Dulu Stella juga sesekali memijat Yuna sewaktu mereka berdua masih bekerja di VL. Sudah lama sekali sejak terakhir mereka melakukan ini.Yuna membalikkan badan dan menyibak rambutnya ke samping, memperlihatkan lehernya yang ramping. Lantas Stella mulai memijat dengan perlahan.“Memang jauh lebih enak setelah ada kamu. Dua hari terakhir ini aku kelabakan, tapi sejak kamu datang, rasanya jadi jauh lebih santai,” kata Yuna sambil memejamkan matanya akibat rasa kantuk.Proses pembuatan suatu produk baru tidak mungkin bisa rampung secepat itu karena masih harus melalui proses uji coba. Namun karena ada Stella yang membantu, Yuna tidak perlu memaksakan diri lagi.“Makanya … kamu harus naikin gajiku, ya?” ledek Stella.“Mana ada, baru kerja sehari sudah minta naik gaji. Yang ada kamu bikin atasan kita takut!”“Karyawan yang nggak inisiatif minta naik gaji bukan karyawan yang baik,” balas Stella bergurau. Stella memandangi sekitarnya dan tiba-tiba berhenti ketika melihat ke suatu arah, begitu
“Kok, mungkin? Siapa namanya? Ada fotonya? Siapa tahu aku kenal.”“Nanti juga kamu bakal tahu! Stel, produk baru kita kali ini mungkin bakal lebih susah, kamu harus siap-siap, ya!”“Kamu ngomong begini kayak produk kita yang dulu nggak susah saja,” ledek Stella, “Tenang saja, selama ada kamu di garis depan, aku pasti bakal bantu semaksimal mungkin!”“Kamu memang orang yang paling bisa aku andalkan!”Yuna kembali ke lab untuk memeriksa sampel yang sudah dibuat, dan ternyata hasilnya masih tidak sesuai yang diharapkan. Bahan mentah yang bagus sangat penting, tapi segala pengerjaan untuk menyingkirkan ampas dan menyisakan aroma yang diinginkan itu merupakan sebuah proses yang sangat rumit. Proses tersebut harus dilakukan berulang kali uji coba baru bisa berhasil.Entah berapa banyak energi dan waktu yang harus dikerahkan oleh seorang peracik parfum setiap kali ada produk baru yang akan diluncurkan, dan orang yang mencuri hasil jerih payah orang lain tanpa rasa malu sedikit pun adalah tipe
Logan menyimpan kebencian dan dendam terhadap Yuna, tapi karena saat ini dia tidak bisa berbuat apa-apa pada Yuna, gantian Stella yang menjadi target.“Jadi, aku harus gimana, dong? Aku nggak bisa kerja di sini lagi?” tanya Stella lesu.Edith hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan berat hati. Merekrut seorang karyawan baru tidak jadi masalah bagi Edith, tapi jika masalahnya sudah menyangkut kontrak kerja, ini bukan lagi sesuatu yang bisa diselesaikan dengan sepatah dua patah kata.“Jangan panik, biar aku cari solusinya,” ujar Yuna.Semua masalah pasti ada solusi, saat ini mereka hanya sedang syok karena masalahnya datang begitu mendadak. Harus diakui Logan cukup cepat dalam bertindak. Padahal ini baru hari pertama Stella bekerja, tapi dia sudah mengejar. Itu berarti dia memang sudah dari awal mengincar Stella. Utang lama antara Yuna dengan Logan saja masih belum tuntas. Jika memang ini yang Logan inginkan, jangan salahkan Yuna yang tidak segan lagi!“Stel, dua hari ini kamu istiraha
Dunia ini tidak harus selalu antara satu atau dua. Setiap orang harus bisa memberikan opsi ketiga untuk diri sendiri. Yuna tidak sudi selalu ditindas. Dia harus melakukan perlawanan agar Logan dan Valerie tahu kalau Yuna bukanlah orang yang bisa mereka injak-injak semudah itu!Brandon mendapati Yuna sedang duduk di sofa ketika dia baru pulang ke rumah. Jarinya yang lincah sedang mengetuk keyboard laptop yang terpangku di kakinya.Jarang-jarang Brandon melihat Yuna menggunakan laptopnya di rumah. Dia pun melepas sepatu dan mendekatinya. Dari layar tampak ada beberapa laman yang terbuka sekaligus, dan Yuna sedang mendaftar akun baru di sebuah forum.“Serius amat?” ujar Brandon sambil menyodorkan segelas air untuknya.Masih dengan matanya yang fokus ke layar, Yuna mengambil gelas itu dari tangan Brandon dan menyahut, “Ada yang macam-macam sama aku, jadi aku ladeni saja sekalian.”Dilihat dari nada bicara dan ekspresi wajahnya, tampaknya ada orang yang telah membuat Yuna kesal.“Siapa yang
