Setelah Brandon pergi, Juan meluangkan waktunya untuk bermain dengan Kenzi hingga Kenzi mengantuk. Begitu Kenzi tertidur, Juan membawanya ke kamar agar Kenzi bisa tidur dengan lebih nyaman.Selama ini Juan selalu berpikir bahwa dengan bakat yang Yuna miliki, dia cocok untuk belajar kedokteran, dan Juan pun dengan senang hati memberikan semua ilmu yang dia miliki kepada Yuna. Namun justru karena sekarang Yuna sudah menguasai itu, dia malah menempatkan dirinya sendiri di posisi yang berbahaya. Juan jadi bertanya-tanya apakah keputusan yang dia buat benar atau salah.Begitu Juan memakaikan selimut untuk Kenzi dan keluar kamar, salah seorang pelayan menghampirinya, “Pak Juan, Den Chermiko tadi tanya sudah ata ubelum?”“Sudah apanya …? Waduh, aku lupa sama dia!”Juan langsung berlari ke halaman belakang di mana Chermiko sedang tengkurap dengan jarum yang masih tertancap di punggungnya. Chermiko kedinginan, tapi dia tidak berani bergerak dan hanya bisa menunggu kakeknya mencabut jarum. Selag
“Kakek lebih baik nggak usah buang-buang waktu membaca buku yang usianya sudah ribuan tahun lalu itu. Sehebat apa pun ilmu di zaman itu, nggak mungkin mereka bisa dipakai untuk melawan masalah yang ada di zaman modern ini. Lagi pula virus ini adalah virus jenis baru yang bisa bermutasi. Buku lama itu mana mungkin bisa memberi solusi untuk melawan virus ini.”Chermiko juga mempelajari ilmu kedokteran tradisional, tetapi dia menganggap sehebat apa pun pengobatan tradisional, itu tidak akan cukup. Virus baru ini tidak pernah ada sebelumnya. Dan sewaktu virus itu disuntik masuk ke dalam tubuh Chermiko, Juan tidak menemukan keanehan apa pun dari nadinya. Dengan kata lain, semua pengetahuan tentang kedokteran tradisional yang mereka pelajari selama ini tidak akan bisa digunakan untuk melawan virus ini.“Kata siapa nggak bisa! Ke mana saja perginya ilmu yang selama ini kamu pelajari dariku?!”“.…”“Ilmu kedokteran bisa maju seperti sekarang ini semua berkat akumulasi dari kebijaksanaan leluhu
Yuna dan Shane tiba di tempat tujuan mereka. Sedari awal, Yuna sudah tahu ke mana dia akan datang, tetapi dia tidak menduga kalau mereka datang bukan melewati pintu utama, melainkan lewat pintu kecil yang ada di samping.Pintu boleh kecil, tetapi di sekitar sana dilengkapi oleh kameran pengawas serta infra merah untuk mendeteksi penyusup. Dari pemahaman serta pengalaman Yuna tinggal di rumah Brandon, dia tahu kalau tingkat keamanan tempat ini sangat tinggi.“Organisasi kalian ini hebat banget, ya, bisa masuk ke tempat ini,” Yuna berkomentar.Shane terlihat menggerakkan bibirnya seperti hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak jadi mengucapkannya. Mobil yang mereka naiki sampai ke parkiran basement. Begitu mereka turun, Shane membawa Yuna masuk ke sebuah lift, yang membawa mereka naik sampai ke lantai paling atas dengan menggunakan kartu akses miliknya.Yuna menyadari lift ini hanya memiliki dua lantai, yaitu lantai paling bawah dan lantai paling atas, tidak ada tombol apa-apa lagi d
“Bagus!” sahutnya, tetapi Yuna masih tidak melihat ada seorang pun di sana. Yang dia bisa lihat di arah ke mana Shane menatap hanyalah sebuah kursi direktur yang sangat besar. Namun dilihat dari belakang tidak terlihat seperti ada orang yang sedang mendudukinya.“Senang bertemu denganmu, Yuna!”Kursi itu berputar seiring dengan ucapan yang keluar, dan akhirnya Yuna melihat orang yang duduk di kursi itu. Betapa kagetnya Yuna melihat orang yang selama ini mengendalikan Shane hingga membuatnya tak tunduk dan melakukan begitu banyak hal buruk, ternyata memiliki tubuh yang sangat … kecil.Saat pertama kali melihatnya, reaksi pertama Yuna adalah berpikir jika orang itu berdiri tegak, tingginya mungkin tidak jauh berbeda dengan Kenzi. Orang itu memakai topeng, di bagian wajah yang tidak tertutup topeng terlihat ada bekas luka yang sangat mengerikan. Kedua matanya yang menatap Yuna juga seolah memancarkan cahaya yang mengerikan. Tanpa perlu melakukan apa-apa, dengan tatapan matanya itu saja su
