#Istri_Gaib
Part 40
Nindi tertegun di atas tempat tidur, tas sudah terisi dengan beberapa potong pakaian kerja. Ia berencana akan pulang ke rumah sang mama. Ia tak bisa menerima keputusan Haikal yang akan melanjutkan poligami gaibnya itu.
“Wanita mana pun pasti tak ada yang mau dimadu, walau madunya itu gaib dan tak terlihat. Bang Haikal itu sakit, dia harus diruqyah!” gumam Nindi sambil terus memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang.
“Apakah aku harus meninggalkan dia dalam keadaan seperti ini, tanpa membuatnya sadar? Walau bagaimana pun, dia suamiku dan papa dari calon anak kami. Apakah aku rela meninggalkannya dan membiarkan dia melanjutkan hubungan gaibnya dengan si Maura itu? Tidak! Bang Haikal harus sembuh dan melupakan wanita siluman itu.” Nindi membatin, ia sedang dilema saat ini.
“Nindi, buka pintunya, Sayang!” terdengar suara Haikal lagi dari depan pintu kamar.
Dengan ragu, Nindi melangkah menuju pintu. Semuanya harus je
Jangan lupa tinggalkan jejaknya, gaes, koment, rate dan subscribe, biar gue makin semangat nulisnya. Terima kasih 🤗🤗🤗
#Istri_GaibBab 41 : Kecelakaan“Nin, Haikal ke mana ini? Apa sudah dicoba dihubungi?” tanya Bu Ida saat ia dan Bang Bumi telah tiba di rumah putra bungsunya itu.“Udah ditelepon, Bu, tapi nomor ponsel Bang Haikal malah tak aktif. Biasanya kalau ada lembur bertugas sampai malam, ia selalu memberi kabar. Nindi jadi bimbang,” jawab Nindi dengan raut cemas.“Henni, coba kamu suruh suamimu untuk menghubungi atasan Haikal? Bukannya mereka saling kenal, Ibu jadi bimbang, takutnya adikmu ini diculik ama Maura!” ujar Bu Ida kepada kakaknya Haikal.“Iya deh, Bu. Henni pulang dulu.” Henni segera menuju jalanan untuk menyeberang ke rumahnya.Beberapa saat kemudian, Henni sudah datang kembali ke rumah Nindi bersama suaminya dan mengabarkan kalau Haikal telah pulang sejak sore dan tak ada tugas malam.“Aduh, jangan-jangan Haikal memang diculik ama si hantu bengkek? Gimana ini, Bang Bumi,”
Istri GaibBab 42 : Kembalikan SuamikuSudah tiga hari Haikal tenggelam pasca kecelakaan. Tim SAR sudah menghentikan pencarian dan menyatakan korban tak selamat. Akan tetapi, Bu Ida dan keluarga masih sangat yakin kalau suami dari Nindi itu masih hidup karena Bang Bumi mengatakan demikian. Antara percaya dan tidak, di bawah sungai sana memang ada kehidupan yang tak diketahui oleh manusia awam.“Haikal masih hidup, Ibu yakin,” gumam Bu Ida sambil memeluk Nindi, saat petugas kepolisian baru saja mengabarkan berita duka itu.“Iya, Bu, Nindu juga yakin kalau Bang Haikal pasti selamat. Dia tak mungkin meninggalkan kita semua, apalagi anaknya belum lahir,” jawab Nindi di sela isak tangisnya.“Kamu yang tabah ya, Nak! Kita harus tetap mendoakan agar Haikal segera kembali dan terbebas dari hantu bengkek itu.” Bu Ida melepaskan pelukannya dan menghapus air mata di wajah sang menantu.“Iya, Bu, semoga hantu ai
