Share

Bab 2

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tidak peduli dengan malam yang semakin gelap, Adam keluar dari kamar meninggalkan Renata yang terlelap.

Suasana sudah sunyi dan hening, sesekali dentingan jam yang berbunyi. Kaki Adam melangkah pasti menuju kamar Kinanti.

Adam terbiasa dibesarkan dengan rasa tanggung jawab. Kali ini pun sama, walaupun terasa begitu sulit. Tetapi paling tidak ia ingin bertemu langsung dengan Kinanti untuk bertanya apakah benar wanita yang memasuki kamarnya malam itu Kinanti bukan Renata.

"Kinanti!"

Adam langsung masuk tanpa mengetuk pintu, matanya menyapu ruangan dengan ukuran tidak terlalu luas. Tidak ada orang, kamar itu tampaknya kosong.

"Cari Kinanti Tuan?"

Adam tersentak karena suara Mbok Sum yang menghampiri tiba-tiba, namun wajah Adam masih terlihat tenang.

"Di mana Kinanti Mbok?"

"Lho, tadi ada."

Mbok Sum langsung masuk, memanggil nama orang yang dicari Adam. Namun nihil, Kinanti tidak terlihat sama sekali.

"Apa Tuan membutuhkan sesuatu?"

Mbok Sum keluar dari kamar Kinanti untuk menemui majikannya yang sebelumnya menunggu di luar. Tetapi, saat ini Adam sudah tidak berada di sana.

"Tadi?" Mbok Sum menggaruk kepalanya dengan kebingungan.

Tidak ingin diam saja, Adam memutuskan untuk mencari keberadaan Kinanti. Dengan setengah berlari, Adam menuju garasi dan menyalakan mesin mobilnya dengan terburu-buru.

Ia melajukan mobilnya  di tengah hujan deras yang terus turun bersama dengan gemuruh yang bersahutan-sahutan.

"Kinanti!"

Adam mendadak menghentikan laju mobilnya, matanya tertuju pada wanita yang tengah berdiri di tengah jalanan. Tubuhnya basah, kedua tangannya membentang di sampingnya. 

Apa yang tengah di lakukan wanita Itu?

Mengambil jalan pintas?

Lama Kinanti menutup mata, menantikan mobil yang melaju untuk menabraknya. Akan tetapi mobil itu malah berhenti, Kinanti membuka mata, raut wajahnya kecewa.

"Apa yang kau lakukan?"

Adam menghampiri Kinanti, keduanya basah di bawah guyuran air hujan yang semakin deras.

Dunia seperti berputar semakin kencang, tatapan mata keduanya bertemu namun tidak ada yang berucap, larut dalam gejolak pikiran masing-masing.

Ingatan mengenai malam kemarin masih terasa perih untuk Kinanti. Tersadar dari lamunannya, Kinanti sudah berada di dalam mobil.

Lama keduanya terdiam, Adam akhirnya menyalakan mesin mobilnya karena merasa tidak tepat jika bertanya saat ini juga pada Kinanti. Akhirnya, Adam menatap Kinanti yang duduk di sampingnya.

Adam kembali menarik napas, membulatkan tekad untuk bertanya. Bagaimana pun semua harus jelas tanpa ada yang akhirnya merasa tersiksa karena keadaan.

"Saya ingin bertanya," Adam menepikan mobilnya, lalu menatap Kinanti yang duduk di sampingnya.

Adam terus menatap wajah Kinanti, tampaknya kali ini Adam dapat menyimpulkan sendiri.

Kinanti hanya diam, pandangannya terlihat kosong.

"Kinanti," Adam berusaha untuk berbicara pada wanita yang hanya diam dengan tubuhnya yang basah.

Perlahan Kinanti memutar leher, menatap manik mata Adam yang juga tengah menatap dirinya. Tetapi dada terasa sesak, bibir bergetar hebat dengan air mata yang kembali meluncur tanpa permisi.

Apa yang harus Adam tanyakan, tampaknya raut wajah pilu Kinanti sudah menjelaskan segalanya.

"Apa malam kemarin kita-" leher Adam bagaikan tercekik, terlalu sulit untuk mengutarakan pertanyaan yang membuat Kinanti kembali terluka. Tetapi, Adam juga butuh jawaban pasti dari bibir Kinanti.

