“Kenapa kamu bisa kepikiran ide seperti itu? Aku rasa … kita lebih biak jangan!” ujar sang Ratu menolak ide Fred mentah-mentah. Dia kembali duduk. Baru berdiri sebentar saja dia merasa kakinya tidak kuat menopang tubuh dan merasa sangat lelah.“Nggak ada yang nggak bisa. Apalagi kalau kita lihat dengan kondisi sekarang, itu sudah jalan yang terbaik!” Fred bersandar ke kedua sisi kursi roda dan menatap majikannya dengan serius. “Yang Mulia, tolong percayalah! Semua yang aku lakukan ini demi kebaikan Yang Mulia dan juga masa depan negara kita! Cuma itu satu-satunya jalan yang kita punya!”“Tapi ….”“Nggak ada tapi-tapi lagi. Yang Mulia, saya tahu apa yang Yang Mulia khawatirkan, tapi saya berjanji akan membawa pulang cewek itu dengan selamat, setidaknya tubuhnya masih aman. Dia pasti merasa terhormat bisa berjasa bagi Yang Mulia!”Fred mencium punggung tangan ratunya dan melanjutkan, “Untuk sementara waktu kesampingkan dulu kebaikan hati Yang Mulia dan cobalah untuk memikirkan diri send
Setelah keheningan mengisi, tidak ada satu pun dari mereka yang berbicara. Fred hanya menatap sang Ratu dengan berhati-hati seraya memperhatikan perubahan raut wajahnya. Terlalu banyak berbicara takutnya hanya akan mengundang penolakan. Itulah yang Fred mengerti dari majikannya setelah sekian tahun mengabdi.“Apakah Yang Mulia berpikir saya ingin melakukan ini? Jika memungkinkan, saya pun sebisa mungkin ingin menyelesaikannya dengan cara biasa. Saya tentu saja nggak mau mengorbankan nyawa orang-orang yang nggak bersalah, tapi saya terpaksa.”Melihat masih tidak ada perubahan di wajah sang Ratu, Fred melanjutkan, “Situasi kita sekarang nggak sama. Kita harus bisa mengambil keuntungan sebanyak mungkin dan meminimalisir kerugian yang kita alami. Yuna memang nggak bersalah di sini, tapi dia nggak ada apa-apanya dibandingkan kehormatan Yang Mulia. Tolong percayalah sama saya, jalan yang kita tempuh adalah pilihan terbaik untuk negara kita. Yang Mulia silakan mengabaikan diri sendiri, tapi Y
“Sekarang aku kasih amu kesempatan. Kalau kamu nggak mau ngomong sekarang, jangan harap akan ada kesempatan kedua!”Mendengar itu, Yuna perlahan berbalik menatap Fred dengan tatapan mata yang dingin. Dia masih tidak berbicara sedikit pun dan kembali membuang muka.“Aku penasaran. Sampai detik ini kamu sudah menerima kenyataan, atau kamu masih dengan lugunya berharap akan ada yang datang menolongmu? Sebenarnya kalau bukan karena tuntutan keadaan, aku akan sangat menghargaimu. Harus kuakui kamu ini orang yang sangat berbakat!”Masih tetap menghadap ke tembok, Yuna menarik napas dalam-dalam dan akhirnya menyahut ucapan Fred, “Aku juga penasaran. Ratumu itu benar-benar percaya sama kamu karena dia nggak tahu sifat aslimu, atau justru kamu yang nggak sadar kalau selama ini kamu cuma dimanfaatkan?”Wajah Fred yang semula dihiasi dengan senyum congkak seketika sirna, diganti dengan wajah yang serius, “Apa maksud kamu?”“Nggak ada, kok. Aku cuma merasa kamu pasti mengira diri kamu yang paling
“Oh? Nggak boleh menghina, tapi boleh membohongi dia, begitu? Tujuan sebenarnya kamu menjalankan eksperimen ini untuk dia atau untuk keuntungan kamu sendiri?”“Omong kosong!”“Cuma omong kosong atau aku berhasil membongkar rahasiamu, cuma kamu sendiri yang tahu. Ratu kalian itu dari awal cuma dibodohi saja olehmu!” ucap Yuna sambil memegang gelasnya dengan kuat hingga bentuknya berubah. Fred dan kawanannya tahu Yuna sangat mahir bela diri, karena itu untuk berjaga-jaga, mereka melakukan persiapan yang sangat matang. Gelas yang digunakan oleh Yuna terbuat oleh plastik, karena mereka takut Yuna akan melakukan sesuatu yang berbahaya apabila gelasnya terbuat dari beling.“Sayang sekali ratu kalian masih nggak tahu apa-apa. Dia percaya sama setiap omongan yang kamu ucapin ke dia.”“Yuna, ternyata kamu hebat juga dalam perang psikologis dan tahu gimana caranya membuat pihak lawan cerai berai. Tapi … sayangnya taktikmu itu keliru. Kamu sama sekali nggak tahu seberapa dalam kepercayaan Yang Mu
