Beranda / Romansa / Istri Kesayangan Mafia / Pria Baik Untuk Bunga

Share

Pria Baik Untuk Bunga

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-07 08:59:16

“Jadi kamu bisa masak juga?” Angga bertanya basa-basi dengan suara bindeng.

Ia duduk di barstool sambil menopang dagu memperhatikan Bunga yang sedang memasak makan malam untuk mereka.

Tidak sengaja keduanya bertemu di rumah sakit setelah Angga berobat karena flu melandanya begitu hebat.

Bunga menemaninya menunggu obat di farmasi, setelah makan malam mereka tempo hari—tidak ada komunikasi lagi antara mereka karena memang belum bertukar nomor ponsel.

Tapi tiba-tiba mereka dipertemukan di rumah sakit tempat Bunga bekerja.

Bunga merasa prihatin dan tidak tega membiarkan Angga pulang menggunakan taxi online, pria itu tidak berani menyetir karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan.

“Bisa donk, gue tinggal sendiri jadi harus bisa semuanya sendiri,” balas Bunga diakhiri senyum untuk Angga.

Tadi di jalan Bunga bertanya apakah Angga sudah makan dan pria itu menjawab akan makan di warung sate dekat apartemennya.

Lagi-lagi Bunga merasa tidak tega dan malah membawa Angga ke apartemennya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
kog blm up ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kesayangan Mafia   Informasi Yang Tidak Diharapkan

    Langkah Zara terhenti saat melihat seorang wanita berdiri di depan jendela kamar ICU sang Bunda.Mengamati ekspresi wanita itu dari jauh selama beberapa saat lalu melanjutkan langkahnya kembali.Zara berhenti tepat di samping perempuan itu yang kini menoleh ke arahnya.“Bunda kuat, beliau pasti bangun ... iya kan?” Zara bersuara. Entah ia tujukan kepada siapa.Bunga yang berdiri di sampingnya tidak menanggapi, ia kembali menatap wanita yang terbaring lemah dengan berbagai macam alat penunjang kehidupan.Kenapa juga ia malah berdiri di sini? Wanita yang sedang koma itu adalah Ibu dari gadis yang sangat dicintai Arkana.Bunga pun tidak mengerti kenapa tadi menghentikan langkah di depan kamar ini menyempatkan untuk mengecek kondisi Ibu Maya.“Bangun Bun, Zara mau menikah ... Zara enggak akan menikah kalau Bunda enggak bangun.” Zara melirih dengan suara bergetar.Bunga melirik ke samping, sorot mata Zara tampak penuh penderitaan.Kehilangan ayah untuk selamanya dan sang bunda koma, Zara

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Istri Kesayangan Mafia   Gila Karena Wanita

    Usai kepergian Raditya, tinggalah Darius dan Arkana. “Kemaren, waktu lo ngobatin luka keserempet peluru ... Bunga enggak ngomong apa-apa?” Darius bertanya.“Gue ke IGD ... enggak ke apartemen Bunga.” Arkana membalas dengan nada enggan.“Kenapa?” “Masih kesel gue sama dia.” Ekspresi Arkana tampak murka.“Dia temen kita, Kana ... gadis yang mencintai lo juga ... maafin aja.” “Siang ini dia ngobrol sama Zara ... enggak tau apa yang mereka bicarakan yang pasti Zara seperti ingin menangis.” Arkana menceritakan info yang diterimanya dari orang-orang yang ia tugaskan untuk menjaga Maya.“Zara ngadu sama lo?” Darius bertanya sambil menaikan satu alis, tampak skeptisnya sungguh menyebalkan.“Bukan, mana pernah Zara ngadu sama gue ... gue tau dari orang-orang yang jagain Bunda Maya.” “Coba lo tanya langsung sama Zara ... sejahat-jahatnya Bunga, dia temen kita, Kana!” Arkana malas menanggapi. Darius benar, Bunga adalah timnya tapi bila perempuan itu menyakiti Zara maka Bunga akan menjadi mu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Istri Kesayangan Mafia   Musuh Sekaligus Pelindung Bagi Zara

