Lawson menggoda Valerie dengan nada menyindir. Namun, Valerie tidak menghiraukan sindirannya dan berkata, “Aku ke sini untuk membicarakan bisnis denganmu.”“Membicarakan bisnis?” Lawson tertawa dan berkata, “Kamu?”“Kalau aku nggak salah, kamu seharusnya nggak punya modal untuk bicarakan soal bisnis denganku sekarang, kan? Lagi pula, bisnis seperti apa yang bisa kamu bicarakan denganku? Sampai sekarang kamu masih belum mewujudkan hal yang kamu janjikan padaku.” Raut wajah Lawson tampak jengkel, yang menunjukkan kalau pria itu tidak memiliki kesabaran lagi.Kalau dulu, Valerie pasti sudah membujuk dan memohon padanya dengan suara lembut. Namun sekarang, semua sudah jadi seperti ini. Valerie juga tidak takut kehilangan apa pun lagi, “Bagaimana denganmu? Kamu sudah lakukan apa yang kamu janjikan padaku? Kamu janji aku pasti masuk kompetisi tahunan, aku pasti akan menangkan hadiah. Tapi ada masalah dengan formulanya.”“Bukannya aku sudah bantu kamu selesaikan? Kenapa? Masih nggak bisa?”“I
Meskipun Yuna sangat ingin mengetahui sumber kayu itu, sayangnya dia tidak pernah bisa menghubungi Yohanes lagi sejak pria itu menolak tawarannya hari itu. Yohanes sepertinya telah mengganti nomor ponselnya. Pemilik toko ukiran kayu juga mengatakan kalau Yohanes tidak ke toko lagi. Pria itu seolah-olah telah menghilang begitu saja.Brandon berkata akan membantu Yuna menemukan Yohanes. Masalahnya, Brandon bahkan tidak pernah bertemu dengan pria itu. Ingin menemukan Yohanes bukanlah hal yang mudah. Yuna pun tidak berharap banyak.Dalam segala hal ada prioritas. Sebelum Yuna bisa menemukan Yohanes, dia harus ke Prancis dulu untuk mengikuti Fragrance Competition.Kali ini, Yuna akan mewakili New Life pertama kalinya mengikuti kompetisi akbar ini. Masalahnya, Yuna tidak mengenal siapa pun di sana.Edith tidak bisa datang karena ada pekerjaan, sedangkan Stella juga tidak bisa ikut. Perusahaan telah mengutus seorang asisten bernama Reni. Dengar-dengar, Reni sangat berpengalaman dalam menjadi
“Aku nggak usah pergi boleh, nggak?” tanya Yuna.Yuna hanya ingin tidur sekarang. Tidak cukup tidur adalah hal yang sangat tidak menyenangkan.“Secara teori boleh saja.” Yuna belum sempat bersorak, Reni sudah menambahkan, “Tapi dalam tata krama sudah pasti nggak boleh!”“Aku orangnya nggak punya sopan santun. Aku hanya ingin tidur.” Usai berkata, Yuna langsung berbalik dan berjalan kembali ke kamar. Setelah itu, dia menjatuhkan diri ke tempat tidur besar dengan dua tangan terlentang. Ah, nyaman sekali.Reni mengikuti Yuna masuk ke kamar dan berdiri di sana, “Bu Yuna, sekalipun bukan dalam hal tata krama, dalam hal fungsi tubuh manusia dan adaptasi diri, Bu Yuna nggak boleh tidur lagi. Kalau tidur terus, nanti malam Bu Yuna nggak akan bisa tidur. Akibat dari insomnia adalah Bu Yuna akan lemas dan nggak berenergi besok paginya.”“Menurut penelitian ilmiah, kekurangan energi di pagi hari akan menyebabkan kondisi mental yang buruk sepanjang hari, yang secara langsung akan memengaruhi Fragr
Yuna tertegun seketika dia tiba di lokasi acara. Dia syok melihat acaranya dibuat sangat megah selayaknya pesta pernikahan. Yang berbeda adalah, acara ini diadakan di area taman sebuah vila yang sudah tertata dengan sangat rapi, lengkap dengan buffet. Orang yang datang ke acara ini juga luar biasa banyak. Mereka semua datang dari berbagai macam negara, dan berbicara dengan bahasa mereka masing-masing tentunya.Yuna mengambil segelas koktail dan melemparkan senyum ramah ke orang-orang yang bahkan tidak dia kenali. Lalu, dia pun bertanya kepada asistennya, “Bu Reni, mereka semua juga datang buat ikut kompetisi?”“Dari informasi yang aku dapat, seharusnya iya,” sahut Reni sambil melirik berkas yang dia bawa.Yuna, “….”Apa-apaan ini? Kenapa banyak sekali orangnya? Bukankah katanya kompetisi ini memiliki standar yang tidak mudah untuk ditembus? Jangankan ikut serta dalam kompetisi skala besar, melihat orang sebanyak ini saja sudah cukup untuk membuat Yuna pusing tujuh keliling.“Jadi, pani
