#Istri_Gaib
Bab 34 : Tukang Urut
Nindi menghampiri Haikal yang sedang duduk di depan televisi. Pria berkaos biru itu terlihat sedang fokus pada tontonannya.
“Abang nggak kerja hari ini?” tanya Nindi sambil menatap suaminya.
“Izin dulu, Nin, tangan dan lutut Abang sakit. Otot terasa tertarik, kayaknya mau ke tukang urut,” jawab Haikal sambil melirik istrinya yang kian hari semakin montok berisi itu.
“Gimana bisa kecelakaan sih, Bang?” tanya Nindi lagi sedikit penasaran dengan ulah Dokter Budi.
“Kayaknya pengemudi mobilnya lagi mabok. Abang udah di pinggir, masih aja diserempet” ujar Haikal sambil meluruskan tangannya.
Nindi menggeser duduk, sedikit mendekat ke arah suaminya. Lalu menyentuh tangan kanan Haikal yang berbalut perban.
“Sakit ya, Bang?” tanya Nindi makin prihatin.
“Dikit aja,” jawab Haikal sambil mengusap perut Nindi lalu menciumnya. &ldqu
#Istri_GaibBab 35 : RuqyahHaikal menarik tangannya dengan wajah merah padam, keringat membanjiri sekujur tubuh. Ia terhenyak di sopa sambil mengontrol pernapasan.“Kenapa, Bang?” tanya Nindi sambil memegang pundak sang suami, ia kebingungan melihat ekspresi wajah Haikal yang terlihat seperti habis kesentrum itu.“Ah, nggak apa-apa,” jawab Haikal sambil mengelap keringat di dahinya.Sedangkan Bu Ida dan Bang Bumi hanya saling lirik sembari menyunggingkan senyum. Nindi yang tak mengerti akan semuanya, hanya melirik ketiga orang itu bergantian.“Eh, Kal, di ruang tengah aja kali ya urutnya?” tanya Bu Ida sembari beranjak dari sopa ruang tamu lalu mengajak Nindi masuk ke dalam menyiapkan tikar untuk Haikal rebahan saat diurut nanti.Nindi mengikuti sang mertua dan segera mengeluarkan tikar, lalu beranjak menuju dapur untuk membuat minuman kepada tamunya itu.Sedangkan di ruang tamu, Bang Bumi t
#Istri_GaibBab 36 : Cerita Ibunya MauraDengan tampang kusut, Maura kembali ke sungai. Hatinya sangat kesal karena tak bisa bertemu pria yang selalu ia rindu itu. Baginya, ungkapan rasa cinta dan kasih sayang hanya dengan penyatuan raga. Ia selalu terbayang-bayang dada bidang suami yang selalu memberinya kehangatan.“Bang, aku merindukanmu!” gumam Maura sambil duduk di pinggir sungai, matanya mulai menitikkan cairan merah. “Apa yang terjadi pada rumahmu, mengapa aku tak bisa masuk dan menemuimu, Bang?” sambungnya sambil melempar batuan ke tengah sungai.Maura tertegun, hatinya mulai digerogoti kebencian. Bayangan wajah ayu Nindi yang telah berhasil mencuri suaminya membuat wanita jadi-jadian itu menggeram dengan marah.“Bang Haikal hanya milikku, dia hanya suamiku saja!” jeritnya nyaring.Seorang nelayan dengan mengayuh sampan kecil melewati sosok yang memang tak terlihat mata orang awam itu. Ia sedang me
#Istri_GaibBab 37 : TerpisahHaikal berbaring di kamarnya, ia baru teringat akan Maura yang beberapa hari ini tak pernah datang menemuinya. Ia jadi bimbang, karena terlalu asyik dengan Nindi hingga melupakan istri pertamanya itu.“Ah, Maura ... kamu ke mana? Maafkan Abang yang sudah khilaf melupakanmu, Abang rindu kamu, Sayang,” gumam Haikal sambil menatap langit-langit kamar, bayang wajah Maura memenuhi kepalanya.Ia baru merasakan kehilangan Maura, setelah Nindi juga tak ada malam ini karena harus dinas malam. Diusapnya wajah dengan kasar, ia menyesal karena lagi-lagi melanggar janji karena ia sudah lebih dari tiga kali menyentuh istri keduanya itu.“Maura pasti marah, ah ... bagaimana ini?” Haikal bangkit dari tempat tidur, lalu meraih jaket dan kunci motor, ia akan menyusul Maura dan membujuknya.Haikal keluar dari kamar, lalu menuju pintu depan. Tiba-tiba, ponselnya di saku celana bergetar. Ia berdecak kesal, ia
Istri GaibPart 38 : Keinginan Haikal“Sayang, kamu kenapa?” tanya Haikal kebingungan, melihat wajah dan sekujur tubuh istri pertamanya itu merah padam.Maura terdiam, dengan sambil menggigit bibirnya. Ia tak kuasa menahan rasa sakit juga panas, hingga air mata meluncur begitu saja.“Sayang .... “ Haikal meraih tangan Maura.Maura meringis, tangannya digenggaman Haikal mengeluarkan asap dan melepuh. Dengan cepat Haikal melepaskannya kembali.“Dek, apa tubuhmu terbakar karena sentuhan Abang?” Haikal tertegun melihat reaksi perubahan tubuh Maura jika disentuhnya.Maura menganggukkan kepala sambil meniup tangannya yang terasa amat panas. Tapi semua ini sebanding dengan rasa senang karena bisa bertemu pria yang ia cinta. Ia tak mau berpisah dengan sang suami, berhari-hari ia menanti saat pertemuan ini. Apalagi jika membayangkan akan terpisah selamanya, hati wanita berambut merah itu semakin bersedih.
