“Ekspresi yang wajar ketika mendengar seperti ini. Tapi aku akan menceritakan sedikit kisah konyol yang nyatanya kualami.” Aaron tersenyum memandang wajah kaget Alexa.“Kenyataan kalau aku tidak mengetahui siapa ibu kandung Axel itu benar. Tapi Axel memang benar-benar putraku. Aku sudah melakukan tes DNA dan hasilnya menyebutkan dia memang darah dagingku. Tapi aku tidak tahu siapa ibunya.”Aaron mulai bercerita tentang pagi yang kacau lima tahun lalu. Hari itu masih terlalu pagi untuknya menerima sebuah keranjang berisi bayi yang dibawa penjaga gerbang rumahnya. Bersamaan dengan bayi yang masih merah, terdapat kertas bertuliskan tangan yang menyebutkan kalau bayi itu adalah bayinya. Tentu saja ia kaget setengah mati.Namun, tentu saja Aaron tidak menerima hal itu dengan mudah. Pengujian tes DNA yang diusulkan orang tuanya langsung dilakukan. Itu mereka lakukan karena mereka melihat kemiripan bayi Axel dan Aaron. Selain itu orang tuanya juga sudah sangat menginginkan cucu dari Aaron y
Dering ponsel Alexa di dalam kamar dengan nada notifikasi khusus terdengar. Alexa langsung beranjak dari meja makan.“Kalian sarapan saja dulu. Aku akan menerima panggilan.” Alexa berucap lalu segera berlari kecil menuju kamarnya lagi.‘Bos, pemimpin World Shadow abal-abal dari Fresno kemarin meminta bertemu. Bos besar juga sudah memberitahu agar mendengar kemauannya dan permintaan maafnya. Bagaimana, Bos? Apa kau ingin menemuinya?’ itu adalah Vin yang melaporkan.“Terima saja dan kabari aku di mana alamatnya. Setelah tamuku pulang, aku akan ke sana. Aku matikan teleponnya.” Alexa menjawab tenang dan mengakhiri panggilan. Ia bergegas mandi dan mempersiapkan penampilan untuk bekerja.Aaron dan Axel baru saja selesai menyantap sarapan yang dibuat Aaron dengan tenang. Mereka bertiga saling berpandangan, saat Alexa keluar dari kamar dengan jeans denim dan kaus putih. Di tangannya, Alexa membawa jaket denim senada dengan celananya yang ia sampirkan di kursi yang ia duduki.Aaron memandang
Sementara Alexa baru saja duduk di kursi yang disediakan Kay untuknya. Tanpa suara dan tanpa ekspresi, Alexa memperhatikan seseorang yang ada di hadapannya kali ini.“Selamat datang Bos Rain. Aku baru tahu, kalau Bos Rain ternyata wanita berpenampilan cantik seperti ini, hahaha!” ucap seorang lelaki paruh baya berambut ikat dan berbadan tidak terlalu besar sambil tertawa.Di belakangnya ada pria yang pernah hampir mati dihajar Alexa di bar hotel Fresno malam itu. Ternyata, dia hanya seorang bawahan dari pria yang merupakan dalang di balik penyalahgunaan nama World Shadow.“Maaf karena aku memilih tempat seperti ini. Keamananku harus kujaga dengan baik. Dan tentunya tidak mungkin Bos Rain akan membuat kekacauan di tempat seramai ini, kan?" pria itu menarik senyumnya. Ia tahu kelemahan petinggi World Shadow yang tidak akan bergerak di tempat ramai untuk menjaga nama baik perusahaan.Pria itu terus mengoceh, sementara Alexa masih diam memperhatikan lelaki di depannya itu, sambil mencicip
"Kau lihat sendiri dengan matamu, Kak. Aku sedikit menyesal mengarahkanmu untuk menjadi klien World Shadow. Apalagi menjadi saksi kedekatan kakak dan keponakanku dengan wanita itu. Sumpah demi apapun, wanita itu mengerikan sekali, Kak. Aku tidak berbohong."Austin yang baru kembali dari kejadian tidak menyenangkan di restoran tempatnya bertemu investor, langsung mengabari kakaknya tentang wanita yang mereka sama-sama kenal—Alexa.Tapi saat ini Aaron terlihat lebih tenang. Dia tidak sepenuhnya ingin mempercayai apa yang dikatakan Austin, tetapi dia sendiri sudah melihat bagaimana Alexa beraksi di Fresno pada malam itu. Jadi, tidak ada penyangkalan yang dapat ia ajukan pada adiknya yang jelas cemas“Kenapa kau diam? Apa kau tidak mendengarkanku dari tadi? "Austin menunggu jawaban.“Aku mendengarkan semua yang kau sampaikan. Tapi aku tidak bisa mengatakan apapun karena aku memang sudah tahu seperti apa wanita bernama Alexa itu.”“Sebelumnya di Fresno aku melihat dengan mata kepalaku send
