Beranda / CEO / Istri Kedua CEO / 54. Come Back Home

Share

54. Come Back Home

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

'Air mataku jatuh. Aku rindu aroma tubuhmu yang memelukku. Kamu bilang akan menghubungiku setiap saat. Tapi semuanya ternyata bohong. Kenapa kamu pergi? Bisakah kamu datang kembali ke rumah? Jangan tinggalkan aku ...."

~Caramell~

***

"Jadi, Caramell nawarin bunga ke kamu?" Danica tidak bisa berhenti tertawa setelah mendengar cerita Kafka.

Putranya itu baru saja mengatakan jika Cara menyuruhnya agar membeli bunga mawar putih untuk diberikan pada orang spesial. Padahal dia datang ke Rose Bloom Florist karena ingin bertemu dengan sang ibu.

"Iya, Bu. Padahal Kafka ingin memberi tahu kalau ingin menemui Ibu. Tapi Caramell malah menyuruh Kafka membeli bunga ...," ucapnya sambil geleng-geleng kepala. Cara benar-benar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Mentari Shenza
Alvaro Suami yang Lemah, Buta Karna Cinta, Angela istri yang jahat tukang Selingkuh, kamu Sayangi, kamu Manjakan, Sementara Cara istri yang baik, kamu Campakan dan kamu Sia Sia kan, Alvaro dasar bodoh
goodnovel comment avatar
Aeris Park
Nanti pasti ketahuan Kak, tapi sekarang belum saatnya hehehe
goodnovel comment avatar
Lina Astriani
kapan siiii angela ketahuan jahatnya, kasihan Cara,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kedua CEO   55. Mimpi Buruk

    Alvaro cepat-cepat turun dari mobilnya, lalu mengeluarkan kunci rumah dari dalam saku celananya untuk membuka pintu. Dia memutar kenop pintu dengan sangat pelan, setelah itu berjalan mengendap-endap memasuki rumahnya agar tidak membangunkan Cara.Alvaro terlihat seperti seorang pencuri, padahal yang dia masuki adalah rumahnya sendiri. Dia bergegas pergi ke kamar Cara, kemudian memutar kenop pintu dengan sangat pelan agar tidak membangunkan gadis itu yang sedang tertidur pulas di atas tempat tidur.Aroma apel manis seketika menyeruak dia indra penciuman Alvaro. Aroma yang menenangkan sekaligus memabukkannya. Jantung Alvaro seketika berdegup kencang, seolah-olah ingin meledak di dalam rongga dadanya. Pelan, dia mendekat, lalu membaringkan diri dengan hati-hati tepat di samping Cara.Debaran jantung Alvaro semakin menggila di dala

  • Istri Kedua CEO   56. Apa Kamu Sedang Menggodaku?

    Napas Cara terengah, bulir keringat dingin pun keluar membasahi tubuhnya. Cara menatap ke sekitar dengan kedua mata membelalak lebar. Ternyata dia sedang berada di kamar, bukan di taman bunga bersama Jafier.Cara mengusap wajah kasar karena mimpi buruk itu kembali datang. Mimpi yang selalu menghantui tidurnya setelah Jafier pergi meninggalkannya. Dia nyaris saja jatuh ke jurang karena ingin mengejar Jafier, beruntung Alvaro berhasil menahan tubuhnya. Jika tidak, dia pasti sudah jatuh ke dalam jurang yang gelap dan dalam itu.Entah kenapa akhir-akhir ini Cara sering sekali memimpikan Jafier. Lelaki itu tidak pernah pernah menghubunginya untuk menjelaskan status hubungan mereka sekarang.Bagaimana kabar Jafier sekarang? Apa lelaki itu baik-baik saja?Tubuh Cara menegang karena sebuah tangan melingkari perutnya. Gadis itu pun menoleh ke samping. Kedua matanya mengerjab beberapa kali menatap lelaki berwajah ta

