Share

Dilemanya Rangga

Penulis: dtyas
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-04 01:46:33

“Nggak, aku bukan sakit. Tapi sejak tadi pagi, perutku rasanya tidak nyaman,” jujur Hayati.

“Kita ke rumah sakit,” ujar Rama langsung melajukan kembali mobilnya.

Hayati hanya bisa berpegangan erat karena Rama agak cepat mengemudikan mobilnya, tidak sampai dua puluh menit mereka sudah tiba di rumah sakit.

“Apa masih bisa ditahan? Kalau tidak kita ke UGD saja?”

“Bisa Mas. Jangan ke UGD, aku mau ke poli saja.”

Hayati melepas seatbelt lalu keluar dari mobil Rama, seharusnya bukan Rama yang menemaninya begini. Rangga, yang lebih tepat mendampinginya. Kalaupun Hayati tidak pergi, Rangga pasti akan tetap melaksanakan kewajibannya dan bertanggung jawab pada dirinya juga calon anak mereka. Tapi situasi membuat Hayati sulit dan merasa bersalah.

“Duduklah, biar aku yang mendaftar,” titah Rama.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengawasi Hayati dan Rama, bahkan mengambil gambar keduanya.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya nama Hayati dipanggil oleh perawat dan Hayati pun masuk ke dalam ru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Kecelakaan

    Keadaan Aska sudah membaik, bahkan sudah terlihat lebih ceria. Jika tidak ada keluhan lain, Aska dipastikan besok sudah bisa pulang ke rumah.“Papa, Bunda Hayati sudah pulang?”Rangga yang sedang mengupas jeruk untuk Aska, menatap wajah putranya. Alih-alih menanyakan Renata yang merupakan Ibunya, Aska malah menanyakan Hayati. Kembali mengingat kondisi Hayati yang sedang hamil dan jauh dari jangkauannya, Rangga menyuapkan slice jeruk ke mulut Aska.“Belum,” jawab Rangga singkat.“Kapan pulangnya ? Aku sudah boleh pulang dan ingin pergi berlibur tapi dengan Bunda,” sahut Aska.“Secepatnya,” ujar Rangga lagi.Mungkin saja mereka sudah bertemu dengan Hayati kalau Rangga tidak membatalkan kepergian menuju lokasi dimana Hayati berada. Kondisi Aska yang tiba-tiba drop membuat Rangga mengurungkan niatnya ke tempat Hayati tapi perintah untuk terus mengawasi Hayati tetap Rangga berikan pada anak buahnya.“Sudahlah Aska, kamu pulihkan saja tubuh kamu. Urusan Bunda biar jadi tanggung jawab Papa.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Kondisi Rangga

    Rama yang memang menyaksikan mobil Rangga mempercepat lajunya lalu tiba-tiba oleng dan menabrak pembatas jalan sangat terkejut. Jalanan langsung macet dan mobil Rama sempat melewati mobil Rangga yang hancur bahkan terlihat asap dari kap mesin yang sudah tidak berbentuk.Rama menepikan kendaraannya lalu keluar dari mobil. Berjalan mendekat, dimana suasana semakin ramai bahkan beberapa orang berusaha mengeluarkan Rangga dari dalam mobil khawatir kalau mobil tiba-tiba terbakar atau meledak.“Telepon ambulan,” teriak seseorang menyadarkan Rama dari lamunannya.Entah bagaimana kondisi Rangga jika mobilnya terlihat sangat parah. Rama sempat meremmas rambutnya membayangkan jika terjadi sesuatu dengan Rangga, Hayati pasti akan sangat sedih dan anaknya akan menjadi ….Tunggu, untuk apa aku peduli dengan Rangga. Ini bukan urusanku, kalau aku terjebak di sini bisa jadi aku malah dipersalahkan, batin Rama yang bergegas untuk meninggalkan lokasi. Berniat akan terus mencari kabar mengenai kondisi R

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-08
  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Aku Sudah Kalah

