Yuriel tidak bisa tinggal lama di rumah sakit karena dia tidak meninggalkan Freyan dan Yuri lebih lama.
Setelah memeriksa kondisi Ginny, dia meninggalkan rumah sakit sambil menelepon pengasuh yang ditugaskan menjaga Freyan untuk menanyakan keadaan anak-anak.
“Bibi, apa Freyan sudah tidur? Dia tidak menangis, kan?” Yuriel berjalan dengan langkah cepat di sepanjang Lorong rumah sakit.
“Nona Muda, Tuan Muda kecil terus menangis sejam yang lalu. Saya sudah mencoba memberinya susu namun Tuan muda kecil tidak mau dan tetap. Saya tidak tahu lagi bagaimana menenangkan Tuan Muda kecil.”
“Oke, aku mengerti. Aku segera pulang untuk memeriksanya. Lalu bagaimana dengan Yuri? Apa dia pergi ke sekolah?”
Yuri pergi pagi-pagi membawa Ginny ke rumah sakit hingga dia tidak mengurus Yuri pergi ke sekolah.
“Nona Yuri sudah pulang sekolah dan saat ini sedang belajar di kamarnya.”
Yuriel menghela napas l
“Payudaraku sakit. Mengapa kamu tidak mengetuk pintu? Sakit tahu,” keluh Yuriel sambil menggosok area dadanya yang sakit.Wajah dingin Aleandro pecah. Dia menatap dada besar Yuriel yang tengah digosok oleh wanita itu. Bagian depan gaunnya basah oleh susu yang bocor.Aleandro menelan ludah kering menahan keinginannya yang membara. Dia berdeham dan mengalihkan pandangannya.“Ini kantorku. Mengapa aku harus mengetuk pintu? Sebaliknya apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya dengan suara dingin dan acuh tak acuh dengan ekspresi tidak peduli.Entah mengapa Yuriel merasa sedih di hatinya. Aleandro yang dulu sangat perhatian dan mencintainya.Bahkan saat ia menyiksanya dan mengurungnya, pria masih mencintainya dan merawat luka-lukanya dengan penuh kelembutan, terakhir dia akan memeluknya dengan erat membujuknya untuk tidak bersikap keras kepala atau pun memberontak.Bahkan saat jari Yuriel tertusuk duri, dia akan panik
Aleandro menindih tubuhnya dari atas.Yuriel terpekik sesaat, namun dia langsung mengerang saat Aleandro dengan buas menyusui dadanya.“Ang—Ah!” Yuriel mengerang menjambak rambut belakang Aleandro.Dia menunduk menatap sosok pria dewasa yang menyusui di dadanya dengan wajah merah.“Alean—ahh … jangan menghisap sampai habis. Itu milik Freyan … ahh,” peringat Yuriel malu sambil mengerang merasakan remasan dan hisapan bibir panas Aleandro.Aleandro tidak peduli. Jika mungkin dia ingin menghabisi susu Yuriel hingga tidak tersisa untuk putranya.Aleandro mendendam pada putranya sendiri karena bisa merasakan susu Yuriel setiap hari sementara dia hanya memimpikan setiap malam.Ayah dan putra adalah sepasang musuh bebuyutan jika menyangkut wanita yang sama.Aleandro tidak bisa menahan hasratnya dan tergesa-gesa bangun dari atas tubuh Yuriel.Dia melepaskan gaun wanita itu bersert
Aleandro meremas sapu tangan itu dengan ekspresi dingin. Tanpa mencari tahu pun, dia sudah tahu siapa pelaku yang menculik YuriSiapa lagi kalau bukan Audrey?Target wanita itu adalah jantung Yuriel, bukan Yuri. Mereka membuat perangkap untuk memancing Yuriel untuk datang sendiri menyelamatkan putri mereka.Aleandro mengeluarkan ponselnya dengan cepat dan menelepon Viktor.“Viktor, kumpulkan semua orang-orang kita dan dapat seluruh kamera pengawas dari perusahaan dan kamera pengawas di Kingstown.”“Baik, Tuan,” jawab Viktor dengan sigap sebelum menutup teleponnya dan melaksanakan perintahnya.Viktor sembari mengumpulkan semua anak buah Aleandro, dia pergi ke ruang kontrol perusahaan untuk memeriksa kamera pengawas perusahaan di ruang dan kamera CCTV di setiap sudut kota Kingstown.Dia menelepon Aleandro begitu dia sudah mendapat video pengawasan perusahaan Gilren.“Tuan, saya sudah mendapat kamera
