Share

Bab 434

Author: Awan
last update Last Updated: 2023-05-06 19:00:00
Yuna sudah meraih kemenangan dan diakui oleh semua orang tanpa perlu mengucapkan satu patah kata pun kepada publik. Orang-orang yang dulu meragukan Yuna satu per satu meminta maaf, dan fenomena itu menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan.

Pagi ini bagaikan mimpi buruk bagi Logan. Tadinya dia berpikir semua ini sudah selesai, tapi ternyata itu baru permulaan saja. Ketika sudah jam pulang kantor sore harinya, lagi-lagi muncul sebuah berita yang masih membahas hal serupa. Berita ini mempertanyakan apakah dulu Logan dan Yuna benar-benar berpacaran, ataukah hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Berita ini juga didukung oleh testimoni teman-teman Logan, Yuna, dan Valerie semasa mereka kuliah. Responden ini ada yang merupakan teman baik mereka. Ada juga beberapa yang tidak tahu tentang hubungan mereka, tapi mereka tidak suka dengan sifat Yuna yang penyendiri. Saat itu mereka semua mengaku tidak tahu Logan berpacaran dengan Yuna. Mereka semua sepakat bahwa Logan dan Valerie adalah pasa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 435

    Sejak terakhir kali Yuna terlalu banyak minum, Brandon tidak mengizinkannya untuk minum minuman keras lagi.“Hari ini hari spesial buat kita, jadi nggak ada salahnya minum sedikit!” kata Stella, “Ayo minum, mabuk tinggal aku antar pulang.”“Nggak usah, aku pulang sendiri saja.”Mereka hampir tidak dikasih masuk oleh satpam terakhir kali Stella mengantar Yuna pulang, untung saja di tengah jalan mereka berpapasan dengan Brandon.“Yang terakhir kali itu beda. Kali ini kalau aku nggak dikasih masuk, aku tinggal minta kamu bukain pintunya saja.”“Sudah, nggak bagus minum terlalu banyak,” kata Edith, “By the way, Yuna, aku penasaran apa yang kamu tunggu dari kemarin. Harusnya kamu sudah punya bukti-bukti itu dari awal, ‘kan? Kenapa harus nunggu sampai hari ini baru diumumin?”Yuna sengaja membiarkan Logan merasa dirinya di atas angin selama beberapa hari terakhir, agar dia tahu seperti apa rasanya jatuh dari tempat tinggi.“Videonya sih memang sudah ada, tapi penghargaan sama sertifikatnya b

    Last Updated : 2023-05-07
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 436

    Di tengah kepanikannya itu Logan mengambil ponsel untuk menghubungi ibunya, tapi ketika dia tinggal menekan panggilan, dia teringat dengan peringatan keras untuk tidak menghubunginya.Benar juga. Ibunya pasti sibuk dan tidak punya waktu untuk meladeni rengekan Logan. Kalaupun Tania mengangkat teleponnya, apa yang bisa dia lakukan untuk membantu?Logan langsung mengurungkan niatnya dan beralih ke pesan chat yang bertuliskan, “Maaf, aku sudah nggak bisa apa-apa lagi. Sampai jumpa.”“Pak Logan ….”Sekretarisnya yang sedang berdiri di depan pintu hanya bisa menatap bosnya keheranan. Logan pun melambaikan tangannya yang tak bertenaga itu menyuruh sekretarisnya untuk pergi.“Pergi, pergi semua!” kata Logan sambil berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah jendela.Kota ini masih ramai dengan mobil yang lalu lalang di jalanan, tapi sayangnya itu semua bukan miliknya.Seketika itu Logan teringat dengan saat dia baru pertama kali pindah ke kantor ini. Saat itu VL belum lama baru berdiri, tapi p

    Last Updated : 2023-05-07
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 437

    Cuaca semakin dingin dan turun hujan.“Padahal jarak dari Suba ke Johar nggak jauh, tapi perbedaan cuacanya jauh banget.”“Sebentar lagi kita sudah sampai. Kamu sudah lama nggak pulang, ya?” tanya Brandon sambil memberikan segelas cokelat hangat untuk Yuna.Kebetulan di mobil ada termos yang bisa mereka gunakan untuk menyeduh minuman. Walau tidak secanggih yang mereka punya di rumah, setidaknya itu sudah cukup untuk mereka gunakan di luar.“Kayaknya … sudah enam atau tujuh tahun.”Yuna tidak pernah pulang ke rumah keluarga besarnya semenjak dia kuliah. Toh Yuna juga sibuk dengan kegiatan di kampus seperti melakukan eksperimen di lab, mencari-cari informasi tentang risetnya, melakukan wawancara ke berbagai tempat, dan lain-lain. Pokoknya Yuna terus mencari kegiatan agar dia tidak harus pulang.Kakeknya Yuna juga tidak mau repot-repot memaksa Yuna pulang. Kalau memang Yuna tidak mau pulang, terserah saja. Untuk apa dia harus membujuk Yuna pulang ke rumah? Yuna juga merasa kakeknya tidak

