Adam pun membuang bantal dari tangan Kinanti dan memeluk istrinya dengan erat."Kamu tahu kenapa Indonesia itu dari Sabang sampai Merauke?"Kinanti terdiam dan tak menyangka Adam bisa memberikannya tebak-tebakan, bukankah suaminya itu pendiam dan sedingin es balok."Kenapa?""Ditanya, malah nanya balik!""Yang ngasih pertanyaan nggak jelas!""Karena, kalau dari nikah paksa sampai cinta beneran itu kita, sayang," jawab Adam."Mas tahu kenapa bumi itu bentuknya bulat?""Kenapa?""Kalau bentuknya love hati Kinanti buat Mas!" Jawab Kinanti."Kamu itu sudah pandai rupanya, ya," Adam pun menghimpit Kinanti dengan eratnya.Tak menyangka jika istrinya yang suka malu-malu kucing itu malah membuatnya panas dingin bila bersama."Ahahahhaha........" Tawa Kinanti menggelegar saat melihat wajah kesal Adam, "Mas juga aneh, yang pengantin baru itu Serena. Kok malah kita yang pagi-pagi olah raga.""Ya, tapi nggak papa. Pasti kedua sahabat mu itu juga sedang olah raga pagi. Maklum namanya pengantin bar
Akhirnya malam ini acara makan malam bersama di kediaman Serena dan Bayu pun di langsungkan.Kinanti dan Adam pun ikut hadir meramaikan acara perayaan dalam ikatan keluarga yang baru terjalin setelah pernikahan Serena dan Bayu terjadi.Tak lupa Zidan juga hadir, meskipun pikirannya tak pernah berada di sana.Selesai dengan makan malam berlanjut dengan pesta barbeque, meskipun malam semakin larut tak serta ada yang menolak.Malam ini di halaman rumah dengan penerangan lampu dan juga bintang bertaburan di langit menambah kesan keindahan tersendiri.Kecuali Serena yang sibuk bermain dengan Fikri, dirinya sangat tidak menikmati pesta barbeque di malam ini.Setelah Bayu mengatakan bahwa pernikahan mereka tidak main-main, padahal Serena berharap bisa bercerai dengan Bayu setelah beberapa Bulan kedepan.Lagi pula entah mengapa Bayu tiba-tiba mengatakan bahwa pernikahan mereka ini serius tanpa permainan.Sedangkan keduanya saja saling membenci jadi, bagaimana bisa berubah menjadi saling menci
Bayu terbangun dari tidurnya, melihat jam dinding yang menunjukkan pukul tiga subuh. Mungkin karena, obat yang diberikan oleh Serena membuatnya terlelap dan beruntung rasa mulesnya sudah hilang.Tanpa sengaja matanya melihat Serena yang terlelap di sampingnya, tiba-tiba mata Bayu melihat Serena bangun dan mencium bibirnya.Bayu pun shock dan tersadar itu hanyalah khayalan saja.Entah mengapa kini pikirannya semakin kacau, semakin berdekatan dengan Serena semakin membuatnya aneh.Belum lagi Serena yang tak suka memakai selimut saat terlelap, membuat pakaiannya tersingkap hingga menampakkan pahanya mulus.Otak Bayu kembali tak dapat dikondisikan lagi dan lagi.Demi mengendalikan diri Bayu turun dari ranjang dan menuju teras menghirup udara dingin, terlihat sudah sepi. Mungkin keluarga sudah pulang saat dirinya tertidur.Karena udara semakin dingin Bayu pun kembali masuk, percuma saja berada di luar karena, tak dapat meredam getaran aneh saat melihat Serena.Akhirnya Bayu pun memutuskan
Seperti janji yang sudah dikatakan oleh Bayu, saat pulang bekerja dirinya akan menjemput Serena dan dan mereka langsung menuju showroom mobil baru.Awalnya Serena tak percaya tapi pada kenyataannya kini mereka sudah sampai juga."Tau-tau kredit, terus nggak ada uang buat bayar cicilan, belum lagi kontrakan," ejek Serena.Bayu pun masuk terlebih dahulu di ikuti oleh Serena dibelakangnya.Mulut Serena terus saja komat-kamit karena, tak yakin Bayu mampu membelikannya mobil baru.Tubuh tegap, tinggi, baju dinas tertutup jaket kulit berwarna hitam semakin membuat siapa saja akan terpesona saat melihat Bayu.Bayu pun duduk di sofa dan menunggu Serena memilih sesuai dengan keinginannya.Serena sebenarnya ragu untuk memilih akan tetapi, harus memberikan sedikit pelajaran pada Bayu karena, kini sudah berani meminta haknya.Mungkin juga ini cara Bayu untuk menyogoknya dan luluh begitu saja.Tidak mungkin!"Yang itu," Serena menunjukan sebuah mobil mewah berwarna kuning.Serena pun tak tahu apa
