Beranda / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Farraz / Bab 24. Hanya Formalitas

Share

Bab 24. Hanya Formalitas

Penulis: RidaFa05
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-19 00:13:37
Kemarahan Shanaya semakin menjadi-jadi, kala Farraz malah menyangkut pautkan Ayahnya ke dalam masalah mereka. Jelas Shanaya merasa sakit hati, tidak sepatutnya sang suami menghina Ayahnya.

Rasa kesal dan sakit hati dirasakan Shanaya. Dia ini tipikal orang yang sulit untuk marah, jika dia sudah kelepasan seperti ini, itu berarti sudah sangat menyakitkan baginya. Farraz dibuat bergeming, melihat kemarahan yang tertahan di wajah istrinya.

Tidak bisa dipungkiri jika Shanaya akan berani melawannya, bahkan sampai mendorongnya, hal ini membuat Farraz merasa tertantang. Farraz menatap satu persatu maid yang masih berdiri tak jauh dari mereka.

"Apa yang sedang kalian lihat?! Pergi!" sentak Farraz. Ketiga maid itu langsung buru-buru meninggalkan meja makan, takut kena sasaran kemarahan Farraz.

"Kenapa kau harus marah? Kau setuju menikahiku karena hartaku, bukan? Kau diam-diam ingin mengeruk uangku, sama seperti Ayahmu?" tuduhnya.

Bibir Shanaya bergetar, menahan isak tangis yang dia tahan. Diamn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 25. Perslingkuhan Arsinta

    Di kantor tempatnya bekerja, saat ini Farraz selalu disibukkan dengan pekerjaannya. Ada banyak sekali berkas dan data-data yang harus dia selesaikan. Begitu melelahkan jika setiap hari berkutat dengan hal seperti ini. Baguslah, setidaknya ada kegiatan yang mengalihkannya agar tidak terlalu teringat Grisella.Dia juga belum sempat menjenguk. Farraz menyimpan balpoin di tangannya, dia memijat pangkal hidung. Akibat kejadian semalam tadi, tubuhnya terasa lemas dan pusing. Sebagai seorang lelaki, Farraz juga tergoda jika disatu atapkan dengan gadis secantik Shanaya. Hanya saja, Farraz tidak menyentuh dan berdekatan dengannya. Menurutnya, hanya Grisella yang hanya berhak atasnya.Menepis bayang-bayang Shanaya dari benaknya, Farraz melanjutkan aktivitasnya dengan fokus, agar pekerjaannya terselesaikan. Jam makan siang nanti, dia berencana akan menjenguk Grisella seperti biasa.Suara ketukan pintu, kegiatan Farraz jadi terhenti. Dia menatap sekretaris yang memasuki ruangan ketika dipersilahk

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 26. Bertemu Dengan Prayoga

    Karena sudah mendapatkan izin dari suaminya. Hari ini Shanaya memutuskan untuk berkunjung ke rumahnya dan bertemu dengan sang Ayah. Semenjak menikah, Shanaya jadi jarang berkomunikasi dengan pria yang sudah membesarkannya itu. Rasa rindu terasa semakin menggebu dalam dada, Shanaya tidak tahu bagaimana kabar Ayahnya.Dengan menaiki angkutan umum, Shanaya memutuskan untuk pergi berbelanja ke sebuah Supermarket terdekat, untuk membeli bahan masakan dan cemilan untuk stok di dapur.Sebelum menikah, urusan dapur selalu Shanaya yang mengurusnya. Terbiasa hidup tanpa sosok seorang Ibu, Shanaya ingin menjadi sosok Ibunya yang bisa menjaga sang Ayah, sebagaimana sang Ayah sudah menjaga dan merawatnya.Gadis muda memakai baju kaos putih dan celana jenas itu sibuk berkeliling, melihat setiap rak makanan yang akan dia pilih. Tangannya sibuk memasukan satu persatu makanan dan dimasukkan ke dalam troli.Ketika berjalan, saking fokusnya menatap rak dia sampai tidak sengaja menabrak seseorang."Eh ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 27. Ke Rumah Mertua

