Beranda / CEO / Istri Kedua CEO / 20. Bercinta di Kamar Mandi

Share

20. Bercinta di Kamar Mandi

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Cara mengerjabkan mata perlahan karena mendengar dengkuran halus Alvaro. Gadis itu sontak disuguhi pemandangan dada bidang Alvaro begitu membuka mata. Wajah Cara sontak memanas, pipi pun bersemu merah ketika mengingat apa yang baru saja dirinya lakukan dengan Alvaro.

Dia benar-benar tidak menyangka akan melakukan hubungan suami istri lagi dengan lelaki itu. Awalnya dia merasa sangat malu, tapi sentuhan Alvaro lama kelamaan membuatnya terbuai hingga ikut mengimbangi gerakan lelaki itu. Dia bahkan terus meneriakkan nama Alvaro ketika puncak kenikmatan itu datang.

"Kenapa aku berpikiran mesum kayak gini, sih?" desah Cara tanpa sadar sambil memukul kepalanya pelan.

"Kau sudah bangun?" gumam Alvaro sambil mengeratkan pelukannya di pinggang Cara.

Cara tersentak, jantung pun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
aduh Cara kenapa kmu ngomong sebagai pembantu .biarkan Alvaro yg jwb sendiri coba apa jwban Alvaro mengakuin g klo kmu istri nya ...
goodnovel comment avatar
nick Gunawan hs
mama alvaro ga tahu,... bagus nih cerita
goodnovel comment avatar
Aeris Park
betul, mantumu itu Mah 😆😆
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kedua CEO   21. Aku Senang Menggodamu

    "Apa tidak sebaiknya kita makan dulu?" Alvaro bertanya karena Mama mau memulai aksinya. Sebagi seorang anak Alvaro paham bagaimana sifat wanita yang sudah melahirkannya itu. Jiwa ingin tahu Mama sangat tinggi. Wanita itu bisa mencerca Cara dengan banyak pertanyaan sampai mendapatkan informasi yang diinginkan."Ngobrol sambil makan kan, bisa.""Tapi, Ma ...."Mama terlihat tidak peduli dengan protes Alvaro. Wanita berusia awal lima puluh tahunan itu kembali melemparkan pertanyaan untuk Cara. "Siapa namamu?""Caramell, Nyonya.""Hanya, Caramell?"Cara mengangguk. Saat duduk di bangku sekolah dasar sampai menengah pertama dia sering diejek oleh teman-teman sekelasnya karena memiliki nama yang sangat pendek. Namun, Cara tidak memedulikan ejekan mereka. Baginya nama Caramell sangat indah karena sang ibu ingin dia tumbuh menjadi gadis yang selalu memberi energi positif dan kecer

  • Istri Kedua CEO   22. Benci Melihatmu Dekat Pria Lain

    Mama sudah pulang sejak jam satu siang tadi. Sementara Alvaro harus berangkat ke kantor karena ada meeting mendadak. Cara sekarang berada di rumah sendirian. Gadis itu sedang asyik melihat-lihat Romeo yang berenang berputar-putar di dalam akuariumnya. "Kasihan sekali kamu Romeo. Andai kamu punya teman. Kamu pasti nggak kesepian di akuarium sendirian." Ikan koi berpipi chubby itu mengerjabkan kedua matanya berkali-kali, seolah-olah setuju dengan apa yang Cara katakan. "Kasihan sekali, Romeoku ...." Cara menempelkan wajahnya ke kaca akuarium seolah-olah sedang mencium Romeo. Dia sangat menyayangi ikan itu. Tanpa gadis itu sadari Alvaro melihat apa yang sedang Cara lakukan. Dia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah konyol gadis itu. "Dasar bodoh!" gumamnya. Alvaro mengangkat satu kantung plastik yang ada di tangannya. Sepertinya dia sudah mulai tertular virus