  • Istri Kedua CEO   57. Melepas Hasrat

    "Caramell, yuhuuu ...." Cara dan Alvaro saling tatap. Wajah keduanya seketika berubah pucat. "MAMA?!" Wanita paruh baya yang sudah melahirkan Alvaro dan Allendra itu memang sengaja datang pagi-pagi karena ingin bertemu dengan Cara. Mama ingin tahu bagaimana kabar gadis yang sudah dianggapnya seperti putri kandung sendiri itu. "Astaga, Tuan! Bagaimana ini?" tanya Cara terdengar panik. Dia tidak menyangka jika Mama akan datang berkunjung sepagi ini. "Ak-aku juga tidak tahu." Alvaro terlihat lebih panik dari pada Cara. Selama ini Mama mengira jika dirinya masih tinggal di apartemen bersama Angela. Bagaimana jika Mama melihatnya dan Cara sedang bercinta?

  • Istri Kedua CEO   58. Tingkah Aneh Alvaro

    Mama melihat-lihat koleksi novel milik Alvaro yang tertata rapi di dalam rak sambil menunggu Cara turun ke bawah. Wanita itu geleng-geleng kepala karena bacaan Alvaro kebanyakan novel dewasa. Putra kesayangannya itu pasti butuh pelampiasan saat ditinggal Angela pergi untuk pemotretan dalam waktu yang lama. Senyum kecil menghiasi bibir Mama ketika melihat beberapa buku panduan khusus bagi ibu hamil yang terselip di antara novel dewasa milik Alvaro. Diam-diam Alvaro sering membaca buku tersebut agar tahu bagaimana caranya menjadi suami siaga jika sang istri sedang mengandung. "Alvaro pasti bahagia sekali karena sebentar lagi akan menjadi seorang ayah," gumam Mama sambil membalik halaman demi halaman buku tersebut. Sebenarnya Mama juga tidak kalah bahagia dari Alvaro karena sebentar lagi akan memiliki cucu. Rasanya Mama tidak sabar sekali ingin menimang buah hati Alvaro

  • Istri Kedua CEO   59. Menahan Perasaan Itu Sulit

    Alvaro segera membawa Cara ke kamar, lalu menyuruh gadis itu duduk di atas tempat tidur, sementara dia langsung mengambil kotak P3K yang terletak di laci meja kecil samping tempat tidur.Cara menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, berusaha keras menahan air matanya agar tidak jatuh karena jemari tangannya terasa sangat perih."Kenapa jarimu bisa terluka seperti itu, Caramell? Dasar bodoh! Apa kamu tidak bisa lebih berhati-hati?" cerocos Alvaro. Dia mirip sekali dengan nenek-nenek yang sedang mengomeli cucunya.Cerewet!Bagaimana mungkin selama dua bulan ini dia membiarkan Cara yang ceroboh tinggal di rumah sebesar ini sendirian. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang membahayakan gadis itu?"Shit ...!" umpat Alvaro untuk dirinya sendiri. Dia merasa

  • Istri Kedua CEO   60. Dia Istriku, Bukan Adikku!

    Mama berulang kali melihat benda mungil bertali yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Sudah sepuluh menit dia menunggu Alvaro selesai mengobati jari Cara yang terluka. Namun, sampai sekarang mereka belum juga turun ke bawah.Apa luka di jemari Cara lumayan parah?Mama pun bergegas mematikan kompor karena ingin menyusul mereka ke atas. Lagi pula sup iga buatannya juga sudah matang.Mama menaiki satu demi satu puluhan anak tangga menuju kamar Alvaro. Raut wajahnya terlihat cemas karena sangat mengkhawatirkan Cara. Wanita paruh baya itu sontak berhenti melangkah saat melihat apa yang Alvaro dan Cara lakukan di dalam kamar.Sekujur tubuh Mama terasa dingin seperti tersiram air es melihat Alvaro sedang memeluk Cara dengan begitu erat. Samar-samar Mama mendengar Alvaro mengatakan jika dirinya amat sangat mengkhawatirkan Cara dan calon buah hati mereka.Kenapa Alvaro mengatakan 'buah hati m

