Prisla menghirup nafas lega, karena dia bekerja tanpa gangguan dari Arya, semenjak kejadian sore itu, Arya sengaja menjaga jarak dari Prisla, karena asisten Rey juga memberikan ancaman akan memutasinya ketempat yang jauh, jika Arya masih berusaha untuk mendekati Gisella.
"Tumben suami mesum ku Hardian, tidak kelihatan hari ini?." Prisla mencuri pandang pada ruangan Presdir yang masih tertutup rapat.
Tiba-tiba dari arah belakang, Tasya yang ditemani Mama Hardian datang. Tasya mendorong kasar kursi disebelah Prisla hingga membuatnya terlonjak kaget.
"Nona Tasya apa yang Anda lakukan.?" Prisla berdiri dari kursi yang hampir membuatnya jatuh. Prisla langsung terlonjak kaget begitu melihat mama.
“Mama.... untuk apa dia dan Tasya datang kekantor, apa dia benar-benar tidak mengingat dan mengenaliku lagi.” Gumam Prisla.
"Aku hanya ingin bermain-main sedikit, dengan wanita ber
Semenjak dia pernah diikuti Hardian, dan asisten nya Rey. Prisla menjadi sangat hati-hati jika ingin pulang kembali ke Apartemen. Dengan tergesa-gesa, sambil sesekali menoleh kebelakang. Prisla memencet password pintu dengan tangan yang gemetaran.“Mudah- mudahan saja mereka tidak mengetahui letak posisi kamarku, semenjak kejadian itu.”Prisla teringat terakhir Hardian mengikuti nya sampai didepan lift, dia menangis dan membentak Hardian untuk berhenti mengganggu dan mengikutinya. Prisla tidak ingin jika orang-orang Farrel menemukan dia dan Revano, serta mencelakai suaminya Hardian kembali.Sebelum Farrel dan Milka itangkap pihak berwajib. Prisla tidak pernah tenang dan akan tetap menutupi status nya mengingat kekejaman Farrel waktu itu, membuat dia sering bergidik ngeri.Setelah masuk, Prisla langsung menutup rapat pintu. Lalu membuang nafasnya yang masih ngos-ngosan. Sambil menyan
Saat Hardian dan Rey memasuki lift, mereka berdua langsung tercekat. Karena didalam lift tersebut ada Gisel yang tengah berdiri membimbing seorang bocah laki-laki yang sangat tampan dan mirip sekali dengan Hardian.Begitu juga dengan Gisela, dia langsung pura-pura tidak melihat dan buang muka.“Ya Tuhan, kenapa aku harus bertemu Hardian sich pagi ini, mana aku bersama Revano lagi. Mudah-mudahan aman.” Ucap Prisla mundur beberapa langkah menjaga jarak dari Hardian.Rey mempertajam penglihatan nya, dia menatap lekat Revano bergantian dengan Hardian. Wajah Mereka berdua ibarat duplikat. Sangat mirip.“Kenapa Wajah Mereka begitu mirip? Seperti seorang anak dan ayah, siapa sebenarnya Gisella ini? Apa dia noa Prisla mengingat banyak kemiripan diantara mereka.?” Rey semakin mempertajam penglihatan nya, sehingga membuat Prisla risih. Seakan paham apa yang tengah dipikirkan asisten cer
Gisella menitikan air matanya, dia terharu mendengar penuturan polos putra nya. timbul rasa bersalah. karena telah merahasiakan status mereka yang sebenarnya."Tuan, aku harap kamu jangan besar kepala dulu, mendengar anak ku memanggilmu dengan sebutan itu. aku membiarkanmu karena tidak ingin merusak kebahagiaan Anakku itu, dia terlihat sangat senang dan bersemangat bertemu dengan mu, aku harap kamu tidak membuat wajah ceria dan polos nya itu terluka." ucap Gisella lirih."Kamu tidak perlu khawatir Gisella, karena aku menganggap boy sebagai putra kandungku sendiri, kamu tau sendiri kan ceritaku kemaren. aku kehilangan istriku. yang wajahnya sangat mirip dengan mu. bahkan aku sempat berfikir jika Prisla ku adalah kamu Gisella." ucap Hardian.?"Apa.?? Itu tidak mungkin." Gisella yang kesal langsung mencubit kersa pinggang Hardian. namun dengan sigap Hardian menarik tangan Gisella, hingga hila
