Share

Bab 296

Yuna spontan tertawa. Tiba-tiba sebuah tangan mencengkeram dagunya. Yuna tertegun sejenak, lalu mengedipkan mata.

“Apakah dia semenarik itu?” Mata Brandon sedikit menyipit, suaranya penuh dengan kecemburuan.

“Eh ... sepertinya nggak ... semenarik itu,” ujar Yuna.

Tidak mungkin, kan? Apakah Brandon sedang cemburu? Yuna hanya mengkhawatirkan soal kayu. Dia sama sekali tidak memikirkan hal lain. Sang CEO terlalu pencemburu.

“Nggak menarik?” Brandon bukan orang yang mudah dibujuk, “Tapi aku lihat, kamu sepertinya sangat tertarik. Bukannya tadi kamu bilang lumayan menarik?”

Kalau tadi Yuna tidak menganggap hal ini serius, sekarang Yuna benar-benar tersadar. Apakah kali ini Brandon benar-benar cemburu?

“Nggak, maksud aku ukiran kayu yang dia buat lumayan menarik. Benar, ukiran kayunya sangat menarik.” Yuna mendongakkan kepala, kedua matanya berputar, memperhatikan wajah Brandon, “Kamu ingat sepasang boneka kayu kecil yang aku bawa pulang ke rumah itu? Bukannya kamu juga bilang boneka itu san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status