    Toilet di sekolah ini ada banyak, Arkana sengaja memutar jalan menuju toilet yang jauh dan jarang dikunjungi siswa dan siswi di sana hanya agar bisa mencari Zara di setiap sudut sekolah.Setiap lantai ia sisir, indera pendengaran dan penglihatannya menajam untuk mencari sosok Zara.Tapi Zara tidak ditemukan di manapun hingga akhirnya langkah Arkana terhenti di anak tangga menuju rooftop.Ia urung melanjutkan niatnya menuju toilet dekat rooftop. Arkana memutar tubuh untuk kembali ke lantai bawah namun langkahnya berhenti ketika baru dua anak tangga yang ia pijaki.Arkana mendengar suara gedoran pintu, meski samar tapi ia yakin bila itu berasal dari toilet dekat pintu menuju rooftop.Arkana mempercepat langkah menaiki tangga dan suara gedoran pintu diselingi isak tangis seorang gadis semakin kencang.“Kak Nadiaaa, buka ... hiks ... hiks ... hiks.” Suara Zara terdengar jelas dari dalam toilet wanita.Tanpa enggan Arkana masuk ke sana dan menemukan sebuah ember di depan pintu bilik toile

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Istri Kesayangan Mafia   Trauma

    “Tadi malem anak Bunda pulang jam berapa?” Aura bertanya di sela sarapan pagi bersama kedua putranya.“Kai pulang jam delapan,” jawab Kai santai.“Kana juga.” Arkana berdusta.“Abang Kana sekarang sering bohong sama Bunda.” Arkana tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putih bersihnya dengan tangan menggaruk kepala di bagian belakang.Tuduhan sang bunda dikeluarkan dengan nada datar bahkan cenderung lembut tapi dampaknya bisa membuat Arkana tidak enak hati.“Ke rumah Zara dulu, Bun ... biasa anak muda.” Akhirnya Arkana menjawab jujur meski tidak menjelaskan jam berapa ia sampai ke rumah.“Oh ....” Sang bunda menanggapi.“Tapi di suruh pulang terus sama Zara, katanya kasian Bunda enggak ada temen ... padahal Kana pengen nginep di sana.” “Hush!! Digerebek Pak RT entar,” tegur Aura sambil mengacungkan jarinya.Arkana tergelak sementara Kai merotasi matanya jengah.“Jadi kalian udah sepakat, akan menikah setelah bundanya Zara sadar dari koma?” Arkana langsung terdiam mendengar pertan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Istri Kesayangan Mafia   Pshysical Touch

    Cup.Zara terlonjak saat sebuah kecupan mendarat di pipinya.Ia tau siapa tersangkanya tapi yang Zara khawatirkan adalah tanggapan Aura setelah melihat bagaimana vulgarnya hubungan mereka.Zara sangat menjaga penilaian keluarga Gunadhya atas dirinya terutama kedua orangtua Arkana.“Kak Aaaaar,” protes Zara sambil menepuk tangan Arkana yang melingkari pinggangnya.Pria itu tergelak, melepaskan pelukannya dari Zara dan beralih mengecup pipi sang bunda.“Sekarang bunda nomor dua ya, Bang ...,” sindir Aura memperlihatkan wajah pura-pura sedih.“Enggak donk, Bunda tetep nomor satu.” Arkana menyanggah. “Lo enggak apa-apa jadi nomor dua ‘kan sayang?” Arkana memperlihat wajah jenaka dengan menaik turunkan kedua alisnya.“Satu setengah deh,” tawar Arkana karena Zara tidak menjawab.Zara mendengkus sebal menanggapi kekasih messummnya.“Udah dapet yang cocok?” tanya Arkana.Saat ini mereka sedang berada di toko perhiasan untuk mencari cincin pernikahan Zara dan Arkana.Tidak perlu bertanya secar

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Istri Kesayangan Mafia   Doa Yang Dikabulkan

    Kaki Zara terasa lemas saat menyusuri lorong menuju ruang rawat di mana Maya telah dipindahkan dari ICU.Ia masih tidak percaya bahwa sang bunda akhirnya sadarkan diri.Do’anya dikabulkan Tuhan Yang Maha Esa, ternyata mungkin memang benar Arkana lah jodohnya.Zara bersandar pada Arkana yang merangkul pundaknya, pria itu begitu semangat melangkah panjang sementara Zara terseok menyamai langkah Arkana.Keduanya berhenti di depan pintu ruangan rawat inap yang baru saja diinfokan oleh pihak rumah sakit kepada Arkana melalui sambungan telepon ketika mereka dalam perjalanan.Arkana yang membuka pintu ruangan itu, Bunga dan Maya yang ada di dalam sana seketika menoleh menatap mereka.“Bundaaaa!” Zara berseru sambil berlari bersamaan dengan air matanya yang luruh.“Zaraaaa,” balas Maya serak, ia masih belum bisa banyak bergerak.Zara menangis dalam pelukan Maya dan suasana haru itu sanggup menggetarkan hati Arkana juga Bunga.“Jangan nangis, malu sama Nak Arkana.” Susah payah Maya berucap unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Istri Kesayangan Mafia   Kenyataan Pahit

