#Istri_Gaib
Bab 67 : Pertemuan
“Asyik, ya, Pa.” Meiry mencipratkan air ke wajah Sang Papa.
“Eh, kamu nakal, ya!” Haikal tertawa dengan sambil membalas mencipratkan air ke wajah putri angkatnya yang sudah terasa seperti putrinya sendiri.
“Hahaaa ... nggak kena, Pa!” Meiry menjulurkan lidahnya untuk mengejek sang Papa dengan sambil berenang menuju tengah sungai.
“Meiry, jangan terlalu ke tengah, nanti kamu bisa tenggelam!” Haikal memperingatkan Meiry yang semakin menuju tengah sungai.
“Hahaa ... nggaklah, Pa, Meiry ‘kan bisa berenang. Ayo sini, Pa, kejar aku!” jawab Meiry dengan sambil melambaikan tangannya kepada Haikal.
Haikal pun ikut berenang ke tengah sungai, mengikuti Meiry yang melambaikan tangan kepadanya, hingga akhirnya mereka berdekatan.
“Pa, Meiry mau buka jilbab, ya, sudah berenang pakai jilbab begini!” ujar Meiry dengan sambil melepas jilb
#Istri_GaibBab 68 : Tenggelam“Tolong, ada mayat!” teriak dua wanita yang hendak mencuci di sungai saat melihat dua orang sedang terkapar di pinggir sungai, dengan keadaan luka-luka.Sontak, para pria yang ada di kapal juga pinggiran sungai segera berlari menghampiri dua wanita yang kini berlari histeris dan naik ke permukaan.“Ada apa? Mana mayatnya?” tanya seorang nelayan yang tadi sedang bersantai di kapalnya yang bertambah di pinggir sungai.“I—itu ... di—di sana .... “ jawab wanita itu dengan panik.Sontak beberapa pria yang berdatangan langsung menghampiri Haikal dan Meiry yang saat itu sedang pingsan. Dengan sigap para nelayan itu menggotong tubuh kedua ayah dan anak itu dan langsung melarikannya ke rumah sakit.***“Mbak Nindi, itu pasien tenggelam di IGD mirip suamimu deh,” ujar Santi, teman sejawat Nindi yang saat itu sedang bertugas di Ruangan Poli Dalam.
#Istri_GaibBab 69 : Pembawa Sial“Kamu itu pembawa sial, Meiry! Gara-gara kamu, Papaku koma!” ujar Hana sambil menatap jengkel Meiry yang kini berbaring di tempat tidur ruang rawatnya.Meiry hanya diam, ia tak kuasa meladen Hana yang selalu memojokkannya, apalagi saat ini suasana hatinya memang sedang tidak baik. Ia terus memikirkan sang Ibu yang mungkin kini telah tiada, ia juga sedih atas keadaan sang Papa yang kini sedang koma.“Kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk terhadap Papa, maka aku akan memberimu pelajaran!” ketus Hana dengan sambil membalik badannya karena Meiry malah memejamkan mata saat ia memarahinya.Hana keluar dari ruangan Meiry dengan hati yang dongkol, ia kesal karena saudara angkatnya itu tak menggubris omongannya. Ia merasa berbicara dengan tembok sebab Meiry sengaja menulikan telinganya.Meiry menarik napas lega setelah kepergian Hana, suasana hatinya semakin tak baik saja saat ini, apalagi s
#Istri_GaibBab 70 : Tumbal“Nenek baru tahu kalau rambutmu itu berwarna merah, Meiry,” ujar Bu Ida dengan sambil menatap Meiry yang kini mengenakan hijab berwarna silver dan pakaian serba tertutup seperti biasanya.Meiry terdiam sambil meremas jemarinya, dengan ekor mata yang melirik sang nenek yang memang tak akrab dengannya karena statusnya hanya sebagai cucu angkat di mata Bu Ida.“Iya, Nek,” jawab Meiry kemudian, dengan menghembuskan napas jengkel karena melihat tampang judes dari Ibu papanya itu.“Itu rambut asal atau kamu warnai?” Kembali Bu Ida menatap gadis di hadapannya.Meiry menggigit bibir bawahnya, ia sedikit bingung untuk menjawab, apalagi kini ia seperti mencium tak senang sang nenek terhadapnya. Ia merasa sedikit terancam terkuaknya jati dirinya jika Bu Ida