    Farraz menatap jam di tangannya, sebentar lagi jam sudah menunjukkan waktu makan siang. Seperti rencananya, jam makan siang ini dia akan berkunjung untuk menemui istrinya di Rumah Sakit.Semua pekerjaannya sudah ia selesaikan sejak pagi, tinggal menunggu Radit yang tidak ada sejak tadi, entah kemana sang sekretaris itu pergi. Farraz sengaja menunggu Radit datang, supaya Radit bisa mengambil alih pekerjaannya bilamana ada pekerjaan mendadak, supaya bisa diatasi.Dibandingkan dengan Prayoga, Farraz lebih percaya kepada Radit yang sudah sejak lama bekerja dengannya. Farraz menatap indahnya pemandangan ibukota dari atas, diam dengan pikirannya yang kosong. Kata-kata yang dilontarkan Tuan Aryan, kembali terngiang-ngiang dalam benaknya.Apakah dia harus satu ranjang dan memberikan hak batin pada istri keduanya? Mengingat ini hanya pernikahan tak diinginkan, Farraz berat hati untuk berdekatan dengan wanita asing, baginya Shanaya itu hanya wanita asing dihidupnya."Cih, kemana kau Radit? Wakt

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 28. Dibawa Ke Gudang

    Menghela napas dalam-dalam, Shanaya gemetar ketika bersitatap dengan wajah Farraz yang seolah akan menerkamnya. Dari mana suaminya tahu soal ini? Pantas saja Farraz tiba-tiba datang dan menyuruhnya untuk pulang.Posisi Shanaya sekarang ini seperti orang yang ketahuan selingkuh. Pun jika Farraz tahu, Shanaya tidak macam-macam bersama Prayoga. Mereka berdua bertemu tanpa sengaja.Farraz mencengkram dagu Shanaya, lantaran istrinya hanya diam membisi. Shanaya meringis, ketika cengkraman Farraz semakin kuat di dagunya."Jawab! Apa kau senang berduaan dengan mantan kekasihmu itu? Apa kalian memulai hubungan lagi?" Pandangan mata Shanaya mengabur karena terhalang oleh matanya yang sudah berkaca-kaca.Tangisan Shanaya saat ini hanya membuat Farraz murka. Diperkuatkan cengkraman itu, hingga Shanaya hanya bisa menangis."Mas, aku bisa jelaskan, ini tidak sesuai yang kamu pikirkan," isak Shanaya dengan tubuh bergetar.Tubuh Shanaya terdorong hingga kepalanya terbentur pintu, ia semakin meringis

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 29. Melabrak Prayoga

    Keduanya dengan kompak langsung berdiri, saking kagetnya dengan suara bariton Farraz begitu menggelegar diseisi ruangan. Mereka tidak tahu, jika Farraz akan datang ke mari dengan amarah yang meluap seperti sekarang ini.Farraz mengepalkan kedua tangannya dengan rahang yang mengeras, tatapan matanya menatap nyalang ke arah pria yang sedang menatapnya dengan raut wajah dan takut menjadi satu.Kaki Farraz berhenti, dengan jarak yang tak jauh dari Ayah dan kakak tirinya. Beginilah Farraz, jika sudah diselimuti api amarah, tidak akan memandang bulu."Apa yang terjadi, Farraz? Mengapa kau datang malah marah-marah?" tegur Tuan Aryan. Dari dulu, Tuan Aryan selalu menerapkan tata krama dan sopan santun kepada anak-anaknya. Melihat Farraz yang seperti ini, tentu saja Tuan Aryan kesal.Menatap Tuan Aryan sejenak, lalu Farraz kembali menatap kakak tirinya yang selalu saja mencari masalah dengannya."Ayah tidak perlu tahu, ini bukan urusanmu. Tapi ini urusanku dengam bajingan gila itu!" sindirnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 30. Menghasut Radit

    Radit terperangah ketika Arsinta mengusulkan hal demikian. Pemuda itu melepaskan tangan Arsinta dari lehernya. Bukan ini yang dia inginkan. Radit tahu dia salah, karena sudah berselingkuh dengan Arsinta. Tapi dia tidak ada niatan sama sekali untuk menjatuhkan Farraz."Kau bilang apa barusan?!" tanya Radit sedikit menyentak.Radit juga banyak berhutang budi pada Farraz yang selama ini baik padanya. Dia tidak mungkin menyetujui perkataan konyol Arsinta.Arsinta kembali memeluk Radit dari belakang, merasa kesal ketika Radit melepasnya kasar."Ada apa sayang? Kau tidak suka dengan ide yang aku katakan? Jika kau mau bekerjasama, kita akan membagi keuntungan," celetuk Arsinta menganggap remeh segalanya.Radit menarik Arsinta ke depannya, tangan kekar pria itu mencengkram lembut pipi sang kekasih. "Apa kau memacariku hanya untuk memanfaatkan aku saja?" tanyanya.Arsinta kelabakan, lalu menggeleng. Awal mula mereka berselingkuh memang bukan karena ingin menjebak Farraz, tetapi karena keduanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 31. (21+)

