Zara?” Senyum sinis Saskia luntur berganti raut

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 8

    “Mommyyy ... juuu ... juuu.” Reyzio mengerucutkan bibir ketika mengatakannya.Ghaza, Nawa dan Reyzio begitu antusias bermain salju meski harus memakai mantel berlapis tiga ditambah syal, hoodie dan penutup telinga tidak lupa celana berlapis-lapis, kaos kaki khusus musim dingin dan sepatu water proof beserta sarung tangan membuat mereka seperti pinguin ketika berjalan tapi tidak menghentikan ketiganya bergerak aktif.“Iya sayang, itu salju ... jangan dimakan ya,” kata Ayara memperingati.Namun, apa yang dilakukan Reyzio selanjutnya?Batita itu malah memasukan salju ke mulut lalu tersenyum menatap sang mama.“Zioooo!!!” jerit Zara, berhamburan memburu Reyzio disusul Arkana dan bocah kecil itu semakin banyak memakan salju.“Adik, No!” Ghaza berseru melarang Reyzio, tangannya menahan tangan Reyzio yang hendak memasukan salju ke mulut.Tapi Reyzio terlalu keras kepala untuk menurut.Arkana menggendong Reyzio lantas tergelak sambil membersihkan mulut bocah nakal itu.“Ay, ini mah kamu bange

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 7

    Zara merasakan sesuatu merangkak naik dari perut ke kerongkongan, bergegas lari—pergi dari ruang makan sebelum seluruh keluarga besar Arkana menyadari apa yang tengah ia rasakan dan tidak bernapsu lagi untuk makan malam.Seluruh Gunadhya sedang berkumpul tanpa terkecuali di rumah Kallandra Arion Gunadhya sang kepala suku Gunadhya untuk merayakan hari ulang tahun Shareena Azmi Zaina-istrinya.“Zara kenapa Bang?” tanya Aura cemas.“Biasa, hamil lagi.” Arkana membalas santai.Mengulum senyum antara bahagia dan malu karena istrinya sudah berbadan dua lagi, menyalip sang Kakak Kalila yang baru memiliki tiga anak.“Seriusan?” Dan semua kompak bertanya demikian.Arkana mengangguk dengan senyum lebar. “Hebat gue ya, tokcer ...,” ujar pria itu pongah.Para adik dan kakak beserta iparnya segera merotasi mata malas.“Lo nyalip gue.” Mata Kalila memicing tidak suka.“Nanti kita buat, honey.” King, suami Kalila mengusap pundak istrinya sensual dengan sorot mata penuh napsu.“No! Bukan itu maksudku

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 6

    “Kamu kangen anak-anak?” bisik Arkana di telinga istrinya.“Banget.” Zara tidak perlu berpikir untuk menjawabnya.“Kalau punya anak keempat gimana?” cetus Arkana bukan meminta pendapat tapi meminta persetujuan.“Siapa takut?” Zara menantang lalu membalikan badan duduk di atas pangkuan Arkana dengan posisi berhadapan.Zara menaikan bokongnya sedikit untuk memudahkan milik Arkana yang sedari tadi telah menegang itu masuk ke dalamnya.“Tunggu, Yang ... aku enggak mau di sini, biar kamu nyaman kita pindah ke ranjang.”Arkana mengangkat tubuhnya keluar dari jacuzy membawa Zara ikut serta.Mulai melangkah pelan masuk ke dalam kamar sambil memagut bibir ranum istrinya.Kedua tangan dan kaki Zara melingkar posesif di tubuh Arkana.Sangat perlahan—penuh kehati-hatian—tanpa mengurai pagutan—Arkana merebahkan Zara di atas ranjang.Menggulirkan kecupannya ke sepanjang rahang dan berakhir di leher.Kedua tangannya sibuk meremat dan memainkan puncak di dada Zara.Zara melenguh merasakan sentuhan ta

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 5

    Malam harinya pihak resort menyediakan barbeque atas permintaan Darius.Di masa lalu, acara barbeque pasti akan dilakukan di rumah Angga dan Bunga di Bandung setiap sebulan sekali.Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan bertambahnya kesibukan mereka dalam mengurus anak, kegiatan tersebut hanya bisa setahun sekali atau paling sering setahun dua kali mereka bisa berkumpul seperti ini.“Jadi, kapan nambah anak lagi? Biasanya lo setahun sekali produksi.” Raditya bertanya setengah menyindir.“Sorry ya ... produksi mah setiap hari.” Arkana menjawab pongah.Mereka melingkari sebuah api unggun di pinggir pantai sambil menunggu koki menyajikan barbeque.Setidaknya acara barbeque sekarang mengalami suatu peningkatan karena Darius, Arkana, Angga dan Raditya tidak perlu repot memanggang hingga membuat pakaian mereka bau asap.Malah ketiga pria yang telah beristri itu, kini bisa duduk santai sambil memeluk istri mereka di atas day bed.Malang bagi Darius yang akan menjadi Jones alias Jomblo Nge

