Share

Hamil?

Penulis: Maesaro Ardi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-29 23:59:39

Kapar meninggalnya Mike pun telah sampai di telinga Anderson. Aiden sekretaris kedua Anderson, yang mendapat telepon dari pihak rumah sakit mengabarkan berita duka itu. Pihak rumah sakit pun juga mengatakan bahwa kondisi Melody sekarang sedang tidak sadarkan diri. Mereka meminta keluarga Melody untuk datang mengurus segala sesuatunya.

Anderson yang saat itu masih berseteru dengan Diana, memilih untuk pergi ke rumah sakit. Dari pada dia ribut tanpa ada hasil yang baik. Disambarnya jas yang dia letakkan di kursi kerjanya. Ketika Anderson ingin membuka pintu ruangannya, Diana menghadang dirinya.

"Mau apa kamu? Minggir! Aku tidak punya banyak waktu mengurus keegoisanmu, Diana!" bentak Anderson yang makin muak dengan tingkah laku istrinya itu.

"Mau ke mana lagi kamu? Kita belum selesai bicara loh!" Diana memegang erat lengan Anderson.

Emosinya meningkat drastis saat Anderson lebih memilih pergi meninggalkan dirinya demi Melody, padahal selama ini Anderson tidak pernah mengabaikan dir
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Serumah dengan madu

    Pemakaman Mike berjalan dengan lancar, tidak banyak yang datang. Hanya orang tua Anderson saja, bahkan Diana pun tidak menunjukkan dirinya sama sekali. "Kami pulang dulu, sebaiknya istrimu bawa pulang ke rumahmu, Anderson. Jangan biarkan dia sendiri di rumah itu. Dia sedang hamil anakmu ingat itu, jangan sampai terjadi apa-apa dengan cucuku," ujar sang ayah. "Aku tahu." Anderson membiarkan ayah dan ibunya pergi lebih dulu, dia masih setia menemani Melody yang masih duduk terpegun di depan pusara Mike. Melody mendengar apa yang dikatakan mertuanya. Dia memang tidak berharap ada belas kasih dari orang tua Anderson, toh pernikahannya dengan Anderson juga hanya sementara. Namun, tetap saja jauh di lubuk hatinya merasa sangat terluka jika dia hanya dianggap sebagai mesin pencetak anak semata. Langit yang sebelumnya sudah mendung, dengan semilir angin yang berhembus cukup kencang itu pun kini rintik hujan mulai membahasi area pemakaman. Beruntung Anderson membawa payung, hingga dia bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Diana mengamuk

    Anderson dan Melody sampai hampir larut malam, Anderson sengaja mengajak Melody makan dulu di restoran sebelum mereka pulang. Tujuan awalnya untuk menghindari Diana, meski hanya untuk sementara waktu saja. Melody menerima uluran tangan Anderson yang membantunya turun dari mobil, wajah Melody memucat seketika saat dia membayangkan apa yang akan terjadi seandainya Diana tahu kedatangannya malam ini dengan tujuan tinggal bersama. Membayangkan apa yang Diana lakukan selama beberapa hari terakhir, tidak mungkin madunya itu akan menyambutnya dengan tangan terbuka. Karena itu lah Melody ragu ketika Anderson mengajaknya masuk ke dalam rumah. "Ada apa? Ayo masuk, nanti kamu sakit kalau terlalu lama di luar malam-malam gini," ujar Anderson. Melody menggeleng lemah, firasatnya mengatakan bahwa dia pasti akan dalam masalah jika masuk ke dalam rumah tersebut. Meski secara hukum dan agama Anderson adalah suaminya, tapi di mata orang lain dia adalah perusak rumah tangga. Orang luar tidak akan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Aku juga istrimu

    "Tuan yakin saya bisa tinggal di sini? Nyonya Diana samgat jelas sekali dia tidak suka dengan saya," ucap Melody. Anderson meletakkan barang-barang Melody di salah satu kamar yang ada di rumahnya. Dia kemudian mendekat pada sang istri yang masih mematung di depan pintu. Dia memegang tangan Melody dan menuntunnya duduk di ranjang. "Jangan hiraukan dia, kamu pun istriku. Apa lagi kamu sekarang sedang hamil anakku, tidak mungkin kamu kubiarkan sendirian di luar sana." "Tapi, bagaimana jika Nyonya terus mengganggu saya?" "Kalau dia macam-macam sama kamu, bilang padaku. Oh iya, mulai sekarang jangan panggil aku tuan, aku ini suamimu. Kita bukan hanya terikat sebagai bos dan sekretaris lagi," ujar Anderson. Tidak ada jawaban dari Melody, dia masih ragu dengan semua ucapan Anderson. Masih teringat apa yang Anderson katakan di malam pengantin waktu itu, perlakuan Diana, serta mertuanya yang hanya ingin mengharapkan anak semata. Melody takut, seandainya anak yang dia kandung nanti telah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Kembalikan suamiku

    Sepulangnya dari bersenang-senang, Diana melihat Melody tengah duduk merenung di ruang tamu. Melody yang tidak bereaksi akan kehadiran Diana menandakan dia sedang melamun, bahkan Diana dapat melihat ada sisa air mata di pipi madunya itu. Ya bukan berarti Diana peduli juga akan kesedihan yang dirasakan Melody, dia malah sengaja menendang kaki Melody hingga Melody terhenyak dari lamunan panjangnya. "Enak banget ya kamu, sekarang jadi nyonya rumah. Ngelamun gitu, sedang mikirin cara untuk miliki rumah ini?" sindir Diana. Sontak saja Melody bangun dari duduknya ketika dia mendengar sindiran tersebut, meski kakinya masih terasa sakit akibat perbuatan Diana. Namun, Melody menahannya seolah-olah dia tidak merasakan apa-apa. "Maaf, Diana. Saya tidak punya niat seperti itu." "Hah? Apa tadi kamu bilang?" "Saya tidak bermaksud begitu." "Bukan itu! Kamu tadi manggil aku apa? Diana? Siapa yang menyuruhmu memanggilku begitu, hah!"Wajah Diana merah padam menahan emosinya, dia yang menganggap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Isi hati Melody

    "Kamu yakin tidak apa-apa? Mau kupanggilkan dokter keluargaku?" tanya Anderson yang tidak tenang ketika melihat wajah Melody pucat pasi. "Tidak perlu. Sungguh aku tidak apa-apa." Melody melepaskan tangan Anderson dari lengannya. Perasaannya campur aduk. Kalau tahu akan begini, setelah kembali dari kuburan adiknya lebih baik dia ke rumah lamanya saja. Biarlah dia sendirian, itu justru lebih bagus dari pada serumah dengan Diana. Langkah kaki Melody gontai menuju ranjang, dilabuhkan dirinya di kasur empuk tapi tidak ada bedanya seperti duri. "Tidak bisakah aku kembali ke rumahku saja?" tanya Melody setelah diam beberapa saat."Tidak. Di sana siapa yang akan menjagamu?" Raut wajah Anderson langsung berubah kelam ketika Melody mengungkit masalah itu lagi. Dia sungguh tidak ingin berpisah dengan Melody. Bila perlu, dia ingin memindahkan semua pekerjaan di kantornya ke rumah. "Kenapa tidak? Kamu bisa menggaji pembantu untuk menjagaku. Kamu tidak lihat bagaimana istrimu memperlakukanku?

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Keegoisan Anderson

    Sesampainya di rumah sakit, tim medis langsung membawa Melody untuk dilakukan pemeriksaan awal. Sementara itu Anderson mengurus administrasi. Setelah selesai dengan urusannya, Anderson segera mendatangi ruangan di mana Melody berada. Ketakutan dirasa Anderson saat ini, dia takut sesuatu yang buruk terjadi pada istrinya. Ketika Anderson sampai, dokter baru saja selesai mendiagnosa Melody. "Bagiamana keadaan istri saya, Dok?" tanya Anderson. "Istri Anda tidak dalam keadaan yang baik, berat badannya turun dari terakhir dia dirawat. Saya sudah bilang, untuk menjaga istri Anda dengan baik.""Wanita yang sedang hamil itu harus diperhatikan lebih, apa lagi istri Anda baru saja kehilangan adiknya. Pasti tidak mudah untuknya saat seperti sekarang ini," imbuh sang dokter yang menangani Melody. Anderson mematung, dia tidak bisa membantah apa yang dikatakan oleh dokter tersebut. Memang benar Melody hampir tidak menyentuh makanannya. Bukan hanya karena morning sick, tapi dengan keadaan di rum

