Share

Bab 344

Author: Awan
last update Last Updated: 2023-04-09 19:00:00
Sopir tersebut tampak pucat pasi dan dengan cepat berkata, “Jangan, jangan! Aku telepon! Aku telepon!”

Melihat raut ketakutan lelaki itu membuat Yuna merasa sedikit penasaran dan bertanya, “Ini apa? Memangnya kalian meletakkan apa di dalam sini?”

Sang sopir tidak berbicara dan Yuna berpura-pura hendak menusuk jarum tersebut pada lelaki itu. Dia mencoba menghindar dan berkata, “I-itu salah satu obat terlarang.”

Ekspresi Yuna langsung berubah. Dia menginjak tubuh lelaki itu dan berkata, “Bisa-bisanya kalian memiliki barang begini!”

“Aaahh!” rintih lelaki itu dan memuntahkan darah. Kenapa selalu dia yang dihajar?

“Bu-bukan punya kami. Ini barang yang dikasih majikan kami. Katanya harus disuntikkan ke tubuhmu baru kamu bisa nurut. Uhuk, uhuk!”

Darah segar menyembur keluar bersamaan dengan batuk lelaki itu.

“Hahaha! Nurut!” kata Yuna dengan penuh penekanan. Dia seperti masuk ke sebuah dunia neraka. Sorot mata perempuan itu seperti bisa membunuh seseorang.

“Ampun … ak-aku beneran nggak tahu.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 345

    “Kamu mau aku bilang apa?” tanya lelaki kacamata itu pada Yuna. Kacamata lelaki itu masih belum terlepas, hanya sedikit miring saja. Melihat itu membuat Yuna risih dan terganggu. Dia mengulurkan tangannya untuk melepas kacamata lelaki itu dan detik selanjutnya langsung mengerti kenapa Ernes mengenakan kacamata. Lelaki itu kehilangan sebelah matanya.Hanya ada sebuah mata yang menatapnya, sedangkan sebelahnya lagi tidak ada binar sama sekali, lelaki itu buta sebelah. Karena kacamatanya diambil, sebelah matanya memancarkan amarah yang begitu nyata. Akan tetapi dia terjebak dan tidak bisa berbuat apa selain memberontak.“Kamu tinggal bilang kalau waktu menyuntikkannya ke aku, kadarnya terlalu berlebihan dan aku mati. Minta dia segera datang,” ujar Yuna. Karena orang itu hanya mau dia menurut, berarti artinya orang itu mau mengendalikannya dan bukan menginginkan nyawanya. Kalau dia mati, orang itu pasti akan bergegas datang untuk melihat keadaan.“Kalau aku bilang, kamu bisa melepaskan kam

    Last Updated : 2023-04-10
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 346

    Kalau sang sopir masih bisa bergerak, kemungkinan dia akan jatuh tersungkur di tanah. Dia tidak percaya kata-kata keji itu keluar dari mulut perempuan yang ada di hadapannya. Apalagi perempuan itu tersenyum ketika mengatakannya.Yuna melanjutkan kembali kata-katanya, “Tapi aku nggak ada pengalaman, jadi nggak tahu harus sekuat apa ketika menancapkannya. Lebih atau kurang seharusnya kalian juga nggak masalah kan?”“Jangan, jangan ….”Sudut mata lelaki berkacamata itu berkedut, tetapi dia tetap berkata, “Kamu pikir kami akan takut?”“Oh? Kalian nggak takut? Bagus kalau nggak takut, bagaimana pun kalian juga lelaki dan bukan perempuan,” balas Yuna sambil menganggukkan kepalanya.“Ngomong-ngomong ada satu lagi, kalian pernah dengar istilah penyiksaan tahanan?”Mereka belum pernah dengar dan juga tidak ingin mendengarnya. Akan tetapi jeritan hati mereka tidak didengar oleh Yuna dan juga tidak dipedulikan oleh perempuan itu. Dia lanjut berkata, “Diikat dengan dua tali tambang besar dan masih

    Last Updated : 2023-04-10
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 347

    Santo melirik Yuna sekilas kemudian dengan suara keras dia berkata, “Mana aku tahu seberapa banyak kadar untuk satu hari atau dua hari?! Orangnya sudah kami tangkap juga! Siapa suruh kalian nggak langsung mengambilnya! Jangan banyak bicara! Katakan apa yang harus kami lakukan?!”Sepertinya orang di seberang telepon juga tampak emosi. Dia diam sesaat dan bertanya, “Di mana bos kalian?”“Bos ….” Lelaki itu tampak berpikir sesaat dan kembali menjawab, “Bos lagi cek kondisi Yuna masih bisa diselamatkan nggak. Kamu buruan datang ke sini saja.”Setelah itu Yuna langsung memutuskan panggilan telepon.“Apa yang aku lakukan benar kan?” tanya Santo dengan hati-hati. Dia benar-benar tidak berani membuat perempuan di hadapannya ini emosi.Yuna meliriknya sekilas kemudian mendengus dingin sambil bangkit berdiri dan berkata, “Kalian bertiga diam di sini dengan tenang, nanti aku akan bereskan kalian lagi!”***Brandon memesan tiket paling awal karena berpikir akan segera bertemu dengan Yuna. Namun te

