“Coba lagi! Kalau masih nggak bisa, samperin rumahnya! Berani-beraninya dia!” umpat Logan, tapi sayangnya umpatan itu tidak berhasil melampiaskan emosinya, lalu dia pun kembali berkata, “Sudahlah! Biar aku saja yang telepon dia!”Setelah itu Logan menuju ke departemen HRD perusahaan dan berpesan pada mereka, “Keluarin semua informasi Stella, dan minta bagian hukum untuk minta ganti rugi karena karyawan mengundurkan diri tanpa izin.”“Tapi, Pak Logan, Stella sudah ajuin surat resign lebih dari satu bulan yang lalu. Berdasarkan kesepakatan, 30 hari setelah surat diajukan, karyawan boleh mengundurkan diri tanpa perlu persetujuan dari Bapak.”“Peraturan macam apa itu? Aku nggak pernah dengar ada kesepakatan kayak gitu sebelumnya!”Selama ini Logan mengira Stella harus tetap bekerja di sini asalkan dia tidak memberikan tanda tangan di surat pengunduran dirinya.“Ini … sudah peraturan di surat kontrak kerja,” jawabnya lirih. Mau bosnya mengamuk sekalipun, peraturan tetaplah peraturan, dan in
“Sorry, aku ketiduran,” ujar Yuna, lalu dia menoleh ke arah Stella dan berkata padanya, “Kayaknya aku nggak perlu ngenalin Edith ke kamu lagi.”“Kita ini kan satu keluarga, buat apa dikenalin segala!” kata Edith tersenyum.“Kok sikap kamu beda banget, Dith? Waktu itu kamu nggak seramah itu ke aku,” protes Yuna.“Beda, dong. Waktu itu aku ngira kamu masuk ke sini lewat koneksi, tapi … kali ini aku setuju,” ledek Edith sambil menepuk bahu Stella.“Pilih kasih! Ya sudahlah. Berhubung Stella juga sudah datang, ayo kita mulai kerja. Kebetulan aku lagi kurang orang, dan aku mau produk ini jadi secepatnya.”“Oke, kalau begitu aku nggak ganggu kalian lagi. Untuk berkas perekrutan Stella, dua hari lagi tolong dilengkapi, ya?”“Oke,” sahut Stella.Sebenarnya hal seperti itu bisa dilengkapi kapan saja mereka mau, yang terpenting adalah dengan siapa mereka bekerja, dan apakah mereka senang atau tidak melakukannya.“Keren juga tempatnya!” seru Stella seketika dia memasuki lab, “Peralatannya lebih
Dulu Stella juga sesekali memijat Yuna sewaktu mereka berdua masih bekerja di VL. Sudah lama sekali sejak terakhir mereka melakukan ini.Yuna membalikkan badan dan menyibak rambutnya ke samping, memperlihatkan lehernya yang ramping. Lantas Stella mulai memijat dengan perlahan.“Memang jauh lebih enak setelah ada kamu. Dua hari terakhir ini aku kelabakan, tapi sejak kamu datang, rasanya jadi jauh lebih santai,” kata Yuna sambil memejamkan matanya akibat rasa kantuk.Proses pembuatan suatu produk baru tidak mungkin bisa rampung secepat itu karena masih harus melalui proses uji coba. Namun karena ada Stella yang membantu, Yuna tidak perlu memaksakan diri lagi.“Makanya … kamu harus naikin gajiku, ya?” ledek Stella.“Mana ada, baru kerja sehari sudah minta naik gaji. Yang ada kamu bikin atasan kita takut!”“Karyawan yang nggak inisiatif minta naik gaji bukan karyawan yang baik,” balas Stella bergurau. Stella memandangi sekitarnya dan tiba-tiba berhenti ketika melihat ke suatu arah, begitu
