Share

istri idaman 36

Penulis: Irma W
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-18 12:33:43

“Apa Anggun sedang marah padaku?” batin Ares sambil terus menyusuri tubuh Anggun mulai bawah hingga ke aras.

Anggun berdiri dengan kedua kaki mengatup rapat, sementara kesepuluh jemarinya saling meremas dan gemetaran.

“Kemari,” pinta Ares. Suaranya sama sekali tak terdengar menyalak.

Anggun menggeleng.

“Aku bilang, kemari.” Suara Ares terdengar pelan, tapi rahangnya terlihat mengeras.

Menggigit bibir bawah, Anggun berkata, “Apa ... apa kalau aku mendekat, ka-kau mau memukulku?”

Ares menghela napas sambil melengos. Berdecak satu kali, kemudian menatap Anggun lagi. “Untuk apa aku memukulmu?”

Anggun diam. Sekali lagi Anggun menggigit bibir bawahnya sambil menatap kedua kakinya yang terasa dingin.

Sudah tak tahan lagi, Ares akhirnya beranjak dari posisi duduknya. Menyisir rambut ke belakang, kemudian Ares berjalan maju mendekati Anggun. Anggun hanya dia dan sedikit meneleng kepala dengan wajah berkerut ngeri.

Saat susah benar-benar berada di hadapan Anggun, Ares menundukkan kepala—mendeka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 37

    Anggun bangun dari tubuh lemasnya sekitar pukul sembilan pagi. Sosok pria kekar yang tadi sempat memeluk erat sudah tiada. Raib dari tempat tidur. Ares pasti bangun lebih dulu tanpa membangunkan Anggun.“Apa dia pergi ke restoran?” gumam Anggun sambil menguap.Sambil mengucek-ngucek matanya, Anggun kemudian berdiri di balut selimut yang menutupi tubuh polosnya. Sebelum beranjak ke kamar mandi, Anggun mengurutkan pandangan pada lembaran baju yang berserakan di atas lantai. Mengamati satu persatu hingga tubuh memutar dan pandangan berhenti tepat di atas ranjang.“Merah?” pekik Anggun dengan kepala meneleng ke samping kiri. “Apa itu?” Anggun nampak berpikir.“Oh astaga!!” Anggun benar-benar terperanjat. “Itukah yang disebut darah virgin?”Anggun meringis sambil menggigit salah saru jari-jarinya.“Haish!” desis Anggun tiba-tiba. Saat satu kaki hendak melangkah bergantian, terasa ada sesuatu yang terasa perih di bawah sana.“Apakah rasanya memang seperti ini?” Anggun ingin menangis karena

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 38

    Ares dan Anggun sudah sampai di rumah sekitar pukul enam sore. Sebelumnya mereka sempat mampir ke restoran dulu untuk makan.Jika ada yang tanya di restoran mana, tentu saja di Gareesa Resto. Di sana Anggun tak akan menyangka kalau Ares akan memperkenalkan dirinya pada semua karyawan restoran.Pastinya Anggun sangat senang, tapi juga merasa gugup. Anggun tidak akan menyangka kalau Ares akan mengakui status pernikahan. Bukan Anggun saja yang terkejut, tapi Nando dan tentunya para pelayan yang pernah membantu Anggun di restoran ini.“Harusnya kau tidak usah melakukan hal tadi?” lirih Anggun saat sudah turun dari mobil.“Kenapa?” tanya Ares sambil menarik tangan Anggun.Anggun langsung merangkul lengan Ares. “Aku kan tak mau kau merasa malu.”“Malu kenapa?” tanya Ares. Keduanya saling berhadapan saat masuk ke ruang tamu.“Kau sendiri yang tak mau pernikahan kita disembunyikan. Lalu kenapa kau bongkar?” wajah Anggun berubah sendu.“Sudah, jangan dibahas. Intinya, kau itu istriku. Awas saj

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 39

    Keterkejutan tentang apa yang dikatakan Ares semalam, ternyata masih membekas pada setiap penghuni rumah ini. Sosok Bian sebagai sang ayah tentunya merasa sangat senang dan bangga karena keberhasilan putranya. Namun lain halnya dengan ke tiga orang lainnya. Mereka terlihat tidak suka.“Apa kau percaya kalau Ares memang memiliki restoran sebanyak itu?” tanya Ana saat sedang memakaikan jas untuk suaminya.“Tentu saja aku percaya,” sahut Bian masih dengan menyungging senyum. “Ares tidak pernah berbohong padaku.”Ana belum menyerah. “Bisa jadi dia sedang merasa iri dan terpojokkan, makanya ngelantur.”“Tidak mungkin,” sergah Bian. “Aku tahu siapa Ares. Kalau begitu aku berangkat dulu.”Bian mencium kening Ana kemudian berlalu. Ia tak mau sampai Ana mengoceh panjang lebar yang justru akan membuatnya terlambat masuk kantor.“Aku ikut kau sekalian,” pinta Ana. “Tunggu sebentar, aku ambil tas dulu”“Memangnya kau mau pergi ke mana?” tanya Bian saat sudah keluar kamar.“Kumpul bersama teman-te

