Home / Romansa / Istri Keempat / 71. Air Ditumpah

Share

71. Air Ditumpah

Author: Asia July
last update Last Updated: 2021-06-04 23:46:27

Author Note : Harga bab ini murah, ya? Iya, soalnya pendek hehehe. Enjoooy~

***

Suasana di meja makan sangat hening tidak seperti biasanya. Ria terdiam menatap makanannya dengan kurang minat. Tia terlihat melamun. Sakha memakan makanannya pelan sembari beberapa kali melirik ke samping kirinya, pada Airin yang duduk di samping kiri Tia. Sementara Airin, tidak memperhatikan apa pun dan sibuk memakan makanannya dengan lahap.

“Hm, di mana Gani?” tanya Sakha tiba-tiba.

Ria langsung mendongak, menjawab pertanyaan suaminya cepat, “Gani pergi sebentar ke kota, Mas, ada urusan katanya.”

Mendengar itu, Airin mendongak dari piringnya, menatap Ria. Mungkin karena sekarang dia sudah tahu, dia merasa hubungan Gani dan Ria memang terlalu dekat. Sekali pun mereka sahabat lama, janggal rasanya bahwa Ria mengetahui semua hal tentang lelaki itu, termasuk apa yang dia lakukan.

Dan Airin jug

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
EMAIL POSTY GINZ
murah palalo
goodnovel comment avatar
juliet
beda yah mas Sakha perhatiannya dpt perawan,, berhasil gol lagi 😃😃
goodnovel comment avatar
prasisty
asik update!! makasih 😙😙
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Keempat   72. Kesalahan Kedua

    Setibanya Airin di kamarnya di paviliun, ponselnya berdering. Sebuah pesan masuk dari nomor tanpa nama yang Airin kenali sebagai nomor Gani.[Mantan suaminya.]Kening Airin mengernyit kala melihat isi pesan singkat tersebut.Mantan suami? batin Airin membeo.Apa maksudnya?Lalu Airin pun teringat, sebelum menikah dengan Sakha, Nia adalah seorang istri yang berpaling dari suaminya, tertarik pada pria tampan dan kaya raya yang memberikan pinjaman pada keluarganya.Airin terkekeh dingin.Lantas sekarang apa? Nia kembali berpaling dari suaminya sendiri kepada pria itu. Melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.Airin tidak bisa berhenti membayangkan bagaimana perasaan Sakha kalau sampai mengetahui hal ini. Apa dia akan tersakiti? Membayangkan tatapan hangat suaminya itu berubah dingin dan membeku oleh kekecewaan.Kemudian sebuah pesan kembali masuk, Gani mengirim sebuah foto.Sebulir bening air mata jatuh menga

    Last Updated : 2021-06-06
  • Istri Keempat   73. Panggilan Sayang

    Airin tidur saat pagi hari selepas sarapan tadi dan bangun ketika siang dan terik sinar matahari sudah ada di atas kepala.Dia mencuci wajahnya di kamar mandi lalu keluar dan duduk di depan meja rias, menatap pantulan dirinya di dalam sana, menyadari bahwa pipinya tidak tampak setirus sebelumnya."Aku menjadi pemalas," gumam Airin, cemberut. Terlebih semenjak dia mengetahui kehamilannya ini, dia selalu merasa tidak bersemangat melakukan apa pun dan hanya ingin tidur.Suara ketukan di pintu mengalihkan atensi Airin. Dia sudah bisa menduga siapa yang ada di sana.Pasti Gani.Bergegas Airin ke luar untuk membuka pintu. Matanya melebar. Gani ada di sana, tapi bukan itu yang membuat Airin terkejut, melainkan wajah babak belur Gani yang ada di pandangannya saat ini."Airin," kata pria itu, kemudian meringis karena sudut bibirnya yang terluka dan terasa perih ketika digerakkan.Airin mengernyit menatapnya heran."Apa yang terjad

    Last Updated : 2021-06-09
  • Istri Keempat   74. Sebuah Kisah

    Hari semakin sore, hujan belum juga reda dan malah semakin deras. Sakha khawatir tentang ladangnya yang sepertinya lagi-lagi akan banyak yang gagal panen, padahal selama beberapa hari ini cuaca sangat bagus.Perusahaan yang Sakha miliki bergerak dalam banyak hal. Awalnya hanya berupa bisnis properti saja, lalu kemudian pariwisata—yang mana dia bekerja sama dengan Gani, kemudian yang terakhir dan baru-baru ini adalah perdagangan. Sakha memiliki sebuah pusat perbelanjaan besar di kota, yang juga sudah memiliki cabangnya di beberapa kota lain.Untuk meredakan rasa kekhawatirannya tersebut, Sakha berkata kepada Airin yang masih berada di dalam pelukannya, bergelung di balik selimut dan mencari kehangatan dari rasa dingin yang dibawa hujan.“Ceritakan aku sebuah cerita.”Airin yang baru saja hampir tenggelam dalam suasana syahdu itu dan tertidur, kembali membuka matanya lebar-lebar saat mendengar suara Sakha. Dia berdeham pelan.&ldquo