  • Istri Kedua CEO   23. Takut Kehilanganmu

    Kafka mengulurkan segelas kopi panas untuk Cara."Dokter, bagaimana operasi Ibu? Semua berjalan lancar, kan?""Makanlah dulu, Cara. Aku tahu sejak tadi siang kamu belum makan." Kafka memberi Cara sebungkus nasi campur yang dibelinya dari kantin rumah sakit.Cara menggeleng. "Saya tidak lapar, Dokter. Tolong cepat beri tahu saya bagaimana keadaan Ibu?""Aku akan memberitahu semuanya tapi sebelum itu kamu harus makan dulu.""Dokter, please ...." Cara memohon tapi Kafka menggeleng tegas. Dia akan memberi tahu kondisi Ibu jika Cara sudah makan.Cara berdecak kesal. Dia meraih sebungkus nasi dari tangan Kafka dengan sedikit enggan, lalu cepat-cepat memakannya agar Kafka segera memberi tahu kondisi

  • Istri Kedua CEO   24. Terima Kasih, Istriku

    Alvaro terbangun karena mendengar ponselnya yang berada di atas meja bergetar. Dia beranjak dari tempat tidur dengan hati-hati agar tidak membangunkan Cara lalu beranjak ke balkon untuk menerima telepon. Senyum cerah menghiasi bibirnya ketika melihat nama si penelepon. My Lovely Wife. Tanpa menunggu waktu lama Alvaro pun segera menerima telepon tersebut. "Kenapa kamu baru menelepon, Sayang. Apa kamu tidak tahu kalau aku sangat merindukanmu?" Angela malah terkikik geli di seberang sana. "Apa kamu sedang tidur saat aku menelepon?" Alvaro pun melihat jam yang menempel di dinding kamar Cara. Ternyata sekarang sudah jam tiga pagi. "Iya. Kenapa kamu baru menelepon, Sayang?

  • Istri Kedua CEO   25. Ingin Terus Bersamamu

    Andini seketika berdiri dari tempat duduknya begitu melihat Kafka memasuki ruangannya. "Apa kamu sudah menunggu lama?" Andini melihat jam tangannya sebelum menjawab pertanyaan Kafka. Dia sengaja datang ke ruangan tunangannya itu karena ada hal penting yang ingin dia tanyakan. "Em, tidak lama. Baru tiga puluh menit. Bagaimana operasi usus buntu Tuan Nathaniel? Apa semuanya berjalan lancar?" "Iya," Kafka mengangguk seraya meraih kemejanya yang tergantung di dekat rak buku. "Syukurlah." Andini mengembuskan napas lega. "Kita pulang sekarang?" "Iya," jawab Andini. Mereka berjalan bersama menuju parkiran sambil sesekali balas menyapa rekan medis yang kebetulan berpapasan di koridor rumah sakit. Kafka membuka pintu Audy RS7 Sportback miliknya begitu tiba di parkiran, lalu mempersilakan Andini untuk duduk di kursi samping kemudi. "Terima k

  • Istri Kedua CEO   26. Mau Lihat Kupu-Kupu?

    Cara memotong wortel dengan kesal sambil menatap Alvaro yang sedang duduk di meja. Rasanya gadis itu ingin sekali memotong tubuh Alvaro menjadi potongan-potongan kecil untuk dijadikan makanan anjing karena sudah dua kali membohonginya.Alvaro mengalihkan pandang dari tablet yang ada di tangannya sekilas untuk menatap Cara. "Fokus saja dengan masakanmu, Caramell. Jangan menatapku seperti itu!"Cara menggeram kesal. Gadis itu merasa menjadi manusia paling bodoh yang pernah Tuhan ciptakan karena mudah percaya dengan apa yang Alvaro katakan."Kenapa Tuan tega bohongin saya?" sengit Cara menatap Alvaro tajam."Aku tidak pernah berbohong. Memangnya kapan aku membohongimu?" Alvaro malah balik bertanya dengan wajah tanpa dosa.Cara mendesah panjang. Gadis itu berusaha mati-matian menahan diri agar tidak melempar pisau di tangannya ke kepala Alvaro. "Di sini tidak mungkin ada Ultramen Tiga. Tuan su