Kinanti menggigit kuku-kuku jari, menahan isak tangis kepiluan dengan sekuat tenaga.

Tidak perlu lagi bertanya, Adam sudah sangat yakin jika Kinanti adalah orangnya. Selain Kinanti tidak ada lagi wanita yang masuk ke kamarnya saat malam itu, bahkan Renata sekalipun.

"Maaf."

Andai satu kata itu bisa mengembalikan segalanya, tidak akan ada luka sedalam ini.

Kinanti terdiam, menatap keluar. Air matanya terus mengalir tanpa ada henti.

Kedua tangannya saling meremas meluapkan rasa sakit yang tidak terobati. Luka yang di torehkan Adam begitu dalam, berjuta kata maaf pun tidak akan mampu mengobati luka yang begitu perih.

"Tolong jangan mengakhiri hidup, saya bersalah. Kalau kau mengakhiri hidup mu, saya adalah orang yang paling bersalah," kata Adam penuh penyesalan.

Rasa bersalah Adam semakin terasa, tangisan pilu terdengar nyaring di telinga Adam.

"Saya tidak tahu, bagaimana harus bertanggungjawab. Saya sudah menikah, bahkan baru saja pagi tadi," tutur Adam dengan ragu.

Tidak mungkin menikahi Kinanti, saat ini Adam sudah memiliki seorang istri yang sangat di cintai. Tidak perduli apakah salah atau benar, akan tetapi cinta Adam pada Renata juga tidak mudah untuk digoyahkan.

"Saya sangat mencintai istri saya." imbuh Adam dengan pasti, bahkan selalu menekankan setiap kata. Karena, memang cintanya sangat besar pada Renata.

Kinanti mengangguk, tangannya menyekat sisa-sisa air mata yang tidak pernah bisa kering pada wajah. Mencoba menerima semua kepahitan dengan suka cita, berusaha merelakan apa yang sudah hilang.

"Kau ingin kembali ke rumah?" tanya Adam.

Kinanti mengangguk, walaupun Adam sudah menyakiti paling tidak saat ini Adam masih memiliki hati nurani mengakui segala kesalahannya.

Adam mengambil jas putih yang selalu tersedia di mobilnya, kemudian memakaikan pada Kinanti. Berharap sedikit mengurangi rasa dingin yang tengah di rasakan.

Tubuh Adam yang masih condong pada Kinanti tidak lantas menjauh, jemari tangan nya mengusap air mata wanita rapuh yang tengah menahan sesak di dada.

Menyisir beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya, menatap dengan jelas bertapa rapunya wanita yang bekerja sebagai pengasuh bagi dua keponakan nya dalam jarak yang cukup dekat.

Perlahan Adam menarik Kinanti kedalam pelukannya, berharap agar perasaan Kinanti sedikit bisa lebih baik.

Tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Tangis Kinanti kembali pecah begitu saja, tidak terbendung walaupun dengan sejuta cara.

Tangan Adam mengusap punggung Kinanti, dengan perasaan bersalah yang semakin dalam. Sampai akhirnya Kinanti menjauh, Adam pun mulai duduk di kursinya dengan benar.

Menatap arah depan, jendela mobil yang di tetesi air hujan. Bayangan wajah Renata juga tiba-tiba melintas dengan begitu saja, Adam bukan hanya menyakiti satu wanita. Tetapi dua wanita dalam waktu yang sama, hanya saja bedanya Renata tidak tahu akan semua ini.

Adam membali melakukan mobilnya, tanpa satu patah kata pun. Melihat tubuh basah Kinanti, Adam juga takut jika nanti malah Kinanti kayu sakit.

Sampai di rumah Adam menepikan mobilnya, lalu menatap Kinanti yang hanya diam sambil menatap kedepan. Tanpaknya Kinanti belum tersadar jika mobil Adam sudah terparkir di depan rumah.

"Kinanti," panggil Adam.

Kinanti masih diam, tidak ada rasa dingin, rasa kantuk, yang ada hanya rasa sakit.

"Kinanti," Adam menepuk pundak Kinanti.

