Keputusan Rain sudah bulat. Ia akan kembali ke California untuk menjemput Axel. Sekalipun Tuan Parker, Ryan, bahkan Reed sudah menasihatinya dengan fakta kesehatannya, Rain tetap bersikeras untuk pergi.
Saking emosional dan tidak bisa diberitahu, Rain bahkan tidak bicara apapun pada Ryan dan Tuan Parker selama tiga hari lamanya. Hanya dengan Reed saja ia bisa bertukar pikiran dan mencurahkan kegelisahannya.
Namun sepertinya hari ini akan berjalan sesuai keinginannya. Rain akan pergi dengan izin Tuan Parker dan pengawalan Ryan.
“Apa kau tetap ingin diam padaku sekalipun aku yang menemanimu ke sana?” Ryan mulai bicara setelah memasuki mobil dan duduk di kursi mengemudi. Ia hanya mengendikkan bahunya saat Rain tidak menanggapi pertanyaannya.
“Baiklah kalau ingin tetap diam. Mari kita saling diam karen aaku juga masih kesal padamu. Pistol milikmu ada dalam dashboard di depanmu. Buka saja.” Ryan berucap lagi sambil mulai menghidupkan me
“Kira-kira siapa yang begitu bodoh ingin melawan kita di daerahku ini, Rain?” Ryan bertanya tanpa menolehkan pandangannya dari kobaran api yang menghanguskan mobil yang menyerang mereka tadi.“Entahlah... Tapi aku juga tidak mengira kalau serangan mereka begitu cepat dan tidak terkira untuk kita. Aku benar berfirasat mereka mencari kelemahanku, tapi ini terlalu gila. Aku baru saja kembali ke sini, kan? Tapi siapa yang tahu aku sangat lemah saat ini?” Rain juga tidak menyangka secepat ini serangan akan diterimanya.“Astaga...” Ryan baru saja menghela napas berat ingin beristirahat sejenak. Tapi sepertinya itu tidak bisa ia lakukan saat ini karena ia harus bergerak spontan dan berteriak seketika pada Rain.“Rain!”“Ryan, apa-apaan ini?” Rain yang sudah berdiri di samping Ryan saat ini bertanya dan ikut mengarahkan senjata api di tangannya ke arah lima pria yang kesemuanya juga mengarahkan senjata mereka pada Rain.“Serangan belum berakhir dan sepertinya mereka tidak ingin membiarkan kit
‘Breaking News hari ini... Telah terjadi baku tembak antara sekelompok orang yang disinyalir merupakan oknum mafia.’‘Total ada lima orang tewas mengenaskan dengan beberapa orang yang hancur di bagian kepala, diduga karena tembakan. Di tempat yang tidak jauh dari lokasi kejadian, ditemukan mobil terbakar dengan beberapa orang tewas terpanggang di dalamnya.’‘Belum diketahui motif apa yang terjadi pada kejadian mengerikan di siang hari ini. Kami masih menunggu kabar terbaru dari pihak kepolisian yang melakukan investigasi olah TKP.’‘Sekian Breaking News kami sampaikan. Nantikan Breaking News selanjutnya tentang kematian antar kelompok ini satu jam mendatang dan sampai jumpa!’'Tap!'Televisi dimatikan dan setelah itu ‘Booom!’ ledakan kecil terjadi karena televisi tadi meledak setelah dilemparkan dengan remote kontrolnya dengan kuat.Di kamar hotel mewah tersebut ada Tracy yang begitu marah. Ia bertiak kesetanan dan setelah itu tertawa. Kabar tewasnya Bisker memang sudah ia terima dari