Di ujung telepon Aleandro tampak tidak mempercayai pendengarannya. Lewis mengabaikan kehidupan putri dan cucunya?“Lewis Flint, apa serius mengabaikan kehidupan putri dan cucumu?!”“Tentu saja aku bisa menyelamatkan putri dan cucuku. Tapi Aleandro Gilren, bukankah kamu memasuki wilayah kekuasaanku untuk mendapatkan putriku dan menjadi menantuku?” kata Lewis dengan sarkastis.“Kamu tidak layak mendapatkan putriku dan menjadi menantuku jika kamu sangat lemah. Bahkan untuk menyelamatkan istri dan putrimu saja tidak bisa.”Aleandro terdiam sambil menggertakkan gigi.Jika ini bukan Kingstown dan berada di Capital, sudah pasti dia akan menyelamatkan Yuriel dan putrinya tanpa meminta bantuan Lewis.Kekuasaannya berada di Capital dan bukan Kingstown. Di Kingstown, jangkauan otoritasnya terbatas dan memerlukan izin Lewis jika menggunakan sumber daya Kingstown untuk menyelamatkan Yuriel.Aleandro tidak bisa m
Aleandro menyeringai menatap anak buah Lewis di belakang Remix. Mereka tampak lebih baik dari anak buahnya.Lewis benar-benar melakukan kata-katanya.“Sampaikan ucapan terima kasihku pada Lewis Flint.” Dia menatap Remix dengan ekspresi angkuh di wajahnya.“Tapi kamu tidak dibutuhkan di sini. Silakan kembali.”Selain dia tidak menyukai Remix, Aleandro takut Remix akan melaporkan keluarga Cameron pada Lewis. Maka rencana akan sia-sia.Anak buah di belakang Remix mengernyit tidak senang. Tapi karena otoritas Lewis sudah dialihkan pada Aleandro, mereka bisa membantah Aleandro.Perintah Aleandro sama dengan perintah Lewis.Remix tersenyum dengan tenang.“Aku sudah dengar keluarga Cameron terlibat dengan penculikan Nona Muda. Tapi tenang saja, aku tidak akan melaporkan keluarga Cameron pada Tuan Lewis.”“Begitu, kah? Tapi mengapa aku harus mempercayaimu?” balas Aleandro sinis.
Wajah Yuriel memerah menahan amarah, panik dan frustrasi.“Jangan membuang-buang waktu Audrey, cepat ambil saja jantungnya. Aku ingin membunuhnya dan mengirimkan kepalanya pada Lewis,” ujar Thomas tidak sabar.Audrey menegakkan punggungnya dan menatap para pengawal di sekitarnya.“Bawa dia ke ruang operasi yang sudah disiapkan,” perintahnya dengan tenang.“Baik, Nyonya Audrey.” Dua pria di belakang Yuriel mengangguk dan mencengkeram lengannya memaksanya berdiri.Yuriel mencoba memberontak namun kedua pengawal itu sangat kuat. “Audrey, aku akan memberikan jantungku padamu dengan suka rela, asal kamu lepaskan Yuri!” serunya panik pada Audrey.Audrey menyeringai.“Itu tergantung pada keputusan Tuan Thomas,” ujarnya menatap Thomas dengan tatapan penuh artiTentu saja Thomas tidak akan membiarkan keturunan Lewis hidup, baik itu Yuriel maupun Yuri.Yurie
