Beranda / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Farraz / Bab 84. Terbayang-Bayang

Share

Bab 84. Terbayang-Bayang

Penulis: RidaFa05
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah melakukan persiapan untuk pulang, keduanya sudah berada di dalam sebuah pesawat yang akan mengantarkan mereka sampai tujuan. Butuh waktu beberapa jam lamanya untuk sampai.

Shanaya hanya tidur sepanjang perjalanan, sembari menyandarkan kepalanya di lengan sang suami. Farraz menggenggam tangan Shanaya, ia juga ikut memejamkan mata. Masih ada waktu untuk istirahat di sini.

"Shanaya bangun ... kita sudah sampai," bisik Farraz sambil menepuk-nepuk pelan pipi sang istri yang sedang tidur.

Pesawat yang mereka tumpangi mendarat dengan selamat di tanah air. Shanaya menggeliat, tidak terasa dia tidur selelap itu selama di perjalanan.

"Kau ingin istirahat sejenak?"

"Langsung pulang saja, Mas. Aku masih ingin tidur," kata Shanaya. Keduanya menaiki mobil jemputan di kediaman suaminya.

Farraz diam saja, mempersilahkan bahunya menjadi sandaran sang istri. Ia melempar pandangan ke arah jendela mobil, sambil memandang pemandangan ibu kota.

Entah apa yang sedang Farraz pikirkan, sehingga dia te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 85. Apakah Farraz Cemburu?

    "Kau ada pemotretan hari ini?" Shanaya berbalik, ia kaget ketika Farraz datang ke kamarnya. Entah sejak kapan Farraz hadir, ia tidak menyadari karena sibuk memakai make up di wajahnya.Ia mengangguk, karena memang ia akan ada pemotretan, sekaligus persiapan untuk fashion show yang akan diselenggarakan di Butik Alexis. Ada banyak persiapan yang harus Shanaya siapkan bersama rekan yang lainnya."Iya Mas, berangkat agak siangan paling. Mas Farraz sejak kapan datang?"Farraz memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Dia jadi kikuk, untuk apa juga dia datang ke sini? Setelah semalam ia mengusir Shanaya dan menyuruhnya untuk tidur di kamarnya.Sekarang malah dirinya yang menghampiri, kakinya yang membawanya ke mari. Tidak tahu apa yang terjadi."Baru saja. Memangnya kau tidak menyadari keberadaanku?" Shanaya berdesis sembari menggeleng.Kehadiran Farraz sudah seperti makhluk tak kasat mata saja, tidak disadari keberadaanya."Tidak, lagian Mas Farraz sih main masuk-masuk aja," kata Shanaya

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 86.

    Shanaya meringis ketika Raisa menghampirinya sambil memekik, sahabatnya itu memeluk Shanaya sambil mencubit gemas kedua pipinya."Oh God! Sha-Shaku sudah come back! I'm coming yuhuuuu!" Raisa seperti sudah langit yang bertemu matahari saja, sampai heboh seperti itu dengan kehadirannya."Sakit tahu, Ra! Main cubit-cubit aja!" keluh Shanaya, mengusap pipinya karena merasa sakit.Raisa memang biasa seperti itu, tipikal orang yang gregetan. Alhasil, Shanaya yang selalu jadi pelampiasannya.Wanita berambut ikal itu menampilkan wajah innocent, senang karena temannya sudah kembali bergabung. Saat Shanaya tidak ada, Raisa jadi tidak ada teman mengobrol."Aku gemas padamu, Sha. Karena tidak ikut pemotretan," ungkap Raisa, memeluk tubuh Shanaya dari samping sembari menyandarkan kepalanya di bahu sahabat dekatnya."Kau 'kan tahu aku ke Swiss, mangkannya aku tidak mengikuti pemotretan," kata Shanaya."Iya deh, pengantin baru habis bulan madu. Entah malam pertama yang ke berapa kalinya itu," keke

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 87. Gedenya Gengsi Farraz

    [Mas hari ini aku pulang sampai malam, karena masih ada hal yang belum aku selesaikan di sini.]Farraz merogoh saku celana ketika mendengar suara denting ponsel terdengar. Ia membaca pesan dari istrinya. Tanpa membalas, Farraz hanya membacanya dan melanjutkan pekerjaan yang tertunda karena baru selesai berbincang-bincang dengan Leonard.Ia melihat arloji di pergelangan tangannya, jarum jam menunjukkan pukul 16.30 sore. Masih ada waktu baginya untuk menyelesaikan berkas-berkas. "Semoga saja Leon dan Shanaya tidak bertemu. Wanita itu pasti akan trauma jika bertemu dengan si Leon," gumam Farraz.Ia melempar asal balpointnya hingga tergeletak di lantai. Farraz meregangkan syaraf tubuhnya, karena dirasa terasa pegal.[Kau pulang jam berapa? Biar aku yang jemput.]Farraz mendesah pelan, lantaran Shanaya sudah tidak aktif saat ia membalas pesan."Cih, malah offline. Salahku juga lama membalas. Bodo amatlah, aku tidak peduli!"***Sementara di lokasi pemotretan, Shanaya sedang berpose di dep

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 88.