  • Istri Kedua CEO   61. Suami Pura-Pura

    Mama duduk dengan menopang dagu di meja makan. Jemari lentiknya mengetuk-ngetuk meja menunggu Cara dan Alvaro datang. Sudah lima menit berlalu tapi Cara dan Alvaro tidak kunjung datang.Apa Cara butuh waktu selama itu untuk memaggil Alvaro?"Kenapa Cara lama sekali, sih?" Sepertinya Mama sudah mulai bosan menunggu Cara dan Alvaro yang tidak kunjung datang. Akhirnya dia memutuskan untuk menyusul mereka.Kedua kakinya menapaki satu demi satu puluhan anak tangga menuju kamar Alvaro. Namun, Mama tiba-tiba saja berhenti melangkah saat melihat apa yang sedang Cara dan Alvaro lakukan.Alvaro memeluk pinggang Cara dengan begitu erat saat gadis itu memasang dasi di lehernya. Sebagai orang yang sudah melahirkan Alvaro, Mama bisa melihat dengan jelas jika putra kesayangannya itu menaruh hati pada

  • Istri Kedua CEO   62. Lelaki Pengganggu

    "Kamu kerja apa, Kaf?" Jiwa-jiwa keingintahuan Mama mulai menjerit meronta-ronta. Wanita itu ingin tahu banyak hal tentang Kafka untuk memastikan jika lelaki itu adalah sosok suami yang baik bagi Cara. "Dokter—aduh!" Alvaro meringis kesakitan karena Cara kembali menendang kakinya yang berada di bawah meja. Sepasang mata hezel miliknya sontak menatap Cara dengan tajam dan seolah-olah berkata, 'Kenapa kamu menendang kakiku?' Cara menggeram kesal. Rasanya dia ingin sekali menyumpal mulut Alvaro dengan kain lap agar berpikir lebih dulu sebelum bicara. Bagaimana mungkin dia mengatakan pekerjaan Kafka yang sebenarnya pada Mama? Apa Alvaro sudah kehilangan akal? Mana ada istri seorang dokter yang mau bekerja menjadi pembantu? Se

Bab terbaru

  • Istri Kedua CEO   (S2) Dua Garis Biru

    Cara sedang berada di sebuah toko khusus perlengkapan bayi bersama Alvaro. Mereka ingin membeli kado untuk ulang tahun putri Jafier dan Adisty yang pertama.Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa putri Jafier dan Adisty sudah berulang tahun yang pertama. Padahal rasanya seperti baru kemarin dia meminta Alvaro untuk menikahi Adisty demi memenuhi amanah terakhir Sadewa. Namun, kenyataannya Adisty malah menikah dengan Jafier. Mereka bahkan sudah memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Allecia Disa Mahendra."Alva, bagaimana kalau kita beli ini untuk Disa?" Cara menunjukkan beberapa buah biku cerita yang ada ditangannya pada Alvaro."Bagus, buku ini pasti berguna untuk Disa."Cara pun mengambil beberapa buku cerita untuk Disa lantas meletakkannya ke dalam keranjang. Setelah itu mereka berkeliling untuk melihat barang-barang yang lain. Sebuah sepatu khusus bayi berusia satu tahun berhasil menarik perhatian Cara. Sepatu berwarna merah itu pasti coc

  • Istri Kedua CEO   (S2) Mendambakan Buah Hati

    Dua tahun kemudian ....Alvaro mengerjapkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis mucul bibirnya melihat Cara yang tertidur lelap di sampingnya.Alvaro pun mengecup bibir Cara sekilas lalu mendekap tubuh gadis itu semakin erat. Dia merasa sangat bahagia karena wajah Cara yang dia lihat pertama kali saat membuka mata."Sekarang jam berapa, Alva?" tanya Cara dengan mata terpejam.Alvaro pun melirik jam yang menempel di dinding kamar. Ternyata sekarang sudah jam tujuh, tapi dia mengatakan masih jam lima pada Cara."Tolong bangunin aku lima menit lagi." Cara menenggelamkan wajahnya di dada bidang Alvaro mencari posisi tidur yang paling nyaman dan kembali terlelap.Alvaro pun membiarkan Cara kembali tidur, bahkan lebih dari lima menit. Cara sepertin