Seketika itu pula Kinanti tersadar dari lamunannya, ia mulai melihat sekelilingnya dan perlahan turun dari mobil Adam tanpa satu patah katapun.

Kaki Kinanti terus melangkah masuk, jas putih Adam masih melekat di tubuhnya. Tanpaknya Kinanti tidak menyadari hal itu.

Renata yang terbangun merasa bingung, karena tidak ada Adam di sampingnya. Lalu kakinya melangkah menuju balkon dan melihat Kinanti yang keluar dari mobil milik Adam.

Komen (53)
goodnovel comment avatar
Tioner purba
sepertinya seru..harus lanjut baca kayaknya
goodnovel comment avatar
ermelinda bule
penasaran ni apa yg akan terjadi dg Renata
goodnovel comment avatar
Nur Hasanahh
jujurly ini sangat seruu ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 3

    Setelah Kinanti masuk, Adam juga ikut masuk. Dengan tubuh basah ia segera menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.Saat turun dari mobil Adam sudah melihat Renata yang menatap dirinya dari balkon. Akan tetapi ia berpura-pura tidak tahu. Jadi Adam pun sudah mempersiapkan jawaban saat nanti di suguhkan pertanyaan-pertanyaan oleh Renata. Walaupun Adam terlalu takut untuk berbohong.Berdiri di depan pintu kamar, menghirup udara dengan sebanyak-banyaknya. Menghembuskan dengan perlahan, lalu tangan bergerak memegang gagang pintu. Memutarnya lalu mendorong dengan perlahan."Dari mana?"Adam masih berada di ambang pintu, tetapi Renata sudah menyuguhkan pertanyaan padanya. Mata Renata menatap baju Adam yang basah kuyup. Tetapi, Renata lebih penasaran mengapa Kinanti bisa bersama dengan Adam."Sudah pukul 02:30, kau dari mana? Lalu kenapa kau bisa bersama Kinanti?" tanya R

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 4

    "Bagaimana keadaan mu?"Kinanti tersentak tak kala suara berat dan tertahan seorang pria menyapa nya. Sejenak Kinanti menghentikan pekerjaannya yang tengah menggoreng telur untuk majikan kecil yang bernama Davina.Lalu memutar tubuhnya untuk melihat siapa pria yang berada di belakang nya."Tuan berbicara dengan saya?" "Bagaimana keadaan mu sekarang?"Adam tidak ingin menjawab pertanyaan Kinanti. Sebab, Adam tidak suka bertanya dan di jawab dengan pertanyaan kembali."Saya baik Tuan," jawab Kinanti dengan menundukkan kepalanya.Sejak berada di rumah sakit, Adam selalu memikirkan Kinanti. Hingga sore hari saat setelah sampai di rumah Adam langsung menuju dapur untuk mencari keberadaan Kinanti.Adam berjalan satu langkah, hingga keduanya cukup berdekatan. Tangan Adam bergerak memegang dahi Kinanti, kemudian mengangguk.Kinanti terkejut saat Adam memegang d

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 5

    Setelah tersadar dari pingsannya Kinanti duduk di kursi taman yang terletak di bagian belakang rumah, sesekali tangannya memijat kepalanya yang masih terasa sedikit pusing."Kinan!"Renata memanggil, hingga membuat Kinanti tersadar dari lamunan panjangnya."Iya Bu Renata." Dengan sigap Kinanti bangun dari duduknya, menatap Renata yang kini berdiri di hadapan nya."Buatkan saya makanan, saya sedang lapar!"Kenapa harus Kinanti, bukankah ada ART lainnya?Kinanti Anastasia seorang perawat cantik yang bekerja merawat dua bocah kecil keluarga Sanjaya, namun anehnya Renata malah memerintah nya untuk memasak. Sedangkan tugas Kinanti hanya mengurusi kebutuhan dua bocah lucu.Tidak ingin berdebat, kaki Kinanti segera berjalan kearah dapur."Mbak Kinan, masak apa?" sepulang sekolah Davina langsung mencari Kinanti di dapur, kali ini pun sa