“Kok, mungkin? Siapa namanya? Ada fotonya? Siapa tahu aku kenal.”“Nanti juga kamu bakal tahu! Stel, produk baru kita kali ini mungkin bakal lebih susah, kamu harus siap-siap, ya!”“Kamu ngomong begini kayak produk kita yang dulu nggak susah saja,” ledek Stella, “Tenang saja, selama ada kamu di garis depan, aku pasti bakal bantu semaksimal mungkin!”“Kamu memang orang yang paling bisa aku andalkan!”Yuna kembali ke lab untuk memeriksa sampel yang sudah dibuat, dan ternyata hasilnya masih tidak sesuai yang diharapkan. Bahan mentah yang bagus sangat penting, tapi segala pengerjaan untuk menyingkirkan ampas dan menyisakan aroma yang diinginkan itu merupakan sebuah proses yang sangat rumit. Proses tersebut harus dilakukan berulang kali uji coba baru bisa berhasil.Entah berapa banyak energi dan waktu yang harus dikerahkan oleh seorang peracik parfum setiap kali ada produk baru yang akan diluncurkan, dan orang yang mencuri hasil jerih payah orang lain tanpa rasa malu sedikit pun adalah tipe
Logan menyimpan kebencian dan dendam terhadap Yuna, tapi karena saat ini dia tidak bisa berbuat apa-apa pada Yuna, gantian Stella yang menjadi target.“Jadi, aku harus gimana, dong? Aku nggak bisa kerja di sini lagi?” tanya Stella lesu.Edith hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan berat hati. Merekrut seorang karyawan baru tidak jadi masalah bagi Edith, tapi jika masalahnya sudah menyangkut kontrak kerja, ini bukan lagi sesuatu yang bisa diselesaikan dengan sepatah dua patah kata.“Jangan panik, biar aku cari solusinya,” ujar Yuna.Semua masalah pasti ada solusi, saat ini mereka hanya sedang syok karena masalahnya datang begitu mendadak. Harus diakui Logan cukup cepat dalam bertindak. Padahal ini baru hari pertama Stella bekerja, tapi dia sudah mengejar. Itu berarti dia memang sudah dari awal mengincar Stella. Utang lama antara Yuna dengan Logan saja masih belum tuntas. Jika memang ini yang Logan inginkan, jangan salahkan Yuna yang tidak segan lagi!“Stel, dua hari ini kamu istiraha
Dunia ini tidak harus selalu antara satu atau dua. Setiap orang harus bisa memberikan opsi ketiga untuk diri sendiri. Yuna tidak sudi selalu ditindas. Dia harus melakukan perlawanan agar Logan dan Valerie tahu kalau Yuna bukanlah orang yang bisa mereka injak-injak semudah itu!Brandon mendapati Yuna sedang duduk di sofa ketika dia baru pulang ke rumah. Jarinya yang lincah sedang mengetuk keyboard laptop yang terpangku di kakinya.Jarang-jarang Brandon melihat Yuna menggunakan laptopnya di rumah. Dia pun melepas sepatu dan mendekatinya. Dari layar tampak ada beberapa laman yang terbuka sekaligus, dan Yuna sedang mendaftar akun baru di sebuah forum.“Serius amat?” ujar Brandon sambil menyodorkan segelas air untuknya.Masih dengan matanya yang fokus ke layar, Yuna mengambil gelas itu dari tangan Brandon dan menyahut, “Ada yang macam-macam sama aku, jadi aku ladeni saja sekalian.”Dilihat dari nada bicara dan ekspresi wajahnya, tampaknya ada orang yang telah membuat Yuna kesal.“Siapa yang
Tentu saja VL sempat kacau balau saat Yuna merusak formula mereka, tapi itu hanya sebatas kelebihan takaran.“Kalau memang kayak apa yang kamu bilang, aku jadi nggak perlu khawatir,” ucap Brandon sambil mengelus rambut Yuna.“Eits, nggak juga! Kamu tetap harus siap-siap jadi tamengku. Kalau sampai mereka menyerang balik, kamu siapin satu tim pengacara buat aku, ya!” tutur Yuna manja.Yuna semakin lama semakin pandai merayu Brandon. Setiap tatapan dan gesturnya berhasil membuat hati Brandon melunak.“Terus, aku harus ikutin apa yang kamu bilang?” tanya Brandon.“Masa kamu nggak mau?”“Dengan senang hati!”Brandon lalu menundukkan kepalanya untuk mencium bibir Yuna, tapi ada satu hal yang tidak mengenakkan dari posisi seperti ini, leher Brandon terasa sangat sakit!Brandon berdiri dan menggerakkan lehernya, lalu berkata, “Kamu ini lagi ngeledek aku, ya??”“Mana ada! Aku ….”Ucapan Yuna terpotong karena mendapat sebuah notifikasi dari laptopnya seperti balasan komentar dan beberapa percak
