“Kelinci percobaan apa? Kenapa aku tidak mengerti apa yang kamu katakan hari ini?” Fahrel mengedipkan matanya merasa bingung.Susan berkata dengan tidak sabar, “Sebelumnya aku pernah bilang sama kamu Bella sangat percaya sama si Yuna itu, ‘kan? Setiap hari dia akan makan di rumahnya Yuna. Dia kira Yuna itu orang baik yang ingin membantunya menurunkan berat badan! Alhasil, hari ini dokter genius itu bilang dia itu satu laboratorium sama Yuna. Yuna juga baru mulai belajar pengobatan tradisional sendiri. Dia masih kekurangan pengalaman praktik. Jadi, dia ingin menggunakan Bella sebagai bahan percobaannya.”“Bella kira Yuna baik banget sama dia. Dasar bodoh! Selain anggota keluarganya sendiri, siapa juga yang akan memperlakukannya dengan baik! Bukankah semua orang di dunia ini lebih memprioritaskan keuntungan! Tanpa keuntungan, siapa juga yang akan berbuat seperti itu!”Susan menggeleng. Tetiba dia kepikiran sesuatu, langsung memalingkan kepalanya menatap Rainie. “Untung saja Rainie kita p
“Ini ….” Delon merasa agak serbasalah. Bagaimanapun, penelitian thunder god vine sudah dihentikan. Dengan ragu dia melirik Shane yang sedang duduk di samping. Dia selalu hadir dalam rapat belakangan ini. Dapat diketahui bahwa bos sangat mementingkannya.Shane sedang duduk dengan menyilangkan kedua kakinya. Dia menundukkan kepalanya sembari merokok. Jadi, dia tidak menyadari Delon sedang menatapnya.Delon merasa tidak berdaya. Dia terpaksa kembali melihat lelaki bertopeng itu, lalu berkata, “Bos, mengenai masalah thunder god vine dan obat herbal yang sifatnya beracun ….”“Mengenai masalah itu, aku sudah mencari orang lain untuk menelitinya. Aku yakin tidak lama kemudian, penelitian pasti akan berhasil.” Tetiba Shane berkata sembari mengangkat kepalanya memandang ke depan.Delon merasa syok. Bahkan dia sendiri juga tidak mengetahui masalah orang baru. Dia menatap Shane dengan kaget. “Sudah cari orang lain? Siapa? Kenapa aku tidak mengetahuinya?”“Pak Delon, kamu hanya perlu mengurus proy
Pada saat ini, tiba-tiba pintu ruangan didorong. Seseorang berjalan ke dalam ruangan. “Pak Delon.”“Kamu?” Delon merasa syok. “Kamu ….”“Kenapa? Apa Pak Delon nggak menyambut kedatanganku?” Setelah masuk ke dalam, si wanita memasang senyuman tipis di wajahnya. Senyuman itu membuat bulu kuduk semua orang berdiri.“Bukan, sejak kapan kamu ….” Delon menatapnya dengan terbengong.Rainie adalah mahasiswi tamatan luar negeri. Dia juga merupakan anggota laboratorium yang meneliti proyek lain. Delon memang kenal dengan Rainie. Hanya saja, dia sungguh tidak menyangka Rainie akan terlibat dalam proyeknya.“Aku sudah lama bergabung dengan tim penelitian di sini,” ucap Rainie. Dia langsung berjalan dan duduk di hadapan lelaki bertopeng. Dia tidak kelihatan takut sama sekali.“Ini ….” Delon melirik bosnya, lalu melirik ke sisi Shane.Sepertinya mereka semua sudah mengetahuinya. Hanya tersisa Delon sendiri yang tidak mengetahui apa-apa.Seketika, rasa kesal lantaran dirahasiakan oleh mereka pun tera
Profesor Delon memang tidak begitu paham dalam masalah peracik aroma. Dia hanya tahu dalam dua tahun belakangan ini, nama Yuna cukup terkenal dalam dunia peracik aroma di dalam negeri maupun di luar negeri. Sekarang ketika mendengar Rainie tidak kalah hebat dari Yuna, Delon pun mengamatinya dengan syok. “Rainie, kenapa sebelumnya kamu tidak pernah mengungkit masalah ini?”“Hanya nama samaran, untuk apa diungkit-ungkit?” Rainie menunjukkan senyuman di wajahnya. Jelas sekali dia tidak peduli dengan masalah ini.Delon pun terdiam.“Bagaimana, Pak Delon? Apa aku berkualifikasi untuk ikut serta dalam proyekmu?” tanya Rainie sembari mengangkat-angkat alisnya.“Cukup! Cukup! Tapi ….”“Tapi otakmu sudah dicuci sama Yuna?” Lelaki bertopeng yang diam dari tadi pun bersuara. Terdengar rasa tidak sabar di dalam suaranya. “Kamu berkali-kali menolak melakukan penelitian dengan segala macam alasan. Kalau kamu merasa kamu tidak bisa melakukannya, kita cari orang lain saja!”“Tidak! Tidak! Aku bisa mel