Hari penting pun datang. Hari ini adalah hari pertunangan Aaron dan Karina yang diadakan dengan begitu mewah dan meriah. Tentu saja itu akan terlihat hebat karena tamu yang datang tidak hanya dari kalangan pengusaha tapi juga dari kalangan politik pemerintahan."Axel, maafkan papa karena memaksakan keinginan papa membuat acara ini. Apapun yang papa lakukan saat ini juga demi kebaikan Axel sendiri.” ucap Aaron lembut pada Axel yang ada di pelukannya.Seakan mengerti dengan apa yang dikatakan sang papa, Axel menjawab persetujuan dalam ketenangannya. Tapi tentu saja, ia tidak mengerti maksud ucapan Aaron yang merujuk ke hal lain.'Babe, datanglah padaku. Tunjukkan dirimu sekarang. Aku sudah menunggumu dengan segalanya...' gumam Aaron dalam hati.Pesta pertunangan dimulai dengan sambutan MC di depan para hadirin. MC tersebut memandu semua orang untuk bersama memberikan tepuk tangan meriah pada Aaron dan Karina. Dilanjutkan dengan pemotongan kue tart bertingkat melebihi tinggi orang dewasa
"Kak, apa yang terjadi? Kenapa kau membubarkan pestanya tiba-tiba? Bukankah Axel dan orang tua kita baik-baik saja?" tanya Austin beruntun."Gill, antarkan Karina dan keluarganya pulang sekarang!" perintah Aaron pada asisten pribadinya yang baru bernama Gillbert, dengan wajahnya sudah tegang. Pria tampan dan gagah berdarah Asia itu mengangguk tanpa menjawab dan langsung mempersilahkan Karina untuk keluar dari aula tersebut."Minggir, kau!" tolak Karina pada Gillbert dan kembali berbalik mendekati Aaron, "Aaron, apa yang kau lakukan? Kenapa aku juga harus keluar dari sini?" tanya Karina yang keberatan."Pergi dari sini sekarang juga atau Gillbert akan menyeretmu secara paksa." jawab Aaron geram menatapnya. Ia menoleh pada Tuan Jenshen yang sepertinya lebih mengerti situasi, “Aku perlu waktu dengan keluargaku dulu, Tuan. Kuharap kau bisa mengerti.”Tanpa menjawab apapun, Tuan Jenshen yang terlihat lebih tenang saat ini langsung meninggalkan aula dan menyusul para tamu pentingnya, ketimb
Setelah melepaskan pelukan kerinduan yang seakan tidak pernah terpuaskan, Tuan Parker mengajak keluarga Hobbs untuk duduk dan bicara serius. Sambil mendudukkan Axel di pangkuannya, Tuan Parker bicara dengan tenang."Sebelumnya aku ingin mengenalkan diriku pada kalian sebagai ayahnya Rain, atau yang biasa kalian sebut dengan Alexa. Ya, dia adalah putriku. Untuk kejelasan hubungan kami, aku akan menceritakan semuanya pada kalian, termasuk saat aku menyerahkan bayi Axel dulu pada pasangan Hobbs.” Tuan Parker mulai bicara lagi dan menceritakan semuanya dimulai dari awal hingga saat ini.Waktu berlanjut dengan suasana yang terus berjalan dengan keheningan karena semua yang ada di sana terdiam mendengarkan kisah yang Tuan Parker ceritakan. Bahkan Axel saja sampai sudah tertidur, tidak lama setelah pangkuannya berpindah dari sang kakek ke mamanya.Mungkin melebihi kerinduan yang Tuan Parker rasakan pada cucunya, Alexa jelas merasakan hal itu. Memeluk Axel seakan terus saja membuatnya kehausa
“Itu tidak mungkin.” Alexa menjawab singkat dan berusaha melepaskan pelukan pria yang dirinduinya itu. Munafik jika ia tidak merasa rakus ingin tetap di pelukan Aaron saja, tapi saat ini hubungan seperti itu mustahil.Kenyatannya, Aaron dan Alexa akan bercerai dan Karina juga sudah resmi menjadi tunangan Aaron. Saat ini, Alexa lah yang menjadi orang ketiga di hubungan pertunangan itu.“Mungkin saja jika kau sangat peduli pada anak-anak kita.” Aaron menjawab setelah melepaskan pelukannya dengan rela.“Anak-anak?”“Ya, anak-anak kita. Memangnya anak siapa lagi? Apa aku salah mengira kalau kau sedang mengandung bayiku? Kenapa tidak katakan saja padaku kalau kau sedang mengandung bayi kita? Itu akan sangat membuatku bahagia dan melupakan dendam ini, Alexa...” Aaron sepenuhnya menyerah untuk marah. Ia menundukkan kepalanya dan bersimpul di lantai sambil memegangi tangan Alexa.“Anak di kandunganmu adalah buah cinta kita, kan? Tolong katakan padaku kalau itu benar...” ucapnya lirih lagi. Ta