“Alexa, kenapa terburu-buru sekali, Nak? Kita jarang sekali makan malam dengan formasi lengkap seperti ini. Lagi pula setelah kepulanganmu, kita belum pernah duduk berbincang santai karena pekerjaanmu yang sangat sibuk sekali.” Harley membujuk Alexa dengan rayuannya.“Duduk dan santailah dulu, makan malam masih disiapkan. Kebetulan di sini ada Tuan Darwin, ajaklah beliau bicara berdua, kurasa kau bisa merekomendasikan tempat kerjamu padanya. Itu satu hal yang saling menguntungkan, bukan? Setidaknya temani tamu kita. Tidak baik mengabaikan tamu yang berkunjung, Nak.” rayuan manis diucapkan Harley pada Alexa.Melihat tingkah ibunya barusan membuat Alexa merasa jijik dan mual. Mengingat perlakuan padanya sejak kecil hingga sebelum malam ini, bagaimana mungkin ibunya bisa semanis itu padanya?‘Ok, mari kita lihat ke mana rencana kalian? Apa sesuai tebakanku atau tidak.’ Alexa bergumam dalam hati, tapi senyuman simpulnya tetap ia torehkan pada semuanya, “Baik, aku akan mengajak Tuan Darwin
Alexa baru saja membasuh wajahnya dengan air. Kepalanya begitu berat, padahal sebelumnya ia baik-baik saja.“Kenapa denganku? Kenapa kepalaku sakit sekali? Tubuhku juga tidak nyaman seperti ini,” Alexa bergumam merasakan keanehan yang tubuhnya alami. Ingatannya kembali pada saat malam naasnya enam tahun lalu.“Padahal aku tidak memakan apapun yang mereka sediakan. Kecuali…” ia menggantung kalimatnya saat mengingat apa yang membuatnya bisa seperti ini, “bahkan air putih pun bisa kalian manfaatkan untuk menjebakku. Keterlaluan..."Alexa tersenyum miris. Ia mengutuk dirinya sendiri yang masih bisa tertipu untuk yang kedua kali.“Aku harus segera pergi dari tempat ini. Jangan sampai bertemu dengan salah satu dari mereka.” Ucapnya lagi dan bergegas keluar dari sana dengan langkahnya yang gontai.Namun sayangnya, di depan toilet wanita yang bersebelahan dengan toilet pria, Alexa yang langkahnya tidak stabil malah menabrakkan tubuhnya tanpa sengaja ke pria bertubuh kekar yang baru keluar dar
Sekalipun di dalam ruangan hotel yang megah, tapi sinar matahari yang menerangi bumi tetap menyelinap masuk ke kamar di mana Alexa berbaring saat ini.“Ugh... silau sekali. Kepalaku juga sakit...” keluhnya karena silau sinar matahari membangunkannya dan membuat ia sadar kalau saat ini kepalanya sangat sakit.Alexa memijat kepalanya berulang, “Aku tidak meminum apapun kecuali air putih, tapi kenapa kepalaku begitu sakit? Ah, pasti karena wanita jalang itu. Obat seperti apa yang diberikannya padaku?” sambungnya bergumam tanpa ingat hal lain selain Megan.“Apa tidurmu nyenyak, Babe?”Suara seorang pria yang begitu dekat dan jelas sontak membuat Alexa terkesiap kaget. Mata malasnya langsung terbuka lebar saat ini. Terlebih ketika ia menoleh ke samping, ada wajah pria tampan yang tersenyum secerah mentari. Siapa lagi kalau bukan Aaron?“Aaahhh!!!” teriaknya seketika hingga Aaron refleks menutup telinganya dengan bantal.Tapi suara Alexa yang nyaring harus dihentikan. Oleh karena itu Aaron
Di dalam kamar hotel tempatnya menginap bersama Robert, Megan duduk cemas di pinggiran ranjang. Ia kembali dengan kekecewaan karena resepsionis hotel menolak memberitahukan informasi tentang tamu VVIP mereka. Robert baru keluar dari kamar mandi langsung bertanya karena Megan benar-benar terlihat sedang cemas.“Kau kenapa, Meg? Kau habis dari mana? Saat aku bangun tadi, aku tidak melihatmu di kamar.” Robert bertanya dan duduk di samping Megan.“Aku ingin berjalan-jalan sebentar di luar. Aku bosan sejak tadi malam kau abaikan. Sepanjang malam kau mabuk dan setelah sampai di kamar kau malah tertidur dengan pulas. Kau baru pulang, tapi bukannya mendapatkan pelukan dan bercinta, aku malah harus mendengarmu terus bergumam tidak jelas.” Megan menjawab kesal dan itu bisa diterima Robert.“Maafkan aku. Mungkin aku terbawa suasana.” Robert meminta maaf, “Aku tidak ingin sengaja mengabaikanmu, Meg.” ia menambahkan alasannya sambil menggenggam tangan Megan.“Kau bahkan tidak memanggilku dengan s