    Isna menatap Rangga melalui pembatas kaca. Sang kakak masih dalam keadaan tidak sadar pasca operasi, dengan beberapa alat medis terpasang di tubuhnya. Kondisi Bunda Malika yang sudah tidak memungkin berada di rumah sakit menemani Isna juga Ayahnya yang terus menerus dihubungi oleh wanitanya membuat Isna meluangkan waktu sepenuhnya untuk Rangga.Kembali duduk di kursi stainless yang benar-benar tidak nyaman ketika berlama duduk di sana, mengeratkan kembali jaketnya karena udara malam semakin terasa dingin. Jika saat ini dia dan Rama masih dalam hubungan rumah tangga, Isna yakin Rama akan mendampinginya di sini.Huft.Penyesalan Isna benar-benar datang terlambat. Hidupnya kini dia curahkan untuk fokus pada keluarga, rasanya melanjutkan cinta yang dengan Rama sudah tidak mungkin dan melanjutkan dengan kekasih gelapnya juga bukan sebuah pilihan.Tidak terasa kedua mata Isna sudah memanas menyikapi hidupnya yang saat ini begitu menyedihkan, dadanya terasa sesak karena menahan tangis.Pleas

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Dibutakan oleh CInta

    “Maksud Kak Rangga, apa sih?”“Kamu tahu Isna, aku mengalami kecelakaan karena ingin menemui Hayati.”Isna duduk di kursi samping hospital bed. “Berikan alamatnya, aku yang akan menyusul Hayati,” ujar Isna dengan penuh keyakinan. Dia yakin kalau ada Hayati yang menyemangati Rangga, semangat hidup dan niat untuk sembuh akan semakin kuat.“Dari awal aku sudah curiga kalau Rama tahu dimana Hayati. Bahkan saat aku tahu dimana Hayati tinggal, dalam perjalanan aku melihat Rama mengikuti mobilku.”“Kak Rangga, jangan bilang Rama yang membuat kecelakaan itu terjadi?”“Kalau itu kecil kemungkinannya, Rama tidak sejahat itu,” ujar Rangga membela Rama. “Sepertinya Hayati sudah tidak tinggal di tempat itu. Belum lama ini aku menghubungi orang-orangku yang pernah mengawasi Hayati, mereka mengatakan tidak tahu dimana Hayati. Setelah aku kecelakaan mereka tidak melanjutkan tugas dari ku,” tutur Rangga.“Ya sudah, mana alamatnya?”“Tidak ada, Hayati sudah pindah.”Isna menghela nafasnya, baru saja pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Masa Lalu Isna

    Hayati pernah menjadi istri Rama tapi itu dulu dan karena terdesak keadaan. Walaupun saat ini Rama sudah berpisah dengan Isna, tidak ada sedikitpun niat atau rasa dari Hayati untuk Rama. Kalaupun nanti hubungannya dengan Rangga ternyata kandas, Rama bukan pilihan untuknya berlabuh.Berbeda dengan Rama yang terus berusaha mengambil hati Hayati, dia pantang menyerah. Tapi ada satu rahasia yang cukup fatal, Rama tahu kondisi Rangga saat ini sedang terpuruk akibat kecelakaan. Alih-alih mengatakan kabar Rangga, Rama malah menutup rapat dan mengajak Hayati pindah dari tempat tinggal sebelumnya.“Aku selalu siap menunggu.”“Jangan Mas, jangan menunggu aku. Aku masih istri Pak Rangga.”“Lalu apa yang kamu harapkan dengan kondisi saat ini, tidak mungkin seorang Rangga tidak bisa menemukanmu. Bahkan pernikahan kalian hanya pernikahan siri, nasibmu benar-benar tidak bisa dipertahankan.”Hayati mengelus perutnya, dia percaya Tuhan tidak sejahat itu. Ada hikmah dimana dia harus menunggu, ada pros

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Karena Dia ....