Ancaman Hardian tersebut, ampuh membuat Gisella bergidik ngeri. karena Hardian telah menegang semua bukti-buktinya. sehingga Gisella tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk membela dirinya.“Mas Hardian, kamu tidak tahu sayang. Apa tujuan ku melakukan semua ini. Aku hanya ingin menyelamatkan keluarga kita sayang.” Gumam Gisella. Menerawang, namun suara bariton Hardian mengagetkan lamunan Gisella.Poin pertama, Gisella harus menjadi sekretaris pribadinya, dan memberikan kebebasan kepada Hardian untuk dekat dan bermain bersama Revano putranya.Poin kedua, Hardian bebas, untuk tinggal dan menempati apartemen Gisella.Poin ketiga, Melayani dan mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Hardian, tanpa ada penolakan. termasuk mengurus keperluan pribadinya.Gisella membulatkan matanya, dia menatap tajam ke arah Hardian. bagaimana pun juga, sekarang dia sudah kalah satu langkah
"Nyonya sebaiknya, kita cari waktu yang tepat untuk memberi tahu Boss Hardian.” Terang Rey.“Baiklah Rey, tapi aku Mohon. Kita membongkar rahasia ini setelah Farrel dan Milka tertangkap.” Ucap Prisla.“ Baiklah, aku setuju.” Balas ReySebenarnya Hardian merasa tidak puas, dengan penyelidikan Rey terhadap Gisella. karena memang Rey sengaja tidak mengatakan semua nya secara jelas dan terperinci.“Gisela buatkan aku kopi.” Perintah Hardian melalui sambungan telpon, semenjak meminum kopi buatan Gisella, Hardian tidak menyukai kopi buatan siapa pun lagi.“Baik Tuan.”Hardian mengulum senyum, dia sudah merencanakan sesuatu pada Gisella. Tidak perlu waktu lama Gisella kembali bersama Nampan bersi kopi hitam kesukaan Hardian.“Ini Tuan kopinya.” Gisel menaruh dimeja kerja Hardian.
Semakin hari Hardian semakin dekat dengan Gisella, dia tidak ingin waktunya terbuang sedikit pun tanpa ada Gisella disampingnya.Meskipun Hardian hanya mengalami luka kecil, namun dia sengaja agar Prisla mengurus dan memperlakukan nya dengan sangat manis dan manja. Seakan bayi besar yang begitu membutuhkan kasih sayang.Seperti biasa, Hardian akan lebih banyak menghabiskan waktu istrahat nya tidur dipangkuan Gisella. Tiba-tiba Rey masuk sehingga mengagetkan pasangan yang akan memulai ciuman panas mereka.Ceklek... pintu terbuka, Hardian duduk kembali dengan normal, Namun tatapan mata nya sangat tajam yang ditujukan langsung pada Rey. Yang hanya nyengir kuda melihat kemarahan bos besarnya.“Mulai sekarang kamu harus mengetuk pintu Ruangan ku dulu. sebelum masuk ."perintah Hardian jutek."Baiklah Bbos, maaf aku sering melupakan hal itu."“Ada apa? K
Gisella melangkah kan kaki nya menuruni pesawat, mengikuti langkah panjang Hardian dan Rey menuju mobil jemputan yang telah disediakan. ini pertama kali nya bagi Gisella menginjakan kakinya di pulau ini. dia terpesona dengan keindahan alamnya.mobil membawa yang menjemput mereka langsung mengantarkan menuju sebuah dermaga, Gisella menatap takjub Kapal besar yang sangat mewah, dia seperti bermimpi menginjakkan kakinya melangkah masuk kedalam.“Ini benar-benar indah dan mewah,” gumamnya.Kapal mulai berlayar menaungi samudera lepas, salah seorang pelayan yang menyambut mereka langsung mengantarkan menuju ruang kamar masing-masing dalam kapal kelas Dunia ini. yang tidak sembarangan orang yang mampu untuk memasukinya. Hanya para bangsawan dan petinggi Negara lah yang mampu menaikinya apalagi menyewa kapal dengan harga yang sangat fantastis ini.Ditengah-tengah lautan l
Capek mondar-mandir tak karuan, akirnya Rey mencoba menghubungi Hardian melalui ponselnya."Kenapa nggak dari tadi, kepikir menghubungi nya pakai ini." ujar Rey seraya memencet nomor Hardian panggilan terhubung namun tidak tidak terdengar jawaban. Rey mengulangi kembali mendial no ponsel Hardian untuk kedua kalinya.Hardian mengucek mata yang masih terasa berat untuk dibuka,” hallo ada apa?" ucap nya dengan mata yang masih terpejam."Boss, lupa ya? tujuan kita kesini untuk apa ?" ujar Rey kesal dengan bosnya, yang lebih mementingkan urusan cinta. dari pada perusahaan nya sekarang."Kamu handel saja dulu." ujarnya sambil kembali memeluk Gisella yang tertidur pulas dalam dekapannya."Tidak bisa bos, ini acara besar apa kata investor yang lain dan kepala cabang. mereka sudah susah payah menyiapkan dan menyelenggarakan rapat besar ini dan menunggu kedatangan kita" ujar Re