  • Istri Kedua CEO   (S2) Honey Moon

    Sambil terus berciuman Alvaro langsung membaringkan Cara di atas tempat tidur dan langsung menindih gadis itu."Erngh ...." Cara hanya biasa mengerang di bawah tubuh Alvaro. Kecupan dan hisapan lembut lelaki itu selalu membuatnya kualahan."Alva ...." Napas Cara terengah. Gadis itu langsung menarik napas sebanyak mungkin untuk memasok oksigen ke dalam paru-parunya karena Alvaro tidak memberinya kesempatan sama sekali untuk mengambil napas."Kamu mau membunuhku?"Kening Alvaro berkerut dalam mendengar pertanyaan Cara barusan. Sedetik kemudian dia tersenyum ketika menyadar Cara sedang sibuk mengatur napas."Aku tidak bisa menahannya lagi, Sayang. Maaf ...." Alvaro menarik Cara agar duduk menghadapnya lantas menurunkan resleting gaun gadis itu dengan perlahan.Sepasang buah dada Cara yang terbungkus strapless bra berwarna merah terpampang jelas di kedua matanya. Terlihat sang

  • Istri Kedua CEO   (S2) Kamulah Takdirku

    Hari bahagia itu akhirnya tiba. Cara terlihat sangat cantik memakai gaun pengantin model Long Slevee A-Line yang mengembang di bagian bawah berwarna putih. Gaun tersebut membuat penampilan Cara terlihat lebih feminim lewat detail renda bermotif bunga yang panjangnya menyapu lantai. Sebuah mahkota perak berhias batu berlian yang ada di atas kepalanya membuat penampilan gadis itu semakin terlihat cantik.Jantung Cara berdetak cepat, telapak tangannya pun terasa dingin dan basah. Cara tanpa sadar meremas gaun pengantinnya dengan kuat karena mobil yang ditumpanginya sebentar lagi tiba di Gereja yang akan dia gunakan untuk pemberkatan bersama Alvaro."Gaunmu nanti bisa kusut kalau kamu remas seperti itu, Caramell!" Daniel berdecak kesal karena Cara sejak tadi terus meremas gaun pengantinnya hingga berkerut.Daniel sebenarnya malas sekali menghadiri pemberkatan pernikahan Alvaro dan Cara. Namun, dia terpaksa datang ke acara ters

  • Istri Kedua CEO   (S2) Move On

    Tatapan teduh Jafier seolah-olah mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja."Jangan menangis." Tubuh Adisty membeku di tempat karena Jafier tiba-tiba mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan lembut.Senyum hangat dan genggaman erat lelaki itu mampu mengubah perasaannya menjadi tenang dalam sekejab. Dalam seperkian detik Jafier telah berhasil menarik Adisty tenggelam dalam pesonanya.Namun, sedetik kemudian Adisty cepat-cepat tersadar kalau Jafier melakukan semua ini murni karena tanggung jawabnya sebagai suami, bukan karena alasan yang lain sebab lalaki itu tidak memiliki perasaan pada dirinya."Astaga, kalian manis sekali." Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Cara karena melihat Jafier yang begitu perhatian pada Adisty.Adisty tergagap lantas cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman Jafier karena malu. Suasana pun mendadak canggung selama beberapa saat. Semua kalima