Panjang umur memang orang ini. Orang yang Yuna lihat itu tidak lain dan tidak bukan adalah Valerie. Yuna mengucek matanya dan segera memalingkan matanya ke samping ….Tidak mungkin! Yuna kan sekarang sedang berada di Prancis, dan juga acara ini bukanlah sesuatu yang bisa Valerie datangi sesuka hatinya! Paling-paling itu hanya orang yang mirip dengannya, atau mungkin memang Yuna yang salah lihat. Setelah meyakinan dirinya kalau itu bukan Valerie, Yuna berbalik dan …!!Orang yang dilihat oleh Yuna itu sudah berada persis di hadapannya. Tidak hanya wajahnya saja yang mirip dengan Valerie, tapi tatapan mata juga sangat mirip. Dan yang lebih parahnya lagi, suaranya ketika berbicara juga terdengar sangat familier.“Kenapa, kamu kaget, ya, lihat aku di sini?” tanya Valerie dengan ekspresi wajahnya yang angkuh.Valerie senang sekali melihat Yuna syok bercampur dengan kesal. Dia pikir hanya dia yang bisa datang ke sini mentang-mentang jago? Banyak cara yang bisa diambil untuk mencapai tujuan. A
“Ngomong apa kamu, hah?!”Raut wajah Valerie langsung berubah mendengar hinaan dari Yuna, dan ketika dia baru saja ingin membalas, tiba-tiba ada seseorang yang berjalan ke arah mereka sambil berkata, “Halo, Bu Yuna, ketemu lagi.”Lawson? Tampaknya mereka datang kemari dengan penuh persiapan. Apakah mereka sejak awal berniat mengincar Yuna? Entah itu benar atau tidak, yang jelas Yuna tidak akan mundur dari peperangan ini.“Kayanya pelajaran yang kemarin masih belum cukup, nih. Pak Lawson, kamu minta dipukulin, ya?”Dengan lantang Yuna menantang Lawson, membuat kehormatannya di depan wanita hilang seketika, sekalian Yuna juga ingin membalas perbuatannya waktu itu di gang.“Ini tempat umum. Aku yakin kamu nggak bakal berbuat sesuatu yang merugikan kamu sendiri, bukan?”Lawson memanfaatkan situasi ramai ini agar Yuna tidak berani sembarangan bertindak, makanya dia bisa bertingkah songong seperti itu. Sejujurnya, dia sendiri juga tidak menyangka seorang wanita lemah lembut seperti Yuna tern
“Reni, kamu harus paham satu hal. Tata krama itu harus ada timbal balik, bukan cuma sepihak saja. Kalau mereka selaku panitia saja nggak peduli dan nggak menghormati tamu mereka, buat apa kita segan sama mereka!”Yuna merasa atmosfer di tempat ini sangat tidak nyaman. Kalau dia datang bukan sebagai perwakilan dari New Life, mau pulang sekarang juga tidak jadi masalah.“Tapi ….”Ketika Reni baru berbicara setengah jala, tiba-tiba dia disela oleh seseorang yang berbicara menggunakan bahasa Inggris, “Maaf, tadi aku dengar kalian ngomong pihak panitia nggak menghormati tamu, apa itu benar?”Yuna dan Reni spontan menoleh ke asal suara itu dan melihat seorang pria beruban dengan aura yang elegan. Penampilannya terlihat seperti sudah lumayan berumur, tapi fisiknya terlihat sangat terawat.Reni yang mengenali siapa pria itu pun sontak terkejut dan segera membalas ucapannya, “Maaf, Pak Will. Maksud kami bukan itu ….”“Jadi apa aku yang salah dengar?” tanya Will sambil mengusap telinganya, “Tapi
Sambil memegang segelas wine, Lawson melihat apa yang terjadi di depannya menembus keramaian orang dengan wajah kegirangan.“Kamu tahu cowok itu siapa?”Valerie menggelengkan kepalanya. Dia baru pertama kali datang ke negara ini, jadi mana mungkin dia kenal siapa itu.“Dia itu namanya Will, ketua panitia acara ini. Selain itu, dia juga termasuk peracik parfum yang paling terkenal di Prancis. Salah satu dari sedikit orang yang paling berbakat di industri parfum internasional! Menurut kamu, apa Yuna masih bisa berkarir di Prancis kalau sampai dia bikin Will marah?”Mendengar penjelasan seperti itu, Valerie seketika paham apa maksudnya dan terlihat cukup senang.“Pasti matilah dia!”“Eits, belum tentu,” kata Lawson, “Will itu orangnya moody, nggak ada yang bisa nebak apa isi kepalanya. Makanya aku bilang ini bakal jadi tontonan menarik!”Meski Lawson berkata seperti itu, Valerie tidak sependapat dengannya. Mana ada orang yang senang dijelek-jelekkan di depan banyak orang, apalagi orang ya
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat
Chermiko mulai menyadari Shane lagi-lagi terbawa oleh perasaan sedihnya. Dia pun segera melurusan, “Eh … maksudku. Aku cuma nggak menyangka ternyata kamu bisa ngurus anak juga. Kalau aku jadi kamu, aku pasti sudah panik. Tapi kalau dilihat-lihat lagi, dua anak ini mukanya lumayan mirip sama Brandon, ya. Menurut kamu gimana?”Mendengar itu, Shane melirik kedua bayi yang sedang tertidur pulas dan melihat, benar seperti yang tadi Chermiko bilang, bagian kening mereka sedikit mirip dengan Brandon, sedangkan mulut mereka mirip dengan Yuna.“Kelihatannya memang mirip, ya. Tapi kita jangan tertipu dulu. Aku merasa makin lama kita lihat jadi makin mirip. Kalau sekarang aku bilang mereka nggak mirip, apa kamu masih merasa mereka mirip?”Benar juga, andaikan mereka bukan anaknya Brandon, dengan sugesti seperti itu Chermiko percaya saja kalau mereka tidak mirip.“Waduh, aku rasanya kayak lagi berhalusinasi!” ucapnya.“Makanya sekarang kita jangan berpikir mirip atau nggak mirip dulu. Lebih baik k
“Itu normal. Dulu waktu Nathan masih kecil juga aku kayak begini,” kata Shane. “Hampir semalaman penuh kamu nggak mungkin bisa tidur. Begitu kamu taruh mereka, mereka pasti langsung nangis, jadi kamu harus gending mereka terus. Waktu itu tanganku juga sudah mau patah rasanya.”“Kamu gendong anak sendiri? Bukannya pakai pengasuh?!”“Waktu itu aku masih belum sekaya sekarang, istriku nggak mau pakai pengasuh, jadi aku yang gendong.” Shane tidak mau mengingat masa lalunya lagi karena itu hanya akan membuatnya sedih. Shane lalu menghampiri Brandon dan hendak mengambil anak itu dari tangannya. “Sudah pagi, biar aku yang jagain. Kamu istirahat dulu.”“Nggak usah!”“Jangan begini lah! Kalau kamu merasa berutang sama Yuna dan anak-anak kamu, masih ada waktu lain untuk menebus, tapi sekarang kamu harus istirahat! Kalau kamu sampai tumbang, siapa lagi yang bisa jagain mereka, dan siapa yang bisa nolongin Yuna!”Ketika mendengar itu, akhirnya Brandon mengalah dan memberikan kedua anaknya kepada S