Sesuai apa yang sudah diteguhkan olehnya, Aaron memang langsung bicara pada Tuan Parker. Tapi sayangnya, keputusan dan jawaban Tuan Parker sama seperti yang Reed katakan padanya sebelumnya. Sebagai ayah Rain dan juga kakeknya Axel, Tuan Parker hanya ingin yang terbaik untuk mereka semua. Ia menyerahkan semuanya pada Alexa.“Tapi sepertinya aku akan meninggalkan Rain di sini untuk beberapa hari. Setelah urusanku selesai di New York, aku akan kembali menjemput putri dan cucuku. Kuharap kau bisa mengambil keputusan matang dan tidak menyakiti semua pihak.” Tuan Parker bicara, dan saat ini ada Alexa juga di sana.“Pulang? Memangnya ada apa, Ayah? Dan, apa yang disampaikan Ryan padamu itulah yang membuatmu bergegas pulang? Apa yang kalian sembunyikan dariku?” Alexa langsung bertanya setelah kebingungannya memuncak.“Tidak ada yang ingin kami sembunyikan darimu, Nak. Ini hanya masalah kecil yang Ryan tidak bisa selesaikan tanpa ayah. Tenang saja, kami kan segera menjemputmu pulang, tentunya
Hari berganti membawa suasana baru dalam kepelikkan hubungan Alexa dan Aaron. Cuaca yang sangat segar di pagi hari di daerah sekitar danau, membuat orang tua Aaron bersemangat sekali membawa Axel berjalan-jalan. Bukannya bermaksud tidak acuh dengan situasi rumah tangga anak mereka saat ini, tapi tidak ada salahnya menikmati liburan daripada harus diam dengan kecemasan menunggu kabar Aaron dan Alexa tentang semuanya di rumah.Atas izin Aaron maupun Alexa, Tuan Daniel dan istrinya ingin membawa Axel bermain tanpa pengawasan berlebih. Itu terasa sesak bagi mereka saat ingin berlibur tapi harus tetap merasa was-was. Mereka hanya ingin diawasi oleh orang mereka sendiri. Tapi sebenarnya kedua orang tua itu ingin mental Axel tidak terbebani dengan percakapan orang tuanya yang tidak ia mengerti dan rumit.Tuan Daniel yang sudah pernah dan beberapa kali ke tempat itu, sudah lumayan hafal dan mengenal spot yang bagus untuk jalan-jalan bersama istri dan cucunya. Tak lupa mereka mengambil foto pe
Austin terlihat mengecek kembali penampilannya yang sudah paripurna. Jas putih dengan dasi hitam yang menghiasai tubuh gagahnya itu kini membuatnya sempurna.“Kenapa aku merasa tidak ada yang berubah selain warna jas?” tanyanya konyol.“Itu karena kau menggunakan jas ke kantor setiap hari. Jadi tidak ada bedanya sama sekali. Yang berbeda adalah harinya, hari ini sangat spesial bagimu. Aku benar, kan?” Alexa menjawab sambil tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dari penampilan adik iparnya itu.“Kau sempurna, tidak ada celah, dan kau siap menjadi bintang hari ini!” pujinya lagi sambil mengarahkan ibu jarinya pada Austin.“Austin, jadilah suami yang baik untuk Ruby. Dia wanita yang sangat baik dan layak bahagia. Dia juga begitu mencintaimu. Aku akan membunuhmu kalau dia mengaduh tentangmu sambil menangis.” Alexa memberi peringatan dalam perhatiannya.“Apa kau perlu menyebutkan kalimat mengerikan di hari bahagiaku? Ayolah, aku bukan suamimu yang selalu mengacaukan momen indah, Alexa..