  • Istri Kedua CEO   27. Melihat Kupu-Kupu Bersamamu

    Alvaro langsung menarik tengkuk Cara lantas menyatukan bibir mereka setelah menjawab pertanyaan gadis itu. Sesuai dengan kesepakatan, satu pertanyaan, satu kecupan. Namun, Alvaro tidak hanya mengecup, dia melumat bibir atas dan bawah Cara dengan lembut. Bibir Cara terasa begitu manis, seperti candu yang membuatnya ketagihan. Sambil terus berciuman perlahan tangannya bergerak, melepas kancing baju gadis itu satu-persatu.Cara melepas pagutan bibirnya dengan paksa. "Tunggu!" ucapnya dengan napas terengah sambil menahan tangan Alvaro yang ingin melepas kancing terakhirnya."Kenapa Tuan melepas baju saya? Bukankah kesepakatan awal kita tidak seperti ini?"Alvaro menatap Cara dengan alis terangkat sebelah. "Kamu nggak terima?"Cara mendesah panjang sambil membenahi kembali pakaiannya, tapi Alvaro malah melepas bajunya dengan paksa lalu membuang benda itu entah ke mana, membuat dua buah

  • Istri Kedua CEO   28. Jangan Sentuh Istriku!

    Alvaro tertegun di tempat duduknya menatap gadis bermata zamrud yang duduk di meja dekat jendela bersama seorang lelaki yang terlihat tidak asing di matanya. Alvaro tahu betul siapa lelaki yang bersama Cara. Dia, Aditya Kafka, dokter yang merawat ibu Cara. Apa yang Cara dan Kafka lakukan? Apa mereka sedang pergi berkencan? Alvaro tanpa sadar mendengkus kesal. Dia tidak suka melihat Cara pergi bersama pria lain tanpa seizinnya. "Aku tidak pernah menyangka bisa bertemu lagi dengan Caramell. Felix terlihat begitu senang, dia segera menghampiri Cara sambil membawa piringnya, meninggalkan Alvaro yang masih bergeming di tempat. "Hai, Caramell!" sapa Felix terdengar ramah. Kedua mata Cara sontak membulat. "Tu-Tuan Felix?" pekiknya. Gadis itu benar-benar tidak pernah menyangka bisa bertemu lagi dengan lelaki berkulit tan tersebut. "Long time no see, Caramell. Bagaimana kabarmu?" "Em, kabar saya baik," jawab Cara terdengar gugup. Gadis itu takut Felix akan berbuat kurang ajar lagi pada d

Bab terbaru

  • Istri Kedua CEO   (S2) Dua Garis Biru

    Cara sedang berada di sebuah toko khusus perlengkapan bayi bersama Alvaro. Mereka ingin membeli kado untuk ulang tahun putri Jafier dan Adisty yang pertama.Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa putri Jafier dan Adisty sudah berulang tahun yang pertama. Padahal rasanya seperti baru kemarin dia meminta Alvaro untuk menikahi Adisty demi memenuhi amanah terakhir Sadewa. Namun, kenyataannya Adisty malah menikah dengan Jafier. Mereka bahkan sudah memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Allecia Disa Mahendra."Alva, bagaimana kalau kita beli ini untuk Disa?" Cara menunjukkan beberapa buah biku cerita yang ada ditangannya pada Alvaro."Bagus, buku ini pasti berguna untuk Disa."Cara pun mengambil beberapa buku cerita untuk Disa lantas meletakkannya ke dalam keranjang. Setelah itu mereka berkeliling untuk melihat barang-barang yang lain. Sebuah sepatu khusus bayi berusia satu tahun berhasil menarik perhatian Cara. Sepatu berwarna merah itu pasti coc

  • Istri Kedua CEO   (S2) Mendambakan Buah Hati

    Dua tahun kemudian ....Alvaro mengerjapkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis mucul bibirnya melihat Cara yang tertidur lelap di sampingnya.Alvaro pun mengecup bibir Cara sekilas lalu mendekap tubuh gadis itu semakin erat. Dia merasa sangat bahagia karena wajah Cara yang dia lihat pertama kali saat membuka mata."Sekarang jam berapa, Alva?" tanya Cara dengan mata terpejam.Alvaro pun melirik jam yang menempel di dinding kamar. Ternyata sekarang sudah jam tujuh, tapi dia mengatakan masih jam lima pada Cara."Tolong bangunin aku lima menit lagi." Cara menenggelamkan wajahnya di dada bidang Alvaro mencari posisi tidur yang paling nyaman dan kembali terlelap.Alvaro pun membiarkan Cara kembali tidur, bahkan lebih dari lima menit. Cara sepertin

