Jam kuliah Yuriel berakhir pada sore hari. Dia bersiap untuk pulang ketika ponselnya berdering.
Yuriel melirik dan melihat nama Melly muncul di layar ponselnya. Sudah lama dia tidak bertemu dengannya dan Melly jarang menghubunginya. Dia segera mengangkatnya
“Halo, Melly. Tumben menelepon, kamu tidak ada pemotretan?”
“Yunifer, huhuhu ....” Suara tangisan Melly terdengar dari seberang telepon. Dia cegukan sambil menangis.
Langkah Yuriel terhenti di lorong kampus mendengar tangisan Melly.
“Melly, apa yang terjadi padamu? Mengapa kamu menangis?” tanyanya mengerutkan kening cemas.
Melly tidak menjawab dan hanya terus menangis. Dia terus bergumam tak jelas, kedengaran seperti “brengsek” dan “tukang selingkuh” sambil terus terisak.
Yuriel menjadi khawatir
“Melly, apa yang sebenarnya terjadi?! Kamu mabuk? Lupakan, katakan di mana kamu sekarang. Aku akan menjemputmu.&rdqu
Yuriel membantu Leon berjalan melewati ruang tamu apartemen yang dan mendudukkannya di sofa.Leon duduk di sofa meringis sembari memegang perutnya terasa menyakitkan, di mana dia terserempet pisau.Melihat kondisi Leon yang agak mengerikan, Yuriel merasa bersalah dan cemas melihatnya tidak mau pergi ke rumah sakit. Dia tidak bisa menahan omelannya.“Profesor Kindle kenapa kamu tidak mau pergi ke rumah sakit?!”Leon hanya membalasnya dengan tawa kecil di wajahnya yang pucat dan babak belur. “Lagi pula ini hanya luka kecil.”“Luka kecil apanya?!” Yuriel hampir ingin mencekiknya saking gemasnya. Dia melupakan Leon adalah dosennya.“Kamu babak belur begitu dan berdarah masih dibilang luka kecil.”Leon tersenyum, merasa terhibur dengan omelannya.“Daripada kamu mengomel di sini, bisakah kamu ambilkan kotak P3K di kamar mandiku, di pintu dekat dapur.”“Oke.&rdqu
Ciuman Aleandro sangat kasar dan menuntut. Seolah-olah dia ingin melumatnya tanpa sisa. Yuriel meringis saat gigi Aleandro beberapa kali mengesek bibirnya. Dia menggelengkan kepalanya menghindari ciumannya. Aleandro mencengkeram dagunya erat dengan tangan satunya, menciumnya semakin buas. Lidahnya melesat masuk ke dalam mulutnya dan menyedot napasnya. “Lep-lepaskan ....” Yuriel terengah-engah dalam mulutnya, kehabisan napas akibat ciuman liarnya. Namun Aleandro tidak berhenti dan terus menekan, melumat dan menghisap bibirnya kuat-kuat. Yuriel menggertakkan giginya marah. Dia membuka mulutnya dan menggigit bibir bawah Aleandro keras. Lelaki itu akhirnya melepaskan bibirnya dengan napasnya terengah-engah. Benang saliva terhubung di antara bibir keduanya. Bibir Yuriel bengkak dan merah, dia terengah-engah memelototi Aleandro dengan mata berkaca-kaca. “Aleandro Gilren, kau brengsek!” Dia menarik tangannya dari cengkeramannya Aleandro yang mengendur dan menampar wajahnya. Raut wajah
“Tidak.” Dia membuang muka.Saat melihat foto mesra Yuriel bersama Leon, tidak ada yang dia inginkan selain menghancurkan mereka. Dia tidak ingin tahu apa yang mereka lakukan bersama di dalam apartemen itu.Aleandro menggertakkan giginya kesal.Sudah merupakan batas toleransinya untuk melupakan kejadian dia memergoki Yuriel di apartemen Leon dan masih membuatnya tetap di sisinya. Lelaki mana yang mau menerima sebuah pengkhianatan dari wanita yang dia cintai.Ketika teringat bagaimana almarhum istrinya, Yunifer Jenkins berselingkuh dan tidur dengan tidur dengan pria lain, Aleandro membayangkan Yuriel sama dengan saudara kembarnya.Dia masih merasa tidak aman sebelum memiliki hati dan jiwa wanita itu sepenuhnya.Semakin Aleandro memikirkannya semakin dia marah. Seks semalam tidak bisa meredakan kecemburuannya.Aleandro meletakkan nampan di atas nakas dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Mencengkeram selimut d
Saat ini keduanya tengah makan malam reuni dengan beberapa teman bisnis. Mereka berkumpul untuk membahas bisnis dari berbagai bidang yang digeluti. Joe menunjukkan video Yuriel di mal pada Aleandro.Suara Yuriel yang penuh dengan kesombongan terdengar dari video itu menarik perhatian beberapa rekan bisnis mereka di kamar pribadi.“Biarpun aku murahan, suamiku sangat, sangaaat mencintaiku. Aku berselingkuh sepuluh kali pun, Aleandro tidak akan pernah menceraikanku. Dia bilang tidak bisa hidup tanpa aku.”Rekan-rekan mereka tercengang menatap Aleandro, sebelum tawa mereka meledak kamar pribadi itu.“Bwahahaha. ....”“Hahaha, Aleandro kamu benar-benar menjadi cuckold (suami yang istrinya tidak setia).”“Sungguh terlalu. Seorang Aleandro Gilren ....” Salah satu pria tidak tahan memegang perutnya, hampir tertawa terguling di lantai.Raut wajah Aleandro tampak suram. Tawa tidak berhenti bergem
Yuriel dengan kecewa melihat punggung Aleandro berbalik pergi. Tidak menunggunya membuka pintu untuk menjemputnya pulang seperti yang dikatakan laki-laki itu. “Dasar pembohong!” sungutnya mengerucutkan bibirnya kesall. “Cih, sia-sia saja mengkhawatiirkannya! Dia benar-benar hanya manis di bibir, sama sekali tidak serius membawaku pulang,” omelnya sambil memukul pintu kamar, seolah pintu itu bisa berubah menjadi Aleandro dan dia melampiaskan kekesalannya. “Jangan harap lagi aku akan pulang bersamamu!” Yuriel berbalik kembali ke tempat tidurnya dengan perasaan dongkol. Tiba-tiba ponsel ponselnya berdering. Yuriel melirik nama Melly yang muncul di layar ponselnya. Kemudian teringat dia belum menjenguk Melly sejak kejadian malam itu. Yuriel segera menjawab panggilannya. “Hallo, Melly.” “Yunifer, kamu di mana? Datanglah Night Star Club, kita akan bersenang-senang!” Suara Melly terdengar bersemangat. Sangat berbeda saat
Dan pelanggan yang membuatnya paling menderita tuan Stephon.“Tuan Stephon, wanita itu sangat sombong, tidak hanya menghinaku, dia juga menghinamu.” Jenny berkata dengan manja sambil menekan payudaranya yang besar ke dada bidang Tuan Stephon.“Cepat katakan siapa wanita itu, aku memberinya pelajaran keras karena sudah menghina wanitaku dan aku.” Tuan Stephon berkata penuh amarah. Sorot matanya berkilat kejam.Jenny diam-diam menyeringai.Yunifer Jenkins, aku membuatmu merasakan penderitaanku....Video yang dikirimkan Jenny dengan cepat direspons oleh seorang reporter dan memprosesnya dengan cepat.“Hahaha, Nyonya Gilren ini benar-benar tidak biasa,” decak sang reporter tidak habis pikir saat melihat Yuriel memesan layanan gigolo.Istri Presdir Gilren ini telah menjadi selebriti internet sejak beberapa waktu ini. Dia telah membuat banyak skandal berturut dalam waktu singkat. Belum hilang skan
“Ya, Presdir.” Selusin pengawal yang mengelilingi tempat mengangkat bangku dan menghancurkan di lantai. Tidak hanya itu membalikkan meja dan melemparkan bangku ke lemari minuman, menghancurkan tempat itu. “Kyaaaa!” Jeritan memenuhi klub malam itu. Semua orang berlari ketakutan dan berhamburan meninggalkan tempat itu. Saling tabrak dan mengumpat. Seluruh tempat tampak kacau. Ketika Marvin masuk, dia disambut dengan kekacauan yang dibuat Aleandro. “Apa kamu benar-benar harus menghancurkan tempat ini?” tanya Marvin menatapnya tidak percaya. “Apa kamu tidak mempertimbangkan pemilik klub malam ini akan menuntutmu di pengadilan?” ujarnya cemas. Kekejaman Aleandro tidak main-main. Dia khawatir adiknya akan mendapat masalah dengan hukum. “Jangan khawatir, aku sudah membeli klub ini untuk dihancurkan,” balas Aleandro acuh tak acuh. Marvin menatapnya speechless. Buat apa dia membeli tempat ini hanya untuk dihancurkan?
“Oke.” Aleandro tidak menolak, dia justru senang. Jarang Yuriel bersikap manis dan manja. Dia menutupi seluruh tubuh Yuriel dengan coatnya sebelum berdiri dengan Yuriel di pelukannya. Yuriel melingkarkan kakinya di pinggang kokoh Aleandro. Membuat pria itu tampak seperti menggendong gadis besar. Aleandro tidak mengatakan apa-apa dan berbalik meninggalkan kamar mandi dengan Yuriel di gendongannya. Di luar dia bertemu dengan Viktor. “Bo-bos ….” Viktor tergagap dengan mata membelalak melihat bos besanya mengendong gadis besar di pelukannya. Yuriel memerah malu melihat Viktor menatap mereka dengan mulut ternganga. Dia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aleandro dan mengigitnya gemas. Sudut bibir Aleandro berkedut. Dia menatap Viktor dengan eksresi dingin. Viktor tersadar dan menundukkan kepalanya sambil meminta maaf. Aleandro acuh tak acuh mengabaikannya dan memberi perintah pada para pengawal di depannya. “
Pernikahan Yuriel dan Aleandro bertempat di sebuah hotel pinggir pantai. Dekorasi pesta di dekor dengan serba putih dan dihias bunga Lily tulip seperti taman khayangan. Altar pengantin dibuat menyerupai gapura bunga. Para tamu sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Keluarga Aleandro berbincang keluarga Flint yang hadir. Di altar sosok Aleandro berdiri dengan gagah dalam balutan setelan putih. Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang. Dia sangat tampan hari ini. Banyak wanita maupun gadis-gadis muda mencuri-curi pandang ke arahnya. Terdengar dentingan piano di mainkan, dan semua orang berdiri melihat ke arah sosok pengantin berdiri di ujung jalan menuju altar. Yuri menjadi pendamping mereka, berdiri di depan sambil memegang keranjang berisi bunga. Dia menaburkan bunga di sepanjang jalan. Lewis secara pribadi menuntun Yuriel menyusuri jalan mengantarnya menuju ke altar, di mana Aleandro menunggu. Le
Ginny mendorong dada Lewis untuk melepaskan pelukannya.Lewis membeku, menatapnya dengan mata membelalak.“Ka-kamu …. Dari mana kamu ….” Dia tidak melanjutkan kata-katanya. Terdiam menatap air mata mengalir dari mata hijau wanitu.“Aku sudah tahu kamu membunuh kakakku dan mengambil jantung keponakanku untuk menyelamatkanku. Meski aku berterima kasih padamu sudah menyelamatkan aku, aku tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah ini seumur hidup.”Ginny terisak memejamkan matanya membiarkan air matanya mengalir di pipinya. Dia menarik napas dalam-dalam dan mendongak menatap Lewis.“Aku tidak hidup bersamamu. Lewis, kamu pembunuh, berdarah dingin dan egois. Aku tidak bisa memaafkanmu karena sudah membunuh kakakku. Setiap bersamamu terasa mencekikku dan membuatku sangat muak.”Lewis terdiam sambil mengepalkan tangannya, menatap tanpa daya wanita di depannya.“Maafkan aku,” ujarn
Para pengawal Ludwig langsung bersiaga melihat Lewis menerobos pengawalan Raja. “Tuan Anda tidak bi—” Lewis meraih tangan seorang pengawal yang mencoba menahannya dan membantingkannya ke lantai. Pengawal Ludwig langsung mengeluarkan senjata mereka mencoba menghentikan Lewis mendekati Ludwig. “Berhenti atau kami akan menembak—!” Lewis dengan cepat menjatuhkan senjata pengawal terdekat dan mengalahkan mereka dengan keterampilan bertarungnya. Anak buah Lewis juga membantunya mengalahkan pengawal Ludwig. Senjata mereka dilempar jauh dan mereka terlibat pertarungan fisik. Terjadi kekacauanya di bandara akibat pertarungan mereka. “Gawat, keadaan darurat. Cepat kirim petugas keamanan. Terjadi perkelahian di tempat ini.” “Tuan-tuan mohon berhenti. Kalian tidak bisa berkelahi di tempa ini.” Para stas bandara panik dan memanggil keamanan untuk menghentikan mereka. Ludwig menatap dingin Lewis yang bertarung dengan pe
“Ibu, aku harap kamu akan bahagia.” Yuriel memeluk Ginny erat, sangat enggan melepaskannya.“Jangan khawatir,” ucap Ginny balas memeluknya dengan erat sebelum melepaskannya.“Apa yang kamu rencanakan setelah aku pergi? Apa kamu akan tinggal bersama ayahmu?” tanya Ginny khawatir sambil mengelus rambut Yuriel.“Jangan khawatir Bu, aku akan membawa Yuriel dan anak-anak kembali ke Capital. Kami tidak akan tinggal bersama Lewis. Aku berjanji akan mencintai dan menjaganya.” Aleandro yang menjawab sambil memeluk pinggang Yuriel dan menatap Ginny dengan tatapan tegas.Ginny menoleh menatap Aleandro dan tersenyum.“Syukurlah. Aku tidak akan mencemaskannya lagi. Aku harap kamu akan menepati janjimu.” Ginny menghela napas memandang Yuriel dan Aleandro.“Aku harap kalian selalu bahagia. Terutama kamu Yuriel, jangan bersikap keras kepala dan perlakukan Aleandro dengan lebih baik. Kamu tida
“Apa yang kamu lakukan?!” Dia meringis merasakan hidungnya sakit usai menabrak dada keras Aleandro.Aleandro menarik pinggangnya untuk semakin menempel di tubuhnya.“Apa Freyan sudah tidur?” tanya menunduk menatap Yuriel dengan tatapan panas.“Ya, kenapa?” Yuriel tersipu dan menghindari tatapan panasnya.Aleandro menyeringai dan menunduk untuk berbisik di samping telinganya.“Kalau begitu waktunya kamu menjadi milikku. Sayang mari kita mandi bersama,” bisiknya dengan suara rendah mulai menurunkan jubah mandi Yuriel.Wajah Yuriel memanas. Dia menahan tangan Aleandro dan mendorong dadanya dengan malu-malu.“He-hentikan, aku sudah mandi. Mandilah sendiri. Aku tidak bisa meninggalkan Freyan lama. Bagaimana kalau dia terbangun dengan suara berisik kita,” ujarnya tersipu malu.“Jadilah baik sayang. Bocah itu sudah tidur, dia tidak bangun. Aku akan melakukannya dengan c
Freyan melepaskan dada ibunya dan menangis keras. Tangisannya mengagetkan Yuriel. Dia dengan cepat membujuknya.“Sayang, sayang, kenapa kamu nangis?” ujarnya cemas mencoba membujuk Freyan dan menyusuinya lagi.Namun Freyan tidak berhenti menangis dan tangisannya semakin keras. Yuriel cemas dan memeriksa apa putranya buang besar.Dia berbalik untuk meletakkan Freyan di atas tempat tidur. Dia menoleh melihat Aleandro. Tatapan tajam pria itu tertuju pada putranya.Yuriel menunduk menatap putranya yang menangis dan Aleandro yang memelototi Freyan. Dia seketika marah.“Aleandro Gilren, apa kamu menakuti putraku!” seru Yuriel memarahinya.Freyan terisak kecil di pelukan ibunya, tampak seolah merasakan ibunya membelanya dan memarahi ayahnya.“Bagaimana aku bisa menakutinya? Bocah itu terlalu manja.” Aleandro berkata dengan enggan dan memelototi Freyan.Tangisan bayi kecil itu mengeras.Yuriel
Wajah Yuriel memanas. Dia mencoba mendorong Aleandro.“A-alenadro Gilren … kamu sebaiknya lepaskan aku—Angh!” Yuriel tidak bisa menahan suara erangannya kala lidah panas Aleandro menjilati bibirnya.“Sayang, akui saja kamu menyukainya. Kamu merindukan aku juga, kan?” bisik Aleandro menggoda di samping telinganya. Sementara tangannya menjelajah di tubuh Yuriel dengan nakal.Wajah Yuriel memerah menangkap tangan nakal Aleandro di bawah perutnya.“Aleandro Gilren, hentikan—” desisnya memukul tangan nakal Aleandro yang menyusup di bawah jubahnya.Aleandro mengangkat kepalanya dan tersenyum miring menatap wajah merah Yuriel.Wajahnya berkeringat bergelut dengannya. Keringat mengalir di wajahnya turun ke leher jenjang nan putihnya. Dia terengah-engah memelototi Aleandro. Wajahnya yang memerah membuatnya tampak menggairahkan.Aleandro menelan ludah kering.“Sayang, akui saja
Aleandro berdiri tenang di bawah guyuran hujan deras. Pakaiannya basah kuyup dan wajahnya memucat.“Hei, apa yang kamu lakukan di situ! Kenapa kamu tidak pergi!” seru Yuriel dari atas.Aleandro mendongak dan tersenyum tipis memandang Yuriel dari bawah. Wajahnya pucat, bibirnya membiru bergetar saat dia tersenyum.“Riel, akhirnya aku bisa melihatmu.”Yuriel berdecak.“Apa yang kamu lakukan di sana? Apa kamu tidak lihat hujan semakin deras!”Aleandro seolah tidak mendengarnya.“ Aku minta maaf sudah menipumu dan berpura-pura bertunangan. Aku tidak bermaksud begitu. Aku melakukan itu agar aku bisa bertemu denganmu dan anak-anak kita. Kamu tahu tidak mudah bagiku untuk ke Kingtown,” ujar Aleandro dengan suara rendah, tampak lemah.Yuriel merasa cemas dalam hati melihat hujan semakin deras.“Apa-apaan, apa kamu pikir dengan melakukan ini aku akan memaafkan kamu. Pergilah,
“Mengapa aku harus bekerja sama denganmu? Apa kamu meremehkan kemampuanku?” kata Lewis tidak senang.“Kamu bahkan tidak bisa mengusirnya dari Kingstown-mu dan membuatnya berkeliaran di sekitar Ibu,” balas Aleandro meremehkan.“Lalu bagaimana denganmu? Kamu bahkan tidak bisa menghentikannya membawa Yuriel,” balas Lewis dingin.Aleandro terdiam dengan ekspresi kesal.“Daripada kita di sini bertengkar tidak jelas, mengapa tidak bekerja sama saja mengusir Ludwig Arghio kembali ke tempat asalnya.”Lewis meliriknya dari ujung matanya acuh tak acuh.“Aku tidak butuh bantuanmu untuk mengusirnya. Lagi pula tidak akan lama dia meninggalkan Kingstown.”Ludwig tidak bisa tinggal lebih lama di sini. Lewis hanya perlu bersabar lagi menunggunya pergi dari sini dan membalas dendam kecil pada Presiden yang membuatnya terlihat remeh di depan Ludwig.“Benarkah?” kata Aleandro