Revano menatap kagum, pada pantulan wajah dan tubuhnya di cermin besar yang terdapat ditengah-tengah ruangan besar itu. pakaian yang dirancang Naura benar-benar pas dan melekat sempurna ditubuh Revano. termasuk mami, papi,opa dan kedua adiknya."Penampilan anak mami sangat tampan dan gagah," puji Prisla seraya memperbaiki posisi dasi Revano yang agak miring."Makasih pujiannya mi." ucap Revano."Tentu dong sayang, selain acara ulang tahun perusahaan kita. nanti Revano juga akan diperkenalkan sebagai seorang CEO baru, pada seluruh kolega bisnis dan investor perusahaan." Hardian ikut menimpali percakapan ibu dan anak itu."Tu kan, mami cuma muji penampilan kak Revano doang, padahal dunia telah mengakui jika aku lah anak mami yang paling gagah, bahkan mengalahkan papi dan kak Revano." Adiknya tidak mau kalah, dia sekuat tenaga menggeser tubuh Revano dari cermin besar."Udah ga
Dengan perasaan deg-degan Naura mengukur bidang tubuh Revano, posisi mereka begitu dekat. Revano perlahan memejamkan matanya. menikmati aroma wangi tubuh Naura. dan helaan nafasnya yang terasa begitu lembut dan wangi menthol.Saat posisi tubuh mereka berhadapan, tangan Revano terangkat pelan namun pasti. Revano dengan lembut menelusuri pipi mulus Naura dengan jemarinya. terus mengelus-elus rambut panjang lurusnya.Naura merasa terhipnotis, tidak ada penolakan sama sekali. dia membiarkan sentuhan hangat tangan Revano. seakan-akan dia sedang bermimpi indah. bertemu kembali dengan cinta pertamanya.Revano mendekatkan wajahnya, semakin dekat hingga tidak ada jarak lagi yang mengikis diantara mereka berdua. Maura memejamkan matanya pelan. saat tubuh Revano makin merapat ke tubuhnya. dunia seakan terhenti ketika Naura merasakan lembutnya kecupan hangat bibir Revano dikening, kedua kelopak matanya hingga terus kedua pipinya.
Revano tersenyum puas, sebelah tangannya masih mengusap-usap layar ponselnya. dimana terpampang foto cantik Naura yang mengunakan pakaian kerja.Wajah Naura terlihat anggun, dan sudah terlihat sedikit dewasa. mengingat sekarang dia sudah menamatkan kuliah. juga mulai ikut merintis salah satu usahanya sendiri.Maura memang sangat mandiri, bahkan diusianya yang masih relatif muda. Dia telah mampu bangkit dan mengembangkan usaha. yang bergerak di bidang butik. yang merupakan salah satu bakat dan hobi nya selama ini.Naura memang sengaja, mengambil jurusan di bidang desainer. agar nanti kedepannya dia bisa mengembangkan usaha sendiri. tidak butuh waktu lama bagi Naura. sekarang nama butik dan rancangan nya sudah terkenal. bahkan seberapa artis ibukota sengaja memesan dan mengunakan rancangan pakaian Naura. diberbagai momen tertentu mereka."Naura aku sangat merindukanmu, meskipun hubungan kita yang
Satu bulan berlalu, kini mereka semua telah terpisah. melanjutkan kehidupan dan pendidikan masing-masing ditempat yang berbeda-beda.Sekarang Naura sudah bisa bernafas dengan lega, karena nilai-nilai melonjak menunjukkan peningkatan, semua ini tidak terlepas dari dukungan Revano dulunya.Meskipun Revano sudah pergi jauh meninggalkan nya. Namun Naura selalu berharap mereka akan dipertemukan kembali.Sementara Azka dan Arga, mereka memilih kuliah di kampus yang sama dengan wanita pujaan mereka Agnes dan Caca.Seiring berjalannya waktu, tanpa terasa Naura sudah menamatkan pendidikannya, bahkan sekarang dia sudah kuliah disebuah universitas ternama. tanpa pernah bertemu dan mendengar kabar tentang Revano lagi.Begitu juga dengan para teman-temannya yang lain, mereka semua seperti sudah putus contak. serta sibuk dengan kehidupan masing-masing.Naura me