Wajah Harry berubah pucat melihat putra kesayangannya ditodong dengan pistol.“Siapa kamu?! Apa kamu tahu aku siapa?!” serunya marah pada Aleandro.Aleandro menyeringai.“Tentu aku tahu. Harry Cameron, kamu lintah yang menempel pada Lewis Flint,” balasnya sinis.“Setelah kamu tahu, bagaimana kamu masih berani menodong pada keluargaku?!” katanya menatap Aleandro tajam.Dia mengalihkan pandangannya pada Remix.“Apa kamu akan terus membiarkannya berlaku seenaknya di keluargaku? Remix, kamu anjing Lewis, seharusnya kamu tidak membiarkan orang asing ini memasuki kediamanku—”Dor!Sebelum Harry menyelesaikan kalimatnya Remix dengan wajah tanpa ekspresi menembak ke atas, mengagetkan seluruh keluarga Cameron yang ketakutan.“Remix, apa yang kamu lakukan!” Harry menatap Remix dengan mata membelalak kaget dan marah.Remix balik menatapnya dengan ekspresi ding
Aleandro melirik keluarga Cameron yang menangis ketakutan dan mendengus dingin. “Cepat jalan!” Dia mendorong Gregory untuk berjalan. “Ba-baik.” Gregory gemetar berjalan menunjukkan jalan rahasia yang dilewati Audrey. Remix menatap keluarga Cameron dan memerintah anak buah tanpa ekspresi. “Beberapa di antara kalian harus tinggal mengawasi keluarga Cameron, terutama Harry Cameron.” Remix menatap Harry yang jatuh ke lantai tampak sangat sekarat. Dia tersenyum tipis melihat paha pria tua itu berdarah akibat tembakan Aleandro. “Pastikan kalian tidak membiarkannya melarikan diri atau kalian akan menanggung konsekuensinya.” “Baik Tuan Remix,” jawab anak buah Remix serempak. Remix menatap Harry untuk terakhir kalinya sebelum menyusul Aleandro yang sudah duluan. Beberapa anak buahnya mengikutinya di belakang. Sebagian tinggal untuk mengawasi keluarga Cameron dan Harry. …. Dua pria berotot oran
Pernikahan Yuriel dan Aleandro bertempat di sebuah hotel pinggir pantai. Dekorasi pesta di dekor dengan serba putih dan dihias bunga Lily tulip seperti taman khayangan. Altar pengantin dibuat menyerupai gapura bunga. Para tamu sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Keluarga Aleandro berbincang keluarga Flint yang hadir. Di altar sosok Aleandro berdiri dengan gagah dalam balutan setelan putih. Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang. Dia sangat tampan hari ini. Banyak wanita maupun gadis-gadis muda mencuri-curi pandang ke arahnya. Terdengar dentingan piano di mainkan, dan semua orang berdiri melihat ke arah sosok pengantin berdiri di ujung jalan menuju altar. Yuri menjadi pendamping mereka, berdiri di depan sambil memegang keranjang berisi bunga. Dia menaburkan bunga di sepanjang jalan. Lewis secara pribadi menuntun Yuriel menyusuri jalan mengantarnya menuju ke altar, di mana Aleandro menunggu. Le
Ginny mendorong dada Lewis untuk melepaskan pelukannya.Lewis membeku, menatapnya dengan mata membelalak.“Ka-kamu …. Dari mana kamu ….” Dia tidak melanjutkan kata-katanya. Terdiam menatap air mata mengalir dari mata hijau wanitu.“Aku sudah tahu kamu membunuh kakakku dan mengambil jantung keponakanku untuk menyelamatkanku. Meski aku berterima kasih padamu sudah menyelamatkan aku, aku tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah ini seumur hidup.”Ginny terisak memejamkan matanya membiarkan air matanya mengalir di pipinya. Dia menarik napas dalam-dalam dan mendongak menatap Lewis.“Aku tidak hidup bersamamu. Lewis, kamu pembunuh, berdarah dingin dan egois. Aku tidak bisa memaafkanmu karena sudah membunuh kakakku. Setiap bersamamu terasa mencekikku dan membuatku sangat muak.”Lewis terdiam sambil mengepalkan tangannya, menatap tanpa daya wanita di depannya.“Maafkan aku,” ujarn
