Setelah Fred berjalan cukup jauh dari kamar Yuna, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia menggerakkan leher sambil merabanya, lalu berdeham beberapa kali dan melakukan gerakan menelan. Dia merasa ada sesuatu yang tidak nyaman di perutnya. Sekujur tubuhnya terasa sakit, kebas dan tidak bertenaga. Matanya juga buram membuatnya tidak bisa melihat apa yang ada di depan dengan jelas.Fred menggelengkan kepalanya dan memberi sugesti bahwa itu hanyalah halusinasi, bahwa Yuna hanya membohonginya kalau tadi itu bukan racun.Fred marah kepada dirinya sendiri yang terlalu ceroboh dan memukul dinding untuk melampiaskan amarahnya. Awal mengira semuanya sudah berada di dalam kendali dan Yuna tidak akan berani melakukan hal-hal aneh ataupun memiliki kesempatan untuk itu. Namun tampaknya Fred-lah yang justru terlalu meremehkan Yuna. Betapa tak disangka meski terkurung selama berhari-hari, Yuna masih punya tekad untuk menyerang balik dengan cara membuat racun secara diam-diam.Namun yang lebih mena
Fred terbangun di tengah kesakitannya. Dia membuka mata dan menjerit, dan tanpa sadar ingin menghempaskan tangannya, tetapi sayang tangannya tidak bisa digerakkan. Dia melihat lengannya sedang ditahan oleh beberapa orang yang berdiri di sampingnya.Melihat Fred akhirnya tersadar, dia pun berkata, “Maaf, Paduka!”“Masih berapa lama lagi?” tanya Fred seraya melihat waktu di jam dinding.“Kira-kira setengah jam lagi,” jawab si dokter.“Tanganku jadi cacat?”“Berdasarkan hasil pemeriksaan, lokasi terjadi patahannya agak aneh. Mungkin lebih tepatnya bukan patah, tapi cuma dislokasi.”“Dislokasi?!”“Iya. Singkatnya, persendiannya cuma bergeser dari tempat yang seharusnya akibat dampak eksternal. Tulangnya baik-baik saja, tapi tetap harus ditahan sama papan atau permukaan keras, lalu dibalut dengan perban supaya meminimalisir terjadi gerakan yang nggak disengaja.”“Kalau tulangku baik-baik saja kenapa harus diperban segala! Mana harus tunggu setengah jam pula! Bikin pekerjaanku tertunda saja!
Saat mengingat kembali apa saja yang Yuna lakukan selama dia melakukan eksperimen dari dan pengamatan Fred melalui kamera pengawas, dia berkata, “Apa kamu bisa tahu aku keracunan atau nggak cuma dari merasa pergelangan tanganku?”Dengan tenang, dokter itu menjawab, “Yang Paduka maksud itu pasti pemeriksaan nadi dari pengobatan tradisional, ya? Maaf, tapi kami dokter pengobatan modern nggak mempelajari ilmu yang asal-usulnya nggak jelas, tapi aku pribadi sebenarnya tertarik untuk mempelajarinya. Tapi maaf, aku masih belum bisa.”Setelah proses pengambilan darah selesai, Fred menutupi bekas suntikan dengan kapas. Dia lalu berdiri dan bertanya kepada dokter, “Berapa lama sampai hasilnya keluar.“Kira-kira setengah jam.”“Lagi-lagi harus nunggu setengah jam! Ya sudah! Aku kasih kamu waktu 30 menit. Begitu hasilnya keluar, langsung kabari aku!”Begitu hasilnya keluar dan seandainya terbukti bahwa dia tidak keracunan … awas saja. Dia akan mendatangi Yuna dan tertawa di hadapan wajahnya. Namu
“Fred.”“Ya?”“Kasih mereka masuk.”“Apa?!”Orang yang memakai pelindung itu hanya dia saja di tempat seperti sedang menunggu jawaban dari mereka. Fred langsung berbalik dan menjauh sedikit, kemudian melanjutkan pembicaraannya di telepon dengan suara yang lebih pelan, “Yang Mulia, tahu apa tujuan mereka sebenarnya, ‘kan? Mereka datang bukan untuk melakukan disinfeksi, itu cuma kedok saja ….”“Mereka datang untuk cari seseorang, ‘kan?” tanya sang Ratu.“Kalau Yang Mulia sudah tahu, kenapa ….”Fred masih berpikir ratunya tidak tahu apa tujuan mereka datang, makanya dia mengusir mereka, tetapi kalau sudah tahu, mana mungkin Fred bisa membiarkan mereka masuk. Mungkinkah tujuan dari kedatangan mereka ini adalah ….”“Fred, jangan lupa sekarang kita ada di mana. Ini kedutaan, bukan istana kerajaan Yuraria. Kamu bisa saja menolak mereka sekali, tapi kalau sampai berkali-kali? Mereka pasti nggak akan menyerah. Biarkan saja mereka masuk, terserah mereka mau ngapain. Kasih mereka geledah tempat i
Keseluruhan area kedutaan ini sangat luas, dan orang-orang yang bekerja di sana juga tentunya tidak sedikit. Ada beberapa yang mengkritik ketika melihat mereka datang membawa alat disinfeksi dengan bahasa Yuraria, tapi ada juga beberapa orang yang masih cukup sopan.Namun toh Brandon juga mengenakan pakaian pelindung sehingga orang lain tidak bisa melihat wajahnya. Dia bisa dengan leluasa menjalankan pencariannya. Dia mengamati dengan saksama setiap ruangan yang dimasuki. Setiap ruangan terlihat seperti ruang kantor biasa tanpa ada yang spesial, dan rasanya tidak mungkin ruangan seperti itu memiliki ruang atau jalan rahasia.Brandon memiliki ruang rahasia di rumahnya sendiri, jadi bisa dikatakan dia cukup berpengalaman tentang itu. Kalau memang ada, sedikit banyak dia pasti sudah menyadarinya. Namun dia yakin ruangan-ruangan yang dia masuki itu hanya ruang kantor biasa.Satu gedung sudah mereka telusuri, tetapi tidak ada yang mereka dapat. Brandon tidak lupa untuk berkomunikasi ketika
“Syaratku nggak berlebihan. Aku cuma berharap setelah dilakukan disinfeksi, jangan datang dan mengganggu pekerjaan kami lagi. Aku nggak kooperatif dengan kemauan kalian, tapi kalau kalian masih datang ke sini terus dengan berbagai alasan mengatasnamakan pekerjaan, gimana kedutaan ini bisa beroperasi normal? Apalagi kedutaan ini bisa saja berkaitan dengan rahasia negara. Aku yakin kalian pasti bisa mengerti. Kalau sampai terjadi apa-apa, hubungan kedua keluarga kita akan terpengaruh.”Penjelasan Fred sangat masuk akal dan tak terbantahkan. Orang dengan pakaian pelindung itu pun bahkan mengangguk setuju.“Benar.”“Makanya itu, kalian harus janji setelah disinfeksi kali ini, jangan datang lagi, setidaknya dalam waktu dekat ini.”Orang dengan pakaian pelindung tidak langsung menjawab, melainkan berbicara dengan rekannya melalui intercom. Setelah itu, dia baru membalas Fred, “Nggak masalah, atasan kami sudah setuju, persyaratanmu bisa kami kabulkan.”“Oke, kalau begitu silakan masuk!” kata
Fred tidak lagi mengikutinya. Dia langsung berbalik dan mengamati ruangan yang tadi baru saja disemprot. Di dalamnya hanya ada beberapa perabotan sederhana yang cuma dilihat sekilas saja sudah memperlihatkan seluruh isi ruangan tersebut.Fred menarik kenop pintu dan menutupnya rapat-rapat. Kurang lebih satu jam kemudian, semua petugas disinfeksi sudah melaksanakan tugas mereka hingga tuntas. Lima orang berkumpul di loi tengah dan saling memandang satu sama lain tanpa suara.“Gimana?” tanya Fred dengan suara yang riang seraya menuruni tangga. “Pekerjaan kalian sudah selesai? Semua ruangan sudah dibersihkan?”“Iya!” jawab kepala dari lima orang itu. “Semuanya sudah selesai, terima kasih banyak atas kerja sama kalian.”“Jadi virus atau wabah atau apa pun yang kalian sebut itu nggak akan sampai ke sini, ‘kan?”“Seharusnya nggak akan, tapi kami nggak bisa menjamin 100%. Berdasarkan sepengetahuan kami, Pak Dubes juga pernah belajar kedokteran, jadi Bapak pasti sudah tahu nggak ada yang nama