#Istri_GaibBab 71 : Meninggalnya ZafranZafran telah tiba di tempat janjian untuk bertemu Meiry, dan kini ia celingukan mencari gadis yang ia sukai itu."Bang, aku di sini." Meiry tiba-tiba muncul."Kamu nggak apa-apa 'kan, Mei? Ayo ke rumah Abang aja!" Zafran mendekat ke arah Meiry."Aku mau di sini saja, Bang." Meiry melangkah menuju seteher yang biasa digunakan para pemancing untuk duduk sambil melempar kail."Di sini gelap, Mei, ayo kita pergi dari sini!" Zafran merasakan bulu kuduknya merinding."Kalau Abang takut dan tak mau menemaniku di sini, pulanglah! Aku akan di sini sampai pagi," jawab Meiry."Mei, Abang nggak bisa ninggalin kamu sendirian di sini. Tega sekali Hana mengusirmu!" ujar Zafran sambil mendekat ke arah Meiry."Aku hanya adik angkat, Bang. Papa masih di rumah sakit, jadi dia bisa sesuka hatinya saja, apalagi Mama dinas malam. Jadi, kami hanya tinggal
#Istri_GaibBab 72 : Kangen IbuMeiry mengangguk dan berlalu menuju kamarnya, dengan hati yang tentunya kecewa. Bayangan untuk bisa bermanja dan bercerita bersama sang papa, pupus sudah. Dengan tak bersemangat, Meiry menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Padahal ada banyak kisah yang ingin ia bagi bersama papanya itu, apalagi kini Ibunya (Maura) sudah tak lagi. Buliran berwarna merah mulai berjatuhan di pipi gadids keturunan siluman bengkek itu, ia kangen ibunya.“Ibu ... Meiry kangen ....” Meiry menggigit bibirnya dengan air mata yang terus meluncur membasahi pipi putihnya, ia sangat merindukan Ibunya, bahkan terlalu sangat rindu hingga dadanya terasa sesak oleh air mata. Ia merasa sebatang kara kini, tak ada tempat mengadu juga berkeluh-kesah.Kenangan-kenangan kebersamaan mereka terdahulu mulai berputar di kepalanya, di saat ia masih berwujud seekor anak anjing laut. Setiap hari ibunya itu selalu menceritakan tentang ayahnya, sehingga ia be
#Istri_GaibBab 73 : Haikal Juga TahuHaikal mendekati Meiry dengan wujud anjing laut itu, hatinya begitu sedih melihat wujud aslin buah cintanya bersama Maura. Kalau hanya mendengar cerita saja, mungkin takkan ada yang percaya akan kisah ini tapi kini ia menyaksikan sendiri perubahan wujud anak yang baru beberapa bulan terakhir ini ia ketahui sebagai putri kandungnya bersama sang mantan istri gaib.“Nak ... maafkan Papa yang baru tahu akan hal ini. Kamu pasti tersiksa selama ini dan menyembunyikannya sendiri .... “ Tanpa ia sadari air mata meleleh juga di pipi Haikal, ia tak tega melihat keadaan Meiry sekarang, putri kandungnya yang dulu begitu diinginkan Maura juga dirinya tapi setelah mereka berpisah barulah Maura hamil dan ia tak tahu sama sekali akan hal itu. Andai ia tahu akan kehamilan Maura, mungkin ia akan mengusahakan untuk kebersamaan mereka dulu.“Ah ... kenangan tentang ibumu mulai berputar di ingatan Papa, Nak.” Haika