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Kegundahan hati

    Anderson terkejut saat seseorang menepuk pundaknya. Refleks dia menengok ke belakang dan menemukan Aidan menyeringai memamerkan deretan gigi putihnya. "Astaga! Kamu ini ngagetin orang saja!" Kesal atas ulah Aidan, dia pun memukuli tubuh kekar sang sekretaris pertamanya. "Maaf, Tuan. Habis saya nggak enak ganggu Tuan tadi," ucapnya."Huh, alasan saja. Ada apa?" Anderson mengajak Aidan keluar dari ruangan. Dia tidak ingin mengganggu istrinya. "Tuan, tadi nyonya besar telepon saya. Katanya dia ingin Anda untuk pulang. Nyonya besar bilang, Anda tidak mau mengangkat telepon darinya." Kini Anderson tahu alasan Aidan ada di rumah sakit. Dia memang sengaja tidak merespon panggilan dari ibunya maupun Diana. Pikirannya kusut, tidak mungkin dia ingin bertemu dengan keduanya. Namun, Anderson juga tahu dia tidak bisa selamanya mengabaikan masalah ini jika ingin Melody diterima di keluarganya. "Sudahlah, aku tahu kenapa. Aku akan pulang ke rumah dulu, untuk sementara waktu kamu tolong perhati

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Istri Kedua Tuan Anderson   Keresahan Hati Anderson

    Anderson tidak bisa memejamkan matanya sama sekali. Pikirannya semrawut dan hanya teringat akan Melody semata. Padahal dia baru saja menggauli Diana, meski itu semua karena paksaan Diana. Hati Anderson tidak bisa dibohongi lagi, dia sungguh sudah tertawan oleh Melody. Dia juga tidak tahu sejak kapan hatinya hanya tertuju pada istri keduanya ini. Rasa bersalah bersemayam di hatinya saat dia bercinta dengan Diana beberapa saat lalu, sebab bukan Diana yang dia lihat melainkan Melody. Sungguh tiap kali Anderson terpaksa menyentuh Diana, yang ada dipikirannya hanya wajah Melody saja. Dia mengacak rambutnya yang masih basah sehabis mandi tadi. Meski Diana menyuruhnya untuk mengeringkan rambutnya, tapi Anderson tidak mempedulikan kata-katanya dan justru berbaring di kasur membelakangi Diana. "Sayang, makasih ya. Karena kamu masih mau menyentuhku. Aku takut kamu tidak lagi tertarik dengan tubuhku ini," bisik Diana. Tidak ada jawaban dari Anderson, hingga akhirnya Diana berinisiatif meme

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11

Bab terbaru

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Semua telah usai

    Kediaman Anderson dipenuhi awak media saat ini, bagaimana tidak, isu rumah tangga Anderson yang pewaris tunggal Gretchen Company sudah terendus oleh mereka. Dari ketidak harmonisan Anderson dan Diana, pernikahan keduanya dengan Melody yang diam-diam dilakukan, pesta seks yang dilakukan oleh Diana, dan yang tidak kalah hebohnya lagi gugatan cerai yang Anderson layangkan pada Diana. Anderson dan orang tuanya dan juga orang tua Diana tengah berada di ruang tamu, tujuan mereka berkumpul tentunya untuk membahas mengenai perceraian tersebut. "Kamu yakin mau menceraikan Diana? Dia sudah lama menemanimu," ucap ayah Anderson. "Buat apa aku bertahan? Papa tidak juga sadar dengan semua tingkah Diana?" Anderson mendengus kesal ketika dia mendengar pertanyaan ayahnya, diliriknya sang ibu mertua yang tidak berani menatapnya langsung. "Kenapa Nyonya Ane yang terhormat ini diam saja? Ke mana sikap sombong dan angkuh itu? Anda bahkan bersekongkol dengan Diana dan mengirim Melody ke Korea Selatan!

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Akhir Diana

    Anderson bangun lebih dulu dari Melody, dia berencana untuk pulang ke rumahnya. Urusan dengan Diana harus dia selesaikan secepatnya. Dia tidak ingin menunda masalah tersebut lebih lama lagi. "Kamu mau ke mana?" tanya Melody ketika dia mendengar suara Anderson yang tengah menelepon seseorang. Anderson berjalan ke arah ranjang, di belainya rambut Melody dan kecupan manis mendarat di kening istrinya itu. Suasana romantis yang biasa bagi pasangan suami istri pada umumnya, tetapi tidak dengan Anderson dan Melody. Mereka harus melalui jalan berliku terlebih dahulu."Aku akan ke rumah dulu, Aidan sudah menyiapkan semuanya. Aku ingin segera menyelesaikan semuanya dengan Diana. Agar kita bisa bersama tanpa perlu khawatir dia bisa berbuat onar lagi," jawab Anderson."Kamu yakin Diana akan setuju? Bagaimana kalau dia menolak?" Melody tertunduk lesu, dia bahkan tidak mau membayangkan kemungkinan buruk dari ide suaminya. Melihat gelagat Melody, Anderson pun tahu apa yang ada di dalam hati dan p