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 40

    “Lho, kau dari mana?” tanya Anggun saat Ares sudah kembali ke kamar. “Aku mencarimu.”Ares tersenyum kemudian menghampiri Anggun. “Maaf, tadi aku ada di balkon dekat perpustakaan.”Anggun ikut tersenyum. “Sarapanmu keburu dingin,” ucap Anggun saat senyumnya berubah merengut.“Tidak apa-apa,” sahut Ares. “Kemari, temani aku makan.” Ares menarik lengan Anggun ke arah sofa. Setelahnya Ares beralih mengambil sarapannya di atas nakas.“Kau belum sarapan kan?” tanya Ares.Anggun menggeleng. “Nanti saja kalau sudah mandi.”Ares mulai menikmati sarapannya dengan lahap.“Kenapa tak kau habiskan?” tanya Anggun ketika mendapati beberapa suap sisa sarapan Ares di piring.Di atas piring tersebut masih ada nasi dan ayam kecap.“Aku sudah kenyang. Kalau kuhabiskan yang ada perutku mual,” saur Ares kemudian meneguk air putih.Anggun tersenyum lantas meraih piring tersebut kemudian mengangkatnya di atas pangkuan.“Heh! Kau mau apa?” pekik Ares saat daging ayam tersebut hendak masuk ke mulut Anggun.An

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 41

    Drt! Drt! Drt!Ketika ciuman dan cumbuan masih berlanjut, keduanya terpaksa berhenti karena mendengar getaran ponsel di atas nakas. Pagutan itu terlepas dan keduanya menoleh bersamaan mencari letak ponsel berada.“Ada yang menelponmu,” kata Anggun. Anggun kembali menatap wajah Ares dengan bibir yang masih basah.“Biarkan saja. Kita lanjutkan kegiatan kita dulu.” Ares sudah maju dan hendak mencium Anggun lagi. Namun, belum sampai menyentuh, Anggun sudah lebih dulu mendaratkan dua jarinya di bibir Ares.“Apa, sih!” sungut Ares sambil menyingkirkan jari itu. “Paling Nando yang menelpon.”“Kau lihat dulu. Siapa tahu penting, kan?”Ares berdecak kemudian menurunkan Anggun dari atas pangkuan. “Tunggu di situ dan jangan kemana-mana.”Memang tak berniat melawan, Anggun lantas menganggukkan kepala sebelum kalimat perintah itu berubah menjadi sebuah ancaman.“Apa?” kata Ares saat ponsel sudah menempel pada daun telinga. Nada bicara Ares yang meninggi, sempat membuat Anggun nyengir dan garuk-gar

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 42

    Selama Ares berada di pabrik, Anggun sama sekali tidak beranjak keluar dari kamar. Ia memilih sibuk menikmati aktifitas tak penting di dalam sana. Sesuai perintah Ares, Anggun memang tidak diijinkan untuk keluar rumah. Ya, Anggun menganggap tidak boleh keluar kamar termasuk di dalamnya. Selain karena memang tidak ada keperluan di luar kamar, Anggun juga enggan bertemu dengan Mareta.“Bibi, apa sedari tadi Anggun tidak keluar dari kamar?” tanya Mareta pada Bibi Rani yang sedang menyiapkan makan malam.“Sepertinya tidak, Nona.” Bibi Rani menjawab malas.“Halo, sayang.” Seseorang tiba-tiba menyapa dan merangkulkan dua tangan di pinggang Mareta.Mareta lantas menoleh. “Sayang, kau sudah pulang?” Ia langsung berbalik dan merangkul leher Rangga.Di belakang mereka, Bibi Rani mencebik lirih sambil geleng-geleng kepala. Sepatutnya kemesraan tidak usah diumbar di depan orang lain.“Yang lain belum pulang?” tanya Rangga.Mareta menggeleng. “Kau mandi saja dulu. Setelah itu kita makan. Ayah dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 43