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 6

    "Pergi dari sini Jalang, jangan pernah kembali. Memalukan!"Suara pintu di banting dengan kencang membuat Kinanti tersentak.Tidak ada kasih sayang sedikitpun untuk dirinya. Bahkan Ibu kandung terasa seperti Ibu tiri.Bahkan pergi ke rumah Rahmat juga sama saja. Ibu tirinya tidak menyukai Kinanti.Tangan yang bergetar memungut beberapa helai pakaian yang berserakan di teras, dengan berderai air mata memasukan pakaiannya kedalam tas dan membawanya pergi.Dunia seakan begitu kejam, tak berbelas kasih padanya walaupun hanya secuil saja.Seorang pria berdiri di samping mobilnya sambil melihat seorang wanita yang di usir oleh wanita paruh baya. Bahkan Adam sendiri tidak tahu siapa wanita Tersebut. Beberapa saat lalu Kinanti pergi dari kediaman Adam, dan saat itu juga Adam mengikuti dengan diam-diam. Saat Kinanti masuk ke sebuah rumah sederhana sebenarnya Adam ingin pergi teta

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 7

    Rahmat sangat menyayangi Kinanti, sekalipun sudah bercerai dari Fatimah. Hanya saja Kinanti tidak bisa tinggal bersama dengannya karena, Lastri tidak menyukai Kinanti.Rahmat mempersilahkan Kinanti dan Adam masuk, duduk di kursi kayu yang terlihat begitu kusam. Tetapi, bersih karena rajin di bersihkan."Saya Adam Pak." Adam mulai mengutarakan maksud dan tujuannya menemui Rahmat, "Saya datang ke sini, ingin meminta Bapak untuk menikahkan kami," jelas Adam sambil melihat mata Kinanti yang berkaca-kaca menahan sesak di dada.Lastri terlihat tidak suka, bahkan untuk air putih saja tidak ada terhidang."Saya terserah kepada Kinan saja," Rahmat menatap wajah Kinanti yang menahan air mata, tanpaknya Rahmat tahu putrinya tidak baik-baik saja."Saya ingin Bapak menikahkan kami saat ini juga," kata Adam lagi.Rahmat cukup shock, kemudian ia beralih menatap Kinanti penuh tanya."Hay, ken

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 8

    Kinanti tidak tahu dimana letak kesalahan nya sehingga saat ini bisa terjebak dalam situasi yang begitu menyulitkan.Terkadang bingung akan takdir yang seakan mempermainkan bertanya-tanya mengapa harus ia yang berada di posisi ini, bahkan tidak jarang Kinanti iri melihat kebahagiaan orang-orang di luar sana.Mengapa tidak bisa seperti mereka, jalan terjal yang di lalui terasa begitu sulit. Kadang kala pernah berpikir untuk mengakhiri hidup demi mengakhiri takdir.Tapi tidak. Kinanti masih berusaha untuk bertahan berdiri tegak dan meyakinkan diri akan ada secercah kebahagian setelah kesakitan."Sudah satu minggu kau berada di rumah ku! Mana suami mu itu? Apa jangan-jangan kau cuman di nikahi lalu, di buang seperti sampah!"Mata Lastri seakan menatap remeh, tapi sejenak Kinanti juga membenarkan apa yang dikatakan oleh Ibu tirinya.Menuangkan air pada gelas dan meneguk dengan perlahan, sekalipun ha

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 9

    "Mbak Kinan!!!" Seru Davina, bocah berusia 5 Tahun yang selama ini di asuh Kinanti, "Vina kangen Mbak Kinan," tuturnya lagi.Davina terus memeluk Kinanti, begitu juga dengan sebaliknya.Kinanti tersenyum getir alasan Adam buru-buru pulang adalah pergi bersama Renata. Sekaligus istri sahnya.Miris.Wanita ssexy berstatus istri di samping Adam seakan kesal pada Kinanti raut wajahnya seakan menunjukkan bertapa Kinanti terlalu menyita waktunya."Vina, cepat masuk ke dalam mobil!" titah Renata.Davina terdiam sambil menatap Kinanti, tanpaknya bocah lucu tersebut tidak ingin berjauhan lagi dengan pengasuh nya. Kinanti."Vina, jangan membuang-buang waktu!""Mbak Kinan balik ke rumah ya, Vina kangen," rengek bocah itu seakan tidak perduli pada Renata.Kinanti terdiam, perlahan tangannya bergerak mengelus rambut hitam panjang milik bocah yang terasa berat melepaskan diri d