    Last Updated : 2021-06-11
  • Istri Keempat   75. Sudah Terlambat

    Ada yang lebih buruk dari hanya sekadar berhadapan dengan Gani pada siang hari yang panas dengan amarah yang terpendam, seperti kemarin. Ya, ada yang lebih buruk dari itu, yaitu berhadapan dengan Tia pada malam hari yang dingin dan nyaris membuat Airin menggigil.Sakha sudah pergi ke kota tadi sore, menjenguk orang tua Nia yang katanya sakit itu. Airin tidak bisa berhenti memikirkannya dan berdiam diri di paviliun entah kenapa terasa begitu sepi, sehingga dia bermaksud ke kamar Sakha dan tidur di sana. Namun, dalam perjalanannya Airin bertemu dengan Tia yang saat itu berada di dapur, duduk di meja bar dalam cahaya remang.Airin mengantuk, namun di sinilah dia harus menghadapi satu lagi masalah, yaitu si istri kedua yang juga memenuhi isi kepala Airin sejak kemarin.“Apa yang kamu rencanakan, Airin?” tanya Tia, suaranya terdengar dingin dan mengancam.“….” Airin terdiam.Gani kemarin bilang padanya, bahwa Tia nyaris ti

    Last Updated : 2021-06-16
  • Istri Keempat   76. Rencana Yang Sama

    Langit telah ditutupi oleh awan mendung semenjak sore, dan hujan akhirnya turun ketika malam tiba, mengirimkan rasa dingin yang membeku ke balik-balik tembok tebal di rumah. Bahkan selimut tidak akan cukup membantu kalau tidak berlapis-lapis.Tangan Airin memutih dan ujung telapak jarinya mengerut. Semilir angin yang terasa basah berembus masuk ke dalam kamarnya, mengibaskan gorden putih yang basah. Dan Airin berdiri di hadapan jendela, menatap ke hujan di luar, tidak mempedulikan pada dingin yang menusuk-nusuk sampai tulang.“Semakin rumit dan rumit,” gumam Airin kepada dirinya sendiri, pandangannya tampak kosong sejenak.Airin sudah mencoba untuk tidur, tapi kantuk tidak kunjung datang menghampirinya. Rasa mual kembali mengganggunya dengan semakin parah, berkali-kali Airin harus bolak-balik kamar mandi, sampai dia menyerah dengan tidurnya dan memilih untuk berdiri di sini.Sepertinya, anaknya juga ikut merasakan perasaan yang tengah Airin ra

    Last Updated : 2021-06-22
  • Istri Keempat   77. Jauh Dan Asing

    "Kalau suamimu bertanya, aku tidak mau-""Aku tahu.""Tapi kalau dia bertanya, aku tidak mau disangkutpautkan.""Ck! Jangan terlalu percaya diri. Ini urusanku dengan Mas Sakha, orang lain tidak berhak ikut campur, apalagi kamu."Gani melengos, lalu menekan pedal gas semakin kuat untuk meluapkan kekesalannya pada perempuan di sampingnya yang selama perjalanan sedikit pun tidak membuka suara sampai Gani sendiri yang memulai.Mereka memasuki sebuah gerbang tinggi yang dijaga ketat oleh beberapa penjaga. Awalnya Airin tidak terlalu memperhatikan, tapi dia tidak bisa berhenti menatap ke arah teras di mana seorang pria yang paling ingin dia hindari berdiri di sana seolah tengah menunggu sesuatu, atau lebih tepatnya adalah seseorang."Apa dia tahu?" Airin bertanya pada Gani."Hm," jawab Gani. "Dia tahu kamu menikah dengan rekan bisnisnya yang paling menguntungkan."Airin berdecak, dan sama sekali tidak mencoba menyembunyikan perasaan

    Last Updated : 2021-07-09
  • Istri Keempat   78. Sakit Yang Tidak Harus Diakui

    Napasnya tertahan, tertegun oleh apa yang matanya pandang. Untuk sejenak dia berpikir bahwa apa yang dia lihat tidaklah nyata. Bahwa sosok yang ada di hadapannya saat ini hanyalah bayangan atau seseorang yang memang mirip dengan perempuan yang tengah dia rindukan."Ada yang ingin bertemu denganmu." Sakha mendengar suara Gani, namun pandangannya tidak lepas dari wanita yang ada di hadapannya. Bagaimana bisa wanita ini ada di sini saat ini? Berdandan dengan sangat cantik sampai Sakha nyaris tidak mengenalinya.Sakha benar-benar tidak percaya pada apa yang dia lihat."Airin."Dan perempuan itu tersenyum. Bibirnya yang dipoles lipstik berwarna cerah merekah seperti bunga ceri."Mas Sakha," ucapnya.Sakha semakin merasa bahwa dirinya telah gila karena terlalu merindukan istrinya ini. Ketika Sakha hendak mengatakan sesuatu yang lain, wanita di belakangnya menginterupsi."Oh, kamu pacar barunya Gani, ya. Kenalin, saya Thea Rahandika."

    Last Updated : 2021-07-10
  • Istri Keempat   79. Melupakan Sejenak

    Keheningan yang terjadi setelahnya benar-benar terasa mengganggu. Airin tergoda untuk membantah asumsi suaminya ini, tapi dia lebih memilih menutup mulutnya rapat-rapat. Lagipula, tidak selamanya diam berartikan 'ya'.Namun Airin ragu Sakha akan mengartikan kebungkamannya sebagai jawaban 'tidak'.Kemudian tiba-tiba saja tangan Airin ditarik dan tubuhnya dibawa keluar dari kamar hotel itu."Mas Sakha, tunggu!" Airin meronta.Sakha bersikap seolah tidak mendengarnya. Dengan gerakan tergesa dia menyusuri lorong menuju lift."Mas Sakha! Mau ke mana?""Kita harus ke Dokter."Airin membulatkan matanya terkejut. Apa Sakha sungguh percaya bahwa dia hamil?Pintu lift berdenting terbuka, sebelum Airin sempat diseret masuk, dia menyentak tangannya sehingga terlepas dari pegangan erat suaminya itu. "Aku tidak pernah bilang kalau-"Tapi ucapan Airin itu dipotong Sakha dengan pelototan tajam. Sakha kembali menarik tangannya dan

    Last Updated : 2021-07-13

Latest chapter

  • Istri Keempat   EXTRA PART 15 - Keluarga

    Beberapa bulan kemudian.Satu per satu impian Airin selama ini akhirnya tercapai. Tidak lama setelah dia lulus dari kuliah, dia berhasil membuka sebuah brand dan toko parfum hasil buatan dan racikannya sendiri, yang selama ini selalu dia idam-idamkan untuk lakukan. Bisnisnya masih bertaraf bisnis kecil, tapi dia melakukan semuanya dengan sukacita.“Semua adalah hasil jerih payah kamu,” kata Sakha ketika di hari pembukaan toko Airin yang ramai dikunjungi oleh orang-orang, berkat promosi dan iklan yang dia lakukan di mana-mana.“Tuan juga sudah membantu banyak,” sahut Airin, menggoda suaminya itu.Airin tidak ingin bersikap naif dengan melupakan bahwa tanpa Sakha dia tidak mungkin sampai di titik ini. Tapi Sakha bersikukuh bahwa dia tidak melakukan apa pun selain menginvestasikan uangnya ke bisnis Airin. Pria itu ingin sang istri bangga sepenuhnya kepada dirinya sendiri, yang mana sudah cukup Airin lakukan.“Aku benar-benar bangga padamu,” bisik Sakha di telinga Airin saat orang-orang t

  • Istri Keempat   EXTRA PART 03 - Henia Maulida

    EXTRA PART 03 – Henia MaulidaSuara pintu berderit terbuka terdengar menggema di rumah besar yang sepi itu. Henia melangkah masuk ke dalam, sepatunya dia lepas dan kakinya berjinjit di lantai. Sebisa mungkin dia tidak menimbulkan suara apa pun supaya tidak membangunkan orang rumah.Namun, saat langkah kakinya baru saja menginjak satu anak tangga terbawah, sebuah suara terdengar di atasnya.“Habis ke mana kamu jam segini baru pulang?”Itu suara ibunya. Henia menghela napas kasar lalu menapakkan kakinya lagi ke lantai. Lampu menyala dan raut muak di wajah Henia tampak semakin jelas.Dia melanjutkan lagi langkahnya menaiki tangga, memutuskan untuk tidak memedulikan ocehan ibunya.“Wanita tidak bersuami seperti kamu seharusnya nggak keluyuran malam-malam dan pulang pagi seperti ini.”Henia mengepalkan tangannya kuat dan menatap bayangan ibunya di atas tangga dengan tatapan tajam.“Aku bukan anak kecil lagi yang jam pulang aja harus diatur-atur,” balas Henia.“Henia! Kamu nggak dengar apa