“Bos ….”Seketika itu Shane sungguh kehabisan akal harus bagaimana lagi dia membela Yuna. Bosnya ini jelas mengalami kelainan, tidak hanya kelainan secara fisik, tetapi juga mentalnya. Karena itulah dia membuat begitu banyak keputusan yang membahayakan manusia. Namun Yuna malah dengan gamblang meledek kekurangannya. Bukankah ini sama saja dengan membuat masalah?“Apa kamu nggak sadar perbuatan kamu ini sama dengan cari mati?!“Tapi kamu nggak akan membunuhku. Setidaknya untuk sekarang, ‘kan?”“Oh, percaya diri sekali kamu?” Pria itu duduk kembali ke kursinya dan bertanya kepada Yuna dengan santai, seolah amarahnya menghilang begitu saja dalam sekejap.Shane tahu, Yuna bisa berkata seperti itu karena dia masih dibutuhkan. Bosnya tidak akan melakukan apa-apa yang bisa membahayakan Yuna, tetapi yang Yuna lakukan tetap saja sangatlah berbahaya. Apa dia tidak pernah berpikir apabila pekerjaannya sudah selesai, dia sendiri yang akan berada di situasi yang tidak menguntungkan? Kerusakan menta
Yuna tentu tahu apa risikonya menantang lawannya secara terang-terangan. Sekilas dia terlihat tenang sambil memegangi perutnya, tetapi tanpa sadar dia mengepalkan tangan bersiaga apabila sewaktu-waktu dia diracuni.Pria pendek itu tersenyum, dengan kedua matanya yang tajam itu dia menatap Yuna. Setelah beberapa detik berlalu, dia melepaskan tawa yang menusuk telinga, dan berkata, “Ya, apa yang kamu katakan nggak salah! Di dunia ini memang nggak ada sesuatu yang pasti! Nggak akan ada yang tahu apa yang terjadi besok. Jangankan besok, kita nggak akan tahu apa yang terjadi sedetik berikutnya! Tapi aku bisa kasih tahu kamu dengan pasti, kalau kamu macam-macam denganku di sini, aku akan membuat keluargamu celaka! Kalaupun aku mati duluan, akan ada orang lain yang menggantikan posisiku!”Andaikan situasi memungkinkan, Yuna sudah tidak sabar ingin berlari dan mencekik leher pria pendek itu dengan kedua tangannya, atau menggunakan ilmu bela diri yang Yuna kuasai untuk menyiksanya sampai mati,
Pria pendek itu tertawa menanggapi pertanyaan Yuna dan membalas, “Soal itu kamu nggak perlu khawatir. Bisa saja kamu atau aku, atau siapa pun yang cukup pintar, tapi yang pasti bukan sekumpulan manusia bodoh di luar sana.”“Jadi kamu merasa diri kamu sendiri pintar?” tanya Yuna tanpa menutupi kebencian yang terasa dari ucapannya.“Oh, jelas! Bukankah semua kejadian yang terjadi baru-baru ini menjadi bukti? Semua itu terjadi karena buah dari pemikiranku. Dunia ini jadi kacau balau karena rencanaku. Kalau bukan kamu yang datang mengacau, percayalah, rencanaku sudah terwujudkan sejak lama!”Dipikir-pikir memang sangat disayangkan, andaikan saja dari awal dia sudah mengajak Yuna untuk bekerja sama, mungkin semuanya akan berjalan lancar tanpa kendala. Hanya saja pada saat itu dia tidak menyangka Yuna begitu berpengaruh. Dengan perginya Yuna dari lab waktu itu, mereka kekurangan orang yang bisa menggabungkan wewangian dengan obat, alhasil rencana mereka jadi terhambat hingga sekarang. Yuna a
“Nggak bisa!” Yuna menolak tegas. “Aku masih punya pekerjaan, keluarga, dan teman di luar sana. Kalau aku serahkan HP-ku, gimana aku bisa menghubungi mereka nanti? Aku datang ke tempat ini untuk membantu kalian, bukan untuk menjadi tawanan. Lagi pula, HP itu adalah privasi setiap orang, mana mungkin aku serahkan ke orang lain, terutama kamu. Dan dari mana aku bisa tahu kalau kamu berjanji nggak akan menyakiti keluargaku. Aku harus tetap bisa memastikan keamanan mereka setiap saat!”“Nggak usah berpikir berlebihan,” kata pria itu. “Berhubung kamu sudah bersedia untuk bekerja sama dengan kami, sudah pasti kami akan memperlakukan kamu seperti rekan sendiri. Apa juga untungnya bagi kami dengan mempersulit kamu, dan kami juga nggak punya kepentingan untuk menyakiti keluargamu. Kami juga nggak mau terjadi masalah yang nggak perlu.”“Bercanda! Apa penduduk nggak bersalah yang kalian jadikan korban masih kurang banyak? Kalau kalian nggak percaya padaku, kenapa aku harus percaya pada kalian? Ka