    “Isna!”Krak.Isna menjatuhkan kunci mobil yang dia pegang, bukan karena tidak hati-hati tapi karena gugup mendengar suara itu lagi Suara serak dan dalam yang pernah membuatnya tergoda, suara yang terasa menenangkan sehingga membuatnya terlena bahkan berani bermain api mengesampingkan janji hidupnya dengan Rama.Ansel Dharmendra, Isna berharap pria yang berdiri di belakangnya dan menyebutkan nama bukan pria itu. Isna menghela nafasnya berusaha untuk tidak tremor walaupun detak jantungnya terasa tidak karuan. Isna membungkuk untuk mengambil kunci yang dia jatuhkan, rasanya dia akan terjerembab untung saja tangan kirinya cepat bertumpu pada pintu mobil.Isna memejamkan matanya sekilas sebelum memberanikan diri memutar tubuhnya. Akhirnya mereka berhadapan dan pria itu benar Ansel.“Isna, aku tahu kamu Isna. Walaupun aku hanya menetap punggung atau siluetmu, aku yakin itu kamu,” ujar Ansel.“Maaf, aku buru-buru,” ujar Isna lalu kembali menghadap mobil dan menekan sensor untuk membuka kunc

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11
  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Niat Menemui Rangga

    Isna berusaha mendorong tubuh Ansel dan melepaskan pagutan mereka. Kalau sebelumnya, Isna senang dengan apa yang mereka lakukan bersentuhan seperti ini. Entah mengapa, saat ini Isna merasa tidak nyaman.“Are you insane?” pekik Isna setelah mengurai pelukannya.Ansel menatap Isna yang matanya berkaca-kaca. Apa Isna benar-benar tertekan sampai merespon ciuman yang biasa mereka lakukan sebelumnya berkesan seperti melakukan kesalahan yang fatal.“Isna.”“Pergi!”“Kita harus bicara,” ujar Ansel.“Tidak ada yang perlu dibicarakan, kita sudah selesai dan biarkan aku dengan hidupku dan kamu silahkan cari hidupmu sendiri,” ujar Isna berusaha menahan tangisnya.“Apa kamu menyesal, menyesal dengan yang terjadi diantara kita?”Isna berusaha menghela nafasnya. “Aku tidak menyesal dengan apa yang sudah terjadi karena tidak akan merubah segalanya. Seharusnya aku lebih bersabar, kalau memang Rama tidak sepenuhnya ada dihatiku seharusnya aku selesaikan dulu hubunganku dengan Rama sebelum menjalin hubu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-12
  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Dia Belum Jauh

    “Isna, kita makan dulu sayang,” ajak Malika pada Isna yang baru saja datang dan mencium pipi Bundanya.“Maaf Bunda aku sudah makan dan hari ini benar-benar lelah,” ujar Isna lalu pamit ke kamar.Rangga menatap Isna yang berjalan meninggalkan meja makan. Aska sedang makan di juga di dampingi pengasuhnya. Rangga sudah mulai percaya diri dengan berada di luar kamarnya, meskipun masih mengenakan kursi roda.“Rangga, kenapa Isna akhir-akhir ini semakin sibuk. Bunda hanya khawatir, dengan kesehatannya,” ujar Malika.“Biarkan saja Bun, kami berdua memang harus mempertahankan kewarasan kami agar bisa bertahan hidup,” gumam Rangga.“Hei, tidak boleh bicara begitu.”“Bunda habiskan itu,” tunjuk Rangga pada piring Malika.“Oma, kapan Aska liburan. Papa nggak jelas, nanti-nanti terus,” keluh Aska.“Sabar sayang,” ujar Malika. “Papa masih harus memastikan kesehatannya, kamu doakan Papa kamu cepat sembuh ya.”“Bunda Hayati juga pergi lama sekali, Aska sudah kangen.”Malika menoleh ke arah Rangga. “

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13

Bab terbaru

  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Akhir Bahagia (END)