“Yuna, kamu sudah gila, ya? Ngapain kamu?!” jerit Logan dengan suara yang luar biasa kencang. Namun, untungnya Yuna sudah memperkirakan hal ini dan menjauhi ponsel dari telinganya.Yuna sedikit pun tidak marah menghadapi makian itu, dan dia hanya menjawabnya santai, “Memang anjing gila itu paling suka gigit orang sembarangan, ya, Logan. Aku nggak kayak kamu. Aku punya target yang jelas, dan yang aku gigit itu cuma kamu!”“Kamu ….” Logan bersumpah pada dirinya kalau sampai Yuna muncul di hadapannya, dia akan mencabik-cabik Yuna hingga tak berbentuk lagi. “Yuna, aku tahu apa maksud kamu. Kamu pasti nggak senang karena Stella nggak bisa jadi anjing pesuruh kamu lagi, makanya kamu balas dendam ke aku, ‘kan?”“Baguslah kalau kamu ngerti. Dan jangan sembarang ngatain orang lain anjing. Anjing itu binatang yang cerdas, jauh lebih cerdas dari kamu.”Terserah jika Logan mau memaki dirinya, tapi Yuna tidak terima kalau yang dimaki adalah temannya.Menyadari sikap Yuna yang dingin, Brandon memelu
Rainie terlihat bicara apa adanya, dan mengejutkannya Fred pun tidak marah. Dia hanya mengangguk sebagai tanggapan dan meminta Rainie untuk keluar bersamanya.“Soal obat menghilang itu nggak perlu terburu-buru. Aku tahu itu pasti butuh waktu yang lumayan lama, aku cuma mau kamu kerja yang serius saja,” katanya seraya menaruh satu tangannya di atas bahu Rainie. Lalu seraya menekan tangannya, dia berkata dengan suara lirih, “Sekarang aku punya satu tugas penting untuk kamu. Kalau kamu bisa menyelesaikan tugas ini, aku bisa kasih kamu kebebasan untuk melakukan eksperimen apa pun yang kamu mau di lab ini!”“Maksud Pak Fred … hipnotis?”“Betul. Yang ini lebih penting, aku mau selesai secepat mungkin! Kalau malam ini apa bisa selesai?”“.…”Rainie tidak bisa memberi kepastian. Untuk menghipnotis Shane saja, Rainie harus mengerahkan usaha yang tidak sedikit. Dan hipnotisnya terhadap Shane bisa berhasil karena Rainie tahu kepribadian Shane seperti apa. Namun untuk melakukan hipnotis kepada ora
Fred sungguh tidak percaya. Dia membuka matanya lebar-lebar, berpikir apa jangan-jangan otaknya yang justru bermasalah. Dia sudah menyusun rencananya dengan baik agar Ross pergi dari tempat ini. Setidaknya itu akan memberikan waktu baginya untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada di sini. Namun hasil akhirnya malah Fred sendiri yang disuruh pergi, dan justru apa yang Ross katakan dirasa lebih masuk akal. “Pangeran Ross, itu juga sudah saya pertimbangkan sebenarnya. Tapi ….”“Oh, ternyata kamu sendiri memang mau pergi, ya! Sudah kuduga kamu memang yang paling setia. Sepertinya rumor-rumor yang ada di luar sana nggak benar. Kebetulan, ini bisa jadi kesempatan yang bagus untuk membuktikan kesetiaan amu. Fred, kalau memang kamu sendiri mau pergi, ya pergilah! Di sini biar aku yang urus, kamu nggak perlu khawatir! Nanti aku juga kirim dua orang pengawal untuk kamu. Kujamin kamu pasti baik-baik saja. Aku mewakili mamaku dan segenap rakyat Yuraria mengucapkan terima kasih banyak untukmu!”“.…”