Kemampuan medis Yuna tak diragukan membuat Fred kagum kepadanya, tetapi Yuna punya perang yang lebih penting dari itu. Lagi pula sifat Yuna yang sangat keras membuatnya tidak mungkin dijadikan kawan oleh Fred. Dibiarkan hidup juga tidak ada gunanya.“Bagus … bagus sekali!”Setelah memahami apa yang sesungguhnya terjadi, Fred menarik napas panjang dan mengatur kembali emosinya. Dia mengucapkan kata “bagus” berulang kali, dan ini merupakan pelajaran yang sangat berharga baginya. Selama ini selalu dia yang mengerjai orang lain. Tak pernah sekali pun Fred berpikir dirinya tertipu oleh sebuah trik murahan. Bukan berarti Fred bodoh karena tidak menyadari hal itu, hanya saja terlalu banyak hal yang harus dia kerjakan sehingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih.“Yuna, kali ini kamu menang! Tapi sayang sekali kamu nggak akan bisa melihat akhir dari semua ini! Sebentar lagi kita sudah mau masuk ke tahap terakhir dari R10. kamu sudah siap?”Fred menyunggingkan seulas senyum yang aneh di waja
“Tadi kamu ada diare lagi?” Yuna bertanya.“Nggak ada,” jawab Fred menggeleng, tetapi dia marah menyadari dirinya malah dengan lugu menjawab pertanyaan yang tidak berkaitan. “Itu nggak ada urusannya! Sekarang juga aku mau obat itu!”“Sudah nggak sakit perut dan nggak diare, rasa mual juga sudah mendingan, ya? Paling cuma pusing sedikit dan kadang kaki terasa lemas. Iya, ‘kan?”Fred tertegun diberikan sederet pertanyaan oleh Yuna, dia pun mengingat lagi apa benar dia mengalami gejala yang sama seperti Yuna sebutkan.“Kayaknya … iya!”Meski sudah berkat kepada dirinya sendiri untuk tidak terbuai oleh omongannya, tetap saja tanpa sadar Fred menjawab dengan jujur. Setelah Fred menjawab, Yuna tidaklagi bertanya dan hanya tersenyum.“Kenapa kamu senyum-senyum?! Aku tanya mana obatnya, kamu malah ….”“Pencernaan kamu sehat-sehat saja, nggak kayak orang yang lagi keracunan!”“Kamu ….”Fred lantas meraba-raba perut dan memukul-mukul dadanya beberapa kali. Dia merasa memang benar sudah jauh lebi
“Gimana caranya aku bisa memastikan kalau anak-anak yang suamiku terima itu benar-benar anakku?”“Hmm? Mau beralasan apa lagi kamu?”“Nggak, aku cuma mau memastikan kalau mereka itu benar anakku, bukan anak orang lain yang dijadikan pengganti.”Sebelumnya Yuna juga sudah berpikir adanya kemungkinan ini terjadi, tetapi ketika melihat Brandon membawa kotak itu dan memeriksa napas anak-anaknya, dia hampir meneteskan air mata. Brandon dikenal sebagai orang yang sangat dingin, tetapi Yuna bisa melihat sewaktu Brandon melakukan itu, jarinya sampai gemetar. Kelihatan sekali selama beberapa hari ini dia juga sangat menderita.Semenjak memutuskan untuk masuk ke tempat ini, Yuna tidak mengira akan terperangkap di sini untuk waktu yang sangat lama, bahkan sampai anak-anaknya lahir. Sudah sebulan penuh sejak kelahiran mereka, tetapi Yuna masih bisa bisa keluar. Bahkan ada kemungkinan dia akan terperangkap di sini untuk seumur hidup.Hidup atau mati sering kali terjadi hanya dalam sekejap mata dan
“Yang perlu kita curigai sekarang adalah kalau anak-anak ini bukan punyaku, berarti mereka siapa? Dan dari mana datangnya mereka? Tapi kalau benar mereka anakku … apa mau mereka?”“Apa mungkin mereka mau menggunakan anak-anakmu untuk mengancammu?” kata Shane. “Atau ….”“Atau apa?”“Nggak, nggak apa-apa! Aku cuma asal ngomong saja.”Mendengar Shane bilang begitu, Brandon juga tidak bertanya lagi lebih dalam. Brandom mengamati raut wajah Chermiko kelihatannya kurang begitu baik. Dia tampak sangat serius dengan kening yang mengerut.“Apa pun keadaannya, anak-anak ini sudah ada di tangan kita. Kita tetap harus merawat mereka dengan baik. Kalian berdua tidur saja dulu, biar aku yang jaga mereka.”“Jangan, kamu sudah kelelahan dari beberapa hari belakangan. Banyak hal yang perlu kamu ambil keputusan langsung, jadi kamu saja yang tidur, biar aku yang jaga!” kata Shane.“Kalian berdua tidur saja. Aku dokter, biar aku yang jaga!” ucap Chermiko.“Sudah, sudah, jangan diperdebatkan lagi! Kemungki