    Last Updated : 2023-05-07
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 438

    Kediaman keluarga Tanoto tidak terletak di pusat kota, melainkan di pinggiran. Luas lahan rumah mereka sangat besar dan dilengkapi dengan pemandangan alam, yang dalam ilmu fengsui dikatakan dapat mendatangkan keberuntungan.Tidak jelas sudah berapa lama keluarga Tanoto menempati tanah ini, dan rumor terkait mereka yang katanya menguasai ilmu bela diri kuno secara turun temurun juga masih sekadar mitos. Apakah mereka benar-benar biasa atau cuma dongeng belaka, belum pernah ada orang yang menyaksikannya langsung.Di zaman sekarang ini keluarga Tanoto berkecimpung dalam dunia bisnis, tapi tidak hanya itu saja tentunya. Ada pula beberapa anggota keluarga mereka yang bekerja sebagai dosen dan dokter. Keluarga Tanoto sangat besar dan memiliki banyak keturunan, tapi tidak jelas keluarga mana yang merupakan keturunan inti. Akan tetapi, misteri ini justru membuat keluarga Tanoto semakin misterius.Mobil yang datang ke kediaman keluarga Tanoto cukup banyak karena mungkin mereka juga datang untuk

    Last Updated : 2023-05-07
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 439

    Ketika baru saja turun dari mobil setelah Brandon masuk ke dalam, Yuna langsung disambut oleh Clinton yang seakan dari tadi sudah menunggunya. Di saat itu Yuna baru menyadar ada sesuatu yang janggal. Kabar yang disampaikan oleh pelayan tentang kedatangannya pasti sudah sampai ke telinga para penghuni rumah, tapi kenapa tidak ada satu pun pelayan yang datang menyambut? Apa mungkin ini semua sudah diatur sedemikian rupa oleh Clinton agar tidak terlalu menarik perhatian orang lain?“Akhirnya kamu pulang juga ke rumah,” kata Clinton seraya menatap adik sepupunya yang sudah berada di depan mata.“Sudah kubilang aku pasti pulang.”“Kakek sudah nunggu kamu di dalam.”Ada Clinton yang mengantar tentu saja akan lebih baik, setidaknya Yuna bisa menghindar dari berbagai macam kerepotan yang tidak penting.“Oh ya, makasih ya buat berkas yang kamu kasih waktu itu.”“Buat apa terima kasih segala. Lagian nggak kepakai juga.”Berkasnya memang sudah Clinton berikan kepada Yuna, tapi Yuna memutuskan unt

    Last Updated : 2023-05-08
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 440

    Kamarnya sangat besar dan dilengkapi dengan karpet sehingga membuat seisi kamar terasa sangat sunyi dan tenang. Gideon sedang duduk di depan jendela melihat hujan yang sedang turun. Tatapan matanya memandang jauh ke depan. Pemandangan kakeknya yang sedang menikmati pemandangan di luar sungguh membuat hati sejuk, hanya saja … kursi yang Gideon duduki bukan kursi biasa, melainkan kursi roda.“Kakek?!” seru Yuna dengan suara gemetar.Apa yang terjadi pada kakeknya?“Ah, Yuna, kamu sudah pulang!” sahut Gideon dengan mata masih menatap lurus ke depan.Yuna melangkahkan kakinya ke depan, tapi entah mengapa dia terhenti ketika berada di depan kakeknya. Dia masih ingin terus mendekat, tapi di satu sisi dia merasa sedikit takut. Di kala itu barulah kursi roda yang Gideon duduki berputar menatap Yuna. Sosok Gideon masih sama seperti yang tersisa dalam ingatan Yuna, hanya terlihat lebih tua saja. Rambutnya sudah banyak yang memutih, dan keriputnya juga bertambah banyak, tapi tatapan matanya masih

    Last Updated : 2023-05-08
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 441