  • Istri Keempat   EXTRA PART 02 - Amira Agistia

    “Bunda!”Tia mengangkat pandangannya dari majalah yang tengah ia baca, lalu menatap putranya yang berlari ke arahnya dengan seragam SMP berwarna putih dan biru tua. Senyum Tia mengembang, merentangkan tangan dan merangkul remaja itu dengan kasih sayang keibuan.“Bagaimana sekolah kamu?”Dean melepas ranselnya lalu mengambil sebuah kue dari atas meja. “Aku ada tugas kelompok. Rencananya, aku mau ngerjainnya di rumah temenku hari sabtu nanti,” jawabnya sembari mengunyah.Tia mengangguk. “Kamu boleh pergi.”Pandangan Dean langsung tertuju ke arah ibunya itu. “Benar?” tanyanya hati-hati.“Ya. Memang kenapa? Selama ini Bunda nggak pernah ngelarang, kan?”Kedua bahu Dean lantas tampak lesu. “Apa akhir pekan nanti Bunda bakal ada di sini sama aku?”Pertanyaan itu menyentil Tia dan membuatnya merasa sedih. “Dean, mulai sekarang Bunda bakal selalu ada sama kamu.”Dean menatap ibunya itu dan terdiam. Dia mencari kejujuran di kedua mata sang bunda, namun masih juga belum yakin atas ucapannya. Ap

  • Istri Keempat   EXTRA PART 01 - Fitria Ferdinan Putri

    Setelah bercerai dengan mantan suaminya, Ria memutuskan untuk pindah tempat tinggal ke negara tetangga, di mana di sana dia memulai kehidupan baru dengan seorang pria yang mencintainya. Ria teringat ucapan Sakha di malam saat pria itu menceraikannya, bahwa hati Ria tidak pernah berlabuh sepenuhnya kepada pria itu. Ria tidak pernah bisa mencintai Sakha. Mungkin memiliki sedikit perasaan padanya memang benar, tapi tidak pernah sampai tahap dia mencintai pria itu. Namun, ada satu pria, yang tidak pernah bisa Ria lupakan dan hilangkan dari hatinya semenjak remaja. Gani Akbar Hartono. Ria tidak pernah bilang bahwa dia mencintai Gani, tapi cinta yang diberikan Gani padanya terpampang dengan begitu jelas sehingga Ria luluh tanpa dia sadari. Sakha terlalu dingin. Gani hangat seperti matahari. Bahkan sampai sekarang, Ria kesusahan untuk berhenti membeda-bedakan dua orang itu. Dia telah hidup bahagia dengan Gani, pria yang kini telah menjadi suaminya, tapi dalam beberapa waktu pikiran Ria a

  • Istri Keempat   DEAR PEMBACA

    Halo, teman-teman pembaca semua. Kenalkan, saya Asia July, penulis kisah si istri keempat. (Sebenarnya saya dan Sakha sudah menikah siri, saya jadi istri kelimanya. :) Kisah Istri Keempat saya akhiri di bab 95. Itu karena saya sebagai istri kelima sudah saatnya bereaksi di balik layar merebut Sakha dari Airin. Jangan marah yaaa ;) Tapi, tenang saja, semuanya belum benar-benar berakhir. Akan ada EXTRA PART yang lumayan banyak! >,< Menceritakan tentang kisah Airin dan Sakha selanjutnya. Ada 1 konflik yang saya lempar, semoga nanti pembaca suka. Juga di extra part nanti, akan ada kisahnya Ria, Tia, dan Nia. Dan diakhiri dengan kisah Airin dan Sakha menanti kehamilan anak kedua. Lalu, di HIDDEN PART akan ada kisah saya sebagai istri kelima. (Ck! Sudah dibilang jangan iri!-_-) *ini becanda, gak ada hidden part!* Ucapan terima kasih saya sampaikan dengan tulus kepada teman-teman pembaca semua yang sudah membaca karya saya yang sangat penuh kekurangan

  • Istri Keempat   95. Akhir Istri Keempat [TAMAT]