Istri GaibBab 43 : Koma“Kami dari Kepolisian, mau mengabarkan kalau dini hari tadi suami anda telah ditemukan oleh seorang nelayan di pinggir sungai .... ““Alhamdulillah, ya Allah. Suami saya selamat ‘kan, Pak?” tanya Nindi dengan sejuta harap sambil mengusap pipinya yang mulai basah karena air mata yang terjun tanpa komando.“Alhamdulillah, suami anda selamat dan kini sedang dirawat di rumah sakit. Pihak keluarga diharapkan segera ke sini!” ujar petugas kepolisian itu.“Terima kasih infonya, Pak. Kami akan segera ke sana,” jawab Nindi senang dan mengakhiri panggilan telepon.”Wanita hamil tujuh bulan itu menangkupkan kedua tangan ke wajah, lalu melakukan sujud syukur karena doanya dijabab Allah. Ia begitu senang karena limpahan rahmat dari Yang Maha Kuasa, akhiranya ia kembali bisa berjumpa dengan sang suami.“Bu, Bang Haikal sudah ditemukan dan sekarang ada di ruma
#Istri_GaibBab 44 : Mimpi“Bang ... aku merindukanmu .... “ Sebuah suara mengagetkan Haikal.Pria yang sedang melangkah di gelapnya malam itu menghentikan langkah saat sebuah bayangan menatapnya dari balik hutan. Haikal menajamkan penglihatan, tampaklah seorang wanita berambut merah sambil menggendong bungkusan kini menatapnya dengan penuh kerinduan.“Maura!” seru Haikal, tak bisa ia bohongi perasaan kalau ia masih mencintai wanita berambut merah itu.Keduanya saling tatap dan sama-sama mendekat, lalu langsung berpelukan. Mesra dan lama, saling menumpahkan kerinduan setelah sekian lama tidak bersua.“Bang, akhirnya aku bisa memelukmu lagi,” ujar Maura.“Iya, Dek, Abang juga merindukanmu.” Haikal mengelus rambut panjang yang warnanya tetap sama seperti dulu.“Aku masih tetap mencintaimu, Bang,” ujar Maura lagi.“Abang juga mencintaimu, selalu dan untuk ber
#Istri_GaibBab 45 : MeranaMaura menjalani hari-harinya dengan kesedihan karena sudah tak lagi bisa bersama sang suami, Haikal, pria keturunan manusia yang akan selalu ia cinta selamanya. Ia begitu menyesalkan kehamilan yang datang terlambat ini, padahal ia begitu mendambakan momen ini. Di saat Haikal mengetahui kalau kini dirinya sedang mengandung buah cinta mereka.“Bang, apa kamu senang jika mengetahui aku hamil?” Maura menyisir rambut merah kusutnya sambil duduk di pinggir sungai.“Bang, apa rumah tanggamu sekarang bahagia saat aku sudah tak ada?” gumam Maura lagi sambil tersenyum sinis.Pikirannya kembali ke masa kebersamaannya bersama Haikal terdahulu, saat belum ada pengganggu. Mereka begitu saling mencintai dan tak pernah sekali pun berselisih.~Flashback ke beberapa tahun yang lalu“Sayang, Abang lapar. Temani makan ke luar yuk!” ujar Haikal kala itu, saat mereka baru usai bercinta ronde p
#Istri_GaibBab 46 : Maaf, SayangSaat Haikal tiba di rumah, suasana sudah sepi. Ia sudah mengabari Nindi kalau akan pulang malam karena ada kebakaran di kompleks perumahan tentara. Ia tahu, anak dan istrinya itu pasti sudah tidur karena kini jam di dinding sudah menunjuk ke arah 23.15. Setelah memasukkan motornya ke garasi, ia langsung masuk ke dalam rumah.Dari kejauhan terlihat sosok berambut merah sedang mengamati rumah Haikal, tapi dia tak berani untuk mendekat sebab takut terbakar hawa panas yang berkobar dari sekitar rumah berpagar biru itu. Ia tak rela jika janin yang kini ia kandung ikut terbakar hanya karena rasa rindu yang kian menggebu. Biarlah hasrat ini ia tahan dahulu, demi buah cinta mereka.Maura sedikit senang, walau kini tak lagi bisa bersama sang suami, tetapi ada titipan buah cinta yang kini tumbuh sehat di rahimnya. Anak inilah harapan satu-satunya untuk bisa kembali pria yang amat ia cintai itu, Babang Haikal tersayang. Ia tetap tak