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 10

    Lalu bagaimana dengan status istri yang di berikan Adam padanya?"Kamu kuat Kinanti, demi anak mu." Batin Kinanti.Langkah kaki Kinanti terasa berat menutup pintu dengan pelan dan bersandar pada daun pintu. Air mata yang dari tadi tertahan kini lepas dengan begitu saja, bayang-bayang menikah dengan seseorang yang akan membahagiakan nya kini pupus sudah.Kinanti tidak ingin menangis, akan tetapi ada perasaan lega setelah nya dan membuatnya semakin kuat dalam menghadapi segalanya. Sehingga setiap ingin menangis Kinanti melepaskan dengan sejadi-jadinya.Ponsel Kinanti berdering seseorang di seberang sana menghubunginya, dengan cepat menghampiri lalu menyambar ponsel yang tergeletak asal di atas ranjang."Berdehem beberapa kali agar suara kembali menjadi normal."Halo," tangan Kinanti mendekatkan ponsel pada telinganya.Mendengarkan apa yang akan di katakan oleh kekasihnya yang menghub

Bab terbaru

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Ucapan Terima Kasih

    Hay semuanya.Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan sang pencipta.Saya ucapkan terima kasih kepada semua para pembaca setia saya, dimana kalian sudah mengikuti cerita ini sampai selesai.Sedikit bercerita tentang buku ini.Saya tidak pernah menyangka bahwa novel ini bisa mendapatkan banyak pembaca.Menurut saya pribadi, pembaca sampai 3M itu tidak sedikit dan tidak semua orang bisa mendapatkannya.Di buku ini banyak kekurangannya, mulai dari tulisan dan juga mungkin isi yang kurang berkenan di hati pembaca setia saya ucapkan maaf kepada kalian semua.Namun, saya juga ingin mengatakan bahwa, saya bukan seorang penulis hebat.Saya pun tidak pernah hobi dalam menulis, begitu juga dengan membaca.Kedua hal ini sangat saya hindari sejak dulu.Tetapi, mendadak hati saya tertantang karena pernah membaca novel yang menurut saya tidak masuk akal.Hingga saya pun memutuskan untuk menuliskan sebuah buku.Dari sana saya mulai berpikir bahwa menulis tidak seburuk dan melelahkan seperti yan

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 669

    Kinanti berdiri di balkon kamarnya, malam terasa semakin dingin. Namun, matanya engan terpejam, bayang-bayang luka penuh dengan nestapa membuatnya kembali pada masa lalu yang sudah lama terkubur dalam.Kejadian itu yang menyeretnya masuk pada kehidupan Adam, keinginan ingin pergi jauh dan melupakan apa yang terlah terjadi justru semua tidak sesuai dengan harapan.Nyatanya, semakin mencoba untuk menjauh, semakin banyak pula rintangan yang dia lalui.Hingga, akhirnya benar-benar tak bisa lepas dari jerat Adam.Semuanya tak sampai dengan baik-baik saja, nyatanya luka berbalut air mata begitu menusuknya hingga seperti tidak tahu lagi harus berbuat apa.Karena, kenyataan terus saja memaksa, meskipun luka yang tertusuk sudah tak mampu lagi untuk di tahan."Sayang."Kehadiran Adam membuat Kinanti pun tersadar dari lamunanya.Lamunan yang membuatnya hanyut dalam masa lalu untuk sejenak saja.Sejenak namun cukup membuat dirinya merasa kembali pada masa lalu itu."Mas, udah pulang?""Udah, dari