  • Istri Kedua CEO   (S2) Dua Undangan

    Mama menatap beberapa contoh undangan pernikahan yang ditunjukkan oleh pemilik percetakan yang datang ke rumah karena dia malas pergi keluar. Lagi pula kondisi kakinya masih belum pulih sepenuhnya.Ada sekitar dua puluh contoh undangan yang orang tersebut tunjukkan. Namun, hanya dua undangan yang berhasil menarik perhatian Mama."Bagaimana menurutmu undangan ini?" Mama menunjukkan undangan yang kertasnya terdapat bibit tanaman. Jika kertas undangan tersebut dibasahi lalu ditanam, lama-kelamaan akan tumbuh bunga yang sangat indaj. Selain itu di dalam undangan tersebut tertulis doa agar rumah tangga mereka berjalan harmonis."Unik, kan?""Iya, Ma.""Yang ini juga bagus. Gimana menurut kamu?" Mama menunjukkan udangan pilihannya yang kedua pada Cara. Sebuah undangan dress code yang dilengkapi dengan aksesoris seperti, pita atau bros yang bisa digunakan oleh tamu undangan saat menghadiri resepsi pernikahannya dengan Alvaro.Kening Cara berkerut d

  • Istri Kedua CEO   (S2) Uang 25 Juta

    "Mama akhirnya merestui hubungan kita. Aku bahagia sekali." Alvaro menangkup kedua pipi Cara pantas mencium bibir tipis berwarna merah alami milik gadis itu berkali-kali untuk meluapkan kebahagiaannya."Aku tahu kamu sedang bahagia, tapi jangan menciumku terus." Cara berusaha menahan Alvaro yang ingin mencium bibirnya lagi."Aku sangat-sangat bahagia." Alvaro kembali menangkup kedua pipi Cara lantas mengecup mata, hidung, pipi, dan terakhir kening gadis itu dengan penuh perasaan bahagia."Alva, ih ...." Cara mendorong Alvaro agar menjauh karena dia merasa risih.Alvaro malah terkekeh lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Cara. Dia memeluk gadis itu begitu erat seolah-olah takut kehilangan."Sayang, kamu tahu tidak?""Tahu apa?" tanya Cara tidak mengerti."Aku bahagia sekali." Alvaro tersenyum sangat lebar. Apa lagi jika me

  • Istri Kedua CEO   (S2) Mendapat Restu

    Cara meminta Mello untuk duduk di depan kaca, lantas mengambil sebuah sisir untuk menata rambut gadis kecilnya itu sebelum berangkat ke sekolah. Dia mengikat rambut hitam Mello model ekor kuda sebelum dikepang."Bunda, kenapa orang dewasa suka saling menempelkan bibir?"Cara tersentak mendengar pertanyaan Mello barusan hingga refleks berhenti mengepang rambut anak itu."Ke-kenapa Mello tanya begitu?" Cara malah balik bertanya alih-alih menjawab pertanyaan Mello."Mello tadi liat Bunda dan Ayah saling menempelkan bibir di kamar. Waktu di pesawat juga," ujar anak itu terdengar polos.Mulut Cara sontak menganga lebar. Dia benar-benar tidak menyangka Mello memperhatikannya dan Alvaro saat berciuman. Dia pikir Mello tidak peduli dan menganggapnya hanya sekadar angin lalu."Kenapa, Bunda?" tanya Mello pesaran."Em, itu karena ...." Cara tanpa sadar membasahi bib

  • Istri Kedua CEO   (S2) Pagi yang Panas

    "Jangan bilang seperti itu lagi. Mengerti?" tanya Alvaro setelah melepas pagutan bibir mereka."Aku benar-benar takut, Alva ...." Kristal bening itu kembali jatuh membasahi pipi Cara.Dia ingin menikah dengan Alvaro dan membesarkan Mello bersama-sama sampai maut memisahkan. Namun, Mama tidak merestui hubungan mereka.Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia memutuskan hubungannya dengan Alvaro?"Sshh, tenanglah. Mama pasti akan merestui hubungan kita.""Sungguh?" Cara menatap kedua mata Alvaro dengan lekat, berusaha mencari kesungguhan di sana."Ya, aku yakin sekali. Sekarang kita tidur lagi, ya?"Alvaro mengecup kening Cara dengan penuh sayang lalu meminta gadis itu untuk berbaring di sampingnya dan menggunakan lengan kirinya sebagai bantal. Sementara tangannya yang lain memeluk pinggang gadis itu dengan erat.Cara membenamkan wajahnya di

DMCA.com Protection Status