“Oh, sudah pasti nggak akan ada yang menyalahkan aku, karena aku tahu siapa orang yang lebih pas daripada aku!”“Siapa itu?” tanya Fred. Melihat senyuman yang mencurigakan dari Ross membuat Fred merasa tidak nyaman, dia lantas melanjutkan, “Tapi siapa pun itu, nggak ada yang lebih pas dari Pangeran! Karena Pangeran ….”Namun sayang sekali, sebelum Fred selesai berbicara, atau lebih tepatnya Ross emmang tidak memberikan kesempatan bagi Fred untuk berbicara, dia disela.“Fred!”“Eh …? Ada apa, Pangeran?”“Kamu orangnya!” kata Ross tersenyum seraya perlahan mendekatinya. “Kamu orang yang paling dipercaya sama mamaku, jadi cuma ucapanmu yang bisa membujuknya. Kamu juga yang paling mengerti dia, jadi kurasa nggak ada orang lain yang paling cocok selain kamu! Nggak ada yang berharap jadi seperti ini, dan aku yakin kamu pasti sangat mengkhawatirkan dia. Bukankah begitu, Fred?”Seketika itu Fred langsung tak bisa berkata-kata dan syok ketika ditanya balik oleh Ross. Sebenarnya Ross hanya mengg
“Kalau begitu coba kamu kasih tahu gimana caranya aku bisa cari mamaku?”“Seperti yang saya bilang tadi, lebih baik kita cari beberapa orang saja yang memang bisa dipercaya untuk melakukan pencarian secara diam-diam. Sebaiknya orang yang punya hubungan dekat yang bisa membujuk beliau. Kalau nggak, meskipun ketemu, belum tentu Yang Mulia mau pulang.”Ross mengangguk sembari mendengarkan Fred. “Oke, kita ikuti apa saranmu. Tapi kayaknya orang yang cocok dengan kriteria tadi cuma aku saja, ya?”“Pangeran? Benar juga! Memang cuma Pangeran Ross yang paling cocok untuk itu. Tapi Pangeran bilang di sini cuma beberapa hari saja. Sekarang waktunya sudah nggak banyak. Kalau kita umumkan Pangeran sudah pulang ke Yuraria, mereka pasti nggak akan tahu. Dengan begitu Pangeran bisa mencari Yang Mulia secara diam-diam dengan lebih leluasa. Dan andaikan Yang Mulia sudah ketemu, pastinya cuma Pangeran yang bisa membujuk. Kalau nggak bisa juga, mau nggak mau Pangeran membawa Yang Mulia pulang dengan paks
“Saya tahu Pangeran pasti marah besar sama saya, tapi sekarang yang paling penting adalah keselamatan Yang Mulia. Kita harus mencari tahu keberadaan beliau secepatnya. Apabila Yang Mulia sudah kembali dengan selamat, saya rela dihukum seperti apa pun. Saya mengakui ini kelalaian saya.”“Oke, coba kasih tahu aku gimana caranya kita cari mamaku?” tanya Ross dengan tenang dan tatapan dingin.“Menurut saya cara terbaik adalah dengan melakukan pencarian menyeluruh di sekitar kota ini.”“Jadi kamu mau aku meminta bantuan dari pemerintah setempat?”“Tentu saja nggak! Masalah ini nggak boleh sampai diketahui sama pihak pemerintah sini. Justru makin sedikit orang yang tahu, makin bagus.”“Fred, kamu anggap tempat ini apa? Apa kamu pikir ini negara kita sendiri? Kamu pikir negara ini akan membiarkan kamu melakukan apa pun yang kamu mau?” tanya Ross sembari memukul meja dengan keras.Fred terkejut, tetapi dia tetap memberanikan diri melanjutkan, “Pangeran Ross, saya tahu ini agak memaksa, tapi co
“Sebenarnya, saya ada kabar tentang sang Ratu.”Satu kalimat itu cukup untuk membuat Ross tersentak dan langsung duduk tegak. Lantas, dengan raut wajah serius dia menatap Fred dan bertanya padanya, “Kamu menerima kabar tentang mamaku?”“Ya. Yang Mulia sempat datang ke sini, dan sebelum beliau pergi, beliau pernah bilang tempat yang mau dia tuju. Tapi ….”“Kamu tahu di mana dia? Fred, kamu benar-benar berani, ya. Tadi kamu bilang nggak tahu, dan sekarang kamu bilang kamu tahu?”“Maafkan saya, Pangeran, tapi saya terpaksa. Yang Mulia sendiri yang meminta saya untuk jangan bilang ke orang lain.”“Jadi maksudmu, mamaku menyuruh kamu untuk jangan kasih tahu aku di mana dia berada?”Seketika mendengar itu, Ross terlihat lebih rileks dan bersandar ke belakang. Namun dia tetap memperhatikan gelagat Fred dengan saksama seakan sedang menimbang-nimbang apakah Fred lagi-lagi membohonginya atau tidak.“Ya,” jawab Fred. “Sebelum pergi, beliau bilang nggak mau ada siapa pun yang tahu. Dan sejak belia
