Share

22. Ada Yang Ingin Bermain

Putri menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Sanjaya, suaminya, terbaring lemah di ranjang rumah sakit, wajahnya pucat pasi. Putri menatap tajam ke arah Shafana yang berdiri di dekat pintu, tangannya mengepal erat.

"Kenapa kau tidak keracunan?" bisik Putri, suaranya bergetar. " Mas Sanjaya sudah sangat kesakitan, kenapa kau baik-baik saja?"

Shafana terdiam, matanya sembab kembali berkaca-kaca. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Dia sendiri merasa heran kenapa dia tidak keracunan, padahal dia makan makanan yang sama dengan Sanjaya. Itu artinya, Sanjaya tidak keracunan karena sup ayamnya bukan.

"Pasti setelah ini dia akan merasakannya juga, Bu," bisik Rania, sambil melirik Shafana dengan tatapan sinis. "Atau jangan-jangan, dia memang sudah memiliki penawar?"

Keningnya mengerut, matanya masih menatap Shafana dengan penuh kecurigaan. "Aku tidak percaya dia bisa selamat," gumam Putri. "Pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan."

Shafana merasa tertekan, dia merasa se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status