    “Jadi, kamu melihat sendiri saat Baron membunuh ayah kamu?” Maya bertanya kembali meski Zara telah menceritakan semua kronologisnya.Zara menganggukan kepala. “Sayang ya, Bunda enggak sadar ... kalau sadar, Bunda juga mau nembak kepala si Baron itu karena udah ngambil ayah dari Bunda.” Maya menahan tangisnya saat berucap demikian, sorot matanya kosong menatap ke depan.Zara tersenyum simpul menanggapi ucapan Maya yang ia anggap sebagai kelakar.Tangan Zara mengangsurkan potongan buah pir terakhir ke depan mulut sang bunda dan beliau membuka mulutnya menerima buah pir tersebut.Maya bangun tepat setelah Arkana pergi ke kantor.Sekarang Maya telah mandi dan baru selesai sarapan, tubuhnya terasa sedikit bugar.“Tapi, Kak Arkana mengatur semuanya agar meninggalnya ayah karena kecelakaan ... jadi kita bertiga mengalami kecelakaan dan ayah menjadi korban yang tidak selamat.” “Kenapa begitu? Mereka enggak akan tau kalau semua ini karena Jordi.” Maya tampak tidak terima.“Karena mereka akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Istri Kesayangan Mafia   Persiapan Pesta Pernikahan

    “Kita masih tinggal di sini, Ra? Bukannya ini rumah dinas?” Maya bertanya saat memasuki rumah, langkahnya terhenti tepat di ruang makan karena di sana ia sering kali bercanda dengan almarhum suaminya.Maya sudah diperbolehkan pulang setelah hampir satu minggu melakukan pemulihan di rumah sakit.“Sebetulnya ini rumah Kak Arkana, Bun ... mobil, asisten rumah tangga beserta supir—semuanya punya Kak Arkana.” Maya menoleh dengan raut wajah bingung, beliau menuntut penjelasan Zara karena setaunya ini adalah rumah dinas yang dipinjamkan perusahaan di mana mendiang suaminya bekerja.“Kak Arkana meminta temannya memasukan ayah agar bekerja di sana dan dia yang memfasilitasi semua ini untuk kita, Bun.” “Ya ampun, Nak Arkana ... sampai segitunya cinta sama kamu,” gumam Maya.“Bu, saya sudah masak makanan untuk makan siang.” Asisten rumah tangga bernama Fitri yang seumur dengan Maya itu memberitau.“Terimakasih,” balas Maya dengan senyuman.“Kita makan dulu ya Bun.” Zara membantu sang bunda be

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 9

    Mata Zara menatap tajam pada seorang wanita dengan rok span pendek dan jas dokter yang membalut tubuh bagian atasnya.Dalaman blouse dengan tali panjang di leher memberi aksen manis pada tampilannya.Wanita dengan rambut panjang yang tengah berjalan berlawanan arah dengan Zara itu tersenyum tipis sorot matanya terlihat melecehkan Zara dibalik kacamata berbingkai besar.Demi apapun Zara ingin merobek mulut bergincu merah yang sedang tersenyum itu.Wanita itu bernama Saskia, merupakan anak dari pabrik obat merk ternama yang menjadi dokter di rumah sakit milik Edward-sang kakek mertua.Mereka berpapasan di depan pintu darurat, dengan kecepatan tangan karena latihan beladiri yang tidak pernah Zara tinggalkan meski telah memiliki banyak anak—ia bisa menarik Saskia sambil membuka pintu darurat dalam satu kali gerakan.Zara mendorong Saskia ke tembok seraya menodongkan pistol yang ia sembunyikan di balik punggungnya.“A ... apa-apa ... an kamu, Zara?” Senyum sinis Saskia luntur berganti raut

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 8

    “Mommyyy ... juuu ... juuu.” Reyzio mengerucutkan bibir ketika mengatakannya.Ghaza, Nawa dan Reyzio begitu antusias bermain salju meski harus memakai mantel berlapis tiga ditambah syal, hoodie dan penutup telinga tidak lupa celana berlapis-lapis, kaos kaki khusus musim dingin dan sepatu water proof beserta sarung tangan membuat mereka seperti pinguin ketika berjalan tapi tidak menghentikan ketiganya bergerak aktif.“Iya sayang, itu salju ... jangan dimakan ya,” kata Ayara memperingati.Namun, apa yang dilakukan Reyzio selanjutnya?Batita itu malah memasukan salju ke mulut lalu tersenyum menatap sang mama.“Zioooo!!!” jerit Zara, berhamburan memburu Reyzio disusul Arkana dan bocah kecil itu semakin banyak memakan salju.“Adik, No!” Ghaza berseru melarang Reyzio, tangannya menahan tangan Reyzio yang hendak memasukan salju ke mulut.Tapi Reyzio terlalu keras kepala untuk menurut.Arkana menggendong Reyzio lantas tergelak sambil membersihkan mulut bocah nakal itu.“Ay, ini mah kamu bange