Selepas ujian akhir, Revano menyiapkan hatinya untuk berpisah dengan Naura. Dia menghembuskan nafas dalam-dalam, mencoba memberi ketegaran dan kekuatan pada hatinya sendiri. berat' bagi Revano meninggalkan asrama terutama dengan Naura, namun dia tidak bisa berbuat banyak mengingat dia harus melanjutkan pendidikan nya keuangan lebih tinggi dan lebih baik.Lamunan Revano buyar ketika getaran ponsel, yang disimpan di kantung celananya. segera Revano mengangkat panggilan dari maminya tersebut, sambil berjalan masuk kedalam kamar."Assalamualaikum mi....!" ucap Revano dengan nada suara kurang semangat."Waalaikumsalam sayang ...., aduuuuuh anak ganteng mami kok lesu gitu, ayo semangat sayang. karena besok pagi sopir jemputan yang dikirim papi bakal kesana untuk menjemput mu nak" ujar Prisla."Iya mi""Apa kamu sudah berkemas sayang ?""Belum mi,
Seperti biasanya, Pihak sekolah mengadakan berbagai pertandingan tiap tahunnya, berdasarkan bakat dan minat para siswa dan siswi sekolah mereka. untuk tahun ini pihak sekolah pun memberikan kebebasan untuk memilih diantara nya.- Pemilihan Miss tercantik disekolah itu, semua siswa cewek bebas untuk mengikuti nya, tapi tetap harus mengikuti tes dan serangkaian seleksi- Lomba Tim Bola Basket- Lomba menyalurkan bakat akting, seperti mengikuti Drama dan pertunjukan disekolah.- Lomba menari BalletSemua menyambut antusias acara itu, termasuk tiga cewek cantik Agnes, Caca dan jeni. memilih mengikuti menjadi Miss. sementara Naura lebih menyukai bakat akting. sedangkan gea Memilih untuk menari Ballet yang merupakan kesenangannya.Revano yang mengetahui jika Naura mengikuti pentas drama, membatalkan niatnya untuk mengikuti lomba Bola Basket. karena sebentar l
Setelah melihat sekawanan monyet itu telah pergi menjauh, Revano menyalakan motor nya."Ayo Naura kita tinggal kan tempat ini"Maura naik keatas motor lalu Revano melesat dengan kecepatan tinggi, jalanan yang sepi membuat Revano bebas melajukan motornya."Kak Revano masih ingat jalan pertama yang kita masuki tadi" Naura sudah merasa sedikit cemas."Aku tidak ingat Naura, tapi kita harus tetap melakukan motor ini hingga bertemu penduduk sekitar untuk bertanya jalan menuju villa" ujar Revano yang sudah ikutan-ikutan cemas.Sudah capek berputar-putar dengan motor itu, namun mereka tidak menemukan Seorang pun yang melintasi jalan itu, maupun Rumah penduduk. Revano mulai putus asa sedangkan bahan bakar motor mereka sudah hampir habis."Kak Revano aku takut, sementara signal disini juga tidak bagus" Naura mengangkat ponselnya tinggi berharap mendapatkan signal yang
"Naura kamu pegangan ya.. soalnya jalanan ini terlalu licin. dan tidak rata, aku takut kamu ntar jatuh" ucap Revano sambil tersenyum."I...iya kak" dengan ragu-ragu akirnya tangan Naura melingkar di pinggang Revano.Sepanjang perjalanan itu Revano dan Naura tidak henti-hentinya bercerita dan bercanda, sesekali Naura mencubit pinggang Revano. tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka berdua.Mereka saling tebak tebakan, atau bercerita tentang hobi dan Film kesukaan mereka masing-masing. sesekali Naura tertawa lepas. Revano puas menikmati wajah cantik Naura dari kaca spion motor itu.Terkadang tangan Revano mulai nakal mengelus lutut Naura atau sesekali merem mendadak motor nya, untuk menikmati moment indah kebersamaan mereka.Motor Revano berhenti di sebuah warung, mere membeli makanan khas daerah itu, dan minuman segar. setelah itu Revano kembali melanjutkan perjalanan memasuk
Hari ketiga mereka di villa ini, membuat kedekatan Revano dan Naura sudah menunjukkan kemajuan yang sangat baik. selain sudah bertukar No ponsel masing-masing. Revano dan Naura jika hendak menutup jendela kamar masing-masing mereka akan saling lempar pesawat yang terbuat dari kertas."Yauupps...." Naura menangkap layangan kertas itu dan membacanya"Selamat malam kak Revano, met bobo.... moga mimpi indah" isi pesan yang tertulis di layangan kertas ituBegitu pun Naura membaca isi pesan dari layangan Revano."Met malam Cantik....,, besok kita jalan-jalan ke sekeliling area puncak ini yuk"Naura tersenyum membacanya, dan kembali membalas kemudian melemparkan kembali ke jendela kamar Revano."Okey... aku setuju banget, tidak sabar menikmati udara puncak yang segar dan bersih itu, tapi emang kita berdua sanggup, karena area ini terlalu luas, dan masih&