    Shanaya memejamkan mata sepanjang jalan, dia tidak kuasa menahan rasa lelah dan kantuk. Ia ingin segera sampai dan istirahat di kamarnya. Mengingat ia belum masak makan malam, Shanaya jadi tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah.Wajah lelah Shanaya mencuri pandang, pada pria yang sedang fokus mengemudi sembari bernyanyi, mengikuti alunan musik pemecahan keheningan.Dilihat dari samping saja, Farraz terlihat tampan dengan kulih putihnya, alis tebal, hidung mancung dengan dagu ditumbuhi jambang tipis. Menambah kadar ketampanan sang suami."Mas Farraz sudah makan? Maaf ya aku pulang telat, nanti aku masak setelah kita sampai," cicit Shanaya. Iris coklatnya tak beralih memperhatikan Farraz tanpa berkedip sedikit pun, fokusnya masih tertuju pada Farraz yang hanya diam saja."Tidak usah repot-repot. Aku lebih suka masakan para pelayan, daripada masakanmu," tolak Farraz. Singkat dan menusuk tentunya.Shanaya menghela napas dengan pelan. "Malam ini Mas Farraz ada pekerjaan tidak?""Kenapa?"

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 89. Kedatangan Leonard

    Shanaya meraba tempat di sampingnya. Ia terbangun ditengah malam lantaran haus, temggorokannya terasa kering dirasa. Wanita itu mendudukkan dirinya, lalu mencepol rambutnya secara asal.Dia tidak melihat Farraz di sampingnya. Ke mana perginya dia malam-malam begini? Shanaya beringsut turun dari ranjang."Lampu ruang kerja Mas Farraz nyala. Apa Mas Farraz sedang di sana?" gumam Shanaya. Menatap pintu yang tertutup rapat.Sedangkan di ruangan kerjanya. Farraz terus mengurut pelipisnya, karena tidak enak badan. Ia terpaksa, harus menyelesaikan pekerjaannya karena besok akan ada meeting dengan klien bisnis yang lainnya.Akibat rasa pusing menjalar, Farraz jadi tidak fokus menyelesaikan pekerjaan yang sebentar lagi akan kelar. Dia terus menahan, agar tugasnya terselesaikan."Arghh, sial! Kenapa kepalaku pusing sekali!" keluh Farraz, melempar asal berkas-berkasnya yang gagal."Mas Farraz ada di dalam? Boleh aku masuk?"Farraz berhenti menggerutu, saat ruangan kerjanya diketuk dan dibuka ole

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 90. Kesal

    Selesai pemotretan sudah hari ini. Shanaya langsung berpamitan pulang pada teman dan crewnya. Beruntung pemotretan hari ini selesai sore hari. Tidak seperti kemarin, yang baru terselesaikan malam harinya.Shanaya mendesah, ketika langit sudah gelap dan mulai turun hujan. Bahunya melemas, keinginannya untuk segera pulang malah terhalang."Sendirian saja, Sha? Raisa tidak ada jadwal pemotretan ya." Shanaya menoleh, pada seorang pria yang duduk di sampingnya.Sedikit bernapas lega, masih ada orang di lokasi ini. Shanaya tidak perlu merasa takut di cuaca hujan dan sendirian di sini.Hari ini Raisa tidak hadir, dikarenakan tidak ada jadwal pemotretan."Kupikir kau sudah pulang, Dre. Syukurlah kau ada. Aku agak takut sendirian di sini," keluh Shanaya.Pria di sampingnya terkekeh geli, padahal tidak hal yang lucu. Tapi mengapa Andre malah tertawa?"Memangnya kau takut apa? Kau tenang saja, di sini aman kok. Kan ada penjaga," ujar Andre.Shanaya memang bukan tipikal orang yang parnoan. Hanya