Dari sore hari tadi Serena mogok bicara, bahkan malam ini saja dirinya memilih tidur di sofa. "Aku bawakan makan," Bayu membawa sepiring nasi dan segelas mineral."Aku nggak mau!" Tolak Serena.Bayu pun meletakkannya di atas meja, kemudian keluar, mungkin Serena akan memakannya setelah sendirian saja.Perut Serena sudah sangat lapar, sebenarnya ingin makan tapi, tak mau mengingat gengsi yang masih begitu besar.Tak lama kemudian Bayu pun kembali masuk, melihat makan masih utuh membuatnya mendesus."Kamu mau makan apa? Kamu mau makan yang lainnya?" Tawar Bayu, "besok aku akan ke luar kota dalam beberapa hari, kamu jangan lupa makan."Bayu pun naik ke atas ranjang dan berbaring, sedangkan Serena memilih tidur di sofa. Andai saja Dara tidak ada mungkin Serena akan tidur di luar saja.Setelah sore tadi Bayu menegaskan bahwa pernikahan mereka bukan main-main, dirinya kesal bukan main.Tak lama berselang terdengar suara benda jauh, Serena mengingat Bayu pernah mengatakan bahwa rumah terseb
Selesai membantu Dara memasak Serena pun bersiap-siap untuk berangkat bekerja, seperti biasanya dirinya harus merawat Fikri. Bocah imut hasil dari kerja sama antara Kinanti dan Adam.Bocah lucu itu kini sudah semakin pintar saja, semakin banyak kosa kata yang keluar dari mulutnya. Belum lagi kelakuannya yang menggemaskan membuat Serena semakin menyayanginya."Kamu berangkat naik mobil baru kamu?" Tanya Dara saat melihat Serena memesan sebuah taxi online."Nggak Ma, soalnya Serena belum memperpanjang SIM. Takutnya ada tilang.""Ya sudah, hati-hati. Langsung pulang kalau sudah jam pulang, Mama di rumah sendiri.""Serena berangkat ya Ma, sebelum magrib nanti udah pulang." Pamit Serena.Bertapa indahnya dunia terasa bila Bayu tiada, wajah Serena bersinar dengan terangnya. Andai saja Bayu pergi dan tak usah kembali, pastinya akan lebih membahagiakan lagi.Bagaimana bisa kini Bayu meminta dirinya, bisa tidak Bayu berpikir jernih dan tenang. Mereka belum lama kenal, belum memiliki kedekata
Setelah Serena pulang Kinanti kembali menemui Adam, dirinya menceritakan apa yang barusan terjadi antara Serena dan Zoya."Mas, keluarkan Zoya dari rumah sakit ini. Kinan, nggak mau ada keributan, lagian dia jahat banget."Adam hanya diam sambil melihat mulut istrinya yang komat-kamit karena menggerutu kesal, dari tadi mulut istrinya itu tidak ada henti-hentinya dalam berbicara mengenai pertengkaran antara Serena dan Zoya."Mas, kamu dengar aku nggak?"Kinanti berpindah berdiri di dekat Adam yang duduk di kursinya, Adam memutar kursinya agar melihat wajah Kinanti."Kamu tahu Mas?""Nggak," Adam mengangkat bahunya dengan santai.Hingga membuat Kinanti berapi-api, apakah dari tadi mulutnya mengoceh tak di dengarkan sama sekali oleh Adam.Sudah panjang kaki lebar, pendek tambah tinggi. Besar dan kecil tapi, Adam masih saja diam santai."Tuan Arrogant, istri mu sedang bicara apa kau mendengarkan dari tadi mulut istri mu ini yang sudah berbusa?!" Dada Kinanti naik turun, matanya menatap ta
"Sudahlah, dari pada aku pusing memikirkan wanita gila itu. Lebih baik, aku berendam. Seharusnya aku sedang santai menikmati bertapa indahnya saat Bayu pergi. Jadi, lebih baik saat ini aku menikmatinya."Serena melepaskan pakaiannya dan melempar dengan asal, segera berjalan menuju kamar mandi dan merendam diri."Ini jauh lebih baik."Di sebrang sana Bayu baru saja selesai rapat, dirinya kembali membuka ponselnya dan melihat rekaman cctv. "Sial, kenapa aku tak memasang cctv di kamar mandi," Bayu benar-benar merutuki kebodohannya sendiri."Kalau pasangan cctv-nya di kamar mandi nanti kelihatan kalau lagi berak bos," ujar Hardan menimpali."Siapa yang menyuruh mu berkomentar, keluar dari kamar ini! Aku butuh istirahat!"Aduh! Hardan pun segera keluar, mungkin lebih baik menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai dari pada terus menjadi sasaran kemarahan atasannya itu.Yang sedang merindukan.Sedangkan Bayu masih saja berpikir keras, bertapa menyesalnya tak memasang cctv di kamar mandi.