    Rama tersenyum mendengar keinginan Maylan setelah menikah.“Mas Rama tidak keberatan?” tanya Maylan.Sambil fokus pada kemudi wajah Rama tidak menghilangkan senyum di wajahnya.“Mas, jawab dong.”“Sebentar, sayang.” Rama pun menepikan mobilnya, melepas seatbelt dan menggeser duduknya menghadap Maylan.“May, kegagalan pernikahanku sebelumnya karena kami sama-sama sibuk. Sibuk dengan pekerjaan lalu merusak komunikasi diantara kita dan aku tidak ingin hal itu terjadi lagi. Kalau kamu menyampaikan tidak ingin bekerja setelah menikah, cocok dengan visi dan misi hidupku,” seru Rama.“Ah jadi tidak sabar. Apa hari ini aja ya kita bertemu dengan orangtua kamu,” ajak Rama.“Eh, nggak ada ya. Tetap minggu depan, ‘kan aku harus jelaskan dulu siapa Mas Rama. Terburu-buru nanti aku dipikir hamil duluan, tapi Mas … ini serius Mas Rama tidak masalah nanti aku hanya jadi ibu rumah tangga?”“Hm tentu saja aku serius.”“Nggak masalah aku hanya minta uang terus?” tanya Maylan lagi.“Sudah tanggung jawab

  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Season 2 - Ternyata

    Rangga sesekali menoleh ke arah dimana Hayati yang terlihat sibuk. Agak khawatir dengan kondisi istrinya yang sedang hamil. Walaupun sudah disampaikan agar jangan memaksakan diri sibuk dengan persiapan pernikahan Isna.Harsa Adam sudah sejak semalam berada di kediamannya. Dia yang akan menikahkan Isna dengan Ansel. Rangga sudah memastikan kehadiran penghulu dan Ansel sudah dalam perjalanan. Alka bersama pengasuhnya, sedangkan Aska sudah tidak bisa dicegah ke sana ke mari karena banyak yang datang.Walaupun hanya akad nikah saja, tapi kerabat dan sahabat dekat menghadiri pernikahan Ansel dan Isna. Ansel dan keluarganya sudah tiba, setelah berbasa-basi Ansel Pun menempati meja kursi yang disiapkan untuk mengucapkan ijab qobul.“Sayang, kamu tenang saja. Jangan gugup,” tutur Ibu Ansel.Ansel tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Harsa duduk berhadapan dengan Ansel membuat pria itu semakin gugup. Kedua orangtua Ansel berada di belakang putranya. Rama datang disambut oleh Rangga, saling m

  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Season 2 - Maylan

    Rangga duduk di tepi ranjang menatap wajah pucat Hayati yang masih terlelap. Sebelumnya Rangga sudah menemui Alka yang sedang disuapi oleh pengasuhnya. Jika benar Hayati sedang mengandung kembali, tentu saja Rangga akan senang. Namun, dia khawatir dengan kondisi Hayati dengan wajah pucatnya. Apalagi pernikahan Isna sudah dekat, tinggal dua hari lagi.Terlihat pergerakan, Hayati menggeliat pelan lalu mengerjapkan matanya.“Mas Rangga, kok nggak bangunkan aku?”“Jangan bangun, tetaplah berbaring.”“Aska harus berangkat ….”“Sudah aman, dia sudah berangkat,” sahut Rangga. “Kamu sudah lebih baik?” tanya Rangga.Hayati tidak menjawab, malah berbaring miring mengeratkan selimutnya menatap Rangga.“Mas Rangga.”“Kita ke dokter ya,” ajak Rangga.Hayati menggelengkan kepalanya, masih menatap Rangga. “Mas, kalau … ternyata aku hamil. Gimana?”“Maksudnya?” tanya Rangga. Sepertinya Hayati sudah tahu kalau dirinya kemungkinan sedang hamil.“Ya kalau ternyata aku hamil, Alka dan Aska akan punya adi