Para pengawal Ludwig langsung bersiaga melihat Lewis menerobos pengawalan Raja. “Tuan Anda tidak bi—” Lewis meraih tangan seorang pengawal yang mencoba menahannya dan membantingkannya ke lantai. Pengawal Ludwig langsung mengeluarkan senjata mereka mencoba menghentikan Lewis mendekati Ludwig. “Berhenti atau kami akan menembak—!” Lewis dengan cepat menjatuhkan senjata pengawal terdekat dan mengalahkan mereka dengan keterampilan bertarungnya. Anak buah Lewis juga membantunya mengalahkan pengawal Ludwig. Senjata mereka dilempar jauh dan mereka terlibat pertarungan fisik. Terjadi kekacauanya di bandara akibat pertarungan mereka. “Gawat, keadaan darurat. Cepat kirim petugas keamanan. Terjadi perkelahian di tempat ini.” “Tuan-tuan mohon berhenti. Kalian tidak bisa berkelahi di tempa ini.” Para stas bandara panik dan memanggil keamanan untuk menghentikan mereka. Ludwig menatap dingin Lewis yang bertarung dengan pe
“Ibu, aku harap kamu akan bahagia.” Yuriel memeluk Ginny erat, sangat enggan melepaskannya.“Jangan khawatir,” ucap Ginny balas memeluknya dengan erat sebelum melepaskannya.“Apa yang kamu rencanakan setelah aku pergi? Apa kamu akan tinggal bersama ayahmu?” tanya Ginny khawatir sambil mengelus rambut Yuriel.“Jangan khawatir Bu, aku akan membawa Yuriel dan anak-anak kembali ke Capital. Kami tidak akan tinggal bersama Lewis. Aku berjanji akan mencintai dan menjaganya.” Aleandro yang menjawab sambil memeluk pinggang Yuriel dan menatap Ginny dengan tatapan tegas.Ginny menoleh menatap Aleandro dan tersenyum.“Syukurlah. Aku tidak akan mencemaskannya lagi. Aku harap kamu akan menepati janjimu.” Ginny menghela napas memandang Yuriel dan Aleandro.“Aku harap kalian selalu bahagia. Terutama kamu Yuriel, jangan bersikap keras kepala dan perlakukan Aleandro dengan lebih baik. Kamu tida
“Apa yang kamu lakukan?!” Dia meringis merasakan hidungnya sakit usai menabrak dada keras Aleandro.Aleandro menarik pinggangnya untuk semakin menempel di tubuhnya.“Apa Freyan sudah tidur?” tanya menunduk menatap Yuriel dengan tatapan panas.“Ya, kenapa?” Yuriel tersipu dan menghindari tatapan panasnya.Aleandro menyeringai dan menunduk untuk berbisik di samping telinganya.“Kalau begitu waktunya kamu menjadi milikku. Sayang mari kita mandi bersama,” bisiknya dengan suara rendah mulai menurunkan jubah mandi Yuriel.Wajah Yuriel memanas. Dia menahan tangan Aleandro dan mendorong dadanya dengan malu-malu.“He-hentikan, aku sudah mandi. Mandilah sendiri. Aku tidak bisa meninggalkan Freyan lama. Bagaimana kalau dia terbangun dengan suara berisik kita,” ujarnya tersipu malu.“Jadilah baik sayang. Bocah itu sudah tidur, dia tidak bangun. Aku akan melakukannya dengan c