    Sekitar pukul sembilan malam, Ares baru pulang dari bepergian. Entah itu dari restoran atau dari tempat lain, tidak ada yang tahu. Penghuni rumah semuanya sudah masuk ke dalam kamar masing-masing kecuali Bian. Beliau sedang duduk sendirian menonton TV, ditemani teh hangat.“Ayah belum tidur?” tanya Ares.“Eh, Ares. Kau sudah pulang?” sahut Ayah. “Kemari, temani ayah dulu.”Ares meletakkan dompet, ponsel dan kunci mobil di atas meja persegi—yang berada di tengah-tengah sofa—lalu duduk. “Ini sudah malam, kenapa ayah belum tidur?”Bian meraih cangkir berisi teh, lantas menyesapnya. Satu tegukan masuk, ayah meletakkan kembali cangkirnya di atas meja. “Ayah sedang menunggumu,” kata ayah kemudian.Kedua alis Ares saling bertautan. “Menungguku? Untuk apa?”“Tidak ada apa-apa. Ayah hanya ingin ngobrol denganmu,” jawab Ayah.Ares mengatupkan kedua bibir sesaat membentuk garis lurus. “Apa ada masalah?” tanya Ares.Seperti tahu rasa penasaran pada diri Ares, Bian terlihat mengulum senyum. Membia

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 44

    Sebagian kata orang memang benar, cinta itu terkadang datang setelahnya. Em, maksudnya datang setelah pernikahan. Kita tidak akan tahu seperti apa jodoh yang Tuhan berikan, tapi untuk Ares, Anggun adalah istri idaman yang pastinya dicari banyak pria. Ares akan bersyukur akan hal itu.“Kau mau kemana?” tanya Ares saat melihat Anggun buru-buru memakai jubah piamanya.Usai mengikat tali piama di pinggang dengan kuat, Anggun menjawab. “Aku mau mengambilkan air putih untukmu.”Anggun kemudian menggamit kuncir rambut dan kemudian menggulung rambutnya. Hal itu menjadikan leher jenjang Anggun terlihat menggoda.“Nanti saja, sekalian sarapan.” Ares menjawab sambil menguap. “Masih terlalu pagi untuk turun ke bawah.”Anggun meringis. “Tidak apa-apa. Kata ibuku, saat kita bangun tidur, kita diharuskan minum air mineral terlebih dulu.”Ares meraih lengan Anggun hingga jatuh dalam pangkuan. “Apa kau akan setiap hari seperti ini?” tanya Ares.Anggun yang bersemu merah, terlihat mengulum senyum sambi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26

Bab terbaru

  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 57 (Tamat)

    Sesuai saran Rena, pelan-pelan Ares mendekati Anggun yang saat ini sedang menangis di sudut ranjang. Anggun menyembunyikan wajahnya di balik lutut dan kedua tangannya yang terlipat.Dari jarak beberapa meter saja, Ares bisa mendengar dengan jelas kalau Anggun masih terus menangis hingga tubuhnya bergetar.“Anggun,” panggil Ares dengan sangat pelan.Anggun mendongak sekilas sebelum akhirnya menelungkup lagi. Ares hampir saja menjerit saat melihat wajah Anggun yang sembab, tapi kemudian memilih membisu dan mendekat.Ares tak peduli jika nanti Anggun marah atau berteriak, tapi Ares tetap maju dan ikut naik ke atas ranjang. Anggun tak bergerak selain tetap menelungkup.“Anggun ... maafkan aku,” kata Ares. Ares hampir meraih siku Anggun, sayangnya lolos karena Anggun menyingkir.“Maafkan aku, Anggun. Aku hanya cemburu.” Ares kian mendekat dan kali ini berhasil merengkuh tubuh Anggun.“Lepaskan aku!” Anggun berontak, tapi Ares tetap mendekapnya.“Tidak sebelum kau memaafkan aku,” Ares kian

  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 56

    Hampir setengah jam Ares mondar mandir di ruang tamu. Menunggu Anggun yang tak kunjung pulang, membuat Ares meradang. Ares marah, tapi juga khawatir. Nomor Anggun berulang kali ia hubungi juga tak kunjung tersambung.“Kau di mana?” gumam Ares masih dengan mondar-mandiri.Cekleeek ...Seketika Ares berbalik badan dan mendongak. Pintu terbuka dan seseorang menyembul dari baliknya.Melihat siapa yang datang, Ares seketika menggeram keras sambil mengepalkan kepalan di udara. Rena yang terkejut lantas masuk dengan perasaan bingung.“Kau kenapa?” tanya Rena saat sudah mendekat.Rena meraih pundak Ares dan bertanya lagi. “Heh, kau kenapa?”Ares meraup wajah lalu menghempas duduk di atas sofa. Rena yang masih belum mengerti, angkat bahu kemudian ikut duduk.“Ada apa?” Rena bertanya lagi. “Ada masalah?”“Anggun belum pulang,” jawab Ares.“Ha?” Anggun ternganga. “Belum pulang? Memangnya Anggun kemana?”Ares tidak menjawab dan hanya mendesah.Tak lama kemudian, pintu terbuka lagi. Keduanya mendo