Perlahan Fred membalikkan badan dan menatapnya. Dia berkata, “Hmm, kamu kelihatannya nggak asing, ya. Kalau tugasmu di sini sudah selesai, apa nggak lebih baik kamu lepas dulu pakaian pelindungnya, baru kita ngobrol lagi?”“Maaf, baju pelindung ini nggak bisa dilepas sembarangan, ini sudah bagian dari tanggung jawab profesi. Tapi kalau cuma untuk memeriksa tangan Pak Dubes, nggak masalah,” ujarnya sambil mendekati Fred dan hendak meraih tangannya.Fred pun langsung mundur untuk menghindarinya. “Nggak usah! Di sini sudah ada dokter yang kasih aku obat. Aku percaya dengan kemampuan dokter dari negaraku sendiri. Aku akui pengobatan tradisional kalian juga nggak kalah hebat, tapi aku masih tetap lebih percaya dengan orang dari negaraku sendiri.”Fred tanpa malu-malu menunjukkan kebenciannya kepada lawan bicara. Dengan demikian, kepala dari orang berpakaian pelindung itu pun tak lagi memaksa. Dia berkata, “Kalau memang seperti itu, kami menghormati pilihan Pak Dubes. Kami sudah selesai meng
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana
“Sudah nggak ada lagi, itu saja. Dia bilang yang kita butuhkan sekarang cuma waktu. Sebenarnya nggak ada yang penting, sih. Mungkin dia takut karena masih diawasi. Takutnya ada orang yang mendengar percakapan, makanya dia nggak berani bilang banyak.”“Bukan. Informasi pa yang mau diasampaikan sudah semuanya dia kasih tahu ke kamu,” ucap Brandon.Chermiko, “Eh?”Shane, “Hah? Jadi yang Pak Juan mau sampaikan itu apa?”“Pak Juan bilang kita nggak bisa tangani, tapi ada orang lain yang bisa. Orang yang bisa itu maksudnya siapa?” tanya Brandon kepada mereka berdua. Tetapi baik Shane dan Chermiko di saat itu hanya bertukar pandang dan menggelengkan kepala.“Dan juga kenapa kita nggak bisa? Sebelumnya kita sudah tahu mereka ada di dalam kedutaan, terus kenapa tiba-tiba Pak Juan bilang ini di luar batas kemampuan kita?” tanya Brandon lagi.Kali ini Shane dan Chermiko lebih kompak lagi. Mereka berdua sama-sama menggelengkan kepala serentak tanpa perlu menatap satu sama lain.“Karena Pak Juan me
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan
“Kami semua panik setengah mati waktu dengar Kakek dibawa. Untung saja Kakek baik-baik saja!”“Omong kosong! Kalau kamu pani, kenapa baru sekarang kamu datang menolongku?” tanya Juan melotot.“Bukannya nggak mau nolong, tapi tempat ini nggak bisa main datang kapan pun aku mau. Lagi pula aku tahu sifat Kakek. Kalau Kakek sendiri yang mau ke sana, aku bujuk untuk pulang kayak apa juga Kakek nggak bakal mau pulang! Kakek sendiri yang mau datang ke sini untuk menolong Yuna, ‘kan?”Dengan tatapan mata setuju, Juan menatap Chermiko dan berkata padanya, “Iya, sih. Akhir-akhir ini kamu ada banyak kemajuan juga, ya. Kamu sudah bisa menganalisis keadaan dengan baik dan bisa mengerti sifatku seperti apa.”Chermiko terlihat tidak terlalu senang meski mendapat pujian dari kakeknya. Saat ini dia punya masalah yang lebih mendesak untuk dia sampaikan.“Kakek yang minta aku datang ke sini, ya?” tanyanya.“Ya, untung saja mereka kasih aku ketemu orang lain! Kalau Brandon, mereka pasti nggak akan setuju.