Setelah dua hari saling berinteraksi satu sama lain, cara Bella memandang Chermiko sudah mulai berubah sedikit demi sedikit. Bella mulai percaya padanya dan hubungan mereka kini kurang lebih sudah seperti teman.“Coba aku cek nadimu,” kata Chermiko.Bella mengulurkan tangannya dan Chermiko pun dengan serius memeriksa. Setiap kali pemeriksaan nadi adalah kesempatan bagi Chermiko untuk mengumpulkan pengalaman. Sekarang Chermiko sudah tidak seperti dulu lagi yang berpikir tidak perlu turun tangan sendiri hanya karena penyakit remeh. Sekarang baik itu penyakit yang parah atau tidak, dia akan selalu memeriksanya dengan teliti. Ini adalah tanggung jawab dan panggilannya sebagai seorang dokter.Melihat Chermiko yang begitu serius juga membuat Bella tanpa disadari teringat dengan momen ketika mereka pertama kali bertemu. Awalnya Bella curiga Chermiko hanya membual, kemudian Yuna juga datang yang mana menambah bukti kalau Chermiko memang dokter gadungan. Akan tetapi sikap Chermiko yang sedang b
“Nggak apa-apa, maksudku … kamu mau cari Kak Yuna?”Chermiko berpikir Bella mengkawatirkan Yuna, dia pun tersenyum dan berkata, “Nggak, aku nggak tahu sekarang dia ada di mana. Tapi dia punya urusannya sendiri, dan aku juga punya tugasku sendiri di sini. Bicara soal ilmu kedokteran aku memang masih jauh di bawah dia, masih banyak hal yang perlu aku pelajari.”“Jadi … sekarang kamu mau pergi ke mana?”“Aku mau pulang ke tempat kakekku dulu untuk beres-beres, mungkin habis itu aku pergi ke Argana.”“Argana? Jauh banget.”“Iya, jaraknya dari sini memang lumayan jauh, tapi masih lebih dekat daripada harus ke luar negeri. Obat-obatan dan serangga beracun di sana lebih banyak, seharusnya aku bisa belajar banyak hal berguna di sana.”“Serangga beracun? Aku tahu di sana memang ada banyak serangga beracun, tapi apa nggak terlalu berbahaya?! kayaknya lebih baik jangan pergi ke sana, deh,” ucap Bella dengan nada khawatir.Andaikan percakapan ini terjadi di masa lalu, Chermiko pasti sudah kesal da
“Tapi sekarang kamu sudah nggak begitu lagi. Sekarang kamu jadi lebih percaya sama diri sendiri dan lebih bersemangat menjalani hidup. Kalaupun kau terkena virus, kamu masih tetap kuat. Itu sudah jauh lebih hebat dari kebanyakan orang!” ujar Chermiko memuji.“Serius?” Bella tersipu malu dan menutupi wajah dengan tangannya. Ini pertama kalinya dia mendapatkan pujian seperti itu. “Yang kamu bilang itu benar maksudnya aku?”“Ya jelaslah! Siapa lagi! Kamu sudah banyak banget berubah. Kamu yang sekarang benar-benar kelihatan percaya diri.”“Tapi aku kan jelek!” balas Bella sembari mengusap wajahnya yang masih terisi dengan lemak. “Kalaupun aku rajin kurusin badan, aku masih belum kurus-kurus banget. Aku masih nggak jauh beda dari yang dulu secara penampilan!”“Siapa bilang jelek!” sela Chermiko. “Lihat, tuh. Baru saja tadi aku puji kamu percaya diri, sekarang malah langsung minder lagi! Kamu nggak jelek, kok. Kamu cantik!”“Kamu lagi menghiburku, ya?”“Nggak, aku cuma … merasa kamu nggak pe
“Iya, aku ngerti. Oh ya, ada kabar … tentang Kak Yuna?”Chermiko tersentak dan menggelengkan kepala. Melihat adanya tatapan kecewa dari sorot mata Bella, dia berkata, “Tapi Yuna cerdas, aku yakin dia pasti baik-baik saja! Kalau aku dapat kabar tentang dia, aku pasti akan langsung mengabari kamu.”“Oke, aku juga yakin Kak Yuna baik-baik saja!” tutur Bella tersenyum. Melihatnya tersenyum juga membuat Chermiko ikut tersenyum.Setelah percakapan mereka berakhir, Chermiko langsung pergi. Yang menghubungi tadi adalah Brandon, yang meminta dia untuk segera kembali ke rumahnya tanpa memberikan detail yang jelas. Brandon hanya berpesan kepada Chermiko untuk pergi secepatnya.Brandon sangat jarang menghubungi Chermiko secara langsung. Biasanya dia lebih sering melakukan kontak dengan Juan. Ada sekali Brandon menghubungi Chermiko langsung untuk bicara soal keadaan Bella. Lantas, apa kali ini lagi-lagi karena virus? Chermiko tidak banyak berpikir tentang itu karena tidak ada gunanya juga. Dia lang