  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 55

    Klunting!Satu pesan singkat masuk ke ponsel Anggun yang berada di atas pangkuan. Anggun yang kala itu sedang duduk bersantai sambil menonton televisi, segera meraih ponselnya lalu membuka pesan masuk tersebut.“Nomor siapa ini?” batin Anggun. Karena penasaran, Anggun pun menggeser lagi layar ponselnya. Dan saat itu juga muncullah serentetan pesan bergambar.Anggun menutup mulutnya yang terbuka dengan satu telapak tangan. Matanya berkedut tanpa beralih pandangan pada layar ponselnya yang masih menyala. Anggun mulai bergetar ketika melihat tanggal yang tertera di gambar tersebut. Itu artinya, foto ini di ambil saat Ares meninggalkan Anggun di rumah ayah mertua.“Bukankah ini ... em?” Anggun nampak berpikir. “Ini ... ini wanita yang sempat datang ke apartemen beberapa bulan yang lalu. Aku lupa namanya.”Saat Anggun hendak melempar ponselnya di ruang kosong di samping ia duduk, ponsel tersebut tiba-tiba berdering. Nomor yang baru saja mengirim gambar tersebut menelpon.Anggun menelan lud

  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 54

    Pagi hari, Ares menyempatkan diri menengok ayahnya. Beliau sudah mendingan karena hari ini sudah bisa ikut sarapan bersama. Wajahnya pun terlihat sudah tidak terlalu pucat.“Ayah sudah sehat?” tanya Anggun.“Tentu saja sehat. Kau pikir suamiku akan sakit terus?!” Ana menyerobot menjawab. “Atau kau suka kalau mertuamu sakit?”Anggun terdiam sambil mencengkeram tangan Ares di bawah meja.“Istriku. Jangan membuat kegaduhan, Anggun hanya bertanya. Toh selama aku sakit, dia yang sering membantuku,” timpal Bian.“Apa maksudmu? Jadi kamu pikir Mareta juga tidak membantu?” Ana melirik tajam ke arah Anggun.Ares mungkin marah, tapi dia sedang menahannya dan menunggu reaksi apa yang akan terjadi selanjutnya.“Kau coba tanya saja pada Mareta. Aku tidak mau membeda-bedakan menantuku, tapi karena kau selalu memancingku, aku juga bisa marah.”Pagi di ruang makan mulai terlihat kacau. Bian baru saja sembuh dan sang istri justru memanggil kegaduhan.“Jangan memancing amarahku di ruang makan!” gertak

  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 53

    Sekitar pukul sepuluh malam Ares sampai di rumah lagi. Suasana rumah sudah sepi, lampu-lampu di lantai bawah pun sudah di matikan. Hanya terlihat satu sinar terang dari arah dapur. Karena haus, Ares pun berbelok ke arah dapur. Ia pikir Anggun ada disana, karena sering kali malam-malam Anggun merasa lapar.“Kau?” pekik Ares saat yang ia jumpai di dapur bukanlah Anggun melainkan Mareta.Mareta menoleh sambil memegang gelas berisi air mineral. “Hai, Ares. Kau baru pulang?”“Hem.” Ares memilih acuh.Meski Mareta berniat menghalangi jalan dengan berdiri di depan meja konter, tapi Ares terap maju untuk meraih sepoci air mineral yang ada di belakang Mareta.“Awas, aku mau ambil minum,” kata Ares.“Oh, maaf.” Mareta menyingkir, tapi mendadak kakinya terkilir.Ares yang belum sempat meraih gelas lebih dulu menangkap tubuh Mareta yang sudah miring dan hampir jatuh. Gelas yang Mareta pegang masih aman, tapi air di dalamnya sudah tumpah membasahi lantai.“Kalian sedang apa?” tanya Anggun yang tib