Istri GaibBab 47 : Ulah Ella“Bang, ayo!” ujar Nindi saat naik ke boncengan sambil menggendong baby Hana, bayi mungil mereka untuk dititipkan ke rumah Bu Ida, ibunya Haikal.Haikal membonceng sang istri untuk menyeberang ke seberang jalan, ke rumah Ibunya. Tiap Nindi dinas pagi, baby Hana akan dititipkan ke rumah neneknya.“Bu, titip Hana, ya!” ujar Nindi saat memindahkan Hana ke gendongan sang nenek.“Iya, kalian hati-hati berangkatnya! Hana aman kok sama Ibu,” jawab Bu Ida sambil membaringkan bayi berkulit putih bersih itu di ayunan.“Maaf, Bu, udah merepotkan tiap hari,” ujar Nindi sedikit tak enak hati.“Ah, kamu, Nin, nggak ngerotin kok. Ibu dan Mbak Hennimu malahan senang dititipi Hana, maklum anaknya Mbakmu itu udah gede-gede, udah gak ada lucunya lagi .... “ Bu Ida terkekeh.Nindi tersenyum dan kemudian salim kepada sang ibu mertua, lalu menghampiri Haikal yan
Istri GaibBab 48 : Sosok Bayi MauraMaura duduk sendiri di bawah sinar rembulan sambil selonjoran di tepi sungai, tangan kanan sambil mengusap perutnya. Ia sedang menanti kelahiran buah hatinya bersama Haikal yang menurut perhitungannya akan lahir malam ini.“Sayang, cepatlah lahir ke dunia, ibu sudah tak sabar menantimu,” ujar Maura sambil memijat pinggangnya yang mulai terasa sakit.Makhluk berambut merah itu beranjak dari tepi sungai dan kemudian melangkah ke semak-belukar tanaman pakis dan kangkung malu, perutnya kian terasa nyeri. Ia kebingungan untuk mencari lokasi untuk melahirkan. Ia sengaja memilih untuk lahiran di atas daratan sebab ia yakin anaknya pasti akan berwujud manusia yang akan kelelep jika ia melahirkan di dasar sungai.“Agghhh!!!” jerit Maura, kakinya tersandung akar rumput, ia terjatuh.Maura terjatuh dengan menimpa perut buncitnya, padahal ia belum tiba di hutan rumah sang ibu, Masnah. Ia beren
#Istri_GaibBab 83 (Tamat)“Pa, aku nggak bisa berubah menjadi manusia seutuhnya lagi .... “ ujar Meiry sambil menangis sambil mendekat ke arah papanya yang masih setia menunguinya.“Jadi ... Papa harus gimana, Nak?” Haikal menggenggam tangan putrinya.“Selama tinggal, Pa, jangan lupakan aku ... putrimu .... “ ujar Meiry sambil menyeka cairan merah yang terus berjatuhan dari matanya.“Nggak, Mei, Papa tetap akan membawamu pulang ... ayo!” Haikal mengeluarkan Meiry dari air dan menggendongnya.“Jangan, Pa, wujudku tak sempurna sekarang ... nanti Mama Nindi, Nenek Ida dan Kak Hana akan takut kepadaku ... biarkan aku tetap hidup di sungai, Pa,” bantah Meiry.Haikal tak memperdulikan perkataan putrinya itu, ia langsung memasukkan Meiry ke dalam mobilnya dan segera memacunya menuju arah pulang.Tiba-tiba, rasa sesak juga susah bernapas mulai dirasakan Meiry lagi, ia memegan
#Istri_GaibBab 82 : Sakit“Meiry .... “ Haikal yang ketika masuk ke dalam rumah langsung mendekati kamar Meiry kaget saat melihat putrinya itu basah kuyup.“Papa ... pulang ... Meiry .... “ Meiry memegangi dadanya yang terasa sesak, ia sekana tak bisa keluar dari dalam itu.“Kamu kenapa, Mei?” Haikal mendekat.Meiry segera berlari masuk ke dalam kamar mandi, lalu masuk ke dalam bak dan menenggelamkan dirinya. Kondisinya benar-benar kacau saat ini, padahal ia tak pernah seperti ini sebelumnya. Sekarang baru pukul 20.00 padahal, beda halnya jika sudah pukul 00.00.“Nak, kamu kenapa?” tanya Haikal sambil mengejar Meiry ke kamar mandi.Setelah menyelam beberapa detik, Meiry mengeluarkan kepalanya. Sedangkan Haikal, ia menatap putrinya itu dengan raut cemas.“Meiry ... kamu kenapa, Nak?” tanya Haikal sambil mengelus rambut merah putrinya.“Aku nggak tahu, Pa,
#Istri_GaibBab 81 : BimbangHaikal kembali ke rumahnya setelah mengantar Bu Ida pulang. Ia jadi terus kepikiran akan pembericaraan mereka tadi. Dengan menghela napas berat, ia duduk di sofa ruang tengah lalu memegangi kepalanya dengan segala macam permasalahan. Hana belum sadar dari komanya, tapi kini ia malah resah akan nasib Meiry jika ibunya memanggil Ustaz Bumi.“Ya Tuhan ... bagaimana ini?” gumam Haikal.Haikal menggelengkan kepalanya. Ia tahu, Meiry siluman tapi ia ingin tetap bersamanya dan tak ingin kebersamaan mereka terusik. Sudah cukup ia merelakan berpisah dengan Maura dulu, tapi kini ia tak mau kehilangan darah dagingnya bersama sang istri gaib. Ia sangat berharap Meiry bisa menjadi manusia dan hidup layak, bersamanya.“Papa udah pulang?” Meiry yang baru keluar dari kamarnya, sambil menghampiri sang papa yang terlihat begitu kusut, duduk dengan memegangi kepalanya.“Eh, iya, Nak. Kamu lagi ngapain
#Istri_GaibBab 80 : Dugaan Bu IdaSiluman Buaya Putih menunggui Hana semalaman dan memastikan gadis itu masih hidup. Pagi ini ia sudah bersiap mengantar putri dari Haikal dan Nindi itu ke dasar pantai agar bisa menghirup udara segar dan tak sepertinya yang hanya menghabiskan waktu di dalam air. Andai ia bisa memilih, maka ia ingin terlahir sebagai manusia.Ketika matahari sudah menampakkan sinarnya, siluman buaya putih dengan wujud silumannya mulai membawa tubuh Hana ke permukaan air, ia memasukkan Hana ke dalam mulut panjangnya. Sesampainya di permukaan air, ia celingukan untuk meletakkan tubuh gadis berambut merah itu karena jilbabnya sudah terlepas saat Hana tenggelam waktu itu.“Toloong ... ada buaya!” teriak seseorang dari pinggir pantai saat melihat siluman buaya putih menampakkan kepalanya ke permukaan.“Mana? Ini pantai, Bro, air asin, mana mungkin ada buaya!” sanggah pria lainnya.“Itu ... lihat
Istri GaibBab 79 : TenggelamHaikal dan Nindi sudah kembali ke pinggir pantai, sedangkan Hana dan Meiry masih belum bisa ditemukan. Supir speadboat sudah meminta bantuan kepada teman-temannya untuk membantu mencari, juga sudah menghubungi tim pengawasan pantai guna membuat pengaduan adanya pengunjung pantai yang tenggelam agar bisa dibantu mencari dua penumpang banana boat yang hilang itu.“Bang, semoga kedua putri kita baik-baik saja .... “ Nindi mengusap air matanya yang terus berjautuhan sejak tadi.“Kita berdoa saja, Sayang.” Haikal merangkul bahu Nindi, ia juga sedang bersedih sekarang.Sedangkan di tengah-tengah pantai, beberapa tim masih melakukan pencarian. Tim penyelam juga sudah diturunkan ke dasar pantai untuk mencari dua putri Haikal yang tenggelam.***Meiry yang sudah melempar Hana ke dasar laut, segera berenang ke permukaan. Ia berharap saudara tirinya itu segera mati agar ia bisa hidup tenang d