Chermio sudah berada di ruang tamu kedutaan dan melihat sekelilingnya. Dia curiga apakah tempat ini menyimpan suatu konspirasi, karena di antara yang lain, hanya dia sendiri yang mendapatan undangan secara tiba-tiba.Mereka bertiga kaget saat mendapat undangan tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata undangan itu ditujukan kepada Chermiko, dan tidak ada yang tahu apa maksud dari undangannya. Apalagi Chermiko juga yang paling asing dengan kedutaan dibanding Shane atau Brandon. Setelah melalui proses perundingan yang cukup laa, akhirnya mereka bertiga mencapai kesepakatan bersama, Chermiko harus pergi!Jika tidak pergi, bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan undangan ini juga dibuat secara resmi, jadi seharusnya tidak akan ada keanehan yang terjadi, atau surat ini tidak akan sampai ke tangan mereka. Maka itu Chermiko datang sesuai dengan waktu dan tempat undangan. Saat masuk dia juga diperiksa karena untuk masuk ke kedutaan tidak diizinkan membawa barang-barang ya
Saat Ross berniat untuk berlari keluar lagi, seketika Ricky datang membuka pintu dari luar.“Pangeran Ross.”“Ah! Kamu yang kasih perintah ke mereka untuk nggak kasih aku keluar dari kamar ini?”“Pangeran Ross jangan salah paham. Aku nggak punya wewenang untuk itu. Ini semua perintah langsung dari Yang Mulia.”“Aku nggak percaya! Mamaku saja sekarang lagi pingsan. Mana mungkin dia kasih perintah ke kamu untuk menahanku di sini. Kamu pikir aku nggak tahu kamu cuma menggunakan perintah untuk berbuat semena-mena di sini?! Kamu nggak ada bedanya sama Fred!”Seketika mendengar itu, terlihat ada sebersit ekspresi kesal di mata Ricky. Dia pun lalu berkata, “Pangeran Ross tolong jangan samakan aku dengan si pengkhianat itu.”Nada bicara Ricky dipenuhi dengan perasaan tidak puas. Bagi Ricky, Fred adalah pengkhianat yang bahkan namanya tidak layak untuk disebut. Ratu memberikan kepercayaan yang begitu besar kepadanya, menyerahkan tugas yang sangat penting, tetapi dengan keserakahanya, dia dengan
“Andaikan kamu nggak selamat. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?” tanya Juan.“.…”Sebelum Ratu membuka mulut, Juan melanjutkan, “Apa dunia bakal kiamat? Nggak, nggak bakal! Nggak bakal terjadi apa-apa! Begitu kita mati, kita sudah nggak bisa apa-apa lagi, baik itu rakyatmu, anakmu, atau apa pun itu, semuanya sudah bukan urusan kita lagi! Kamu sudah nggak lagi mengatur dunia ini. Kamu bahkan sudah nggak perlu pusing lagi sama pemakamanmu.”“.…”“Hidup manusia paling cuma bertahan beberapa puluh tahun saja, apa menurut kamu itu kurang? Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup selama setiap harinya kita jalani dengan penuh sukacita! Banyak banget orang yang hidupnya sampai di umur kita, jadi kenapa kamu malah mempersulit diri sendiri? Jadi saranku, kamu nggak perlu terlalu pusing terlalu banyak mikir, cukup jalani hari-hari dengan senang hati, itu lebih penting dari apa pun. Untuk apa kamu harus pusing sama urusan negara ataupun perdamaian dunia. Kamu serahkan saja ke generasi berikutnya!