  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Season 2 - Tanda-tanda

    Ini bukan pernikahan pertama bagi Isna, tapi rasanya lebih gugup dari pernikahannya bersama Rama. Dia sudah tidak pergi ke kantor sejak beberapa hari yang lalu, kebaya yang akan dikenakan oleh Isna adalah rancangannya sendiri, modelnya gaun kebaya. Menyesuaikan dengan bentuk tubuh Isna.Hayati pun antusias membantu persiapan pernikahan Isna. Pernikahannya dulu dengan Rangga tanpa persiapan, bahkan hanya dilaksanakan di kamar hotel dengan disaksikan oleh sahabat Rangga. Jadi, kali ini Hayati menikmati perannya menyiapkan pernikahan Isna.“Untuk cateringnya sudah oke, yang ini sudah pas. Recomended banget dari temanku yang seorang chef,” ujar Hayati.“Hm, okelah terima kasih,” jawab Isna.Saat ini Isna sedang bersama pengasuh Alka dan Aska. Berada di ruang keluarga, mengawasi Aska yang bermain lego sedangkan Alka berada diatas bouncer.“Pindah yuk, kayaknya kamu pegal.” Isna memindahkan baby Alka ke atas karpet dan membiarkan bocah itu berpindah posisi menjadi tengkurap kemudian tergela

  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Season 2 - Berdamai

    “Om, jadi kapan kita lihat air terjun?” tanya Aska pada Ansel.Ansel tidak langsung menjawab, dia menatap Rangga dan Isna bergantian.“Aska, tidak boleh begitu. Om Ansel sibuk,” ujar Hayati.Saat ini Ansel sedang menikmati makan malam bersama keluarga Rangga, sekaligus ada pembicaraan mengenai persiapan pernikahannya dengan Isna.“Boleh saja, kalau nanti kamu libur kita kesana,” usul Ansel.“Eh, nggak ada. Kamu ajak Aska ke Bali, terus aku gimana. Dokter mana kasih aku izin naik pesawat,” ujar Isna.“Tidak masalah Tante, aku pergi dengan Om Ansel saja. Tante Isna tidak usah ikut,” ujar Aska.“Aska, habiskan makananmu. Kita akan rencanakan liburan setelah pernikahan tante Isna,” ungkap Rangga.“Benar Pah?”“Hm. Kita akan cari tempat yang aman untuk tante Isna dan Baby Alka,” ujar Rangga lagi.“Aku setuju,” jawab Isna.Ansel tersenyum, dia bahagia bisa menjadi bagian dari keluarga Isna. Pernah menjadi pria lain diantara hubungan Isna dan Rama, akhirnya bisa memiliki hubungan resmi dan l

  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Season 2 - Tinggal Di Mana

    Ansel berdiri bersandar pada mobilnya, dengan tangan berada di saku celana. Menatap ke arah Isna yang berjalan mendekat.“Hai sayang,” sapa Ansel memeluk Isna dan mencium kening wanita yang akan segera dinikahi. Walaupun Isna sudah berjarak agar Ansel tidak memeluknya, apalagi saat ini mereka berada di tempat umum.“Hm.”“Kenapa sih? Kayak yang tidak semangat,” ujar Ansel sambil membuka pintu mobil dan memastikan Isna duduk nyaman.“Aku takut,” jawab Isna ketika Ansel sudah duduk di depan kemudi bahkan sudah mulai melaju meninggalkan area perusahaan Rangga dan Isna.“Takut?”“Hm.”Saat ini Ansel dan Isna sedang menuju kediaman Dharmendra, Isna merasa gugup dan takut karena khawatir tidak akan diterima oleh keluarga Ansel. Sedangkan Ansel terlihat biasa saja.“Tenang saja sayang, jangan gugup gitu dong. Semua akan baik-baik saja, percayalah,” ujar Ansel meyakinkan Isna.Mobil yang membawa Isna dan Ansel melaju di tengah keramaian, tidak lama mereka pun tiba di kediaman Dharmendra.“Ayo