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 668

    Bulir-bulir air mata pun jatuh dari pelupuk mata, Mentari begitu terharu saat dokter mengatakan dirinya tengah berbadan dua.Bahkan kehamilannya sudah memasuki 6 Minggu.Selama ini sering kali merasa tidak nyaman pada bagian perutnya, tapi Mentari memilih tidak perduli.Hingga akhirnya jatuh pingsan saat sedang memeriksa pasiennya.Bertapa dirinya begitu terkejut bercampur bahagia karena mendengarkan hasil pemeriksaan dokter.Di saat beneran bulan yang lalu program kehamilan yang telah di jalaninya gagal, membuat harapannya seakan berakhir pula dengan putus asa."Sayang, kamu baik-baik saja?"Fikri yang baru saja sampai di buat bingung karena melihat tingkah istrinya.Dirinya sengaja meninggalkan rapat karena mengetahui keadaan Mentari yang sempat tidak sadarkan diri."Abang, Tari hamil," Mentari langsung menghambur memeluk suaminya.Rasanya sungguh sangat luar biasa dan membuat bahagia tanpa bisa di tutupi sama sekali.Begitu pun juga dengan Fikri yang begitu terkejut mendengarnya."

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 667

    "Tidak usah terbebani dengan yang saya katakan, ya sudahlah. Karena, kalian pun sudah menikah dan Mami minta hadiah aja dari kalian. Cepat berikan Mami cucu ya," ujar Zahra.Membuat Sarah terkejut mendengarnya, sungguh tidak pernah terpikirkan sebelumnya tentang semua itu.Bahkan Zahra sendiri yang meminta padanya, Zahra menyadari keterkejutan yang dirasakan oleh Sarah.Tapi Zahra tidak perduli sama sekali, karena menantunya dan juga anaknya harus meminta maaf padanya."Kalian berdua harus berjuang keras untuk cucu, kalau tidak Mami pingsan lagi."Mata Sarah pun melebar mendengarnya, sungguh ini adalah sesuatu yang teramat sangat tidak pernah terlintas di benaknya."Tante, jangan pingsan lagi. Saya akan merasa bersalah nanti," kata Sarah dengan panik."Tante?"Zahra pun bertanya karena kesal Sarah memanggilnya dengan sebutan --Tante--Sarah yang terlalu panik, kini bercampur bingung hanya bisa diam karena tidak mengerti."Mami! Kamu panggil saya, Mami. Seperti suami mu!" Tegas Zahra.

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 666

    Sarah pun melihat Dava dengan wajah cemas, perasaannya masih saja tidak tenang karena memikirkan keadaan Zahra.Merasa bersalah karena membuat Zahra sampai jatuh pingsan, bahkan kedua tangannya saling meremas.Bertambah lagi keringat dingin yang terus saja membanjiri tubuhnya."Mami, mau ketemu sama kamu."Dava pun memegang tangan Sarah, berniat untuk pergi bersama dengan dirinya menunju kamar kedua orang tuanya.Dimana Zahra sudah menunggu di sana, sungguh Sarah sangat tidak nyaman dengan keadaan yang seperti ini.Rasa bersalah terlalu besar di hatinya, hingga dirinya menjadi demikian."Kenapa?" Dava pun mengurungkan langkah kakinya saat akan melangkah.Karena, Sarah yang hanya tampak diam. Sepertinya tidak ingin untuk ikut dengan dirinya."Pak Dava, aku pulang aja, ya," kata Sarah dengan ragu."Kenapa? Mami, mau bertemu dengan kamu.""Sarah, nggak berani, Pak. Sarah, takut."Dava pun memilih untuk menatap wajah Sarah dengan serius, dirinya mengerti dengan keadaan Sarah saat ini."Kam

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 665

    "Mami, abis mimpi. Mimpi aneh, dalam mimpinya kamu tiba-tiba pulang bawa istri," Zahra pun memijat kepalanya yang masih terasa pusing.Dirinya melihat Dava yang berdiri tak jauh dari ranjangnya.Seakan wanita itu benar-benar terbangun dari tidur dan juga mimpi buruknya yang cukup menyeramkan itu."Gimana bawa istri? Menikah juga belum, Mami pusing kenapa bisa bermimpi seperti itu? Mungkin, karena terlalu lelah. Mami, butuh istirahat, soalnya mimpinya seperti nyata," Zahra pun mengusap wajahnya hingga beberapa kali.Menenangkan diri setelah terbangun dari hal yang dia anggap adalah sebuah mimpi.Lantas bagaimana dengan Dava setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Zahra?Dava pun berjalan ke arah Zahra, kemudian duduk di sisi ranjang berdekatan dengan sang Mami.Dava ingin berbicara dengan serius, berharap pula tidak lagi pingsan. Bagaimana pun dirinya memang salah, menikah tanpa meminta izin kepada orang tuanya sama sekali. Sangat tidak dibenarkan.Maka dari itu Dava ingin dimaafkan