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Gundah

    "Aku janji akan melindungi kamu dan anak kita, mungkin kamu masih belum bisa percaya. Namun, aku sungguh menyesal, Mel. Aku tidak akan membiarkan hal ini terulang untuk kedua kalinya," ucap Anderson. Entah sudah berapa kali Anderson membusuk sang istri agar mau memaafkan dirinya, tetapi Melody seperti enggan untuk memberikannya kesempatan kedua. Ego laki-lakinya tertantang ketika menghadapi situasi saat ini, hanya saja dia tidak ingin Melody makin membencinya. Dia membiarkan Melody memikirkan tentang niat dan kesungguhannya. Anderson sadar, yang banyak menderita Melody bukan dirinya. Jadi, dia tidak punya hak lain untuk memaksakan kehendaknya. Bahkan seandainya Melody ingin berpisah dengannya, mungkin dia akan setuju walau tentu teramat sulit. Asalkan Melody selamat dan hidup tenang seperti yang Melody inginkan. Di saat keheningan itu, Hyun Bin masuk ke ruangan Melody. Dia dari tadi menguping pembicaraan Anderson dan Melody, karena kasihan dengan keadaan Anderson maka dia pun terp

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Keputusan Anderson

    Anderson dapat merasakan pergerakan dari jari jemari Melody yang ada di genggamannya. Dia pun langsung melihat ke wajah sang istri, ternyata benar perlahan Melody membuka matanya. "Sayang, kami sudah bangun? Jangan bangun dulu, kamu harus istirahat dulu."Anderson mencegah Melody yang ingin bangun dari baringnya, dia juga merapikan helaian rambut yang menutupi wajah sang istri. "Maafkan aku, kalau saja aku lebih cepat datang menjemputmu, kamu tidak akan mengalami hal seperti ini." Tidak ada jawaban dari Melody, wanita itu hanya menatap Anderson dengan pandangan kosong. "Kamu pasti marah, tidak apa-apa. Wajar kalau kamu marah padaku, aku memang suami yang tidak berguna ...." Ada sendu dari kalimat yang Anderson ucapkan barusan, laki-laki itu bahkan menunduk. Beberapa menit lamanya keduanya masih dalam suasana hening, Melody tidak membalas genggaman tangan suaminya. Ada rasa nyeri di hatinya melihat Anderson seperti sekarang, bagaimanapun Melody yang mendampingi Anderson sewaktu

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Jangan tinggalkan aku

    "Sekarang, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa wanita yang kamu minta aku cari itu berubah jadi istrimu? Kupikir dia selingkuhanmu."Hyun Bin melabuhkan punggungnya di kursi samping Anderson, dia siap mendengar dan menerima semua fakta yang akan dikatakan oleh laki-laki berdarah Korea-Inggris itu. "Dia istri keduaku. Kamu tahu 'kan aku dan Diana belum punya anak. Aku sebenarnya tidak masalah, kamu juga tahu sendiri aku laki-laki yang seperti apa," ucap Anderson mulai bercerita. Hyun Bin mengangguk, dia tahu betul orang seperti apa Anderson itu. Rasa penasaran Hyun Bin kian besar, tapi dia menahan diri untuk menyela cerita Anderson. "Suatu hari, Diana menawarkan ide gila. Dia yang mendapat tekanan dan ancaman dari ayahku, agar bisa memberikan keturunan. Diana pun meminta Melody untuk menjadi istriku, hanya sampai Melody mengandung anakku saja. Setelah itu, aku harus menceraikan Melody." "Kondisi saat itu, Melody sedang terlilit hutang dan adiknya yang sakit parah, membut