  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Season 2 - Permintaan Maaf

    Asisten Isna pun meninggalkan ruang kerja atasannya. Membiarkan pria yang sempat ditolak untuk bertemu tapi saat ini Isna tidak menolak kehadirannya. Setelah memastikan Nia keluar dari ruangan tersebut, Ansel menghampiri Isna. Berdiri di belakang tubuh wanita itu, memeluk dan mencium kepalanya.“Tidak boleh begini,” ujar Isna.“Aku kangen, padahal kemarin baru habis bertemu. Bagaimana anak-anakku, apa mereka menyusahkanmu?” tanya Ansel sambil mengusap perut Isna.Isna hanya tersenyum, kemudian meminta Ansel untuk duduk karena dia sedang ingin fokus membentuk pola.“Aku sudah menyampaikan hubungan kita pada Ayah dan Ibu,” ujar Ansel.Tentu saja hal yang disampaikan Ansel menjadi perhatian Isna. wanita itu menghentikan aktivitasnya lalu duduk di samping Ansel.“Benarkah, lalu?”“Mereka ingin menemuimu, bagaimana?” tanya Ansel tentang kesediaan Isna.“Tapi aku takut, bagaimana jika mereka ….”“Hei, dengarlah. Kita akan temui mereka, apapun keputusan mereka kita tetap bersama. Selama ini

  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Season 2 - Rencana

    Isna menatap sekeliling apartemen Ansel, terlihat nyaman dan desainnya mencerminkan kalau yang tinggal di tempat itu adalah laki-laki. Duduk di sofa panjang dan terasa nyaman, Ansel sendiri sudah memasuki salah satu ruangan dalam unit tersebut, yang Isna duga adalah kamar.Isna menguap, kantuknya benar-benar datang. Menyandarkan tubuhnya di sofa, merasakan kembali kantuknya lalu … merubah posisinya menjadi berbaring miring dengan bantal sofa sebagai alas kepalanya.“Isna, kamu ….”Ansel menghentikan ucapannya melihat Isna yang sudah terbuai mimpi. Duduk dihadapan wanita itu, melepaskan pelan alas kaki yang dikenakan Isna lalu menatap wajah yang terlihat damai. Pandangan Ansel berpindah pada perut Isna, bayi kembar mereka mulai tumbuh. Dalam perut wanita itu sedang tumbuh keturunannya.Terduduk di lantai sambil mengusap wajahnya membayangkan Isna melewati semuanya sendiri. Pasti sangat berat apa yang Isna alami. Ansel pun berjanji tidak akan meninggalkan Isna dan akan selalu ada bersam

  • Istri Kedua Tak Berarti Pelakor   Season 2 - Bersama Ansel

    Isna menikmati sambil sesekali menoleh pada Ansel yang menatapnya sambil tersenyum. Asisten rumah tangga datang membawakan minuman.“Bik, ini bawa masuk,” ujar Isna sambil menyerahkan goody bag. “Simpan di kulkas ya Bik.”“Kamu suka? Aku bisa ajak kamu ke toko dessert, mau?”“Mau nyogok aku? Tidak akan mempan,” ujar Isna. “Mau bicara apa, buruan.”Ansel menghela nafasnya, wanita dihadapannya ini benar-benar berbeda dengan Isna sebelumnya. Apa karena kondisi kehamilannya jadi Isna bersikap begitu.“Isna, aku minta maaf atas sikapku sebelumnya.”“Sikap yang mana?” tanya Isna tanpa menatap Ansel“Tidak perlu aku jawab, kamu sudah tahu bagian mana yang membuat kamu sangat kesal dan membenciku.”“Lalu kalau aku maafkan, mau apa?” tanya Isna, tapi kali ini dia menatap Ansel.“Jawab dulu dong, maafin atau nggak?”Isna terdiam, dia sebenarnya masih kecewa dengan sikap Ansel. Bagaimana tidak Ansel mengatakan hal yang begitu merendahkan dirinya.“Kita bicara di luar, mau? kamu yang cari tempat,

DMCA.com Protection Status