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 664

    Sarah mendadak menghentikan langkah kakinya saat berada di depan pintu utama rumah milik kedua orang tua Dava.Membuat Dava pun ikut berhenti melangkah dan melihat Sarah."Ayo masuk.""Pak Dava, Sarah tunggu di luar aja, kali ya."Dava pun bingung mendengar keinginan Sarah, lagi pula tidak mungkin juga dirinya berada di luar bukan?"Kenapa?""Nggak papa, sih, Pak. Cuman, Sarah segan aja.""Segan?" alasan yang konyol menurut Dava, "kita akan menemui Mami, ayo masuk!" tanpa menunggu jawaban dari Sarah, Dava langsung menarik lengan Sarah.Hingga akhirnya Sarah pun harus mengikuti langkah kaki Dava.Sarah terus saja melihat sekitarnya, dirinya memang tidak asing melihat rumah mewah.Karena, rumah Nada juga tidak kalah mewah dari rumah Dava Hanya saja kali ini lain cerita, sebab Dava adalah suaminya.Tentunya ada rasa minder juga tidak nyaman untuk berinteraksi dengan keluarga Dava."Kamu duduk dulu," Dava pun menuntun Sarah untuk duduk di sofa.Tepatnya kini mereka berada di ruang keluar

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 664

    Dava pun mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, mencari seseorang yang tak lain adalah istrinya.Pagi tadi wanita itu bersikap aneh, bahkan berangkat ke kampus dengan sangat terburu-buru.Bahkan alasannya karena ada kelas, takut tak diijinkan masuk jika dosennya sudah masuk duluan.Membuat Dava hanya terdiam mendengar penjelasan Sarah.Sehingga kini dirinya benar-benar mencari keberadaan wanita tersebut, sebab dirinya ingin memastikan apakah Sarah sudah sampai di kampus ataupun belum.Sarah kini sudah menjadi istrinya, sehingga tidak ada lagi kata tanya mengapa dan kenapa Dava mencari wanita tersebut.Jika pun tak ada alasan pastinya, tetap saja terbilang wajar.Mengingat status yang sudah memiliki sebuah ikatan yang sakral.Hingga akhirnya Dava pun melihat Sarah yang duduk berdekatan dengan seorang pria, sepertinya wanita itu belum sadar jika posisinya kini adalah istri dari dosennya sendiri."Kamu," Dava pun menunjuk Sarah yang sedang melihatnya juga."Saya, Pak?" tanya Sar

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 663

    "Lho, kamu nggak sama Dava?" Tanya Nada saat melihat Sarah turun dari sepeda motornya."Nggak, aku buru-buru, aku langsung pergi aja tadi. Soalnya aku ada kelas."Nada pun menatap Sarah dengan penuh tanya, dirinya mungkin memikirkan sesuatu sehingga melakukan itu."Kamu ngapain ngeliatin aku gitu banget?""Terus, kalau kamu pergi duluan. Dia kamu tinggal, kamu bisa langsung masuk kelas?""Iya, aku takut telat."Nada mencubit lengan Sarah cukup kuat, bahkan hingga meringis menahan sakit."Sakit!""Berarti kamu nggak lagi tidur!" kesal Nada."Iya, iyalah. Kita udah di kampus. Jadi, ini nggak mimpi," gerutu Sarah yang tak kalah kesal.Sambil menggosok tangannya yang cukup sakit karena cubitan Nada."Dasar tolol! Dosennya masih di rumah kamu, ngapain kamu buru-buru ke kampus?" akhirnya Nada pun menyadarkan Sarah.Benar saja, seketika itu juga Sarah tersadar dari keanehannya."Oh, iya. Dosennya, Pak Dava, kan?"Sarah pun melihat Nada dengan bingung, karena kini dirinya tahu penyebab Nada

DMCA.com Protection Status