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 4

    “Demi apa gue kangen sama kalian, sumpah!!” seru Darius yang tampak bahagia karena akhirnya bisa berlibur bersama para sahabat.Tapi antusias pria itu tidak ditanggapin oleh satu pun sahabatnya.“Elo mah kaya yang enggak happy liburan sama gue.” Darius menendang kaki Arkana yang tampak malas-malasan melihatnya.“Elo yang bikin acara liburan ini tapi elo juga yang dateng telat, padahal gue udah bela-belain ninggalin tiga anak gue buat dateng ke sini.” Arkana bersungut-sungut.“Sekarang Arkana jadi family man, geli gue.” Bunga mencibir.Yang bersangkutan mengerutkan kening sambil menurunkan kaca mata hitamnya agar bisa memperlihatkan tatapan tajam kepada Bunga.“Pake lagi kacamata kamu Arkana, kamu dilarang memandang sembarangan istri saya.” Angga mengatakannya dengan nada dingin penuh ancaman sebagai bentuk keposesifan.Darius tergelak hingga pundaknya berguncang lalu duduk di daybed di samping Arkana.“Kalian enggak pernah berubah,” kata Darius geleng-geleng kepala.“Kalau ketemu kaya

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 3

    “Mommy,” bisik Ghaza membuat Zara buru-buru menghapus air matanya.“Jangan menangis, Mommy ... maafkan Ghaza ya.” Ghaza menegakan tubuhnya lantas mengangkat tangan mengusap air mata di pipi Zara.Bayi tiga tahun yang sudah pandai bicara sejak usia dua tahun itu kemudian memberikan pelukan untuk sang Mommy.Matanya tampak sayu mengantuk tapi Ghaza masih memaksakan diri terjaga dari tidurnya hanya untuk meminta maaf kepada Zara.“Ghaza maafin Mommy juga, kan?” Zara bertanya dengan suara parau.“Tentu saja Mommy, Ghaza sayang Mommy.”“Mommy juga sayang Ghaza.” Zara memeluk erat si sulung, memberikan banyak kecupan di wajah mungil anak tampannya.“Ghaza tidur lagi ya, udah malem ... besok Mommy anter Ghaza ke sekolah dulu sebelum ke kampus.”Ghaza mengangguk, menarik pipi Zara untuk memberikan kecupan di sana.Zara balas dengan memberikan kecupan di kening Ghaza lalu menyelimuti hingga dada dan membenarkan selimut Nawa yang tidak terusik dari mimpinya.Zara menyalakan lampu tidur dan mema

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 2

    “Kenapa anak-anak nangis?” Arkana bertanya kepada dua Nanny yang bertugas menjaga Ghaza dan Nawa.“Enggak tau, Pak ... enggak biasanya, mungkin lagi mau tumbuh gigi.” Nannynya Ghaza yang lebih senior memberi alasan tapi Arkana bisa melihat kilat kebohongan dari pendar matanya.Arkana lantas meraih Ghaza dan Nawa, menggendong keduanya sekaligus di kiri dan kanan.Ghaza yang berumur tiga tahun dan Nawa berumur dua tahun lantas melingkarkan kedua tangan dan kakinya di tubuh sang daddy.“Abang sama Mas kenapa nangis?” Akhirnya Arkana bertanya langsung kepada kedua anaknya sambil membawa mereka ke kamar Ghaza.“Mommy ... tadi marah trus teriak ... Abang takut, Dad.”Ghaza yang sudah pintar bicara di usianya yang baru menginjak tiga tahun mengadu kepada Arkana.“Mommy nanis ... Sayang Mommynya cama Daddy.” Disela tangisnya yang seperti sedang merasa bersalah, Nawa juga berusaha menjelaskan apa yang baru saja terjadi.Langkah Arkana berhenti di depan kamar Ghaza, ia memutar tubuh menghadap

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 1

    “Aaay, Ghaza nangis.” Zara bergumam dengan mata terpejam erat masih sangat mengantuk karena baru saja beberapa menit lalu selesai menyusui si bungsu Arnawarma Byakta Gunadhya.“Heeem.” Arkana membalas dengan gumaman, ia juga baru saja terlelap beberapa jam lalu sepulang pulang lembur.“Aaaay, cepetan.” Zara menendang kaki suaminya pelan mendengar tangis Ghaza yang kian kencang.Ghaza yang baru berumur satu tahun lebih masih suka bangun malam, perutnya tidak pernah kenyang meski sebelum tidur menghabiskan satu botol besar susu formula.Arkana mengembuskan napas berat tapi tak urung menegakan tubuhnya lalu turun dari ranjang.Rasanya begadang ini tidak pernah selesai karena dari Ghaza terus bersambung pada Nawa.Hanya empat bulan kosongnya rahim Zara dan langsung hamil kembali anak kedua.Arkana keluar dari kamar menuju kamar Ghaza, tangis bayi gempal itu kian kencang mengetahui sosok sang Daddy muncul seakan sedang mengadu jika dirinya lapar.“Bentar sayang, Daddy buat susunya dulu.”S

DMCA.com Protection Status