Axel terlihat menonton tayangan kartun kesukaannya dengan tenang di ruang TV. Pandangan dan konsentrasinya buyar saat seorang mengalihkan perhatiannya.“Hai, Axel yang tampan. Bagaimana kabarmu, My Hero?” sapa Ruby dengan senyuman di wajah cantiknya.Ternyata hubungan satu malam salah paham itu terus berjalan hingga melewati tahun pertama pertemuan Ruby dan Austin.Kecantikan, kepolosan, dan sikap Ruby yang sederhana mampu menggoyahkan hati Austin yang keras dan pernah berjanji tidak akan menikah. Tapi wanita itu mampu membuatnya tergila-gila dengan cinta.Namun, tidak hanya Austin saja yang tersihir oleh Ruby, Alexa dan seluruh keluarga Hobbs menyukainya, termasuk Axel dan Anna yang baru mulai mengenali orang di dekatnya.Terkhusus Axel, ia melihat Ruby sebagai sosok wanita lembut yang menjadi idolanya, selain mamanya sendiri. Bahkan setiap kali bertemu dengan bibi barunya itu membuat wajah anak kecil itu tersipu malu.“Bibi Ruby?” tanggapnya, “Bibi sudah kembali? Bibi semakin canti
Sekalipun di dalam ruangan hotel yang megah, tapi sinar matahari yang menerangi bumi tetap menyelinap masuk ke kamar di mana Ruby berbaring saat ini.“Ugh... silau sekali. Kepalaku juga sakit...” keluhnya karena silau sinar matahari membangunkannya dan membuat ia sadar kalau saat ini kepalanya sangat sakit.Ruby memijat kepalanya berulang, “Aku ingat kalau aku tidak minum banyak, tapi kenapa kepalaku begitu sakit?”“Ah, pasti karena aku bertemu dengan wanita jalang itu...” sambungnya bergumam tanpa ingat hal lain selain Mary.“Apa tidurmu nyenyak, Sayang?”Suara seorang pria yang begitu dekat dan jelas sontak membuat Ruby terkesiap kaget. Mata malasnya langsung terbuka lebar saat ini. Terlebih ketika ia menoleh ke samping, ada wajah pria tampan yang tersenyum secerah mentari. Siapa lagi kalau bukan Austin?“Ahk!!!” teriaknya seketika hingga Austin refleks menutup telinganya dengan bantal.Tapi suara Ruby yang nyaring harus dihentikan. Oleh karena itu Austin memegangi tangan Ruby sekal
“Ya ampun... Malam ini aku sangat kenyang. Mungkin aku akan tidur sampai besok karena kekenyangan, haha!” Kay berucap puas sambil mengelus perutnya yang penuh dengan makan malam spesial.Ia bahkan sedikit kesulitan memasang sabuk pengaman mobilnya karena akan segera menyetir dan pulang.“Kemampuan memasak sushi calon adik ipar bosku memang sangat hebat. Aku bahkan terus membuka mulutku karena kagum dengan caranya memainkan pisau saat memisahkan duri ikan dari dagingnya!”“Jangan menyebutnya seperti itu atau aku akan marah padamu karena itu sama saja dengan mengejekku. Kau lihat sendiri bagaimana dia menerima pertunangan dadakan tadi, kan? Ekspresinya membuatku merinding.” Austin di sebelahnya menjawab dengan tak acuh.“Tapi bodohnya lagi, kakakku malah menyetujui pertunangan itu agar aku bisa segera menikah. Dasar kakak brengsek!” sambungnya menggerutu saat mengingat ucapan konyol Aaron di depan semua orang tadi.“Baiklah, aku tidak akan menyebutkan itu lagi. Tapi aku sangat kagum kar
‘Tidak! Hari ini kau sudah terlalu lelah. Kembali ke rumah. Mama akan datang dan sepertinya mereka akan menginap di rumah kita untuk beberapa waktu. Aku juga membutuhkan Kay untuk menjelaskan padaku tentang World Shadow pada investor baru.’‘Kay sudah menceritakan semuanya padaku, Babe. Tentang bosnya yang terlalu girang bertemu banyak pria gila luar sana. Aku harus memberimu pelajaran saat aku pulang nanti.’‘Sekarang, dengarkan aku, Babe. Arahkan mobilmu kembali ke mansion dan biarkan Kay ke kantornya. Kita akan bertemu di rumah nanti.’‘Dan satu hal lagi. Aku mencintaimu, Babe...’Seakan tidak ada remnya dan tidak membiarkan Alexa bicara, Aaron yang baru menerima panggilan dari Kay terus saja mengomeli istrinya tanpa henti.Alexa langsung menoleh pada Kay yang seketika buru-buru menjauh dan memasuki mobilnya sendiri. Kay pergi tanpa mengatakan apapun dan hanya melambaikan tangan bak sedang menertawakan keusilannya pada bosnya itu.“Awas saja kau, ya! Beraninya kau mengaduhkanku pad