Freyan melepaskan dada ibunya dan menangis keras. Tangisannya mengagetkan Yuriel. Dia dengan cepat membujuknya.“Sayang, sayang, kenapa kamu nangis?” ujarnya cemas mencoba membujuk Freyan dan menyusuinya lagi.Namun Freyan tidak berhenti menangis dan tangisannya semakin keras. Yuriel cemas dan memeriksa apa putranya buang besar.Dia berbalik untuk meletakkan Freyan di atas tempat tidur. Dia menoleh melihat Aleandro. Tatapan tajam pria itu tertuju pada putranya.Yuriel menunduk menatap putranya yang menangis dan Aleandro yang memelototi Freyan. Dia seketika marah.“Aleandro Gilren, apa kamu menakuti putraku!” seru Yuriel memarahinya.Freyan terisak kecil di pelukan ibunya, tampak seolah merasakan ibunya membelanya dan memarahi ayahnya.“Bagaimana aku bisa menakutinya? Bocah itu terlalu manja.” Aleandro berkata dengan enggan dan memelototi Freyan.Tangisan bayi kecil itu mengeras.Yuriel
Wajah Yuriel memanas. Dia mencoba mendorong Aleandro.“A-alenadro Gilren … kamu sebaiknya lepaskan aku—Angh!” Yuriel tidak bisa menahan suara erangannya kala lidah panas Aleandro menjilati bibirnya.“Sayang, akui saja kamu menyukainya. Kamu merindukan aku juga, kan?” bisik Aleandro menggoda di samping telinganya. Sementara tangannya menjelajah di tubuh Yuriel dengan nakal.Wajah Yuriel memerah menangkap tangan nakal Aleandro di bawah perutnya.“Aleandro Gilren, hentikan—” desisnya memukul tangan nakal Aleandro yang menyusup di bawah jubahnya.Aleandro mengangkat kepalanya dan tersenyum miring menatap wajah merah Yuriel.Wajahnya berkeringat bergelut dengannya. Keringat mengalir di wajahnya turun ke leher jenjang nan putihnya. Dia terengah-engah memelototi Aleandro. Wajahnya yang memerah membuatnya tampak menggairahkan.Aleandro menelan ludah kering.“Sayang, akui saja
Aleandro berdiri tenang di bawah guyuran hujan deras. Pakaiannya basah kuyup dan wajahnya memucat.“Hei, apa yang kamu lakukan di situ! Kenapa kamu tidak pergi!” seru Yuriel dari atas.Aleandro mendongak dan tersenyum tipis memandang Yuriel dari bawah. Wajahnya pucat, bibirnya membiru bergetar saat dia tersenyum.“Riel, akhirnya aku bisa melihatmu.”Yuriel berdecak.“Apa yang kamu lakukan di sana? Apa kamu tidak lihat hujan semakin deras!”Aleandro seolah tidak mendengarnya.“ Aku minta maaf sudah menipumu dan berpura-pura bertunangan. Aku tidak bermaksud begitu. Aku melakukan itu agar aku bisa bertemu denganmu dan anak-anak kita. Kamu tahu tidak mudah bagiku untuk ke Kingtown,” ujar Aleandro dengan suara rendah, tampak lemah.Yuriel merasa cemas dalam hati melihat hujan semakin deras.“Apa-apaan, apa kamu pikir dengan melakukan ini aku akan memaafkan kamu. Pergilah,
“Mengapa aku harus bekerja sama denganmu? Apa kamu meremehkan kemampuanku?” kata Lewis tidak senang.“Kamu bahkan tidak bisa mengusirnya dari Kingstown-mu dan membuatnya berkeliaran di sekitar Ibu,” balas Aleandro meremehkan.“Lalu bagaimana denganmu? Kamu bahkan tidak bisa menghentikannya membawa Yuriel,” balas Lewis dingin.Aleandro terdiam dengan ekspresi kesal.“Daripada kita di sini bertengkar tidak jelas, mengapa tidak bekerja sama saja mengusir Ludwig Arghio kembali ke tempat asalnya.”Lewis meliriknya dari ujung matanya acuh tak acuh.“Aku tidak butuh bantuanmu untuk mengusirnya. Lagi pula tidak akan lama dia meninggalkan Kingstown.”Ludwig tidak bisa tinggal lebih lama di sini. Lewis hanya perlu bersabar lagi menunggunya pergi dari sini dan membalas dendam kecil pada Presiden yang membuatnya terlihat remeh di depan Ludwig.“Benarkah?” kata Aleandro