Selama dua hari ini, Chermiko sedang bingung lantaran tidak menemukan orang untuk memamerkan hasil kerjanya. Sekarang ketika bertemu dengan Yuna, dia langsung merasa bersemangat.“Datangnya pagi sekali! Aku kira setelah kamu tidak sengaja berhasil sekali, kamu tidak berani datang lagi.” Chermiko berdecak. “Ck, mungkin kamu belum tahu penelitianku akan segera berhasil. Sebentar lagi, aku akan melampauimu!”Yuna malas menghabiskan tenaga dan juga tidak tertarik untuk berbicara panjang lebar dengannya. “Di mana Pak Delon?”“Baru jam berapa? Seharusnya Pak Delon masih belum bangun!” Chermiko tidak menemukan batang hidung Pak Delon. Dia pun merasa seharusnya tidak ada yang bersikap profesional sepertinya yang sering bergadang demi melakukan eksperimen.Chermiko melirik sekeliling, lalu berkata, “Kamu jangan mengalihkan pembicaraan! Aku tahu, kamu pasti tidak percaya aku bakal berhasil. Tapi aku akan membuktikannya dengan kemampuanku!”“Apa kamu masih ingin diam lagi? Mau coba?” Lantaran mer
Namun, Yuna tidak menemukan Delon di lantai atas maupun lantai bawah. Bahkan, panggilan juga tidak diangkat. Dia berdiri di depan lift sembari merenung. Seketika dia melihat ke sisi lantai teratas yang tidak boleh dimasuki siapa pun.Lift bergerak turun dari lantai atas ke bawah. Saat pintu lift terbuka, orang yang keluar bukanlah Delon, melainkan adalah Shane.Mereka berdua juga terkejut bisa bertemu pada tempat ini. Shane duluan merespons. Dia tersenyum, lalu menyapa Yuna dengan santai, “Pagi.”“Pagi.” Yuna menatapnya. “Tuan Shane baru datang bekerja atau bergadang semalaman?”“Aku ….”Tanpa menunggu balasan dari Shane, Yuna langsung berkata, “Tapi sebagai pemegang saham, kamu tergolong cukup profesional!”Saat berbicara, pintu lift sedang ditutup. Shane mengangkat tangan menahan pintu. Kemudian, dia berjalan keluar dan berkata, “Yuna, kita juga sudah teman lama. Kamu tidak perlu berbicara seperti ini sama aku.”“Oke, berhubung kita semua adalah teman lama, aku ingin bertanya, kenapa
“Eh iya, kenapa?” Shane mengangkat-angkat tangannya, lalu bertanya dengan lugu.Yuna terdiam membisu.Kedua tangan di samping tubuh Yuna dikepalkan. Kemudian, dia pun berkata dengan tersenyum, “Dengan bahasamu, kamu itu pebisnis, jadi aku nggak bisa jawab pertanyaan ini. Aku rasa seharusnya kamu berpikir kenapa Grup Setiawan bisa mencabut dana mereka. Apa kamu seharusnya terlibat dalam masalah ini?”Shane hanya menatapnya tanpa berbicara sama sekali. Hanya saja, tatapannya terlihat sangat muram. Entah apa yang ada di benaknya saat ini.Yuna tidak tahu alasan Shane berbuat seperti ini. Hanya saja, semuanya sangat jelas. Shane tidak ingin mengatakannya atau … dia tidak boleh mengatakannya.“Kamu baru turun dari lantai atas. Itu berarti Pak Delon juga lagi di atas?” Yuna mengubah topik pembicaraannya. Dia mengangkat dagunya melihat ke sisi lantai atas. Yuna dilarang masuk ke tempat itu.Setelah mengikuti arah pandang Yuna, Shane pun mengangguk. “Dia akan segera turun.”“Selain kamu dan Pa
Shane terdiam.“Seperti yang kamu katakan tadi. Aku juga nggak bisa bantu apa-apa kalau aku terbang ke sana. Dia perlu menangani banyak urusan penting, sedangkan aku juga punya urusanku sendiri. Sebentar lagi Pak Delon akan turun, aku ingin menunggunya.”Seusai berbicara, Yuna pun turun ke lantai bawah.Melihat bayangan punggung Yuna semakin menjauh, senyuman di wajah Shane pun mulai menghilang dan tatapannya menjadi muram. Dia menggeleng, lalu menghela napas panjang.Yuna memang sangat mengkhawatirkan Brandon. Hanya saja, dia juga tahu tidak ada gunanya dia merasa khawatir pada kondisi saat ini. Sementara, Yuna masih memiliki banyak urusan yang harus diselesaikannya.Putranya, Kenzi, juga membutuhkan dampingan. Jika kedua orang tuanya tidak berada di sisinya, takutnya Kenzi akan merasa tidak terbiasa dan takut.Setelah masuk ke dalam ruang penelitian, Yuna juga tidak melakukan eksperimen. Dia duduk di depan meja komputer mulai menyusun data sejak dia pertama kali bergabung dalam tim.
Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub
Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid
Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge
Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian
Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang
Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta