Menerima tawaran untuk memurnikan tubuh, bahkan dia tidak perlu mengeluarkan biaya untuk itu? Seberuntung apa Zhang Yulan sebenarnya ketika dia mengenal seseorang seperti Wang Qifeng?Mata indah Zhang Yulan melirik ke pria Wang dan bertanya, “Aku harus membayar berapa? Atau apa syarat darimu sebagai pengganti ramuan itu?” Dia tak boleh senang terlalu berlebihan dan tetap waspada. Bagaiamanapun juga, ini adalah Wang Qifeng yang sedang dihadapi, pria licik penuh muslihat.Terdengar kekehan ringan dari pria Wang sebelum dia menyahut, “Aku tidak memiliki syarat apapun untuk ramuan itu, Yulan, ini murni ingin aku berikan padamu. Kebetulan sejak lama aku memang ingin melihatmu lebih kuat, makanya ketika di pelelangan itu menjual tanduk banteng yang tepat, aku tidak melewatkannya sedikit pun.”“Kau yakin tulus memberikan ini padaku? Tanpa syarat?” Zhang Yulan sudah bersiap andaikan Wang Qifeng mengajukan syarat konyol semacam harus menjadi istrinya atau semacam itu.Namun, pria itu menggelen
Segera saja, rasa sakit yang menyengat menerjang dirinya ketika ramuan pemurnian tubuh mulai diserap melalui pori-pori.Ramuan pemurnian tubuh bisa berupa bubuk ataupun pil alkimia. Semuanya bisa digunakan untuk memurnikan tubuh.Ramuan semacam itu digunakan untuk melatih dan menyempurnakan tubuh seorang kultivator agar lebih kuat dan tidak mudah terluka. Terutama ketika mereka sedang berkelahi, tak masalah menabrak batu atau gunung sekali pun, asalkan tubuh mereka kuat, mereka tak mungkin langsung mati begitu saja.Ramuan pemurnian tubuh bertujuan memadatkan tulang, memperbaiki sumsum, menguatkan urat, mengokohkan otot, membangun garis meridian, membakar jantung, menstabilkan darah, menghaluskan kulit, dan juga menebalkan daging.Sungguh sebuah ramuan yang akan dicari kultivator. Semakin tinggi tingkat kultivasinya, maka ramuan pemurniannya juga harus semakin tinggi levelnya. Zhang Yulan yakin, ramuan ini sudah disesuaikan pria Wang dengan tingkat kultivasinya saat membuat.Zhang Yul
Zhang Yulan semakin giat melatih kemampuan kultivasi pedangnya, terkadang Wang Qifeng menyertai dia menjadi patner latih tanding.Rupanya, menyewa rumah seperti yang dilakukan Wang Qifeng tidak buruk juga, karena mereka jadi lebih leluasa melakukan berbagai macam hal, kecuali yang berkaitan dengan asmara.***Malam harinya, seusai Zhang Yulan membersihkan dirinya setelah berlatih pedang, dia melihat Wang Qifeng duduk santai di atap rumah sewa mereka sambil memandang langit dan di tangan pria itu ada guci kecil yang dipastikan berisi arak.Mengetahui bahwa dirinya sedang diperhatikan, Wang Qifeng menoleh ke Zhang Yulan dan matanya berbinar senang, “Yulan! Kemarilah!”“Aku sibuk.” Zhang Yulan memilih melanjutkan langkahnya saja menuju ke kamar.Namun, baru saja kaki jenjang itu hendak melangkah, mendadak ada bunyi mendesing membelah udara di dekatnya.“Yulan!” Wang Qifeng melemparkan guci araknya ke Zhang Yulan, tapi bukan wanita itu targetnya, melainkan anak panah yang hendak menancap
Pandangan Zhang Yulan mulai kabur, tapi dia tetap bertahan, bahkan energi Qi mulai bergolak naik dan turun diiringi kacaunya aliran meridian akibat efek dari racun. Dia tak mau mati sia-sia sekarang.Menggigit gerahamnya, Zhang Yulan menahan rasa sakit di organ dalamnya dan tidak ingin terlalu menunjukkan seberapa kesakitannya dia di hadapan musuh.Lelaki itu makin tertawa keras melihat perjuangan Zhang Yulan. Dia mempersiapkan pedangnya sambil berjalan pelan ke wanita Zhang yang berlutut dengan satu kaki sambil bertopang pada pedangnya.“Hm, apakah aku sudah memberimu izin untuk menaruh tangan pada calon istriku?” Terdengar suara Wang Qifeng dari langit.Lelaki tadi menoleh karena terkejut, tapi mendadak saja ada yang menembus dadanya usai melihat Wang Qifeng mengayunkan kipas lipatnya ke arah dia. Semuanya begitu cepat sampai dia tidak sempat menghindar.Zapp! Zapp!Benda tipis tapi kuat itu adalah jarum-jarum emas yang menembus dada si lelaki hingga jarum itu kini tertancap di temb
“Itu … itu … tuan dari Serikat Pemburu. Dia … dia yang menyewaku!” Lelaki itu berbicara selancar yang dia mampu.Zupp!Pedang Youzu sudah menembus ke jantung si lelaki yang melotot tak terima.“Kau … kenapa kau membunuhku? Bukankah aku … aku sudah mengatakan ….” Lelaki itu sungguh mengutuk Zhang Yulan di hatinya.Zrass!Zhang Yulan mencabut pedang dari jantung lelaki itu dan membalas ucapannya, “Memangnya kau punya hak tawar denganku setelah yang kau lakukan?” Dia memandang dingin ke lelaki yang mulai terbaring tak bergerak lagi.Mata lelaki itu masih membelalak dengan mulut menganga seakan tidak rela akan kematiannya.Wang Qifeng tidak mau adanya mayat di rumah yang sudah dia sewa, maka dari itu, dia mengeluarkan api alkimia miliknya dan membakar ketiga mayat di sana sampai menjadi abu dan tak bersisa setelah ditiup angin.Zhang Yulan menyaksikan apa yang dilakukan pria Wang. Baru kali ini dia melihat dengan mata kepalanya sendiri pada api alkimia.Menyadari tindakannya diperhatikan
Ini seakan-akan ada suatu kekuatan yang menarik keluar apa yang ada di dagingnya. Maka dari itu, sambil merenungkan sensasi tersebut, Zhang Yulan terus memejamkan matanya tanpa berani bergerak sedikit pun.“Haahh!” Zhang Yulan mendesah kuat ketika merasa benda itu keluar dari dirinya dan saat membuka mata, dia melihat ada sebuah jarum terjepit di antara kedua bibir Wang Qifeng.Napas Zhang Yulan tersengal-sengal saat itu karena seperti dia ikut berjuang mengeluarkannya pula.“Itu dia rupanya.” Zhang Yulan bertutur pelan ketika menatap jarum yang telah menyiksanya dan kemudian jarum itu diludahkan pria Wang ke lantai.“Aku akan menarik jarum kedua.” Wang Qifeng berkata sambil mengusap bibir dengan tepi telapak tangannya.Zhang Yulan tahu bahwa dia tak bisa memiliki pilihan lain selain menerima, maka dia mengangguk dan memejamkan matanya lagi, tak sanggup melihat cara pria itu mengeluarkan jarum beracun dari dirinya.Tak berapa lama, sesuatu yang kenyal menyentuh dada Zhang Yulan dan si
Seketika, Wang Qifeng menjauhkan diri dari tubuh setengah telanjang Zhang Yulan di bawahnya, kedua tangan wanita itu ditahan dua tangan kokoh pria Wang di atas kepala dan dia menatap keindahan di bawahnya.“Yulan, kamu cantik sekali. Aku sungguh tergila-gila padamu. Kau harus yakin, aku tak akan bisa menoleh ke wanita manapun juga gara-gara kau.” Ucapan Wang Qifeng mengalun dengan suara parau seakan dia sedang berjuang mengontrol birahinya agar tidak meluap-luap.Ditatap seperti itu, begitu lekat sekaligus lembut, membuat perasaan Zhang Yulan kacau. Dia tak sanggup menautkan pandangan ke pria di atasnya, wajahnya merah padam antara malu dan ingin marah.“Kau … kau sungguh tidak terpuji,” ucap lirih Zhang Yulan ketika dia tak sanggup melakukan perlawanan fisik dan hanya bisa menggunakan kata-kata saja. Wajahnya ditolehkan ke samping, menolak memandang pria Wang.Wang Qifeng semakin menggelora mendengar ucapan Zhang Yulan dan seakan makin tertantang untuk menaklukkan wanita di bawah kun
“Tidak! Tentu saja tidak, Yulan! Kau salah paham!” Wang Qifeng berkelit menggunakan kalimatnya. Sepertinya, kehidupan mereka berdua akan terus diwarnai gejolak semacam itu. *** “Bagaimana bila kita pergi ke kerajaan lain, Yulan? Kau tentu tidak takut, kan?” pancing Wang Qifeng usai mereka makan pagi pada keesokan harinya. “Humph! Mana mungkin aku takut?” Zhang Yulan paling tidak bisa ditantang semacam itu. Dia harus membuktikan pada siapapun bahwa dia kuat! “Memangnya kita akan ke mana?” “Aku ingin mencoba ke Kerajaan Tie (Besi). Bagaimana pendapatmu? Kebetulan, aku juga memiliki kawan di sana yang ingin kutemui.”Wang Qifeng mulai menuangkan teh untuknya. “Kerajaan Tie? Bukankah itu kerajaan peringkat ketiga dari 9 kerajaan Dixia?” Zhang Yulan mengernyitkan dahi sedikit sambil menggumamkan kalimatnya. Kerajaan Yun tempat mereka berpijak saat ini merupakan peringkat ke-6 dari 9 kerajaan Dixia. Sedangkan Kerajaan Tie dikenal sebagai 3 teratas dari kerajaan di Dixia yang terkenal s
Demi bertahan hidup, Yao Xiren bersedia membunuh istrinya sendiri dengan cara bengis meskipun sudah tidak memiliki basis kultivasi, bahkan dia mengabaikan putranya.Belum lagi dia mendapatkan cemoohan pedas dari Zhang Yulan. Ini sungguh membakar emosi Yao Xiren.“Kau! Kau yang memaksa! Kau dan suami sialanmu itu yang memprovokasi aku sehingga aku harus kehilangan Wen’er!” Tubuh Yao Xiren bergetar akibat marah.“Huh! Kau yang lemah tapi menyalahkan orang lain?” hina Zhang Yulan. Sama sekali tidak ada belas kasihan untuk lelaki yang pernah menjadi suaminya di masa lalu. Yang diingat dia mengenai Yao Xiren hanyalah kepahitan dan pengkhianatan. Semua cinta sudah terkikis oleh dendam.“Kau jalang bedebah! Serahkan anakku! Kau sudah mendapatkan apa maumu! Enyah saja sana kau dan suami sialanmu ke neraka! Kalian berdua iblis! Kalian—akkhhh! Haakkhh!” Ucapan Yao Xiren terhenti akibat lidahnya jatuh usai ditebas tangan Wang Qifeng.“Kau dan istrimu sama-sama bermulut busuk! Sungguh sia-sia mem
Zhang Yulan menatap tajam ke suaminya yang sedang menghampiri mantan suaminya. Meski begitu, dia tetap waspada dan mengarahkan ujung Youzu ke Yao Xiuwen.Mata Wang Qifeng berkilat tajam saat menatap Yao Xiren yang ketakutan di tempatnya.Namun, Yao Xiren tak mampu bergerak meski dia ingin melawan. Seakan tatapan dari Wang Qifeng mampu melumpuhkan semua saraf di tubuhnya. Dia membeku di tempatnya dengan tubuh gemetar.Putra Yao Xiren justru yang pertama kali bereaksi ke Wang Qifeng. “Jangan sakiti ayahku!” Dia hendak memukul pria Wang menggunakan kekuatan di ranah Pengumpulan Qi tingkat awal.Wang Qifeng cukup memukul ringan bahu bocah itu dan si bocah langsung pingsan dan dililit oleh lengannya.“Zhan’er!” Yao Xiren membara penuh amarah melihat anaknya dipukul meski tidak sampai terluka, hanya pingsan. Terlebih, putranya seakan sedang disandera oleh pria Wang. Dia mengerahkan keberaniannya menyerang Wang Qifeng meski kultivasinya terpaut 4 tingkatan mayor.Energi besar yang Yao Xiren
“Kau bisa tenang bertarung, Yulan, aku akan menjadi wasit untukmu.” Wang Qifeng berkata sambil berdiri mengawasi keadaan meski terlihat santai.Baru saja dia berkata demikian ke istrinya, tak selang berapa lama, muncul beberapa orang berjubah merah mendekat dan melewati formasi dengan santainya.Kening Zhang Yulan berkerut. Dia membatin, ‘Bukankah itu seragam dari orang-orang dari Paviliun Giok utama? Kenapa mereka ada di sini?’“Pangeran!” Salah satu dari mereka menyapa dan diikuti lainnya sambil bersoja.“Bagus kalian datang.” Wang Qifeng mengangguk. “Tangkap dan eksekusi anggota sekte ini yang masih tersisa agar tidak menjadi gangguan untuk mataku.”“Baik, Pangeran!” Mereka segera melaksanakan perintah Wang Qifeng. Tak berapa lama, terdengar suara jeritan dari murid sekte yang tersisa.“Itu … itu bukankah itu seragam dari Paviliun Giok Utama?” Yao Xiren tak bisa menahan keheranannya.“Kenapa? Apakah kau heran?” tanya Wang Qifeng dengan wajah mencemooh ke Yao Xiren.“Kenapa mereka a
Tetua Pertama yang hubungannya dekat dengan Yao Ming, dia kerap diajak pergi ke Dunia Tengah, bertemu dengan banyak tokoh sekte iblis lainnya, kini mengingat suatu hal yang sama seperti ketua sektenya. “Be—benar! Kau! Kau ternyata Pangeran Sekte Iblis Dunia Atas! Ouyang Qifeng! Ya, itu namamu! Aku pernah melihatmu mewakili ayahmu pergi ke Dunia Tengah untuk menghadiri konferensi sekte iblis kala itu!” Suara Tetua Pertama bergetar mengatakannya. Wang Qifeng menghela napas panjang karena identitasnya kini sudah terungkap. Bahkan nama aslinya! Mau bagaimana lagi, dia beberapa kali harus mewakili ayahnya di beberapa pertemuan meski enggan. “Kau bahkan dicalonkan sebagai Putra Suci Sekte Iblis Surgawi Dunia Atas, Sekte Iblis Diyu Gongdian (Istana Neraka)!” Yao Ming mengatur energi qi yang terus mengamuk di tubuhnya sembari teringat aka nasal-usul sekte iblis Diyu Gongdian milik ayah Wang Qifeng. Sekte iblis di Dunia Atas, seperti apa eksistensinya? Tentu sangat tinggi dan mampu menginja
Zhang Yulan menggenggam Youzu erat-erat, meskipun ini terakhir dia bernapas, tapi dia tidak ingin menyerah begitu saja. Tetap harus berjuang hingga akhir!‘Mungkin di kehidupan mendatang, aku bisa benar-benar membalas dendam pada mereka,” batin Zhang Yulan sambil melirik Yao Xiren dan Yao Xiuwen, pasangan yang paling membuat dia sakit hati begitu mendalam.“Kau sebaiknya patuh dan menjadi persembahan untukku!” seru Yao Ming.Zhang Yulan sudah bersiap untuk apapun yang terjadi.“Kau pikir kau siapa berhak bicara seperti itu?” Mendadak ada suara bergema masuk ke pendengaran semua orang di sana.Zhang Yulan rasanya ingin menangis karena sangat mengenal suara tersebut.Sesosok berjubah merah dan putih, senada dengan warna gaun Zhang Yulan, terbang dan menjejakkan kaki di sebelah wanita Zhang. Dengan satu kibasan tangan saja sudah mampu mementalkan Yao Ming ke belakang.Yao Ming segera menstabilkan tubuhnya ketika mendarat. Energi vitalnya bergolak usai mendapatkan hempasan energi dari sos
Melihat ayahnya terluka parah oleh mantan istrinya, mana mungkin Yao Xiren memiliki nyali? Dia sadar dia sendiri bukan tandingan ayahnya dan kini Zhang Yulan bisa mengalahkan sang ayah?Tetua Pertama berbaring di tanah, dia sekarat dan mencoba menolong dirinya menggunakan berbagai macam pil penyembuh yang dia punya.Sementara itu, Zhang Yulan kembali memakan buah Qishu yang bisa mengembalikan vitalitas dan energinya.Sebelum Zhang Yulan benar-benar pulih, mendadak saja Yao Xiren yang sudah ketakutan, berteriak agar mereka semua lekas melarikan diri dari area tersebut. Dia juga bergegas hendak membawa anak dan istrinya keluar dari sana.Tapi, Zhang Yulan tertawa keras mendengar seruan mantan suaminya. “Ha ha ha! Kau menyuruh mereka pergi? Tak perlu repot! Kalian bisa menemaniku di sini sampai aku puas membasmi kalian!”“Apa maksudmu, wanita keji?” teriak Yao Xiren penuh kecaman menatap mantan istrinya.Wajah meremehkan ditampilkan Zhang Yulan ketika dia menjawab, “Percuma saja kalian i