    Last Updated : 2023-04-10
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 348

    “Ponselku di mana?” tanya Yuna pada ketiga lelaki itu saat masuk kembali ke kamar. Dia tidak bisa mengirimkan pesan pada perusahaan dan juga Brandon tanpa ada ponselnya. Meski Brandon masih tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya, lelaki itu pasti akan panik jika tidak bisa menghubunginya.“Aku nggak tahu,” kata Santo.“Hmm?” Yuna seperti sedang mengancam lelaki itu. Dia menatap Santo dengan sorot dingin dan tajam.Tatapan Yuna mampu membuat Santo menggigil dan berkata, “Aku beneran nggak tahu. Aku hanya bertugas mengemudi saja. Sebenarnya aku juga nggak melakukan apa pun.”Yuna melihat lelaki itu yang sepertinya tidak berbohong. Tatapannya beralih pada lelaki berkacamata sekilas kemudian langsung berjongkok di hadapan lelaki brewok dan bertanya, “Di mana ponselku?”Lelaki brewok hanya meliriknya sekilas dan tidak berkata apa pun.Dia sudah bertahan cukup lama dalam keadaan tidak bergerak dan tidak berbicara. Selain bola matanya yang terus bergerak, dia sama seperti orang cacat. Dul

    Last Updated : 2023-04-10
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 349

    Yuna berdiri di depan jendela dan melihat sebuah mobil hitam yang melaju kearahnya dalam kegelapan. Mobil itu terlihat biasa saja dan bahkan terlihat sudah berumur. Oleh karena itu mobil tersebut tidak terlihat menarik perhatian.Mobil melaju dengan cepat dan berhenti di depan rumah kayu. Pintu terbuka dan orang tersebut melompat turun sambil berlari ke depan pintu sambil berseru, “Santo, Santo!”Yuna melihat ke arah Santo yang mendadak tampak gusar. Perempuan itu tersenyum miring dan menoleh lagi ke luar pintu. Orang di lantai satu itu berdiri di depan pintu sambil mengetuk pintu dan mengumpat.“Bodoh! Cepat buka pintunya! Kalian masih mau uang nggak?!”Dari suaranya dan juga bentuk tubuhnya, Yuna langsung mengenali siapa orang tersebut. Tidak aneh kalau dia pelakunya. Ternyata orang ini kenal dengan penjahat seperti mereka ini.“Nurut!” kata Yuna sambil menunjuk mereka dengan pisau yang mengalirkan darah. Setelah itu dia turun ke lantai bawah untuk membuka pintu.Orang tersebut rela

    Last Updated : 2023-04-11
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 350

    “Sekarang kamu ada hak untuk bertanya padaku?” kata Yuna sambil menginjak punggung lelaki itu dan berkata lagi dengan dingin, “Bilang! Apa yang mau kamu lakukan?!”“Aku ….” Dia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya bersamaan dengan muntahan darah. Sekarang lelaki itu sudah tidak merasa takut lagi. Dia mengucapkan apa yang ada di dalam hatinya.“Siapa yang memerintahmu? Tanya Yuna dengan mata menyipit. Tekanan di kakinya juga semakin kuat.“Valerie? Atau Logan? Atau masih ada orang lain?”Kalau hanya dua orang itu saja, maka semuanya lebih mudah. Akan tetapi kalau orang lain, dia harus memikirkan lagi apa tujuan orang itu.“Nggak ada, aku hanya ingin bermain-main denganmu! Apa yang diagungkan dari kamu yang merupakan seorang janda? Kenapa kamu nggak bisa tidur denganku? Aku bisa jamin karir kamu di dunia peracik-“Sebelum ucapannya selesai, Yuna mengangkat kakinya dan menginjaknya dengan kuat hingga membuat lelaki itu memuntahkan darah.“Berengsek!”Dia benar-benar orang paling

    Last Updated : 2023-04-11
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 351