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 7

    Zara merasakan sesuatu merangkak naik dari perut ke kerongkongan, bergegas lari—pergi dari ruang makan sebelum seluruh keluarga besar Arkana menyadari apa yang tengah ia rasakan dan tidak bernapsu lagi untuk makan malam.Seluruh Gunadhya sedang berkumpul tanpa terkecuali di rumah Kallandra Arion Gunadhya sang kepala suku Gunadhya untuk merayakan hari ulang tahun Shareena Azmi Zaina-istrinya.“Zara kenapa Bang?” tanya Aura cemas.“Biasa, hamil lagi.” Arkana membalas santai.Mengulum senyum antara bahagia dan malu karena istrinya sudah berbadan dua lagi, menyalip sang Kakak Kalila yang baru memiliki tiga anak.“Seriusan?” Dan semua kompak bertanya demikian.Arkana mengangguk dengan senyum lebar. “Hebat gue ya, tokcer ...,” ujar pria itu pongah.Para adik dan kakak beserta iparnya segera merotasi mata malas.“Lo nyalip gue.” Mata Kalila memicing tidak suka.“Nanti kita buat, honey.” King, suami Kalila mengusap pundak istrinya sensual dengan sorot mata penuh napsu.“No! Bukan itu maksudku

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 6

    “Kamu kangen anak-anak?” bisik Arkana di telinga istrinya.“Banget.” Zara tidak perlu berpikir untuk menjawabnya.“Kalau punya anak keempat gimana?” cetus Arkana bukan meminta pendapat tapi meminta persetujuan.“Siapa takut?” Zara menantang lalu membalikan badan duduk di atas pangkuan Arkana dengan posisi berhadapan.Zara menaikan bokongnya sedikit untuk memudahkan milik Arkana yang sedari tadi telah menegang itu masuk ke dalamnya.“Tunggu, Yang ... aku enggak mau di sini, biar kamu nyaman kita pindah ke ranjang.”Arkana mengangkat tubuhnya keluar dari jacuzy membawa Zara ikut serta.Mulai melangkah pelan masuk ke dalam kamar sambil memagut bibir ranum istrinya.Kedua tangan dan kaki Zara melingkar posesif di tubuh Arkana.Sangat perlahan—penuh kehati-hatian—tanpa mengurai pagutan—Arkana merebahkan Zara di atas ranjang.Menggulirkan kecupannya ke sepanjang rahang dan berakhir di leher.Kedua tangannya sibuk meremat dan memainkan puncak di dada Zara.Zara melenguh merasakan sentuhan ta

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 5

    Malam harinya pihak resort menyediakan barbeque atas permintaan Darius.Di masa lalu, acara barbeque pasti akan dilakukan di rumah Angga dan Bunga di Bandung setiap sebulan sekali.Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan bertambahnya kesibukan mereka dalam mengurus anak, kegiatan tersebut hanya bisa setahun sekali atau paling sering setahun dua kali mereka bisa berkumpul seperti ini.“Jadi, kapan nambah anak lagi? Biasanya lo setahun sekali produksi.” Raditya bertanya setengah menyindir.“Sorry ya ... produksi mah setiap hari.” Arkana menjawab pongah.Mereka melingkari sebuah api unggun di pinggir pantai sambil menunggu koki menyajikan barbeque.Setidaknya acara barbeque sekarang mengalami suatu peningkatan karena Darius, Arkana, Angga dan Raditya tidak perlu repot memanggang hingga membuat pakaian mereka bau asap.Malah ketiga pria yang telah beristri itu, kini bisa duduk santai sambil memeluk istri mereka di atas day bed.Malang bagi Darius yang akan menjadi Jones alias Jomblo Nge