#Istri_GaibBab 74 : Pacar Meiry“Maksud Papa apa sih, Meiry itu sedang ada misi apa?” Hana menatap tajam Haikal.“Hmm ... misi mau nyari calon suami, pas tamat SMA nanti kan dia langsung mau nikah,” jawab Haikal asal saja, yang membuat Nindi mengerutkan dahi mendengar perkataan sang suami.“Hah ... nikah?! Dangkal banget tuh pikiran anak pungut!” celetuk Hana dan langsung menutup mulutnya.Nindi langsung melototi putrinya itu lalu beralih menatap tajam Haikal.“Bang, perkataan adalah doa. Maka dengan itu, berkatalah yang baik-baik, jangan doain anak cepat nikah. Meiry itu masih SMA, masa pas tamat nanti langsung disuruh nikah? Kuliah dulu kek, terus kerja dan bla ... bla .... “ Nindi mengomeli Haikal panjang lebar.“Bercanda doang, Sayang.” Haikal nyengir. “Habisnya calon dokter ini protes melulu,” sambungnya sambil mentoel hidung putri sulungnya itu.&ldq
Istri GaibPart 75 : Tumbal Kedua“Bang!” Meiry tersenyuum sambil masuk kembali ke ruangan karoke itu lalu duduk di samping Tristan.“Kok lama banget, kirain tertidur di kamar mandi.” Tristan langsung merangkul Meiry dan memeluknya.“Ngantri, Bang, ada yang lama banget di kamar mandinya. Eh, tahunya ada yang pacaran di sana.” Meiry menjauhkan dirinya dari Tristan tapi pacarnya terus saja memepet tubuhnya.“Sayang, sini!” Tristan menarik tangan Meiry dan kembali memeluknya. “Aku mencintaimu, Mey, sangat cinta ... “ bisiknya di telinga sang pacar sambil mendekatkan wajah mereka.Meiry hanya tersenyum, ia senang mendengarnya tapi takkan langsung bisa percaya begitu saja sebelum membuktikannya nanti.“Aku juga mencintaimu, Bang,” jawab Meiry pura-pura, walau ia tak memiliki perasaan itu.Tristan semakin mendekatkan wajah mereka, tangannya menyentuh dagu Meiry.
#Istri_GaibBab 83 (Tamat)“Pa, aku nggak bisa berubah menjadi manusia seutuhnya lagi .... “ ujar Meiry sambil menangis sambil mendekat ke arah papanya yang masih setia menunguinya.“Jadi ... Papa harus gimana, Nak?” Haikal menggenggam tangan putrinya.“Selama tinggal, Pa, jangan lupakan aku ... putrimu .... “ ujar Meiry sambil menyeka cairan merah yang terus berjatuhan dari matanya.“Nggak, Mei, Papa tetap akan membawamu pulang ... ayo!” Haikal mengeluarkan Meiry dari air dan menggendongnya.“Jangan, Pa, wujudku tak sempurna sekarang ... nanti Mama Nindi, Nenek Ida dan Kak Hana akan takut kepadaku ... biarkan aku tetap hidup di sungai, Pa,” bantah Meiry.Haikal tak memperdulikan perkataan putrinya itu, ia langsung memasukkan Meiry ke dalam mobilnya dan segera memacunya menuju arah pulang.Tiba-tiba, rasa sesak juga susah bernapas mulai dirasakan Meiry lagi, ia memegan
#Istri_GaibBab 82 : Sakit“Meiry .... “ Haikal yang ketika masuk ke dalam rumah langsung mendekati kamar Meiry kaget saat melihat putrinya itu basah kuyup.“Papa ... pulang ... Meiry .... “ Meiry memegangi dadanya yang terasa sesak, ia sekana tak bisa keluar dari dalam itu.“Kamu kenapa, Mei?” Haikal mendekat.Meiry segera berlari masuk ke dalam kamar mandi, lalu masuk ke dalam bak dan menenggelamkan dirinya. Kondisinya benar-benar kacau saat ini, padahal ia tak pernah seperti ini sebelumnya. Sekarang baru pukul 20.00 padahal, beda halnya jika sudah pukul 00.00.“Nak, kamu kenapa?” tanya Haikal sambil mengejar Meiry ke kamar mandi.Setelah menyelam beberapa detik, Meiry mengeluarkan kepalanya. Sedangkan Haikal, ia menatap putrinya itu dengan raut cemas.“Meiry ... kamu kenapa, Nak?” tanya Haikal sambil mengelus rambut merah putrinya.“Aku nggak tahu, Pa,
#Istri_GaibBab 81 : BimbangHaikal kembali ke rumahnya setelah mengantar Bu Ida pulang. Ia jadi terus kepikiran akan pembericaraan mereka tadi. Dengan menghela napas berat, ia duduk di sofa ruang tengah lalu memegangi kepalanya dengan segala macam permasalahan. Hana belum sadar dari komanya, tapi kini ia malah resah akan nasib Meiry jika ibunya memanggil Ustaz Bumi.“Ya Tuhan ... bagaimana ini?” gumam Haikal.Haikal menggelengkan kepalanya. Ia tahu, Meiry siluman tapi ia ingin tetap bersamanya dan tak ingin kebersamaan mereka terusik. Sudah cukup ia merelakan berpisah dengan Maura dulu, tapi kini ia tak mau kehilangan darah dagingnya bersama sang istri gaib. Ia sangat berharap Meiry bisa menjadi manusia dan hidup layak, bersamanya.“Papa udah pulang?” Meiry yang baru keluar dari kamarnya, sambil menghampiri sang papa yang terlihat begitu kusut, duduk dengan memegangi kepalanya.“Eh, iya, Nak. Kamu lagi ngapain
#Istri_GaibBab 80 : Dugaan Bu IdaSiluman Buaya Putih menunggui Hana semalaman dan memastikan gadis itu masih hidup. Pagi ini ia sudah bersiap mengantar putri dari Haikal dan Nindi itu ke dasar pantai agar bisa menghirup udara segar dan tak sepertinya yang hanya menghabiskan waktu di dalam air. Andai ia bisa memilih, maka ia ingin terlahir sebagai manusia.Ketika matahari sudah menampakkan sinarnya, siluman buaya putih dengan wujud silumannya mulai membawa tubuh Hana ke permukaan air, ia memasukkan Hana ke dalam mulut panjangnya. Sesampainya di permukaan air, ia celingukan untuk meletakkan tubuh gadis berambut merah itu karena jilbabnya sudah terlepas saat Hana tenggelam waktu itu.“Toloong ... ada buaya!” teriak seseorang dari pinggir pantai saat melihat siluman buaya putih menampakkan kepalanya ke permukaan.“Mana? Ini pantai, Bro, air asin, mana mungkin ada buaya!” sanggah pria lainnya.“Itu ... lihat
Istri GaibBab 79 : TenggelamHaikal dan Nindi sudah kembali ke pinggir pantai, sedangkan Hana dan Meiry masih belum bisa ditemukan. Supir speadboat sudah meminta bantuan kepada teman-temannya untuk membantu mencari, juga sudah menghubungi tim pengawasan pantai guna membuat pengaduan adanya pengunjung pantai yang tenggelam agar bisa dibantu mencari dua penumpang banana boat yang hilang itu.“Bang, semoga kedua putri kita baik-baik saja .... “ Nindi mengusap air matanya yang terus berjautuhan sejak tadi.“Kita berdoa saja, Sayang.” Haikal merangkul bahu Nindi, ia juga sedang bersedih sekarang.Sedangkan di tengah-tengah pantai, beberapa tim masih melakukan pencarian. Tim penyelam juga sudah diturunkan ke dasar pantai untuk mencari dua putri Haikal yang tenggelam.***Meiry yang sudah melempar Hana ke dasar laut, segera berenang ke permukaan. Ia berharap saudara tirinya itu segera mati agar ia bisa hidup tenang d