Fred keluar dari kamar Yuna dengan suasana hati yang kacau. Sambil marah-marah, dia pun meluncur ke kamar sang Ratu. Namun saat sudah hampir sampai, dia berubah pikiran dan membalikkan badan. Dia sudah mengutus anak buahnya untuk mengawasi Ross, tetapi dia masih tidak tenang. Dia pikir akan lebih baik tahan dulu sampai Ross pergi, atau dia yang dalam masalah kalau sampai ketahuan telah mengurung sang Ratu di sini.Jujur saja, Fred akan menang jika dia menghadapi Ross secara langsung, tetapi itu hanya akan membuat lebih banyak masalah yang tidak perlu. Maka itu Fred langsung pergi menghampiri Ross. Fred mula-mula berkomunikasi dengan anak buah yang dia tugaskan untuk memantau Ross. Dari situ dia mengetahui dari tadi Ross terus berada di dalam sepanjang waktu.Fred mengetuk pintu, tetapi dia sedikit panik ketika tidak mendapat jawaban. Itu membuatnya teringat dengan apa yang terjadi pada Yuna barusan.“Yang Mulia Pangeran Ross, ini Fred. Ada yang mau saya bicarakan.”Namun masih juga tid
“Aku nggak peduli. Pokoknya apa pun caranya. Dia nggak boleh sampai mati. Terserah kamu mau pakai cara apa, aku mau dia bisa hidup lagi. Kalau gagal, kalian semua yang ikut mati!”Fred tidak sedang bercanda atau mengancam. Dia benar-benar akan membunuh mereka semua jika Yuna mati. Mereka sudah tidak ada gunanya lagi jika Yuna tiada. Sejak awal mereka memang ditugaskan untuk memastikan kesehatan sang Ratu dan Yuna, menjamin agar tubuh kedua orang ini terus berada di kondisi prima.Fred ingin yang terbaik. Karena hanya dengan kondisi terbaik yang bisa melahirkan hasil yang paling baik, dan juga menghasilkan referensi yang paling baik pula. Kesuksesan sudah di depan mata, tetapi sekarang dokter malah mengatakan Yuna akan mati sebentar lagi? Fred tentu saja tidak bisa menerimanya. Yuna yang kemarin masih baik-baik saja dan terus berada di bawah pengawasan yang sangat ketat kenapa bisa tiba-tiba sekarat?“Kemarin apa yang dia makan?” tanya Fred kepada orang yang berjaga.“Dia nggak ada maka
Namun, apa pun yang terjadi tidak ada balasan dari Yuna. Bahkan ketika Fred mendorongnya dengan tongkat pun dia tetap tidak bergerak. Fred sengaja menusuk permukaan kulit Yuna dengan ujung tongkatnya yang runcing. Itu akan memberikan rasa sakit tetapi tidak sampai melukainya. Fred sengaja melakukan itu untuk melihat apakah Yuna masih akan terus berpura-pura atau tidak. Namun Yuna masih tidak bergerak dan membuat Fred panik bukan main.“Yuna! Yuna?!”Merasa ini bukan lagi pura-pura tetapi benar-benar pingsan, Fred langsung memanggil dokter.“Cepat periksa, gimana kondisinya? Apa dia sudah mati?” kata Fred dengan panik seraya menunjuk Yuna yang tengah berbaring di kasurnya.Fred bukannya taut Yuna mati. Dia ingin Yuna mati, tapi tidak sekarang karena Yuna masih memiliki banyak kegunaan yang bisa dia manfaatkan. Dengan kata lain, meski tubuh Yuna tidak bisa dipakai lagi, setidaknya Fred bisa memastikan apakah R10 benar-benar berhasil atau tidak. Kalaupun gagal, minimal ada pengalaman yang