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 91. Perasaan Aneh

    Tangan Farraz yang melingkar di pinggang Shanaya langsung disentak kasar oleh sang empu. Shanaya menolak ketika Farraz akan memeluknya. Dia masih marah dan kesal karena perdebatan tadi.Yang membuat Shanaya lebih kesal, Farraz malah pergi begitu saja saat Shanaya menunggu jawaban. Jadi ya sudahlah, pun Farraz tidak mungkin cemburu padanya. Ia saja yang berpikir berlebihan."Aku tidak suka kau menolakku, Sha," cibir Farraz. Hening. Shanaya hanya bisa menahan tangan Farraz saja ketika pria itu mencoba memeluknya. Shanaya sudah malas."Tinggalkan aku sendiri, Mas! Aku masih marah padamu! Kau benar-benar tidak peka jadi pria!" gerutu Shanaya, meluapkan kekesalan yang tertahan."Harusnya aku yang marah padamu, karena kau tidak mendengarkan suamimu. Andai saja kau nurut, aku tidak akan memarahimu. Itu salahmu sendiri, bebal," pungkas Farraz.Shanaya memberenggut kesal, perkataan suaminya tidak dihiraukan. Ia memilih memandang ke luar jendela kamarnya saja."Percuma aku berbicara. Kau hanya

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 92. Ucapan Selamat

    Butik Alexis.Malam ini diadakan fashion show di Butik Alexis, karena Butik ini sudah mengeluarkan produk terbarunya untuk diperkenalkan kepada masyarakat umum. Agar produk terbarunya sould out seperti biasa.Di acara malam ini, ada banyak sekali tamu yang hadir. Mulai dari artis, designer, pengusaha dan orang dari kalangan atas yang menghadiri acara ini. Mereka semua duduk di kursi yang sudah disediakan, sembari menunggu para model tampil."Huh, aku sangat gugup sekali. Baru tampil di hadapan umum," ungkap Shanaya, ia memegang kedua tangan Raisa guna menghilangkan kegugupan.Raisa malah cekikikan, saat merasakan tangan Shanaya dingin dan gemetar. Dua model cantik itu sudah siap dengan make up dan balutan pakaian dari Butik Alexis."Santai Sha santai, kau jangan gugup seperti ini. Kita bahkan pernah menjadi model diacara yang lebih besar dari ini, tunjukkan kemampuanmu seperti biasa," ujar Raisa, menyemangati sahabatnya."Kau juga. Aku hanya gugup saja," ucapnya. Kedua model itu sedan

Bab terbaru

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Maaf, Pak. Pak Nick mengatakan jika rapat dipercepat, saya sudah menyiapkan tiket pemberangkatan dua hari lagi," ujar sekretaris Arash mengabarkan perubahan jadwal kerja.Arash hanya bisa mengiyakan saja, tanpa membantah sama sekali. Biarkan saja sang sekretaris yang menghandle urusannya, Arash ingin menghabiskan waktu bersama anak dan istrinya sebelum pemberangkatan.Ia memasukkan ponsel ke dalam saku celana, kemudian kembali ke dalam kamar. Sengaja menghindar, agar Shiena tidak mendengar obrolan ini.Bisa-bisa Shiena bertambah marah saat tahu jadwal dipercepat. Shiena selesai menidurkan Keivandra, perempuan itu tampak kelelahan karena menyusui seharian."Kapan kau berangkat, Mas?" tanya Shiena, perlahan menarik puting payudaranya agar terlepas dari mulut Keivandra.Ditanyai seperti itu, Arash diam sejenak. "Tadi sekretarisku menghubungi."Wajah Shiena mendongak, menatap suaminya. "Terus kapan?""Ternyata jadwal dipercepat, aku akan melakukan pemberangkatan tiga hari lagi," kata Ara

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Akira menunggu seseorang untuk menjemputnya. Gadis kecil itu sedang duduk di kursi depan sekolah seorang diri. Karena temannya yang lain sudah ada yang pulang, hanya menyisa beberapa saja dari mereka.Entah ke mana kedua orang tuanya, sampai sekarang belum menjemput. Akira hanya bisa mengerucutkan bibir kesal, luka di kakinya membuat dirinya sakit saat berjalan."Mommy dan Daddy ke mana, sih? Kok lama banget!" gerutu Akira.Dari arah gerbang sana, terlihat seorang dewasa yang melihat ke arah Akira yang sendirian di sana. Tidak tega membiarkannya, wanita tersebut lantas menghampiri."Boleh nggak Tante ikut duduk?" tanya wanita asing itu. Dia memiliki paras cantik, membuat Akira jadi mencuri-curi pandang ke arahnya.Akira jadi teringat nasihat kedua orang tuanya untuk tidak mudah dekat dengan orang asing. Dengan cepat ia menggeser tubuh untuk menjauh.Heran karena Akira tiba-tiba menjaga jarak, wanita tersebut hanya bisa terkekeh pelan."Jangan takut, Tante bukan orang jahat kok. Tante