  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 52

    Sore harinya, Anggun dan Ares kembali ke rumah. Bukan untuk bermalam, tapi rencananya hanya untuk memberikan buah yang tadi sempat dibeli di pasar. Namun, karena mendadak Ares mendapat panggilan dari Nando, Ares terpaksa harus meninggalkan Anggun di rumah ini.“Aku tinggalkan kau sebentar tak apa kan?” tanya Ares. “Aku mau mengajakmu, tapi takutnya nanti sampai larut malam.”“Tidak apa-apa. Aku sudah biasa di rumah ini kan?”“Kalau Mareta mengganggumu, kau bisa telpon aku. Oh atau nanti aku akan suruh Mareta datang. Bagaimana?”Melihat ekspresi Ares yang terlihat begitu khawatir, Anggun jadi ingin tertawa. Namun, karena tak mau membuat Ares marah, Anggun mengumpat tawa dengan cara memeluk tubuh Ares.“Tidak usah, aku akan baik-baik saja di sini. Tidak ada yang akan menyakitiku.”Setelah obrolan singkat itu, pada akhirnya Ares benar-benar meninggalkan Anggun. Kalau saja tempat tujuannya searah dengan jalur ke apartemen, mungkin Ares akan mengantar Anggun pulang dulu. Namun, karena jar

  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 51

    Sayangnya kepindahan mereka ke luar kota harus tertunda. Ayah mendadak sakit dan tidak mengijinkan Ares untuk pindah lebih dulu. Ares sempat jengkel karena semua rencana membawa Anggun pergi dari kota ini gagal. Namun, sebagai sang istri, Anggun tentunya mencoba membujuk supaya Ares mau bertahan di sini sampai ayah sembuh."Kita tunggu sampai ayah sembuh, Sayang." Kalau sudah dipanggil dengan sebutan sayang, mendadak perasaan Ares menjadi lumer."Tapi aku tak mau tinggal di rumah itu," kata Ares."Iya. Kan kita tinggal di sini." Anggun merangkul lengan, lantas mendaratkan kepala di pundak Ares. "Kita siap-siap."Ares menunduk mencari wajah Anggun. Memberi satu kecupan di bibir sembari mengelus kening Anggun. “Kau tidak boleh dekat-dekat dengan Mareta.”Anggun mengangguk. “Ya sudah aku ganti baju dulu.” Anggun lantas berdiri.Setelah semua sudah beres, Anggun dan Ares kemudian meninggalkan apartemen dan pergi menjenguk ayahnya di rumah.“Suamiku, harusnya kau tidak usah mencegah Ares u

  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 50

    “Sampai sini saja. Ini sudah malam juga,” kata Ares saat dua koper besar sudah di depan pintu apartemen. “Kau antar Rena pulang.” Ares berkata pada Nando.“Baik, Tuan.” Nando mengangguk.“Kabari aku kalau kau sudah beneran pindah ke rumah baru,” kata Rena.Ares tersenyum. “Pasti.”Setelah Nando dan Rena pergi, Ares segera masuk ke dalam. Menyeret koper bergantian, kemudian Ares meletakkannya di samping lemari besar di dekat rak TV. Setelah itu, Ares menghela napas sambil menyugar rambutnya ke belakang. “Melelahkan juga ternyata.”“Apa Anggun sudah tidur?” gumam Ares. Didapati jam di pergelangan tangan sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.Perlahan-lahan, Ares membuka pintu kamar. Lampu masih menyala terang. Ares menutup pintu kemudian berbalik dan mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Berhenti di gazebo di dekat jendela, Ares mendapati sosok Anggun tengah meringkuk dengan kedua telapak tangan terhimpit di antara paha.Ares mendekat. Tak mau sampai Anggun terbangun, Ares mulai men

  • Istri Idaman Tuan Ares   istri idaman 49

    Sebelum kembali ke rumah, Ares mampir terlebih dulu ke restoran. Rencananya Ares akan menelpon Nando, tapi berhubung ponselnya tertinggal di apartemen, pada akhirnya Ares terpaksa menemui Nando di restoran.Sampai di sana—di ruang khusus menejer—Ares dikejutkan dengan adanya Rena di dalam sana. Rena tengah duduk tak jauh dari Nando di atas sofa.“Kau di sini?” tanya Ares pada Rena. Rena meringis. “Jangan bilang kalian?”Mereka berdua saling pandang sebelum akhirnya sama-sama meringis menatap Ares.Ares nampak menghela napas, lalu memutar bola malas. “Baguslah. Aku senang ada yang kau sama Rena.”“Apa!”“Pfff!”Jika Rena melotot, Nando justru sedang mengumpat tawa.“Kau menertawakanku, ha?” sembur Rena“Aduh!” jerit Nando saat telapak tangan mendarat di pundaknya. “Sakit tahu!”Saat mereka berdua hendak mulai adu mulut dan saling memukul, Ares sudah lebih dulu menyela. “Diamlah!”Sesaat keduanya langsung diam. Meski sempat saling mencebik dan lirik, tapi kemudian mereka berdua foku

DMCA.com Protection Status