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 4

    “Demi apa gue kangen sama kalian, sumpah!!” seru Darius yang tampak bahagia karena akhirnya bisa berlibur bersama para sahabat.Tapi antusias pria itu tidak ditanggapin oleh satu pun sahabatnya.“Elo mah kaya yang enggak happy liburan sama gue.” Darius menendang kaki Arkana yang tampak malas-malasan melihatnya.“Elo yang bikin acara liburan ini tapi elo juga yang dateng telat, padahal gue udah bela-belain ninggalin tiga anak gue buat dateng ke sini.” Arkana bersungut-sungut.“Sekarang Arkana jadi family man, geli gue.” Bunga mencibir.Yang bersangkutan mengerutkan kening sambil menurunkan kaca mata hitamnya agar bisa memperlihatkan tatapan tajam kepada Bunga.“Pake lagi kacamata kamu Arkana, kamu dilarang memandang sembarangan istri saya.” Angga mengatakannya dengan nada dingin penuh ancaman sebagai bentuk keposesifan.Darius tergelak hingga pundaknya berguncang lalu duduk di daybed di samping Arkana.“Kalian enggak pernah berubah,” kata Darius geleng-geleng kepala.“Kalau ketemu kaya

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 3

    “Mommy,” bisik Ghaza membuat Zara buru-buru menghapus air matanya.“Jangan menangis, Mommy ... maafkan Ghaza ya.” Ghaza menegakan tubuhnya lantas mengangkat tangan mengusap air mata di pipi Zara.Bayi tiga tahun yang sudah pandai bicara sejak usia dua tahun itu kemudian memberikan pelukan untuk sang Mommy.Matanya tampak sayu mengantuk tapi Ghaza masih memaksakan diri terjaga dari tidurnya hanya untuk meminta maaf kepada Zara.“Ghaza maafin Mommy juga, kan?” Zara bertanya dengan suara parau.“Tentu saja Mommy, Ghaza sayang Mommy.”“Mommy juga sayang Ghaza.” Zara memeluk erat si sulung, memberikan banyak kecupan di wajah mungil anak tampannya.“Ghaza tidur lagi ya, udah malem ... besok Mommy anter Ghaza ke sekolah dulu sebelum ke kampus.”Ghaza mengangguk, menarik pipi Zara untuk memberikan kecupan di sana.Zara balas dengan memberikan kecupan di kening Ghaza lalu menyelimuti hingga dada dan membenarkan selimut Nawa yang tidak terusik dari mimpinya.Zara menyalakan lampu tidur dan mema

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 2

    “Kenapa anak-anak nangis?” Arkana bertanya kepada dua Nanny yang bertugas menjaga Ghaza dan Nawa.“Enggak tau, Pak ... enggak biasanya, mungkin lagi mau tumbuh gigi.” Nannynya Ghaza yang lebih senior memberi alasan tapi Arkana bisa melihat kilat kebohongan dari pendar matanya.Arkana lantas meraih Ghaza dan Nawa, menggendong keduanya sekaligus di kiri dan kanan.Ghaza yang berumur tiga tahun dan Nawa berumur dua tahun lantas melingkarkan kedua tangan dan kakinya di tubuh sang daddy.“Abang sama Mas kenapa nangis?” Akhirnya Arkana bertanya langsung kepada kedua anaknya sambil membawa mereka ke kamar Ghaza.“Mommy ... tadi marah trus teriak ... Abang takut, Dad.”Ghaza yang sudah pintar bicara di usianya yang baru menginjak tiga tahun mengadu kepada Arkana.“Mommy nanis ... Sayang Mommynya cama Daddy.” Disela tangisnya yang seperti sedang merasa bersalah, Nawa juga berusaha menjelaskan apa yang baru saja terjadi.Langkah Arkana berhenti di depan kamar Ghaza, ia memutar tubuh menghadap

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 1

    “Aaay, Ghaza nangis.” Zara bergumam dengan mata terpejam erat masih sangat mengantuk karena baru saja beberapa menit lalu selesai menyusui si bungsu Arnawarma Byakta Gunadhya.“Heeem.” Arkana membalas dengan gumaman, ia juga baru saja terlelap beberapa jam lalu sepulang pulang lembur.“Aaaay, cepetan.” Zara menendang kaki suaminya pelan mendengar tangis Ghaza yang kian kencang.Ghaza yang baru berumur satu tahun lebih masih suka bangun malam, perutnya tidak pernah kenyang meski sebelum tidur menghabiskan satu botol besar susu formula.Arkana mengembuskan napas berat tapi tak urung menegakan tubuhnya lalu turun dari ranjang.Rasanya begadang ini tidak pernah selesai karena dari Ghaza terus bersambung pada Nawa.Hanya empat bulan kosongnya rahim Zara dan langsung hamil kembali anak kedua.Arkana keluar dari kamar menuju kamar Ghaza, tangis bayi gempal itu kian kencang mengetahui sosok sang Daddy muncul seakan sedang mengadu jika dirinya lapar.“Bentar sayang, Daddy buat susunya dulu.”S

DMCA.com Protection Status