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Shiena kembali ke rumah dengan kegundahan di hatinya. Panggilan dari Arash saja tidak ia dengarkan, ia masih tidak menyangka akan hamil anak ke tiga.Arash berlari untuk mengimbangi langkah Shiena yang sudah menjauh ke dalam sana."Sayang, tunggu aku!" teriak Arash terus memanggil-manggil.Namun nihil, Shiena bahkan tidak mempedulikannya dan tetap berjalan menaiki tangga.Shanaya dan Farraz yang sedang mengasuh Keivandra pun melirik ke arah anaknya yang mengajar istrinya."Ada apa, Nak?" tanya Shanaya menghentikan langkah Arash.Napas Arash tersengal-sengal, ia menetralkan degup jantungnya yang tak karuan. Kemudian menghampiri mereka."Entah ... Shiena marah karena tahu dia sedang hamil," kata Arash.Sepasang mata Shanaya dan Farraz membola, terkejut mendengar kabar bahwa menantunya sedang mengandung lagi.Yang membuat kaget, anak mereka saja yang kedua baru berusia beberapa bulan."Ya sudah. Kau bujuk saja istrimu, lain kali pakai pengaman kalau mau berhubungan. Atau kalau perlu puas

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Pagi ini, Shiena dan Arash dengan kompak mau mengantarkan Akira ke sekolahnya. Kebetulan juga, letak TK tak begitu jauh dari rumah.Arash juga sedang tidak terlalu sibuk, sehingga ia bisa bersantai. Toh, selagi ada waktu sebelum masuk jam kerja."Kalian mau nganter Rara?" tanya Shanaya. Lebih sering tinggal di sini, sekalian membantu Shiena mengurus anak-anak.Sementara Raisa dan Mark, mereka tinggal di luar negri dan pulang hanya sebulan sekali. Beruntung ada Shanaya, bisa membantu Shiena.Karena Akira ini memang susah dekat dengan orang, dulu pernah menyewa babysitter tetapi tak berlangsung lama."Iya, Mom. Rara ingin kami yang mengantar," jawab Shiena. Wajahnya masih terlihat lelah, Shanaya tahu itu."Oh ya sudah, Kevan bersama Mommy saja. Kalian pergilah." Shanaya mengambil alih Keivandra dalam gendongan menantunya. "Kalian tidak mau sarapan?"Arash melirik pada Shiena yang masih merasakan kantuk. "Mau sarapan dulu?"Kepala Shiena menggeleng, dia tidak selera makan, bawaanya mulai

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Nghhh, Masshh.""Ahh, Mas!""Kevan nangis tuh!"Di bawah kuasa suaminya, Shiena menahan desahan agar tak keluar saat Arash masiu masih sibuk meliuk-liukkan tubuhnya di atasnya.Suara tangisan bayi, membuat aktivitas dua insan itu terhenti dan melepaskan diri dengan peluh keringat membasahi."Cup, cup. Anak Mama jangan nangis, Nak," bisik Shiena, sembari menyusui anak bungsunya yang langsung tenang.Satu tahun sudah berlalu. Kehidupan rumah tangga Shiena dan Arash sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Mereka juga semakin harmonis, hanya ada cekcok biasa saja.Kini keduanya sudah dikaruniai seorang anak perempuan dan laki-laki. Anak bungsu mereka diberinama Keivandra Asrawijaya. Kini usianya sudah memasuki 3 bulan.Akira juga sudah tumbuh dewasa, bahkan sudah masuk TK. Kehidupan mereka tampak lebih bahagia dengan kehadiran anak-anak mereka."Kevan udah tidur lho, Sayang," bisik Arash, menunggu dengan sabar Shiena yang sedang menidurkan si bungsu.Shiena memutar bola mata malas, Arash

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 200. Ending

    Shiena merasa penasaran, karena Arash memilih beberapa pakaian di dalam lemari bajunya. Dia bilang, katanya ingin mengajaknya makan malam bersama yang lainnya.Pasalnya Arash bilang secara mendadak, tidak merencanakan dari awal jika memang ada acara seperti ini."Tumben sekali tidak memberitahuku dari awal kalau akan makan, kenapa mendadak sekali?" tanya Shiena, pasrah saja saat Arash memilah baju yang cocok untuk istrinya.Meresponnya, Arash hanya menerbitkan senyum saja. "Tidak mendadak, Sayang. Aku hanya lupa menyampaikannya," elaknya.Padahal hari ini Arash berencana untuk mengajak istrinya bertemu dengan ayah biologisnya, sesuai rencana yang mereka susun sebelumnya.Tentun tanpa sepengetahuan Shiena, agar menjadi kejutan nantinya."Mangkannya jangan bahas ranjang mulu yang dipikiranmu, jadinya lupa seperti itu," cibir Shiena.Mau bagaimana lagi, urusan ranjang sudah menjadi kebutuhan biologisnya."Ssstt, diam saja, Sayang. Bibirmu ingin kusumpal agar bisa diam?" ancam Arash, dian

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 199. Ayah Biologis

    Meskipun ada keraguan di hati Raisa untuk menerima kehadiran Mark, dia menyuruh pria bule itu masuk ke dalam rumahnya karena ingin menjelaskan sesuatu padanya.Mereka duduk di kursi yang berbeda, dengan posisi berhadapan dan dilingkupi kegugupan. Mark terus menilik Raisa yang tetap cantik di usianya, sedangkan Raisa lebih banyak diam dan menunduk.Mark menerbitkan senyum hangat, bisa bertemu dengan Raisa setelah sekian tahun berpisah. "Kau tidak jauh beda, kau tetap cantik, Sa," puji Mark.Bulu mata Raisa mengerjap-ngejrap, menormalkan degup jantungnya seolah akan gempa. "Ah, ya—maksudku tidak juga. Aku tetaplah wanita tua. Cepat jelaskan yang ingin kau katakan padaku."Kekehan kecil terdengar, Mark masih ingin memeluk tubuh Raisa dalam waktu yang lama. Selama masa penantian dirinya mencari Raisa hingga bisa bertemu dengannya."Tidak ingin melepas rindu dulu?" kekeh Mark, menggoda mantan kekasihnya yang mulai merona akibat ulahnya.Sadar jika kini bukan lagi anak muda, yang akan luluh

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 198. Kedatangan Mark

    Mobil yang mereka kendarai sudah tiba di pekarangan rumah besar dan mewah, yang lain dan tak bukan adalah rumah milik Raisa. Semenjak tahu dia adalah ibunya Shiena, Shiena sudah beberapa kali datang dan menginap, menemani Raisa yang tinggal sendirian.Dikabari Shiena akan datang ke rumah, Raisa mengosongkan jadwalnya untuk menyambung anak, menantu dan cucunya hari ini. Di depan terasa, terlihat seorang wanita paruh baya tampak antusias dengan kedangan mereka.Raisa melambaikan tangan, saat Akira menyapa neneknya terlebih dulu. "Nenek Isa!" sapa Akira kepada neneknya yang awet muda dan tampil cantik, tak jauh beda dengan Shanaya."Cucu Nenek Isa cantik sekali, kau benar-benar mirip Daddy-mu."Mereka bersalaman dan berpelukan, masuk ke dalam rumah dan lanjut mengobrol."Menginaplah dulu, Mama merindukanmu, Sayang," pinta Raisa pada putri semata wayangnya.Tidak ada jarak dan rasa sungkan bagi keduanya, mereka semakin dekat seperti anak dan ibu pada umumnya."Nanti aku datang lagi, Ma.

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 197. Shiena Hamil

    Senang mendengar kabar kehamilan Shiena yang kedua, pasalnya ini yang diinginkan Arash sejak lama. Siapa sangka, jika Shiena membeberkan berita bahagia ini.Hatinya terus bersyukur, karena kebahagiaannya terkabul satu persatu. Shiena ikut menangis bahagia, bisa mewujudkan keinginan Arash dan juga Akira."Selamat ulang tahun, Mas. Ini hadiah ulang tahun untukmu. Semoga kau suka," ucap Shiena, menunjukkan testpack bergaris dua pada suami.Arash melihat hasilnya. Benar, Shiena tengah positif hamil. Benar-benar membahagiakan, hadiah terindah yang Arash dapatkan."Terima kasih, aku sangat senang, Sayang," ungkap Arash, tidak membiarkan pelukan itu terlepas begitu saja.Di umurnya yang menginjak 28 tahun, dia sudah menjadi seorang ayah dari 2 anak. Ditambah istrinya masih sangat muda, bisa dibayangkan, jika mereka memiliki banyak anak nantinya."Aku gugup sekali, saat ingin memberitahumu. Aku baru ingat ulang tahunmu sebentar lagi. Jadi ... aku berpikir, menghadiahkan ini."Dua insan yang t

DMCA.com Protection Status