    Hampir di waktu yang bersamaan terdengar suara teriakan lelaki brewok. Lelaki berkacamata yang berada tidak jauhnya melihat tangan lelaki brewok yang tertusuk hingga tembus dan membuat pistol di tangannya terjatuh. Wajahnya mendadak langsung berubah pucat pasi.Bukan hanya karena melihat kondisi mengenaskan bos nya, tetapi karena pisau tadi melintas tepat di samping telinganya. Dia bahkan bisa merasakan sedikit perih dari kulit telinganya yang tergores pisau itu. Perasaan tersebut seperti baru saja selamat dari kematian.Awalnya lelaki brewok menggunakan tangannya yang tidak terluka untuk menembak. Sekarang kedua tangannya sudah terluka dan membuatnya kesakitan hingga berteriak histeris dan semakin menggila, “Aku mau bunuh kamu!”Lelaki itu berteriak dengan kedua tangan yang sudah tidak berfungsi dan juga pistol yang sudah jatuh. Hanya matanya yang memancarkan kemarahan menatap lelaki berkacamata yanh masih berdiri sambil berkata, “Bunuh dia! Bunuh dia!!”“Aku ….” Beberapa saat yang la

    Last Updated : 2023-04-11
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 352

    Dia memang tidak mengerti apa yang terjadi di lantai satu. Akan tetapi mumpung bisa lari, maka sebaiknya segera lari dari pada tidak ada kesempatan lagi.Setelah berpikir sesaat, dia bangkit dan berlari ke arah jendela untuk melihat. Terlihat sosok bayangan orang-orang yang membuat kedua kakinya mendadak lemas.Kenapa ada begitu banyak orang?Dia tidak peduli lagi dan meraba tubuhnya sendiri kemudian mencari celah yang tidak begitu banyak orang untuk melompat kabur. Akan tetapi gerakannya terhenti karena sebuah suara dingin yang berkata,“Kalau kamu berani kabur, akan aku patahkan kaki kamu!”Santo terduduk lemas di lantai. Dia percaya dengan perkataan perempuan itu. Yuna membuka akupunkturnya dan tidak membunuhnya serta tidak mengizinkan dia pergi. Lalu apa yang Yuna inginkan?“Kamu mau apa?” tanya Santo sambil memelas.“Duduk diam di sini dan lihat aku!” kata Yuna dengan dingin. Kedua bola matanya menyapu dengan tajam hingga membuat Santo bergegas menganggukkan kepala.Detik berikutn

    Last Updated : 2023-04-11

Latest chapter

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2277

    Juan meletakkan jarinya di atas bagian pergelangan tangan Yuna dan menekannya sedikit. Kedua matanya sedikit tertutup seperti orang yang hendak tidur, tetapi dia hanya sedang menenangkan diri agar bisa fokus merasakan setiap dentuman pembuluh darah yang melewati tangan.Tak lama berselang, Juan mengangkat tangannya dan mendekat untuk menatap wajah Yuna lebih dekat, kemudian menaruh jarinya di leher Yuna.Semua itu Fred amati melalui tampilan kamera pengawas. Dia menundukan kepala dengan dagu bertopang di tangannya. Dia sedang berpikir keras. Si tua itu kelihatannya seperti sedang memeriksa Yuna, tetapi di sisi lain juga tidak dan lebih terlihat seperti sedang sok pintar saja.Dokter-dokter yang ada di sini setiap kali memeriksa pasien selalu menggunakan peralatan canggih dan bisa dilihat apa hasil diagnosisnya melalui angka dan data yang pasti. Namun pengobatan tradisional tidak demikian. Mereka hanya meraba nadi untuk melihat penyakitnya, atau menanyakan beberapa pertanyaan ke pasien

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2276

    Mana mungkin Fred akan membiarkan itu terjadi! Kalau Yuna mati, usahanya selama ini akan sia-sia, dan tahap akhir dari R10 tidak akan bisa berjalan.“Pak Fred ….”Para dokter tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Masuk-masuk mereka hanya berusaha untuk memasangkan kabelnya kembali. Mereka masih bingung bagaimana kabel yang terpasang dengan baik bisa lepas, atau memang ada orang yang mencabutnya.“Pak Fred ….”“Keluar!”Para dokter itu pun ta berani banyak bicara dan langsung kelar. Sekarang ruangan itu kembali seperti sebelumnya, hanya ada tiga orang saja.“Kamu juga keluar!” kata Fred kepada pengawalnya.Pengawal itu awalnya sempat bingung, tetapi dia menuruti saja apa pun perintah yang diberikan. Maka tanpa banyak protes dia pun undur diri. Juan yang tak lagi dikekang oleh si pengawal kembali mendekati Yuna dan memeriksa nadinya. Fred pernah melihat cara pemeriksaan itu dan mengakui kehebatannya. Meski dari sudut pandang kedokteran modern itu agak sulit untuk dipahami, sudah begitu

DMCA.com Protection Status