    Ketiga maid itu menegang, saat melihat Farraz sudah pulang dari kantornya. Sang atas menatap satu persatu maid yang sedang berbincang di depan gudang. Dia merasa curiga, curiga jika mereka memberikan pertolongan pada Shanaya.Farraz menatap ke arah pintu gudung. Tampak sunyi, apalagi ini sudah malam hari."Kembali bekerja! Jangan menentangku!" ketus Farraz."Tuan ... suara Non Shanaya tidak lagi terdengar, saya khawatir terjadi sesuatu," cicit Nuri dengan takut."Kau mau membantah? Ini bukan urusanmu! Biarkan saja gadis itu tersiksa di dalam sana!" Farraz pergi meninggalkan gudang setelah berkata demikian.Jika sudah begini, tak ada cara lain bagi para maid untuk patuh pada sang atasan. Nuri dan Alya masih diam, berbeda dengan Luna yang ikut masuk ke dalam.Luna meliuk-liukan tubuhnya, ingin memerkan lekukan tubuh indahnya. Si maid itu menghampiri meja makan, untuk menghidangkan makan malam. Luna terpesona dengan ketampanan Farraz dengan ciri khas wajah datarnya, bagaimana dia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 32. Membawa Shanaya

    Tuan Aryan mendatangi kediaman anaknya pagi buta seperti ini, dia tidak memberitahu Farraz terlebih dahulu. Sengaja, dia ingin tahu apa yang terjadi di rumah ini.Para pelayan dan penjaga menyapa dan menyajikan hidangan. Sayangnya Tuan Aryan sedang tidak selera. Anak dan menantunya belum terlihat pagi ini.Kedatangan Tuan Aryan ke sini untuk menemui Farraz dan Shanaya, mumpung Farraz sedang libur bekerja hari ini. Dia ingin menghabiskan waktu bersama keduanya."Oh iya, apa Shanaya dan Farraz belum bangun?" tanya Tuan Aryan kepada Nuri yang sedang membawakan kopi.Nuri mengangguk sopan. "I-iya Tuan, Tuan Farraz masih di dalam kamarnya."Gelagat Nuri membuat Tuan Aryan penasaran. "Bagaimana dengan, Shanaya? Apa menantuku masih di kamarnya?"Maid di depan matanya gemetar. "Nyonya Shanaya...." ucapnya menjaga."Kenapa? Ada apa dengan menantuku, Nuri?" tanya Tuan Aryan, hatinya merasa tidak enak karena memikirkan menantunya. Akibat permasalahan kemarin, Tuan Aryan takut jika Farraz akan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22

Bab terbaru

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Maaf, Pak. Pak Nick mengatakan jika rapat dipercepat, saya sudah menyiapkan tiket pemberangkatan dua hari lagi," ujar sekretaris Arash mengabarkan perubahan jadwal kerja.Arash hanya bisa mengiyakan saja, tanpa membantah sama sekali. Biarkan saja sang sekretaris yang menghandle urusannya, Arash ingin menghabiskan waktu bersama anak dan istrinya sebelum pemberangkatan.Ia memasukkan ponsel ke dalam saku celana, kemudian kembali ke dalam kamar. Sengaja menghindar, agar Shiena tidak mendengar obrolan ini.Bisa-bisa Shiena bertambah marah saat tahu jadwal dipercepat. Shiena selesai menidurkan Keivandra, perempuan itu tampak kelelahan karena menyusui seharian."Kapan kau berangkat, Mas?" tanya Shiena, perlahan menarik puting payudaranya agar terlepas dari mulut Keivandra.Ditanyai seperti itu, Arash diam sejenak. "Tadi sekretarisku menghubungi."Wajah Shiena mendongak, menatap suaminya. "Terus kapan?""Ternyata jadwal dipercepat, aku akan melakukan pemberangkatan tiga hari lagi," kata Ara

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Akira menunggu seseorang untuk menjemputnya. Gadis kecil itu sedang duduk di kursi depan sekolah seorang diri. Karena temannya yang lain sudah ada yang pulang, hanya menyisa beberapa saja dari mereka.Entah ke mana kedua orang tuanya, sampai sekarang belum menjemput. Akira hanya bisa mengerucutkan bibir kesal, luka di kakinya membuat dirinya sakit saat berjalan."Mommy dan Daddy ke mana, sih? Kok lama banget!" gerutu Akira.Dari arah gerbang sana, terlihat seorang dewasa yang melihat ke arah Akira yang sendirian di sana. Tidak tega membiarkannya, wanita tersebut lantas menghampiri."Boleh nggak Tante ikut duduk?" tanya wanita asing itu. Dia memiliki paras cantik, membuat Akira jadi mencuri-curi pandang ke arahnya.Akira jadi teringat nasihat kedua orang tuanya untuk tidak mudah dekat dengan orang asing. Dengan cepat ia menggeser tubuh untuk menjauh.Heran karena Akira tiba-tiba menjaga jarak, wanita tersebut hanya bisa terkekeh pelan."Jangan takut, Tante bukan orang jahat kok. Tante

