Istri Gaib
Part 38 : Keinginan Haikal
“Sayang, kamu kenapa?” tanya Haikal kebingungan, melihat wajah dan sekujur tubuh istri pertamanya itu merah padam.
Maura terdiam, dengan sambil menggigit bibirnya. Ia tak kuasa menahan rasa sakit juga panas, hingga air mata meluncur begitu saja.
“Sayang .... “ Haikal meraih tangan Maura.
Maura meringis, tangannya digenggaman Haikal mengeluarkan asap dan melepuh. Dengan cepat Haikal melepaskannya kembali.
“Dek, apa tubuhmu terbakar karena sentuhan Abang?” Haikal tertegun melihat reaksi perubahan tubuh Maura jika disentuhnya.
Maura menganggukkan kepala sambil meniup tangannya yang terasa amat panas. Tapi semua ini sebanding dengan rasa senang karena bisa bertemu pria yang ia cinta. Ia tak mau berpisah dengan sang suami, berhari-hari ia menanti saat pertemuan ini. Apalagi jika membayangkan akan terpisah selamanya, hati wanita berambut merah itu semakin bersedih.
Istri GaibBab 39 : Pilih Nindi atau Maura?Seharian ini Haikal jadi tidak bisa fokus pada pekerjaan, ia jadi banyak melamun. Kepala hingga sakit memikirkan solusi untuk tetap kejberlanjutan poligami gaibnya. Ia tak yakin Nindi bisa menerima hal ini, petugas damkar itu mulai frustasi.“Ya Tuhan, bagaimana ini?” gumam Haikal sambil mengusap wajah lalu bangkit dari kursinya dan bersiap untuk pulang.“Langsung pulang, Kal?” tegur Pak Guntur sang atasan.“Iya, Pak, istri lagi sakit,” jawab Haikal.“Ya sudah, semoga istrimu cepat sembuh!” Pak Guntur menepuk pundak pegawai andalannya itu yang memang terlihat tak bersemangat hari ini.“Terima kasih, Pak,” ujar Haikal sambil meraih tas kecil dan menyelepangkannya di dada.Haikal keluar dari kantor dan menghampiri motornya di garasi, lalu mulai memacunya menuju pulang. Di kepalanya hanya ada tentang Maura saja sehingga ia tak s
#Istri_Gaib Part 40 Nindi tertegun di atas tempat tidur, tas sudah terisi dengan beberapa potong pakaian kerja. Ia berencana akan pulang ke rumah sang mama. Ia tak bisa menerima keputusan Haikal yang akan melanjutkan poligami gaibnya itu. “Wanita mana pun pasti tak ada yang mau dimadu, walau madunya itu gaib dan tak terlihat. Bang Haikal itu sakit, dia harus diruqyah!” gumam Nindi sambil terus memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang. “Apakah aku harus meninggalkan dia dalam keadaan seperti ini, tanpa membuatnya sadar? Walau bagaimana pun, dia suamiku dan papa dari calon anak kami. Apakah aku rela meninggalkannya dan membiarkan dia melanjutkan hubungan gaibnya dengan si Maura itu? Tidak! Bang Haikal harus sembuh dan melupakan wanita siluman itu.” Nindi membatin, ia sedang dilema saat ini. “Nindi, buka pintunya, Sayang!” terdengar suara Haikal lagi dari depan pintu kamar. Dengan ragu, Nindi melangkah menuju pintu. Semuanya harus je
#Istri_GaibBab 41 : Kecelakaan“Nin, Haikal ke mana ini? Apa sudah dicoba dihubungi?” tanya Bu Ida saat ia dan Bang Bumi telah tiba di rumah putra bungsunya itu.“Udah ditelepon, Bu, tapi nomor ponsel Bang Haikal malah tak aktif. Biasanya kalau ada lembur bertugas sampai malam, ia selalu memberi kabar. Nindi jadi bimbang,” jawab Nindi dengan raut cemas.“Henni, coba kamu suruh suamimu untuk menghubungi atasan Haikal? Bukannya mereka saling kenal, Ibu jadi bimbang, takutnya adikmu ini diculik ama Maura!” ujar Bu Ida kepada kakaknya Haikal.“Iya deh, Bu. Henni pulang dulu.” Henni segera menuju jalanan untuk menyeberang ke rumahnya.Beberapa saat kemudian, Henni sudah datang kembali ke rumah Nindi bersama suaminya dan mengabarkan kalau Haikal telah pulang sejak sore dan tak ada tugas malam.“Aduh, jangan-jangan Haikal memang diculik ama si hantu bengkek? Gimana ini, Bang Bumi,”