    Sosok sang kakek dalam ingatan Yuna adalah seorang yang disiplin dan tidak pantang menyerah. Setiap hari kakeknya bangun pukul lima lewat untuk berlatih. Tubuhnya masih sangat kuat terlepas dari usianya yang sudah uzur. Posturnya ketika berdiri pun masih tegap dan langkah kakinya masih lincah seperti semasa mudanya.Akan tetapi, sekarang dia harus menghabiskan sisa hidupnya di kursi roda. Gideon mengaku dia baik-baik saja, tapi kalau memang benar begitu, kenapa dia harus terus duduk dan tidak lagi melakukan rutinitasnya. Dari sini jelas sekali terlihat kalau dia sangat menderita.“Sudah, nggak usah bahas soal Kakek lagi!” ujarnya. Mungkin Gideon menyadari cucunya merasa sedih, jadi dia menutupi lututnya dengan selimut dan mengalihkan topik, “Sudah berapa lama kamu pergi dari rumah?”“Tujuh … atau delapan tahun mungkin?” jawab Yuna.“Lebih tepatnya, tujuh tahun tiga bulan,” tutur Gideon menambahi.Yuna, “….”“Kayaknya kamu lumayan betah di luar. Tapi baguslah.”Apa yang Gideon katakan i

    Last Updated : 2023-05-08
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 442

    Suara Gideon terdengar begitu serius, tapi raut wajahnya justru terlihat sangat damai. Brandon yang kaget dengan reaksi Gideon pun spontan melirik ke arah Yuna dan seketika itu pula dia mengerti apa yang terjadi.“Ah, benar juga.” Dia pun menarik kembali tangannya dan berkata dengan penuh hormat, “Aku sebagai cucu menantu mengucapkan selamat ulang tahun buat Kakek.”“Cu-cucu … menantu?!”Bahkan Gideon juga ikut tercengang dan matanya terbelalak. Apa anak muda zaman sekarang sevulgar ini? Beberapa detik yang lalu dia masih memanggilnya dengan sebutan “Pak”, tapi sedetik kemudian dia langsung menyebut dirinya sendiri sebagai cucu menantu.“Segenap keluarga Tanoto masih belum mengakui kamu,” sahut Clinton yang saat itu mulai risih.Gideon sebagai orang lebih tua yang punya lebih banyak pengalaman berusaha untuk menenangkan Clinton, lalu dia berdeham, “Brandon, aku nggak keberatan kamu panggil kakek, tapi kalau cucu menantu … kayaknya masih terlalu awal.”Singkat kata, sebenarnya keluarga

    Last Updated : 2023-05-08

Latest chapter

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2286

    “Eh? Yang benar? Kalau begitu aku ….”“Tapi ingat, kamu bebas keluar masuk di dalam gedung, bukan keluar dari tempat ini. Paham? Kalau kamu berani keluar satu langkah saja, aku nggak bisa melindungi kamu!” kata Fred sembari menepuk bahu Rainie dengan ringan.Seketika itu juga hanya dalam sekejap kegirangan Rainie langsung menghilang. Di detik itu dia mengira sudah bisa bebas keluar masuk kedutaan dan mendapatkan kembali kebebasannya. Namun ketika dipikirkan lagi dengan baik, apa yang Fred katakan tidaklah salah. Lagi pula apa untungnya juga Rainie keluar. Dengan kondisi sekarang ini, dia keluar sedikit saja pasti akan langsung ditangkap oleh anak buahnya Brandon atau Edgar.Bicara soal Edgar membuat Rainie teringat dengan lab yang sudah dihancurkan itu, serta kedua orang tua dan juga rumahnya. Rainie sempat berpikir untuk mengunjungi rumahnya semenjak dia bebas dari Brandon. Tetapi dari kejauhan Rainie melihat ada orang yang memindahkan barang-barang di rumahnya. Dan dari omongan orang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2285

    Ross melihat ke sana kemari seolah-olah sedang khawatir ada orang yang sewaktu-waktu datang mengejarnya. Rainie yang menyadari perilaku itu segera berkata, “Pak Fred ada pertanyaan untuk Pangeran. Dia pasti berniat baik, jadi tolong Pangeran jawab pertanyaannya dengan baik, ya?”Kemudian, Rainie sekali lagi mengetuk jarinya ke botol. Ross tampak mengernyit dan sedikit kebingungan, tetapi dia lalu mengangguk dan berkata, “Ya!”Rainie berbalik menatap Fred dan mundur ke belakangnya. Sembari menatap Ross dari balik layar ponsel, dia berdeham, “Pangeran Ross, selama perjalanan apa sudah dapat kabar tentang Yang Mulia?”Sudah pasti belum ada, tetapi Fred sengaja bertanya seperti itu kepada Ross. Benar saja, Ross menggelengkan kepala menjawab, “Belum ada. Tapi kurasa karena aku baru pergi satu hari, jadi belum terlalu jauh. Kamu bilang mamaku pergi ke tempatnya suku Maset atau semacamnya, ‘kan? Mungkin perlu beberapa hari baru bisa sampai ke sana.”“Iya, betul. Yang Mulia bilang mau pergi ke

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

DMCA.com Protection Status