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Bersatu kembali

    Suara Melody berhasil menghentikan, Anderson yang terus menghajar orang yang menolongnya. Pelukan hangat yang telah lama dirindu, meluluhkan hati Anderson saat itu juga. Dia yang selama beberapa hari ini hidup tidak tentu arah, emosi yang meluap-luap, seketika langsung semuanya seperti kembali seperti dulu. Anderson berbalik dan membalas pelukan sang istri, tidak terasa air mata Anderson mengalir kala itu. Hal yang belum pernah terjadi pada diri seorang Anderson Gretchen, laki-laki angkuh, arogan, dan berhati dingin itu bisa meneteskan air mata. "Wah! Ini luar biasa, gimana bisa Anderson berubah sedrastis itu? Padahal dulu dia tidak begini, bahkan dengan Diana sekalipun?" gumam Hyun Bin. Hyun Bin membantu anak buahnya berdiri, untung saja usaha Melody berhasil. Jadi dia tidak perlu membuat acara pemakaman untuk anak buahnya itu. Mengingat bagaimana beringasnya Anderson menghajar anak buahnya tadi. "Bos! Kok baru datang, sih. Hampir saja aku mati, loh!" gerutunya pada Hyun Bin."Ha

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Ketemu

    Melody sudah kehabisan tenaga, suaranya pun sudah mulai serak. Namun, dia masih belum bisa melepaskan dirinya dari laki-laki itu. Kering sudah air mata Melody, dia sudah membayangkan seperti apa nasib yang akan menimpanya. Beberapa orang yang melihatnya tadi hanya berlalu, tanpa ada satu pun yang menolong. Di saat harapannya nyaris sirna, tiba-tiba ada seseorang yang berlari ke arahnya dan sebuah pukulan dilayangkan ke laki-laki yang tadi ingin mengajak Melody. "B-baiklah, aku akan pergi. Sialan! Bilang dong kalau kamu punya pacar!" Si pemabuk tadi melangkah pergi dengan caci maki yang terus dia lontarkan. Sementara Melody masih terduduk, dia tidak tahu siapa orang yang menolongnya tersebut. Melody meringkuk ketakutan saat laki-laki bertubuh tinggi besar itu menghampirinya. Trauma atas semua yang terjadi menjadi penyebab utamanya. Tubuh Melody pun gemetaran, dia tidak memeluk erat perutnya. Dia ingin melindungi anak yang ada di dalam kandungannya. Tidak peduli meski dia harus baba

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Jejak Melody

    Hyun Bin menghentikan mobilnya di depan sebuah gang sempit, tempat di mana Melody berada ada melewati gang tersebut. Dia pun menjelaskan jika orang yang ditugaskan menjaga Melody akan tiba dalam waktu 30 menit lagi. Tidak mau berlama-lama, Anderson langsung turun dari mobil dan mencari rumah sewa yang dikatakan oleh Hyun Bin. Darahnya mendidih melihat betapa kumuhnya tempat tersebut. Dia tidak sanggup membayangkan Melody ditempatkan di tempat yang tidak layak seperti ini. Anderson memfokuskan dirinya, hingga matanya menemukan apa yang dari tadi dia cari. Pintu kayu itu dia gedor berkali-kali, tapi tidak ada jawaban. Seolah-olah tempat itu tidak berpenghuni. "Apa kamu yakin di sini tempatnya? Kenapa tidak ada respon?" tanya Anderson. "Benar, kok. Anak buahku tidak mungkin salah memberi informasi." Hyun Bin yang baru sampai juga heran, kenapa bisa demikian. Akhirnya dia kembali menghubungi anak buahnya. Memastikan kembali apa informasi yang diberikan itu benar atau tidak. Brak! "

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Penyelidikan

    "Gimana, kamu sudah tahu siapa yang melatarbelakangi Melody pergi dariku?" tanya Anderson begitu dia terhubung dengan Aidan. "Sudah, Tuan. Seperti yang Anda khawatirkan, sebelum Nyonya Melody meminta izin pada dokter untuk keluar dari rumah sakit. Mertua Anda dan Nyonya Diana berkunjung.""Jadi, memang Diana biang keroknya?" "Saya rasa bukan, mertua Anda yang meminta Nyonya Melody untuk pergi. Sebab, dari cctv rumah sakit mertua Anda lah yang keluar terakhir kali dari ruangan Nyonya Diana." "Begitukah, baiklah. Sekarang, coba kamu awasi Diana. Aku juga 'kan sedang tidak bertugas di kantor, jadi aku tugaskan kamu untuk memata-matai Diana.""Cari tahu di mana dia menyembunyikan Melody. Aku tidak mau mendengar kabar lain, selain kabar baik, kamu mengerti?" Ada penekanan di kalimat terakhir yang Anderson katakan. "Baik, Tuan. Kalau begitu saya akan menghubungi Anda lagi setelah mendapatkan apa yang Anda inginkan."Anderson pun mematikan sambungan teleponnya. Pikirannya makin runyam, s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status