Istri GaibBab 42 : Kembalikan SuamikuSudah tiga hari Haikal tenggelam pasca kecelakaan. Tim SAR sudah menghentikan pencarian dan menyatakan korban tak selamat. Akan tetapi, Bu Ida dan keluarga masih sangat yakin kalau suami dari Nindi itu masih hidup karena Bang Bumi mengatakan demikian. Antara percaya dan tidak, di bawah sungai sana memang ada kehidupan yang tak diketahui oleh manusia awam.“Haikal masih hidup, Ibu yakin,” gumam Bu Ida sambil memeluk Nindi, saat petugas kepolisian baru saja mengabarkan berita duka itu.“Iya, Bu, Nindu juga yakin kalau Bang Haikal pasti selamat. Dia tak mungkin meninggalkan kita semua, apalagi anaknya belum lahir,” jawab Nindi di sela isak tangisnya.“Kamu yang tabah ya, Nak! Kita harus tetap mendoakan agar Haikal segera kembali dan terbebas dari hantu bengkek itu.” Bu Ida melepaskan pelukannya dan menghapus air mata di wajah sang menantu.“Iya, Bu, semoga hantu ai
Istri GaibBab 43 : Koma“Kami dari Kepolisian, mau mengabarkan kalau dini hari tadi suami anda telah ditemukan oleh seorang nelayan di pinggir sungai .... ““Alhamdulillah, ya Allah. Suami saya selamat ‘kan, Pak?” tanya Nindi dengan sejuta harap sambil mengusap pipinya yang mulai basah karena air mata yang terjun tanpa komando.“Alhamdulillah, suami anda selamat dan kini sedang dirawat di rumah sakit. Pihak keluarga diharapkan segera ke sini!” ujar petugas kepolisian itu.“Terima kasih infonya, Pak. Kami akan segera ke sana,” jawab Nindi senang dan mengakhiri panggilan telepon.”Wanita hamil tujuh bulan itu menangkupkan kedua tangan ke wajah, lalu melakukan sujud syukur karena doanya dijabab Allah. Ia begitu senang karena limpahan rahmat dari Yang Maha Kuasa, akhiranya ia kembali bisa berjumpa dengan sang suami.“Bu, Bang Haikal sudah ditemukan dan sekarang ada di ruma
#Istri_GaibBab 44 : Mimpi“Bang ... aku merindukanmu .... “ Sebuah suara mengagetkan Haikal.Pria yang sedang melangkah di gelapnya malam itu menghentikan langkah saat sebuah bayangan menatapnya dari balik hutan. Haikal menajamkan penglihatan, tampaklah seorang wanita berambut merah sambil menggendong bungkusan kini menatapnya dengan penuh kerinduan.“Maura!” seru Haikal, tak bisa ia bohongi perasaan kalau ia masih mencintai wanita berambut merah itu.Keduanya saling tatap dan sama-sama mendekat, lalu langsung berpelukan. Mesra dan lama, saling menumpahkan kerinduan setelah sekian lama tidak bersua.“Bang, akhirnya aku bisa memelukmu lagi,” ujar Maura.“Iya, Dek, Abang juga merindukanmu.” Haikal mengelus rambut panjang yang warnanya tetap sama seperti dulu.“Aku masih tetap mencintaimu, Bang,” ujar Maura lagi.“Abang juga mencintaimu, selalu dan untuk ber
#Istri_GaibBab 45 : MeranaMaura menjalani hari-harinya dengan kesedihan karena sudah tak lagi bisa bersama sang suami, Haikal, pria keturunan manusia yang akan selalu ia cinta selamanya. Ia begitu menyesalkan kehamilan yang datang terlambat ini, padahal ia begitu mendambakan momen ini. Di saat Haikal mengetahui kalau kini dirinya sedang mengandung buah cinta mereka.“Bang, apa kamu senang jika mengetahui aku hamil?” Maura menyisir rambut merah kusutnya sambil duduk di pinggir sungai.“Bang, apa rumah tanggamu sekarang bahagia saat aku sudah tak ada?” gumam Maura lagi sambil tersenyum sinis.Pikirannya kembali ke masa kebersamaannya bersama Haikal terdahulu, saat belum ada pengganggu. Mereka begitu saling mencintai dan tak pernah sekali pun berselisih.~Flashback ke beberapa tahun yang lalu“Sayang, Abang lapar. Temani makan ke luar yuk!” ujar Haikal kala itu, saat mereka baru usai bercinta ronde p
#Istri_GaibBab 46 : Maaf, SayangSaat Haikal tiba di rumah, suasana sudah sepi. Ia sudah mengabari Nindi kalau akan pulang malam karena ada kebakaran di kompleks perumahan tentara. Ia tahu, anak dan istrinya itu pasti sudah tidur karena kini jam di dinding sudah menunjuk ke arah 23.15. Setelah memasukkan motornya ke garasi, ia langsung masuk ke dalam rumah.Dari kejauhan terlihat sosok berambut merah sedang mengamati rumah Haikal, tapi dia tak berani untuk mendekat sebab takut terbakar hawa panas yang berkobar dari sekitar rumah berpagar biru itu. Ia tak rela jika janin yang kini ia kandung ikut terbakar hanya karena rasa rindu yang kian menggebu. Biarlah hasrat ini ia tahan dahulu, demi buah cinta mereka.Maura sedikit senang, walau kini tak lagi bisa bersama sang suami, tetapi ada titipan buah cinta yang kini tumbuh sehat di rahimnya. Anak inilah harapan satu-satunya untuk bisa kembali pria yang amat ia cintai itu, Babang Haikal tersayang. Ia tetap tak