Istri GaibBab 39 : Pilih Nindi atau Maura?Seharian ini Haikal jadi tidak bisa fokus pada pekerjaan, ia jadi banyak melamun. Kepala hingga sakit memikirkan solusi untuk tetap kejberlanjutan poligami gaibnya. Ia tak yakin Nindi bisa menerima hal ini, petugas damkar itu mulai frustasi.“Ya Tuhan, bagaimana ini?” gumam Haikal sambil mengusap wajah lalu bangkit dari kursinya dan bersiap untuk pulang.“Langsung pulang, Kal?” tegur Pak Guntur sang atasan.“Iya, Pak, istri lagi sakit,” jawab Haikal.“Ya sudah, semoga istrimu cepat sembuh!” Pak Guntur menepuk pundak pegawai andalannya itu yang memang terlihat tak bersemangat hari ini.“Terima kasih, Pak,” ujar Haikal sambil meraih tas kecil dan menyelepangkannya di dada.Haikal keluar dari kantor dan menghampiri motornya di garasi, lalu mulai memacunya menuju pulang. Di kepalanya hanya ada tentang Maura saja sehingga ia tak s
#Istri_Gaib Part 40 Nindi tertegun di atas tempat tidur, tas sudah terisi dengan beberapa potong pakaian kerja. Ia berencana akan pulang ke rumah sang mama. Ia tak bisa menerima keputusan Haikal yang akan melanjutkan poligami gaibnya itu. “Wanita mana pun pasti tak ada yang mau dimadu, walau madunya itu gaib dan tak terlihat. Bang Haikal itu sakit, dia harus diruqyah!” gumam Nindi sambil terus memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang. “Apakah aku harus meninggalkan dia dalam keadaan seperti ini, tanpa membuatnya sadar? Walau bagaimana pun, dia suamiku dan papa dari calon anak kami. Apakah aku rela meninggalkannya dan membiarkan dia melanjutkan hubungan gaibnya dengan si Maura itu? Tidak! Bang Haikal harus sembuh dan melupakan wanita siluman itu.” Nindi membatin, ia sedang dilema saat ini. “Nindi, buka pintunya, Sayang!” terdengar suara Haikal lagi dari depan pintu kamar. Dengan ragu, Nindi melangkah menuju pintu. Semuanya harus je
#Istri_GaibBab 41 : Kecelakaan“Nin, Haikal ke mana ini? Apa sudah dicoba dihubungi?” tanya Bu Ida saat ia dan Bang Bumi telah tiba di rumah putra bungsunya itu.“Udah ditelepon, Bu, tapi nomor ponsel Bang Haikal malah tak aktif. Biasanya kalau ada lembur bertugas sampai malam, ia selalu memberi kabar. Nindi jadi bimbang,” jawab Nindi dengan raut cemas.“Henni, coba kamu suruh suamimu untuk menghubungi atasan Haikal? Bukannya mereka saling kenal, Ibu jadi bimbang, takutnya adikmu ini diculik ama Maura!” ujar Bu Ida kepada kakaknya Haikal.“Iya deh, Bu. Henni pulang dulu.” Henni segera menuju jalanan untuk menyeberang ke rumahnya.Beberapa saat kemudian, Henni sudah datang kembali ke rumah Nindi bersama suaminya dan mengabarkan kalau Haikal telah pulang sejak sore dan tak ada tugas malam.“Aduh, jangan-jangan Haikal memang diculik ama si hantu bengkek? Gimana ini, Bang Bumi,”
Istri GaibBab 42 : Kembalikan SuamikuSudah tiga hari Haikal tenggelam pasca kecelakaan. Tim SAR sudah menghentikan pencarian dan menyatakan korban tak selamat. Akan tetapi, Bu Ida dan keluarga masih sangat yakin kalau suami dari Nindi itu masih hidup karena Bang Bumi mengatakan demikian. Antara percaya dan tidak, di bawah sungai sana memang ada kehidupan yang tak diketahui oleh manusia awam.“Haikal masih hidup, Ibu yakin,” gumam Bu Ida sambil memeluk Nindi, saat petugas kepolisian baru saja mengabarkan berita duka itu.“Iya, Bu, Nindu juga yakin kalau Bang Haikal pasti selamat. Dia tak mungkin meninggalkan kita semua, apalagi anaknya belum lahir,” jawab Nindi di sela isak tangisnya.“Kamu yang tabah ya, Nak! Kita harus tetap mendoakan agar Haikal segera kembali dan terbebas dari hantu bengkek itu.” Bu Ida melepaskan pelukannya dan menghapus air mata di wajah sang menantu.“Iya, Bu, semoga hantu ai