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Shiena kembali ke rumah dengan kegundahan di hatinya. Panggilan dari Arash saja tidak ia dengarkan, ia masih tidak menyangka akan hamil anak ke tiga.Arash berlari untuk mengimbangi langkah Shiena yang sudah menjauh ke dalam sana."Sayang, tunggu aku!" teriak Arash terus memanggil-manggil.Namun nihil, Shiena bahkan tidak mempedulikannya dan tetap berjalan menaiki tangga.Shanaya dan Farraz yang sedang mengasuh Keivandra pun melirik ke arah anaknya yang mengajar istrinya."Ada apa, Nak?" tanya Shanaya menghentikan langkah Arash.Napas Arash tersengal-sengal, ia menetralkan degup jantungnya yang tak karuan. Kemudian menghampiri mereka."Entah ... Shiena marah karena tahu dia sedang hamil," kata Arash.Sepasang mata Shanaya dan Farraz membola, terkejut mendengar kabar bahwa menantunya sedang mengandung lagi.Yang membuat kaget, anak mereka saja yang kedua baru berusia beberapa bulan."Ya sudah. Kau bujuk saja istrimu, lain kali pakai pengaman kalau mau berhubungan. Atau kalau perlu puas

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Pagi ini, Shiena dan Arash dengan kompak mau mengantarkan Akira ke sekolahnya. Kebetulan juga, letak TK tak begitu jauh dari rumah.Arash juga sedang tidak terlalu sibuk, sehingga ia bisa bersantai. Toh, selagi ada waktu sebelum masuk jam kerja."Kalian mau nganter Rara?" tanya Shanaya. Lebih sering tinggal di sini, sekalian membantu Shiena mengurus anak-anak.Sementara Raisa dan Mark, mereka tinggal di luar negri dan pulang hanya sebulan sekali. Beruntung ada Shanaya, bisa membantu Shiena.Karena Akira ini memang susah dekat dengan orang, dulu pernah menyewa babysitter tetapi tak berlangsung lama."Iya, Mom. Rara ingin kami yang mengantar," jawab Shiena. Wajahnya masih terlihat lelah, Shanaya tahu itu."Oh ya sudah, Kevan bersama Mommy saja. Kalian pergilah." Shanaya mengambil alih Keivandra dalam gendongan menantunya. "Kalian tidak mau sarapan?"Arash melirik pada Shiena yang masih merasakan kantuk. "Mau sarapan dulu?"Kepala Shiena menggeleng, dia tidak selera makan, bawaanya mulai

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Nghhh, Masshh.""Ahh, Mas!""Kevan nangis tuh!"Di bawah kuasa suaminya, Shiena menahan desahan agar tak keluar saat Arash masiu masih sibuk meliuk-liukkan tubuhnya di atasnya.Suara tangisan bayi, membuat aktivitas dua insan itu terhenti dan melepaskan diri dengan peluh keringat membasahi."Cup, cup. Anak Mama jangan nangis, Nak," bisik Shiena, sembari menyusui anak bungsunya yang langsung tenang.Satu tahun sudah berlalu. Kehidupan rumah tangga Shiena dan Arash sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Mereka juga semakin harmonis, hanya ada cekcok biasa saja.Kini keduanya sudah dikaruniai seorang anak perempuan dan laki-laki. Anak bungsu mereka diberinama Keivandra Asrawijaya. Kini usianya sudah memasuki 3 bulan.Akira juga sudah tumbuh dewasa, bahkan sudah masuk TK. Kehidupan mereka tampak lebih bahagia dengan kehadiran anak-anak mereka."Kevan udah tidur lho, Sayang," bisik Arash, menunggu dengan sabar Shiena yang sedang menidurkan si bungsu.Shiena memutar bola mata malas, Arash

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 200. Ending

    Shiena merasa penasaran, karena Arash memilih beberapa pakaian di dalam lemari bajunya. Dia bilang, katanya ingin mengajaknya makan malam bersama yang lainnya.Pasalnya Arash bilang secara mendadak, tidak merencanakan dari awal jika memang ada acara seperti ini."Tumben sekali tidak memberitahuku dari awal kalau akan makan, kenapa mendadak sekali?" tanya Shiena, pasrah saja saat Arash memilah baju yang cocok untuk istrinya.Meresponnya, Arash hanya menerbitkan senyum saja. "Tidak mendadak, Sayang. Aku hanya lupa menyampaikannya," elaknya.Padahal hari ini Arash berencana untuk mengajak istrinya bertemu dengan ayah biologisnya, sesuai rencana yang mereka susun sebelumnya.Tentun tanpa sepengetahuan Shiena, agar menjadi kejutan nantinya."Mangkannya jangan bahas ranjang mulu yang dipikiranmu, jadinya lupa seperti itu," cibir Shiena.Mau bagaimana lagi, urusan ranjang sudah menjadi kebutuhan biologisnya."Ssstt, diam saja, Sayang. Bibirmu ingin kusumpal agar bisa diam?" ancam Arash, dian

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 199. Ayah Biologis

    Meskipun ada keraguan di hati Raisa untuk menerima kehadiran Mark, dia menyuruh pria bule itu masuk ke dalam rumahnya karena ingin menjelaskan sesuatu padanya.Mereka duduk di kursi yang berbeda, dengan posisi berhadapan dan dilingkupi kegugupan. Mark terus menilik Raisa yang tetap cantik di usianya, sedangkan Raisa lebih banyak diam dan menunduk.Mark menerbitkan senyum hangat, bisa bertemu dengan Raisa setelah sekian tahun berpisah. "Kau tidak jauh beda, kau tetap cantik, Sa," puji Mark.Bulu mata Raisa mengerjap-ngejrap, menormalkan degup jantungnya seolah akan gempa. "Ah, ya—maksudku tidak juga. Aku tetaplah wanita tua. Cepat jelaskan yang ingin kau katakan padaku."Kekehan kecil terdengar, Mark masih ingin memeluk tubuh Raisa dalam waktu yang lama. Selama masa penantian dirinya mencari Raisa hingga bisa bertemu dengannya."Tidak ingin melepas rindu dulu?" kekeh Mark, menggoda mantan kekasihnya yang mulai merona akibat ulahnya.Sadar jika kini bukan lagi anak muda, yang akan luluh

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 198. Kedatangan Mark

    Mobil yang mereka kendarai sudah tiba di pekarangan rumah besar dan mewah, yang lain dan tak bukan adalah rumah milik Raisa. Semenjak tahu dia adalah ibunya Shiena, Shiena sudah beberapa kali datang dan menginap, menemani Raisa yang tinggal sendirian.Dikabari Shiena akan datang ke rumah, Raisa mengosongkan jadwalnya untuk menyambung anak, menantu dan cucunya hari ini. Di depan terasa, terlihat seorang wanita paruh baya tampak antusias dengan kedangan mereka.Raisa melambaikan tangan, saat Akira menyapa neneknya terlebih dulu. "Nenek Isa!" sapa Akira kepada neneknya yang awet muda dan tampil cantik, tak jauh beda dengan Shanaya."Cucu Nenek Isa cantik sekali, kau benar-benar mirip Daddy-mu."Mereka bersalaman dan berpelukan, masuk ke dalam rumah dan lanjut mengobrol."Menginaplah dulu, Mama merindukanmu, Sayang," pinta Raisa pada putri semata wayangnya.Tidak ada jarak dan rasa sungkan bagi keduanya, mereka semakin dekat seperti anak dan ibu pada umumnya."Nanti aku datang lagi, Ma.

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 197. Shiena Hamil

    Senang mendengar kabar kehamilan Shiena yang kedua, pasalnya ini yang diinginkan Arash sejak lama. Siapa sangka, jika Shiena membeberkan berita bahagia ini.Hatinya terus bersyukur, karena kebahagiaannya terkabul satu persatu. Shiena ikut menangis bahagia, bisa mewujudkan keinginan Arash dan juga Akira."Selamat ulang tahun, Mas. Ini hadiah ulang tahun untukmu. Semoga kau suka," ucap Shiena, menunjukkan testpack bergaris dua pada suami.Arash melihat hasilnya. Benar, Shiena tengah positif hamil. Benar-benar membahagiakan, hadiah terindah yang Arash dapatkan."Terima kasih, aku sangat senang, Sayang," ungkap Arash, tidak membiarkan pelukan itu terlepas begitu saja.Di umurnya yang menginjak 28 tahun, dia sudah menjadi seorang ayah dari 2 anak. Ditambah istrinya masih sangat muda, bisa dibayangkan, jika mereka memiliki banyak anak nantinya."Aku gugup sekali, saat ingin memberitahumu. Aku baru ingat ulang tahunmu sebentar lagi. Jadi ... aku berpikir, menghadiahkan ini."Dua insan yang t

DMCA.com Protection Status