Sambil berjalan perlahan, Alexa mengusap air mata yang sempat jatuh. Hanya sesaat pikirannya tenggelam memutar kembali momen terakhirnya tadi bersama Regan Abbott tadi. Tanpa menjelaskan hubungan di antara mereka sebenarnya bukan ayah dan anak, Alexa tidak ingin memperpanjang waktu bersama Regan. Regan tidak perlu tahu fakta itu karena mereka juga tidak akan bertemu lagi di hari mendatang. Setidaknya itu yang diinginkan Alexa."Kalian, apa sudah mendapatkan informasi tentang Harley?" tanya Alexa tenang pada Kay."Sudah, Bos. Aku selalu menempatkan orang untuk memperhatikan Nyonya Harley dari jauh. Dan informasi yang dikirimkan, Nyonya Harley sekarang tinggal di perkampungan kumuh setelah rumah keluarga Abbott disita pihak bank. Dan juga, beliau sering terlihat di sekitar perumahan elite dan menjadi buruh cuci di beberapa rumah di kawasan itu." Kay menjelaskan secara detail apa yang terjadi pada ibu Alexa.'Kalian berubah menjadi menyedihkan setelah aku pergi. Kenapa nasib tidak membua
Peristiwa berdarah yang terjadi saat penculikan Axel dulu masih menyisahkan beberapa hal. Dalam waktu yang ditentukan, semua orang yang menyaksikan kejadian berdarah itu diwajibkan melapor ke kantor polisi. Hari ini adalah hari terakhir Alexa mendatangi kantor keamanan negara itu sebagai kewajibannya. Akan tetapi, rasanya ia ingin sekali menemui beberapa orang yang ingin ia lihat keadaannya.Setelah mendapat persetujuan dari Tuan Parker dan suaminya, Alexa yang didampingi mulai bergegas. Tempat pertama yang akan didatangi mereka adalah rumah tahanan tempat Regan ditahan.Setelah mendapatkan izin menjenguk Regan yang diurus oleh kenalan Reed di sana, Alexa melangkah mendekati sel tempat Regan ditahan. Sesuai permintaan, Alexa yang tidak ingin diberitahukan kedatangannya pada Regan mulai mendekat dalam diam.Di balik jeruji besi dengan ruangan yang sempit yang harus dibagi dengan beberapa orang, Regan Abbott terlihat meringkuk sambil memejamkan mata. Perasaan iba muncul di hati Alexa s
Satu bulan masa berkabung sepeninggalnya Ryan usai, Tuan Parker menyetujui permintaan yang ingin mengajukan resepsi pernikahannya dengan Alexa.Resepsi tidak dilangsungkan secara mewah. Pesta bertema Wedding Garden itu berlangsung tenang dan bahagia karena hanya mengundang kerabat dekat dan kolega penting saja. Setelah para tamu satu-persatu pulang, Aaron masuk ke kamar untuk menyusul Alexa yang sedang menerima panggilan video dari Austin yang sedang mengasuh Axel. Ia melihat Alexa istrinya yang sedang duduk di depan meja rias sambil tersenyum-senyum sendiri.Tiba-tiba kedua tangan Aaron sudah melilit pinggang Alexa yang ramping. Bibir Aaron mulai mengecupi leher dan tengkuk Alexa, hingga membuat Alexa kegelian, “Kenapa kau tersenyum sendiri, Babe? Apa yang kau bicarakan dengan Austin?”“Tidak ada. Aku bahkan lebih banyak bicara dengan Axel yang mengeluh karena dibawa pulang oleh pamannya.” jawabnya sambil tersenyum, tapi itu tidak lama karena Alexa kembali murung. Ia menyandarkan k
Tidak ada yang lebih sempurna selain menyempurnakan suatu hubungan asmara dan cinta dengan janji yang disampaikan dalam pernikahan. Ketika janji suci itu telah diucapkan, kebahagiaan pun sudah lengkap rasanya.Seperti itulah yang Alexa dan Aaron rasakan saat ini. Meski sudah bertahun-tahun lamanya terikat dengan pernikahan walau hanya dalam selembar sertifikat, keduanya masih merasa kurang. Terlebih Aaron yang seakan terombang-ambing di abaikan Alexa yang terkesan menganggap ringan pernikahan mereka.Bukan tanpa sebab, itu karena Alexa yang notabene seorang mafia yang harus pergi kesana-sini mengurus masalahnya sendiri tanpa ingin melibatkan Aaron dalam kerumitan masalahnya. Dan hal itu dianggap Aaron kalau Alexa tidak menganggap hubungan mereka erat sebelum adanya janji pernikahan.Maka saat ini, Aaron mengungkapkan keberaniannya meminta izin pada Tuan Parker untuk mengucapkan janji dan ikrar pernikahan yang bagi seorang mafia seperti mereka yang menganggap sebuah janji dan sumpah sa