    “Sekarang?” Sakha menjauhkan tubuh mereka dan menatap istrinya itu tepat di mata. “Tentu saja semuanya sudah berubah. Kamu merubah banyak hal dalam diriku dan duniaku.”Airin menangis. Dan Sakha mengusap pelan air matanya yang mengalir di pipi.“Airin?”“Hm?”“Apa kamu … mencintaiku?”“ …!”“Karena aku sangat mencintaimu.”Sontak tangisan Airin langsung terhenti. Dia menatap mata yang berwarna karamel itu, yang memantulkan cahaya lembut dari lampu di atas mereka. Airin mencari-cari, tapi dia tidak menemukan kebohongan.“Tidak masalah lagi dengan anak. Aku tidak pernah marah padamu saat tahu bahwa kita kehilangan bayi kita, harapanku saat itu hanya satu; mengambil semua rasa sakit yang kamu rasakan dan melimpahkannya padaku.“Dan tidak, Airin. Kalau kamu berpikir bahwa aku akan berpaling, maka kamu salah. Satu-sat

  • Istri Keempat   94. Karenamu

    Gelengan kepala diberikan Sakha. Kepalanya mendadak terasa berat sehingga dia pun memajukan tubuhnya, dan menjatuhkan kepalanya ke bahu Airin. Lalu berbisik, “Hanya kamu sekarang, Airin.”Tanda tanya besar menggantung dalam benak Airin. “Hanya aku? Maksud Mas, Kak Ria sudah ….”“Ya, dia bukan istriku lagi.”“Ba-bagaimana? Bukankah Mas dengan orang tua Kak Ria ….”Sakha terkekeh, ternyata Airin juga sudah tahu sejauh itu. “Aku pergi ke rumahnya. Dan berbicara dengan orang tuanya.”“Tapi bagaimana dengan perusahaan Mas?”Sakha mendesah lelah lagi. Dia menarik Airin dekat dan memeluk tubuhnya. “Aku benar-benar merindukanmu, Airin.”Dorongan adalah yang diberikan Airin sebagai jawaban dari ungkapan rindu itu. Ini bukan saatnya untuk mereka bermesra-mesraan. Ada banyak hal yang belum Sakha jelaskan padanya.Sakha menepis tangan Airin ya

  • Istri Keempat   93. Pelukan Rindu

    Seperti malam sebelumnya. Sakha masuk ke kamar dan mendapati Airin telah tertidur pulas.Sekali lagi, dia menyesal karena pulang terlalu larut malam. Dia merindukan mata indah berwarna hitam kelam itu menatapnya. Dia rindu pada suara wanita itu berbicara padanya.Sekarang semuanya sudah baik-baik saja bagi mereka. Dan Airin bertahan sampai akhir tanpa banyak protes. Mereka bisa memulai semuanya lagi dari awal, pikir Sakha.Perasaan bahagia menbuncah di dalam dadanya, membuat dia tidak bisa menahan diri untuk bergabung bersama Airin di atas ranjang dan memeluk istrinya itu erat.Sakha menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Airin, dan menghidu aromanya dalam-dalam lalu mengeluarkan suara seperti lirihan.Mustahil Airin tidak terbangun dibuatnya.Saat wanita itu membuka mata, dia terkejut, tapi tidak mengatakan apa pun. Bahkan bernapas pun dia takut, takut kalau itu akan membuat Sakha menjauh darinya. Tapi dorongan untuk membalas pelukan itu be

  • Istri Keempat   92. Rasa Bersalah

    Airin menunggu, lagi. Tapi sudah hampir tengah malam, Sakha tidak kunjung pulang. Dia memang berkata ingin pergi dari sisi pria itu, tapi nanti setelah mereka berdua berbicara. Segalanya harus diluruskan. Airin tidak ingin pergi membawa penyesalan karena kebodohannya sendiri. Namun, sampai kantuk membawa kesadarannya pergi—seperti malam sebelumnya—Sakha belum juga pulang. *** Lagi-lagi pada makan malam. Sakha tidak tahu kenapa waktu malam dan makanan menjadi waktu yang tepat baginya. Atau mungkin kali ini tidak tepat? Kemarin di makan malam bersama Tia. Sekarang di acara yang sama bersama keluarga besar Ferdinan. Ayah mertuanya yang begitu bersemangat terus menerus membahas tentang bisnis sedari tadi, seberapa tidak sabarnya dia mengutarakan ide untuk bisnis barunya di meja makan itu, sampai Sakha bahkan tidak memiliki waktu untuk menyela dan mengutarakan maksud kedatangannya malam ini. Ria duduk di samping Sak

DMCA.com Protection Status