  • Istri Kedua CEO   (S2) Honey Moon

    Sambil terus berciuman Alvaro langsung membaringkan Cara di atas tempat tidur dan langsung menindih gadis itu."Erngh ...." Cara hanya biasa mengerang di bawah tubuh Alvaro. Kecupan dan hisapan lembut lelaki itu selalu membuatnya kualahan."Alva ...." Napas Cara terengah. Gadis itu langsung menarik napas sebanyak mungkin untuk memasok oksigen ke dalam paru-parunya karena Alvaro tidak memberinya kesempatan sama sekali untuk mengambil napas."Kamu mau membunuhku?"Kening Alvaro berkerut dalam mendengar pertanyaan Cara barusan. Sedetik kemudian dia tersenyum ketika menyadar Cara sedang sibuk mengatur napas."Aku tidak bisa menahannya lagi, Sayang. Maaf ...." Alvaro menarik Cara agar duduk menghadapnya lantas menurunkan resleting gaun gadis itu dengan perlahan.Sepasang buah dada Cara yang terbungkus strapless bra berwarna merah terpampang jelas di kedua matanya. Terlihat sang

  • Istri Kedua CEO   (S2) Kamulah Takdirku

    Hari bahagia itu akhirnya tiba. Cara terlihat sangat cantik memakai gaun pengantin model Long Slevee A-Line yang mengembang di bagian bawah berwarna putih. Gaun tersebut membuat penampilan Cara terlihat lebih feminim lewat detail renda bermotif bunga yang panjangnya menyapu lantai. Sebuah mahkota perak berhias batu berlian yang ada di atas kepalanya membuat penampilan gadis itu semakin terlihat cantik.Jantung Cara berdetak cepat, telapak tangannya pun terasa dingin dan basah. Cara tanpa sadar meremas gaun pengantinnya dengan kuat karena mobil yang ditumpanginya sebentar lagi tiba di Gereja yang akan dia gunakan untuk pemberkatan bersama Alvaro."Gaunmu nanti bisa kusut kalau kamu remas seperti itu, Caramell!" Daniel berdecak kesal karena Cara sejak tadi terus meremas gaun pengantinnya hingga berkerut.Daniel sebenarnya malas sekali menghadiri pemberkatan pernikahan Alvaro dan Cara. Namun, dia terpaksa datang ke acara ters

  • Istri Kedua CEO   (S2) Move On

    Tatapan teduh Jafier seolah-olah mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja."Jangan menangis." Tubuh Adisty membeku di tempat karena Jafier tiba-tiba mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan lembut.Senyum hangat dan genggaman erat lelaki itu mampu mengubah perasaannya menjadi tenang dalam sekejab. Dalam seperkian detik Jafier telah berhasil menarik Adisty tenggelam dalam pesonanya.Namun, sedetik kemudian Adisty cepat-cepat tersadar kalau Jafier melakukan semua ini murni karena tanggung jawabnya sebagai suami, bukan karena alasan yang lain sebab lalaki itu tidak memiliki perasaan pada dirinya."Astaga, kalian manis sekali." Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Cara karena melihat Jafier yang begitu perhatian pada Adisty.Adisty tergagap lantas cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman Jafier karena malu. Suasana pun mendadak canggung selama beberapa saat. Semua kalima