#Istri_GaibBab 78 : Pantai Pulau DatokMeiry sangat kesal atas ucapan Hana kepadanya tadi, ingin rasanya ia melenyapkan saudara tirinya itu saat ini juga. Andai saja ia bisa, sudah lama ia melakukannya. Kini ia hanya bisa mengamati Hana dan cowok yang membawa kamera itu dari kejauhan saja.Ada rasa iri di hatinya jika ada cowok yang menyukai Hana dan ia takkan membiarkan hal itu terjadi sebab dia tetap harus unggul dibandingkam anak dari pelakor yang telah merebut sanga ayah dari Ibunya.Sedangkan Hana, setelah berpose dengan segala macam gaya, kini ia sedang duduk di sebuah kafe yang berada di dalam lingkup Villa. Ia sedang melihat hasil jepretan cowok yang baru dikenalnya itu.“Bagus banget, Bang, hasil fotonya,” ujar Hana.“Objeknya juga bagus, itu yang paling mendukung,” jawab cowok itu sambil melirik gadis berhijab di sebelahnya.“Hmm ... iya juga sih, hahaa .... “ Hana menutupi mulutnya sambi
#Istri_GaibBab 77 : Liburan[Pa, nanti di villa, aku nggak bisa satu kamar sama Hana soalnya Papa tahu sendirikan perubahanku setiap tengah malam.]Meiry mengirimkan pesan itu kepada Haikal, saat jam istirahat sekolahnya sedangkan papanya ia pastinya sedang berada di kantornya.Haikal menautkan alisnya saat membaca chat dari putri keduanya itu dan ia tak memikirkan sebelumnya akan hal itu. Ia mengusap wajah sambil menghembuskan napas berat, semua itu benar-benar tak ia pertimbangkan, ia hanya memikirkan asyiknya jika bisa liburan bersama.[Maafkan Papa, Mei, Papa lupa akan rahasiamu. Sekali lagi maafkan Papa, Papa hanya memikirkan asyiknya jika bisa pergi liburan bersama kalian dan melupakan tentang keadaanmu.][Iya, Pa, nggak apa-apa.][Iya, nanti Papa akan menyewa Villa yang kamarnya ada tiga. Kamu tenang saja, Nak.][Terima kasih, Meiry sayang Papa. Oh iya, chat kita langsung dihapus, Pa, takutnya ada yang baca. Meiry harap
#Istri_GaibBab 76 : Dugaan Hana“Loh ... Mey, kok udah keluar dari kamar saja, emang kapan datangnya?” Hana menautkan alisnya, menatap saudara angkatnya itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.“Hmm ... pas aku datang, kamu lagi dapur,” jawab Meiry cuek sambil melangkah menuju dapur.“Hey, aku dari tadi ada di ruang tengah, mengerjakan tugas. Apa kamu masuk rumah dengan cara menembus dinding ... kayak hantu?” Hana menatap tajam Meiry.Meiry melengos kesal melihat tingkah Hana yang selalu mencurigainya itu.“Udah ah, aku mau makan dulu.” Meiry melewati tubuh Hana dan tak lupa menyenggol bahunya dengan lumayan keras sehingga saudara tirinya itu terhuyung ke samping.Meiry melangkah cepat menuju dapur sambil tersenyum sinis, melihat Hana yang mengaduh kesakitan karena ulahnya. Ia bisa bermain lebih kasar lagi jika Hana terus mengusik ketenangannya.Hana menghentakkan kaki kesal dan
Istri GaibPart 75 : Tumbal Kedua“Bang!” Meiry tersenyuum sambil masuk kembali ke ruangan karoke itu lalu duduk di samping Tristan.“Kok lama banget, kirain tertidur di kamar mandi.” Tristan langsung merangkul Meiry dan memeluknya.“Ngantri, Bang, ada yang lama banget di kamar mandinya. Eh, tahunya ada yang pacaran di sana.” Meiry menjauhkan dirinya dari Tristan tapi pacarnya terus saja memepet tubuhnya.“Sayang, sini!” Tristan menarik tangan Meiry dan kembali memeluknya. “Aku mencintaimu, Mey, sangat cinta ... “ bisiknya di telinga sang pacar sambil mendekatkan wajah mereka.Meiry hanya tersenyum, ia senang mendengarnya tapi takkan langsung bisa percaya begitu saja sebelum membuktikannya nanti.“Aku juga mencintaimu, Bang,” jawab Meiry pura-pura, walau ia tak memiliki perasaan itu.Tristan semakin mendekatkan wajah mereka, tangannya menyentuh dagu Meiry.