#Istri_GaibBab 78 : Pantai Pulau DatokMeiry sangat kesal atas ucapan Hana kepadanya tadi, ingin rasanya ia melenyapkan saudara tirinya itu saat ini juga. Andai saja ia bisa, sudah lama ia melakukannya. Kini ia hanya bisa mengamati Hana dan cowok yang membawa kamera itu dari kejauhan saja.Ada rasa iri di hatinya jika ada cowok yang menyukai Hana dan ia takkan membiarkan hal itu terjadi sebab dia tetap harus unggul dibandingkam anak dari pelakor yang telah merebut sanga ayah dari Ibunya.Sedangkan Hana, setelah berpose dengan segala macam gaya, kini ia sedang duduk di sebuah kafe yang berada di dalam lingkup Villa. Ia sedang melihat hasil jepretan cowok yang baru dikenalnya itu.“Bagus banget, Bang, hasil fotonya,” ujar Hana.“Objeknya juga bagus, itu yang paling mendukung,” jawab cowok itu sambil melirik gadis berhijab di sebelahnya.“Hmm ... iya juga sih, hahaa .... “ Hana menutupi mulutnya sambi
#Istri_GaibBab 77 : Liburan[Pa, nanti di villa, aku nggak bisa satu kamar sama Hana soalnya Papa tahu sendirikan perubahanku setiap tengah malam.]Meiry mengirimkan pesan itu kepada Haikal, saat jam istirahat sekolahnya sedangkan papanya ia pastinya sedang berada di kantornya.Haikal menautkan alisnya saat membaca chat dari putri keduanya itu dan ia tak memikirkan sebelumnya akan hal itu. Ia mengusap wajah sambil menghembuskan napas berat, semua itu benar-benar tak ia pertimbangkan, ia hanya memikirkan asyiknya jika bisa liburan bersama.[Maafkan Papa, Mei, Papa lupa akan rahasiamu. Sekali lagi maafkan Papa, Papa hanya memikirkan asyiknya jika bisa pergi liburan bersama kalian dan melupakan tentang keadaanmu.][Iya, Pa, nggak apa-apa.][Iya, nanti Papa akan menyewa Villa yang kamarnya ada tiga. Kamu tenang saja, Nak.][Terima kasih, Meiry sayang Papa. Oh iya, chat kita langsung dihapus, Pa, takutnya ada yang baca. Meiry harap
#Istri_GaibBab 76 : Dugaan Hana“Loh ... Mey, kok udah keluar dari kamar saja, emang kapan datangnya?” Hana menautkan alisnya, menatap saudara angkatnya itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.“Hmm ... pas aku datang, kamu lagi dapur,” jawab Meiry cuek sambil melangkah menuju dapur.“Hey, aku dari tadi ada di ruang tengah, mengerjakan tugas. Apa kamu masuk rumah dengan cara menembus dinding ... kayak hantu?” Hana menatap tajam Meiry.Meiry melengos kesal melihat tingkah Hana yang selalu mencurigainya itu.“Udah ah, aku mau makan dulu.” Meiry melewati tubuh Hana dan tak lupa menyenggol bahunya dengan lumayan keras sehingga saudara tirinya itu terhuyung ke samping.Meiry melangkah cepat menuju dapur sambil tersenyum sinis, melihat Hana yang mengaduh kesakitan karena ulahnya. Ia bisa bermain lebih kasar lagi jika Hana terus mengusik ketenangannya.Hana menghentakkan kaki kesal dan
Istri GaibPart 75 : Tumbal Kedua“Bang!” Meiry tersenyuum sambil masuk kembali ke ruangan karoke itu lalu duduk di samping Tristan.“Kok lama banget, kirain tertidur di kamar mandi.” Tristan langsung merangkul Meiry dan memeluknya.“Ngantri, Bang, ada yang lama banget di kamar mandinya. Eh, tahunya ada yang pacaran di sana.” Meiry menjauhkan dirinya dari Tristan tapi pacarnya terus saja memepet tubuhnya.“Sayang, sini!” Tristan menarik tangan Meiry dan kembali memeluknya. “Aku mencintaimu, Mey, sangat cinta ... “ bisiknya di telinga sang pacar sambil mendekatkan wajah mereka.Meiry hanya tersenyum, ia senang mendengarnya tapi takkan langsung bisa percaya begitu saja sebelum membuktikannya nanti.“Aku juga mencintaimu, Bang,” jawab Meiry pura-pura, walau ia tak memiliki perasaan itu.Tristan semakin mendekatkan wajah mereka, tangannya menyentuh dagu Meiry.