  • Istri Kedua CEO   (S2) Dua Undangan

    Mama menatap beberapa contoh undangan pernikahan yang ditunjukkan oleh pemilik percetakan yang datang ke rumah karena dia malas pergi keluar. Lagi pula kondisi kakinya masih belum pulih sepenuhnya.Ada sekitar dua puluh contoh undangan yang orang tersebut tunjukkan. Namun, hanya dua undangan yang berhasil menarik perhatian Mama."Bagaimana menurutmu undangan ini?" Mama menunjukkan undangan yang kertasnya terdapat bibit tanaman. Jika kertas undangan tersebut dibasahi lalu ditanam, lama-kelamaan akan tumbuh bunga yang sangat indaj. Selain itu di dalam undangan tersebut tertulis doa agar rumah tangga mereka berjalan harmonis."Unik, kan?""Iya, Ma.""Yang ini juga bagus. Gimana menurut kamu?" Mama menunjukkan udangan pilihannya yang kedua pada Cara. Sebuah undangan dress code yang dilengkapi dengan aksesoris seperti, pita atau bros yang bisa digunakan oleh tamu undangan saat menghadiri resepsi pernikahannya dengan Alvaro.Kening Cara berkerut d

  • Istri Kedua CEO   (S2) Uang 25 Juta

    "Mama akhirnya merestui hubungan kita. Aku bahagia sekali." Alvaro menangkup kedua pipi Cara pantas mencium bibir tipis berwarna merah alami milik gadis itu berkali-kali untuk meluapkan kebahagiaannya."Aku tahu kamu sedang bahagia, tapi jangan menciumku terus." Cara berusaha menahan Alvaro yang ingin mencium bibirnya lagi."Aku sangat-sangat bahagia." Alvaro kembali menangkup kedua pipi Cara lantas mengecup mata, hidung, pipi, dan terakhir kening gadis itu dengan penuh perasaan bahagia."Alva, ih ...." Cara mendorong Alvaro agar menjauh karena dia merasa risih.Alvaro malah terkekeh lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Cara. Dia memeluk gadis itu begitu erat seolah-olah takut kehilangan."Sayang, kamu tahu tidak?""Tahu apa?" tanya Cara tidak mengerti."Aku bahagia sekali." Alvaro tersenyum sangat lebar. Apa lagi jika me

  • Istri Kedua CEO   (S2) Mendapat Restu

    Cara meminta Mello untuk duduk di depan kaca, lantas mengambil sebuah sisir untuk menata rambut gadis kecilnya itu sebelum berangkat ke sekolah. Dia mengikat rambut hitam Mello model ekor kuda sebelum dikepang."Bunda, kenapa orang dewasa suka saling menempelkan bibir?"Cara tersentak mendengar pertanyaan Mello barusan hingga refleks berhenti mengepang rambut anak itu."Ke-kenapa Mello tanya begitu?" Cara malah balik bertanya alih-alih menjawab pertanyaan Mello."Mello tadi liat Bunda dan Ayah saling menempelkan bibir di kamar. Waktu di pesawat juga," ujar anak itu terdengar polos.Mulut Cara sontak menganga lebar. Dia benar-benar tidak menyangka Mello memperhatikannya dan Alvaro saat berciuman. Dia pikir Mello tidak peduli dan menganggapnya hanya sekadar angin lalu."Kenapa, Bunda?" tanya Mello pesaran."Em, itu karena ...." Cara tanpa sadar membasahi bib

  • Istri Kedua CEO   (S2) Pagi yang Panas

    "Jangan bilang seperti itu lagi. Mengerti?" tanya Alvaro setelah melepas pagutan bibir mereka."Aku benar-benar takut, Alva ...." Kristal bening itu kembali jatuh membasahi pipi Cara.Dia ingin menikah dengan Alvaro dan membesarkan Mello bersama-sama sampai maut memisahkan. Namun, Mama tidak merestui hubungan mereka.Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia memutuskan hubungannya dengan Alvaro?"Sshh, tenanglah. Mama pasti akan merestui hubungan kita.""Sungguh?" Cara menatap kedua mata Alvaro dengan lekat, berusaha mencari kesungguhan di sana."Ya, aku yakin sekali. Sekarang kita tidur lagi, ya?"Alvaro mengecup kening Cara dengan penuh sayang lalu meminta gadis itu untuk berbaring di sampingnya dan menggunakan lengan kirinya sebagai bantal. Sementara tangannya yang lain memeluk pinggang gadis itu dengan erat.Cara membenamkan wajahnya di

DMCA.com Protection Status