Tentu saja VL sempat kacau balau saat Yuna merusak formula mereka, tapi itu hanya sebatas kelebihan takaran.“Kalau memang kayak apa yang kamu bilang, aku jadi nggak perlu khawatir,” ucap Brandon sambil mengelus rambut Yuna.“Eits, nggak juga! Kamu tetap harus siap-siap jadi tamengku. Kalau sampai mereka menyerang balik, kamu siapin satu tim pengacara buat aku, ya!” tutur Yuna manja.Yuna semakin lama semakin pandai merayu Brandon. Setiap tatapan dan gesturnya berhasil membuat hati Brandon melunak.“Terus, aku harus ikutin apa yang kamu bilang?” tanya Brandon.“Masa kamu nggak mau?”“Dengan senang hati!”Brandon lalu menundukkan kepalanya untuk mencium bibir Yuna, tapi ada satu hal yang tidak mengenakkan dari posisi seperti ini, leher Brandon terasa sangat sakit!Brandon berdiri dan menggerakkan lehernya, lalu berkata, “Kamu ini lagi ngeledek aku, ya??”“Mana ada! Aku ….”Ucapan Yuna terpotong karena mendapat sebuah notifikasi dari laptopnya seperti balasan komentar dan beberapa percak
“Yuna, kamu sudah gila, ya? Ngapain kamu?!” jerit Logan dengan suara yang luar biasa kencang. Namun, untungnya Yuna sudah memperkirakan hal ini dan menjauhi ponsel dari telinganya.Yuna sedikit pun tidak marah menghadapi makian itu, dan dia hanya menjawabnya santai, “Memang anjing gila itu paling suka gigit orang sembarangan, ya, Logan. Aku nggak kayak kamu. Aku punya target yang jelas, dan yang aku gigit itu cuma kamu!”“Kamu ….” Logan bersumpah pada dirinya kalau sampai Yuna muncul di hadapannya, dia akan mencabik-cabik Yuna hingga tak berbentuk lagi. “Yuna, aku tahu apa maksud kamu. Kamu pasti nggak senang karena Stella nggak bisa jadi anjing pesuruh kamu lagi, makanya kamu balas dendam ke aku, ‘kan?”“Baguslah kalau kamu ngerti. Dan jangan sembarang ngatain orang lain anjing. Anjing itu binatang yang cerdas, jauh lebih cerdas dari kamu.”Terserah jika Logan mau memaki dirinya, tapi Yuna tidak terima kalau yang dimaki adalah temannya.Menyadari sikap Yuna yang dingin, Brandon memelu
“Kamu … dasar bajing*an!”Sekujur tubuh Logan gemetar ketakutan sampai keringat dingin pun mengucur deras. Dia tidak habis pikir dari mana Yuna bisa mengetahui semua itu.Mustahil! Logan tidak pernah menceritakan ini kepada siapa pun, termasuk Valerie. Dulu Logan hanya menganggap Yuna seperti orang bodoh yang setiap hari kerjanya hanya berkutat dengan angka-angka di lab, sehingga tidak mungkin dia bisa tahu soal ini.“Jangan mentang-mentang taringmu tajam, kamu bisa ngomong seenaknya. Mana buktinya?! Aku bisa tuntut balik atas nama pencemaran nama baik!”“Logan, memangnya pengadilan itu punya keluargamu? Jangan dikit-dikit selalu nuntut. Kamu ini cuma buang-buang waktu dan energi orang lain! Kalau sampai suatu hari aku nuntut kamu, aku nggak bakal kasih kesempatan buat minta ampun! Kamu kira aku berani ngomong begini tanpa bukti? Coba pikir!”Logan, “.…”Kalau sampai para pemegang saham tahu soal penggelapan dana itu, jabatan Logan di VL tidak akan bisa terjamin lagi. Jika mereka menar
Logan merokok sebentar setelah panggilan itu berakhir sebelum dia masuk lagi ke dalam rumah. Di dalam Valerie sedang duduk santai sambil memakan jeruk. Begitu melihat Logan yang tampak kalut, dia segera membersihkan sampah-sampah yang ada di meja dan bertanya padanya, “Kenapa?”Namun, Logan hanya menggelengkan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan Valerie.“Kamu nggak ngomong pun aku tahu. Kurang lebih tadi aku dengar isinya, pasti Yuna yang bocorin formula parfumnya, ‘kan?”Berhubung Valerie juga sudah mengetahui semuanya, tidak ada gunanya lagi Logan menyembunyikan hal ini darinya. Dia mengambil sebotol bir dari kulkas dan meneguknya sampai habis.“Buat apa kamu marah-marah begitu. Bukannya dia sendiri yang cari mati kalau bocorin rahasia perusahaan?” tanya Valerie.Valerie merasa ini bukanlah masalah besar. Dia juga tidak terlalu peduli sewaktu formula milik VL rusak terakhir kali. Dulu dia memang mendapatkan penghargaan berkat parfum itu, tapi tetap saja semua itu adalah buatan Yuna.
Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub
Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid
Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge
Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian
Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang
Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta