Dan pelanggan yang membuatnya paling menderita tuan Stephon.
“Tuan Stephon, wanita itu sangat sombong, tidak hanya menghinaku, dia juga menghinamu.” Jenny berkata dengan manja sambil menekan payudaranya yang besar ke dada bidang Tuan Stephon.
“Cepat katakan siapa wanita itu, aku memberinya pelajaran keras karena sudah menghina wanitaku dan aku.” Tuan Stephon berkata penuh amarah. Sorot matanya berkilat kejam.
Jenny diam-diam menyeringai.
Yunifer Jenkins, aku membuatmu merasakan penderitaanku.
...
Video yang dikirimkan Jenny dengan cepat direspons oleh seorang reporter dan memprosesnya dengan cepat.
“Hahaha, Nyonya Gilren ini benar-benar tidak biasa,” decak sang reporter tidak habis pikir saat melihat Yuriel memesan layanan gigolo.
Istri Presdir Gilren ini telah menjadi selebriti internet sejak beberapa waktu ini. Dia telah membuat banyak skandal berturut dalam waktu singkat. Belum hilang skan
âYa, Presdir.â Selusin pengawal yang mengelilingi tempat mengangkat bangku dan menghancurkan di lantai. Tidak hanya itu membalikkan meja dan melemparkan bangku ke lemari minuman, menghancurkan tempat itu. âKyaaaa!â Jeritan memenuhi klub malam itu. Semua orang berlari ketakutan dan berhamburan meninggalkan tempat itu. Saling tabrak dan mengumpat. Seluruh tempat tampak kacau. Ketika Marvin masuk, dia disambut dengan kekacauan yang dibuat Aleandro. âApa kamu benar-benar harus menghancurkan tempat ini?â tanya Marvin menatapnya tidak percaya. âApa kamu tidak mempertimbangkan pemilik klub malam ini akan menuntutmu di pengadilan?â ujarnya cemas. Kekejaman Aleandro tidak main-main. Dia khawatir adiknya akan mendapat masalah dengan hukum. âJangan khawatir, aku sudah membeli klub ini untuk dihancurkan,â balas Aleandro acuh tak acuh. Marvin menatapnya speechless. Buat apa dia membeli tempat ini hanya untuk dihancurkan?
âOke.â Aleandro tidak menolak, dia justru senang. Jarang Yuriel bersikap manis dan manja. Dia menutupi seluruh tubuh Yuriel dengan coatnya sebelum berdiri dengan Yuriel di pelukannya. Yuriel melingkarkan kakinya di pinggang kokoh Aleandro. Membuat pria itu tampak seperti menggendong gadis besar. Aleandro tidak mengatakan apa-apa dan berbalik meninggalkan kamar mandi dengan Yuriel di gendongannya. Di luar dia bertemu dengan Viktor. âBo-bos âŚ.â Viktor tergagap dengan mata membelalak melihat bos besanya mengendong gadis besar di pelukannya. Yuriel memerah malu melihat Viktor menatap mereka dengan mulut ternganga. Dia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aleandro dan mengigitnya gemas. Sudut bibir Aleandro berkedut. Dia menatap Viktor dengan eksresi dingin. Viktor tersadar dan menundukkan kepalanya sambil meminta maaf. Aleandro acuh tak acuh mengabaikannya dan memberi perintah pada para pengawal di depannya. â
Hati Aleandro tenggelam melihat darah mengalir dari paha Yuriel ke seprei putih. Warna merah terasa sangat menusuk matanya. âAaaa! Sakit!â Rintihan Yuriel menyadarkan Aleandro dari trans-nya. Dia buru-buru mengancingkan kembali celananya dan mengambil jubah sutra untuk menutupi tubuh telanjang Yuriel. âBertahanlah, Riel,â bisiknya meraih Yuriel ke pelukannya sementara dia mengambil telepon untuk memanggil seorang dokter. âIstriku sakit. Datanglah dalam waktu sepuluh menit, jika telat satu detik aku akan membunuhmu!â Setelah itu dia tanpa basa-basi menutup telepon, tidak menunggu respon dari orang diseberang telepon. Marvin tercengang mendapat telepon dengan ancaman membunuh dari adik kandungnya sendiri. Dia merutuk di dalam mobil. Kenapa Aleandro tidak sekalian menyuruhnya naik sapu terbang. Emang sepuluh menit itu itu bisa di tempuh dengan gampang ke mansion-nya? Marvin masih dalam suasana hati yang buruk usai pertengkarannya
Dia ingat Jenny berada di tempat kejadian tapi tidak melakukan apa pun untuk menyelamat Yuriel dan melarikan diri saat Aleandro tiba. Aleandro tidak terlalu memerhatikannya yang melarikan diri karena perhatiannya sepenuhnya terfokus pada Yuriel.Sekarang wanita itu terlibat juga dengan penganiayaan Tuan Stephon pada Yuriel karea dendamnya di masa lalu setelah di pecat Aleandro dari perusahaan.Aleandro tidak akan melepaskannya.Dia sangat membunuh kedua orang itu jika sesuatu yang buruk terjadi pada bayinya yang baru muncul.“Tuan, apa yang harus saya lakukan pada wanita itu?” suara Viktor terdengar berhati-hati di ujung telepon. Dia dapat merasakan bosnya sedang mood buruk.Aleandro menyungging kejam. “Carikan dua laki-laki pengidap penyakit AIDS dan kunci dia bersama mereka untuk dijadikan budak seks.”Baik Marvin dan Viktor bergidik mendengar perintah kejamnya yang tanpa ragu memutuskan garis hidup seorang wanita.
Yuriel memerah malu dilihat dokter dan suster sedang berbuat mesum di kamar rawat. Dokter itu seorang wanita yang sudah paruh payah, dia menggelengkan kepalanya menatap pasangan di depannya. Sementara suster di belakangnya berpura-pura tidak melihat dan melihat ke catatanya dengan wajah memerah.“Enyah kamu!” Dia menarik rambut Aleandro gemas melihatnya masih membenamkan kepalanya di dadanya.Aleandro bangun dengan tidak terburu-buru. Dia memunggungi dokter itu, menutupi tubuh Yuriel dengan punggungnya. Dia memasukkan kembali payudara Yuriel ke dalam gaun pasiennya. Tidak lupa mencubit puncak merah mudanya dengan gemas sebelum mengancingkan pakaian pasien yang di kenakan Yuriel.Yuriel memelotinya dan mencubit tangannya dengan wajah memerah.Bajingan cabul!Aleandro menyeringai, sebelum berbalik menghadap dokter itu.“Dokter Harper, selamat pagi.” Dia mengangguk sopan menyapa dokter itu.“Pagi, apa sekara
Dia tahu istri Marvin sangat menyukai kastel dengan gaya istana putri dan kalung berlian milik ratu Inggris sebelumnya. Dia berpikir Yuriel menyukai hal yang sama.Kakek Hendry awalnya ingin menyimpan kalung itu sebagai koleksi untuk almarhum istrinya. Karena semenjak muda, almarhum istri Kakek Hendry sangat menyukai kalung Ratu Inggris sebelumnya.Sayang pada waktu itu kalungnya belum dilelang hingga kakek Hendry tidak bisa memberikan kalung itu pada almarhum istrinya.Sekarang dia ingin memberikan kalung itu untuk cucu menantunya daripada di simpan.“Kepala pelayan, bawakan kalung berlian yang baru kubeli beberapa hari yang lalu.” Dia memerintah kepala pelayan yang berdiri di samping sofa.“Tidak perlu seperti itu Kakek,” ujar Yuriel buru-buru menghentikannya. Merasa tidak enak sudah membuat kakek Hendry repot.“Aku akan lebih senang jika Aleandro bersikap baik dan perhatian padaku.”“
Aleandro berbaring dengan ekspresi puas menarik kembali celananya. Sementara Yuriel menggerutu mengambil tisu untuk melap belahan dadanya yang basah oleh cairan putih. Gaun tidurnya tampak basah oleh keringatnya.Mata Aleandro menggelap menatap tubuhnya. Tubuh Yuriel basah oleh keringat karena aktivitas panas mereka, membuat gaun tidur tipis menempel di tubuhnya hingga memperlihat lekukan tubuhnya yang molek.“Aku mau mandi.” Yuriel bergumam merasa lengket di tubuhnya. Dia menatap Aleandro dengan tatapan menyalahkan.“Semua salahmu membuatku berkeringat.” Dia merajuk sambil masih membersihkan sisa-sisa sperma Aleandro yang muncrat di dadanya dengan tisu. Dia menatapnya sebal sebelum berdiri untuk mandi.“Kamu mau ke mana?” Aleandro menahan pinggangnya dan menariknya ke pangkuannya. Dia bersandar di sandaran kepala tempat tidur, menatap tubuh Yuriel penuh damba.Matanya dengan jelalatan menyusuri lekukan tubuhnya.
“Bibi, kamu membuatku malu.” Sherly tersipu. Tampilan palsunya seperti gadis lugu yang pemalu.Yuriel mencebikkan bibirnya menyebut Sherly sebagai wanita bermuka dua dalam hati. Dia sangat lihai memakai topeng kepura-puraan.“Oh, tapi Ibu. Kamu hanya memiliki dua putra yang sudah menikah. Menurut Ibu, Sherly akan menjadi pengantin siapa?” ujar Yuriel dengan ekspresi mengejek.Katherine tersedak, kehilangan kata-kata. Tentu saja dia ingin Shely menjadi pengantin Aleandro dan berharap putranya segera menceraikan Yunifer.Tapi ada suaminya di meja makan. Jika dia mengatakan itu, Cain akan menganggapnya rendah karena memaksakan putra mereka bercerai dan Kakek Hendry akan mengusirnya dari keluarga Gilren jika dia sampai mendengar ini.Kakek Hendry adalah orang yang sangat ingin mempertahankan pernikahan Aleandro dan Yuriel.Katherine merasa terjebak dalam perangkap yang dibuat Yuriel. Dia memelototi Yuriel dengan ama
Pernikahan Yuriel dan Aleandro bertempat di sebuah hotel pinggir pantai. Dekorasi pesta di dekor dengan serba putih dan dihias bunga Lily tulip seperti taman khayangan. Altar pengantin dibuat menyerupai gapura bunga. Para tamu sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Keluarga Aleandro berbincang keluarga Flint yang hadir. Di altar sosok Aleandro berdiri dengan gagah dalam balutan setelan putih. Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang. Dia sangat tampan hari ini. Banyak wanita maupun gadis-gadis muda mencuri-curi pandang ke arahnya. Terdengar dentingan piano di mainkan, dan semua orang berdiri melihat ke arah sosok pengantin berdiri di ujung jalan menuju altar. Yuri menjadi pendamping mereka, berdiri di depan sambil memegang keranjang berisi bunga. Dia menaburkan bunga di sepanjang jalan. Lewis secara pribadi menuntun Yuriel menyusuri jalan mengantarnya menuju ke altar, di mana Aleandro menunggu. Le
Ginny mendorong dada Lewis untuk melepaskan pelukannya.Lewis membeku, menatapnya dengan mata membelalak.“Ka-kamu …. Dari mana kamu ….” Dia tidak melanjutkan kata-katanya. Terdiam menatap air mata mengalir dari mata hijau wanitu.“Aku sudah tahu kamu membunuh kakakku dan mengambil jantung keponakanku untuk menyelamatkanku. Meski aku berterima kasih padamu sudah menyelamatkan aku, aku tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah ini seumur hidup.”Ginny terisak memejamkan matanya membiarkan air matanya mengalir di pipinya. Dia menarik napas dalam-dalam dan mendongak menatap Lewis.“Aku tidak hidup bersamamu. Lewis, kamu pembunuh, berdarah dingin dan egois. Aku tidak bisa memaafkanmu karena sudah membunuh kakakku. Setiap bersamamu terasa mencekikku dan membuatku sangat muak.”Lewis terdiam sambil mengepalkan tangannya, menatap tanpa daya wanita di depannya.“Maafkan aku,” ujarn
Para pengawal Ludwig langsung bersiaga melihat Lewis menerobos pengawalan Raja. âTuan Anda tidak biââ Lewis meraih tangan seorang pengawal yang mencoba menahannya dan membantingkannya ke lantai. Pengawal Ludwig langsung mengeluarkan senjata mereka mencoba menghentikan Lewis mendekati Ludwig. âBerhenti atau kami akan menembakâ!â Lewis dengan cepat menjatuhkan senjata pengawal terdekat dan mengalahkan mereka dengan keterampilan bertarungnya. Anak buah Lewis juga membantunya mengalahkan pengawal Ludwig. Senjata mereka dilempar jauh dan mereka terlibat pertarungan fisik. Terjadi kekacauanya di bandara akibat pertarungan mereka. âGawat, keadaan darurat. Cepat kirim petugas keamanan. Terjadi perkelahian di tempat ini.â âTuan-tuan mohon berhenti. Kalian tidak bisa berkelahi di tempa ini.â Para stas bandara panik dan memanggil keamanan untuk menghentikan mereka. Ludwig menatap dingin Lewis yang bertarung dengan pe
“Ibu, aku harap kamu akan bahagia.” Yuriel memeluk Ginny erat, sangat enggan melepaskannya.“Jangan khawatir,” ucap Ginny balas memeluknya dengan erat sebelum melepaskannya.“Apa yang kamu rencanakan setelah aku pergi? Apa kamu akan tinggal bersama ayahmu?” tanya Ginny khawatir sambil mengelus rambut Yuriel.“Jangan khawatir Bu, aku akan membawa Yuriel dan anak-anak kembali ke Capital. Kami tidak akan tinggal bersama Lewis. Aku berjanji akan mencintai dan menjaganya.” Aleandro yang menjawab sambil memeluk pinggang Yuriel dan menatap Ginny dengan tatapan tegas.Ginny menoleh menatap Aleandro dan tersenyum.“Syukurlah. Aku tidak akan mencemaskannya lagi. Aku harap kamu akan menepati janjimu.” Ginny menghela napas memandang Yuriel dan Aleandro.“Aku harap kalian selalu bahagia. Terutama kamu Yuriel, jangan bersikap keras kepala dan perlakukan Aleandro dengan lebih baik. Kamu tida
“Apa yang kamu lakukan?!” Dia meringis merasakan hidungnya sakit usai menabrak dada keras Aleandro.Aleandro menarik pinggangnya untuk semakin menempel di tubuhnya.“Apa Freyan sudah tidur?” tanya menunduk menatap Yuriel dengan tatapan panas.“Ya, kenapa?” Yuriel tersipu dan menghindari tatapan panasnya.Aleandro menyeringai dan menunduk untuk berbisik di samping telinganya.“Kalau begitu waktunya kamu menjadi milikku. Sayang mari kita mandi bersama,” bisiknya dengan suara rendah mulai menurunkan jubah mandi Yuriel.Wajah Yuriel memanas. Dia menahan tangan Aleandro dan mendorong dadanya dengan malu-malu.“He-hentikan, aku sudah mandi. Mandilah sendiri. Aku tidak bisa meninggalkan Freyan lama. Bagaimana kalau dia terbangun dengan suara berisik kita,” ujarnya tersipu malu.“Jadilah baik sayang. Bocah itu sudah tidur, dia tidak bangun. Aku akan melakukannya dengan c
Freyan melepaskan dada ibunya dan menangis keras. Tangisannya mengagetkan Yuriel. Dia dengan cepat membujuknya.“Sayang, sayang, kenapa kamu nangis?” ujarnya cemas mencoba membujuk Freyan dan menyusuinya lagi.Namun Freyan tidak berhenti menangis dan tangisannya semakin keras. Yuriel cemas dan memeriksa apa putranya buang besar.Dia berbalik untuk meletakkan Freyan di atas tempat tidur. Dia menoleh melihat Aleandro. Tatapan tajam pria itu tertuju pada putranya.Yuriel menunduk menatap putranya yang menangis dan Aleandro yang memelototi Freyan. Dia seketika marah.“Aleandro Gilren, apa kamu menakuti putraku!” seru Yuriel memarahinya.Freyan terisak kecil di pelukan ibunya, tampak seolah merasakan ibunya membelanya dan memarahi ayahnya.“Bagaimana aku bisa menakutinya? Bocah itu terlalu manja.” Aleandro berkata dengan enggan dan memelototi Freyan.Tangisan bayi kecil itu mengeras.Yuriel
Wajah Yuriel memanas. Dia mencoba mendorong Aleandro.“A-alenadro Gilren … kamu sebaiknya lepaskan aku—Angh!” Yuriel tidak bisa menahan suara erangannya kala lidah panas Aleandro menjilati bibirnya.“Sayang, akui saja kamu menyukainya. Kamu merindukan aku juga, kan?” bisik Aleandro menggoda di samping telinganya. Sementara tangannya menjelajah di tubuh Yuriel dengan nakal.Wajah Yuriel memerah menangkap tangan nakal Aleandro di bawah perutnya.“Aleandro Gilren, hentikan—” desisnya memukul tangan nakal Aleandro yang menyusup di bawah jubahnya.Aleandro mengangkat kepalanya dan tersenyum miring menatap wajah merah Yuriel.Wajahnya berkeringat bergelut dengannya. Keringat mengalir di wajahnya turun ke leher jenjang nan putihnya. Dia terengah-engah memelototi Aleandro. Wajahnya yang memerah membuatnya tampak menggairahkan.Aleandro menelan ludah kering.“Sayang, akui saja
Aleandro berdiri tenang di bawah guyuran hujan deras. Pakaiannya basah kuyup dan wajahnya memucat.“Hei, apa yang kamu lakukan di situ! Kenapa kamu tidak pergi!” seru Yuriel dari atas.Aleandro mendongak dan tersenyum tipis memandang Yuriel dari bawah. Wajahnya pucat, bibirnya membiru bergetar saat dia tersenyum.“Riel, akhirnya aku bisa melihatmu.”Yuriel berdecak.“Apa yang kamu lakukan di sana? Apa kamu tidak lihat hujan semakin deras!”Aleandro seolah tidak mendengarnya.“ Aku minta maaf sudah menipumu dan berpura-pura bertunangan. Aku tidak bermaksud begitu. Aku melakukan itu agar aku bisa bertemu denganmu dan anak-anak kita. Kamu tahu tidak mudah bagiku untuk ke Kingtown,” ujar Aleandro dengan suara rendah, tampak lemah.Yuriel merasa cemas dalam hati melihat hujan semakin deras.“Apa-apaan, apa kamu pikir dengan melakukan ini aku akan memaafkan kamu. Pergilah,
“Mengapa aku harus bekerja sama denganmu? Apa kamu meremehkan kemampuanku?” kata Lewis tidak senang.“Kamu bahkan tidak bisa mengusirnya dari Kingstown-mu dan membuatnya berkeliaran di sekitar Ibu,” balas Aleandro meremehkan.“Lalu bagaimana denganmu? Kamu bahkan tidak bisa menghentikannya membawa Yuriel,” balas Lewis dingin.Aleandro terdiam dengan ekspresi kesal.“Daripada kita di sini bertengkar tidak jelas, mengapa tidak bekerja sama saja mengusir Ludwig Arghio kembali ke tempat asalnya.”Lewis meliriknya dari ujung matanya acuh tak acuh.“Aku tidak butuh bantuanmu untuk mengusirnya. Lagi pula tidak akan lama dia meninggalkan Kingstown.”Ludwig tidak bisa tinggal lebih lama di sini. Lewis hanya perlu bersabar lagi menunggunya pergi dari sini dan membalas dendam kecil pada Presiden yang membuatnya terlihat remeh di depan Ludwig.“Benarkah?” kata Aleandro