Zhang Yulan menatap tajam Tetua Keempat yang sudah terluka berat. Salah satu lengannya dia tebas sebelum ini, lalu sekarang dia juga menebas dadanya dan meninggalkan luka menganga yang lebar di sana.Dia puas. Hampir semua tetua Sekte Mogui Yao berhasil dia bunuh. Tetua Ketiga dibutakan Hei Tian dan dipenggal kepalanya oleh ketua sekte untuk mengurangi penderitaan, sedangkan Tetua Kedua dan Tetua Kelima berhasil dibunuh oleh tangannya sendiri.Kini hanya tersisa Tetua Keempat yang sekarat dan Tetua Pertama yang masih baik-baik saja.Melihat kondisi tak berdaya Tetua Keempat yang sekarat, Yao Ming sebagai ketua sekte pun mengayunkan tangan dan mengirim energinya untuk menebas kepala Tetua Keempat. Kelambu yang menutupi singgasana, sempat menyibak singkat saat energi kuat itu menerjang keluar sebelum kepala Tetua Keempat menggelinding jatuh. “Tak berguna!” sungutnya tanpa perlu beranjak dari duduk.Tetua Pertama tak berani berkata apa-apa mengenai tindakan brutal ketua sekte. Dia bisa m
Selain para tetua yang ingin melawan Zhang Yulan, ternyata puluhan murid lainnya juga mulai membentuk sebuah formasi hidup untuk membantu menyerang dia.“Tian!” teriak Zhang Yulan sambil terus bergerak maju tanpa gentar.Si ular hitam mendesis keras ketika dia bergerak melesat lincah dan seperti kilat kecepatannya saat menebarkan asam korosif dia ke puluhan murid yang hendak membentuk formasi.Sementara Hei Tian sibuk memusnahkan murid-murid sekte, Zhang Yulan mulai melawan empat tetua sekte menggunakan Youzu dan bantuan qi pedang spiritual.Ketangguhan dan keuletan wanita Zhang benar-benar diuji karena dia harus dalam posisi bertahan sekaligus menyerang ke empat tetua yang merangsek melawannya.Youzu menari agresif, bilahnya meliuk ganas, beradu dengan senjata dan tubuh kuat keempat tetua.Hanya Tetua Ketiga yang tidak ikut menyerang karena sedang memblokir serangan sakit luar biasa di matanya yang seakan cairan asam dari Hei Tian terus saja bergerak mencoba menuju ke tenggorokan.Me
Bunyi drum klasik yang ditabuh bertalu-talu menandakan dimulainya acara. Semua anggota sekte iblis Mogui Yao segera berkumpul memadati lahan khusus di puncak bukit yang sudah dipersiapkan untuk perayaan tahunan mereka sekaligus pelantikan Yao Xiren sebagai Putra Suci sekte.Namun, belum usai drum itu dipukul penuh semangat oleh beberapa murid, mendadak saja salah satu dari mereka berhenti dan memegangi lehernya yang telah tertebas energi pedang, lalu jatuh ke tanah tanpa memiliki nyawa lagi.Segera saja semua orang di lahan khusus itu terkejut dan mencari siapa pelakunya.Tak perlu berlama-lama mereka mempertanyakan siapa pelakunya, sosok gemulai bercadar dengan gaun merah terang melambai indah yang berpadu dengan kain putih di bagian dalamnya, terbang anggun, lalu kakinya menjejak di atas drum besar itu.“Siapa kau?” tanya Tetua Ketiga ketika melihat sosok perempuan yang berdiri tenang di atas drum klasik. “Berani sekali mengganggu acara istimewa kami!”“Oh? Kalian tidak ingin mengun