"Anda terlihat sangat cantik, Nona! Saya akan menambah lipstik yang sesuai agar itu tidak akan luntur ketika Anda berciuman nanti." Ciuman? Haruskah dia berciuman dengan Julian?Lexie memandang dirinya di depan cermin. Cantik. Tapi bukan wajahnya. Sejak Julian mengekspos dia sebagai Mona, sejak saat itu dia memakai topeng yang masih melekat di wajahnya ini. Bukan hanya untuk Greg, tapi banyak orang yang akan hadir dalam pesta pertunangan mereka nanti. Dia bukan lagi Lexie Greg, tapi Mona Marion.Identitas wanita yang dia pakai ini adalah seorang anak tunggal dari keluarga Marion. Mona telah meninggal dalam kecelakaan yang mengerikan. Keluarga mereka tidak sanggup mempublikasikannya, sehingga tidak ada yang tahu bahwa Mona telah meninggal. Selain itu, hubungan keluarga Marion dan Moore cukup baik. Pernikahan aliansi mereka bukanlah suatu kebohongan, dan keluarga Marion tidak keberatan Lexie menempati posisi anak mereka. Segala bentuk kerjasama dan dampak dari pernikahan ini akan s
Tidak ada ciuman. Lexie telah meminta Julian untuk tidak melakukan itu dulu sebelum mereka menikah nanti. Dan itu ... satu Minggu lagi. Julian berkata kalau dia tidak akan membuang waktu lagi untuk menikahinya. Namun yang dipikirkan Lexie bukan hari pernikahannya, melainkan .... Apa Greg sengaja mengirim semua ini?Matanya terpaku pada semua barang di depannya. Dari cincin, sepatu, dan gaun. Semua itu pas dengan ukurannya. Apakah Greg sudah mengetahui ini, atau ... dia sedang mencari tahu? "Aku tidak ingin melihat ini. Kalian bisa meletakkannya di mana pun." Julian masuk ke kamarnya, memberi perintah entah pada siapa. Dua pelayan wanita masuk mengikuti Julian di belakangnya. Mereka dengan patuh memunguti semua barang yang di bawa Greg dan membawa mereka keluar.Lexie tidak protes sama sekali. Dia hanya menatap semua itu dengan tatapan kosong. Apa yang ada di pikirannya bukan mengenai hadiah itu, melainkan apa yang sebenarnya diinginkan Greg. Julian mendekatinya, berdiri di dep
Terjebak dengan Greg seperti ini sangat menakutkan. Lexie tidak ingin ada di depan pria ini, tapi mereka semua menghadang pintu seolah tidak memberikannya celah. "Kenapa Anda tidak makan? Apakah Anda lebih suka memperhatikan saya?"Bola mata Lexie membesar memelototinya. Pria ini, dia masih sama saja tidak tahu malu, bahkan di depan seorang wanita asing. Sedangkan pria itu, dia masih bisa tenang menyantap hidangan seolah kata-katanya tidak memiliki arti. Greg sangat nyaman dengan semua yang dilakukannya, meskipun saat ini dia menjadi titik fokus semua orang.Bukankah dia terlalu percaya diri? Kenapa membiarkan semua pelayan berdiri hanya untuk menungguinya makan? Apakah dia akan mati jika tidak diawasi sedetik saja? "Nona, saya tidak tahu jika kebiasaan Anda untuk membantu saya mandi ternyata membuat Anda menjadi sangat mengagumi saya." Bola mata Lexie semakin melotot, bahkan itu terlihat akan keluar dari rongga matanya. Seluruh wajah porselennya memerah, terbakar kemarahan dan r
Lexie langsung bangkit begitu mereka melepas ikatannya.Apa yang sudah mereka lakukan dengan tubuhnya, mereka meletakkan sesuatu pada pinggulnya tadi. Ketika Lexie menyikap dress-nya lagi, dia melihat sebuah tato dengan nama Greg diukir sangat indah.Di saat yang sama, Greg muncul dari balik pintu. Mereka memang tidak melihat prosesnya secara langsung, tapi hasil dari tato itu sudah dikirim ke mereka.Greg mendekat, menunjukkan wajah sangarnya. Sekujur tubuhnya seperti memancarkan hawa dingin yang mematikan.Secara alami Lexie mengambil langkah mundur, terus mundur setiap kali Greg mendekat. Sampai dia tidak menemukan jalan keluar lagi, tumitnya menatap tembok.Greg berdiri di depannya, sangat dekat hingga Lexie bisa merasakan napas pria itu yang menyapu wajahnya. Mata gelap Greg turun ke bawah, memperhatikan bagian pinggangnya lalu kembali menatapnya lagi.“Itu hanya tato semi permanen, bertahan hingga dua tahun. Tapi ….”
Tidak peduli sekeras apa Lexie memohon, tidak ada siapa pun yang mau mengatakan padanya. Benar-benar pengawal yang setia. Tapi Lexie tidak suka ini, dia jadi semakin cemas dan khawatir pada Julian.Mobil berhenti tepat di depan sebuah villa yang sangat indah. Hampir semua dinding mereka hanya berlapis dengan kaca dan memiliki perbedaan yang mencolok dengan Villa Biru.Selain dari villa ini, tidak ada bangunan lain yang dia lihat. Greg benar-benar membawanya ke tempat yang jauh, jauh dari keramaian untuk mengungsikannya.Tiga pria itu membawanya masuk, mempersilakannya naik ke lantai dua. Sementara mereka, mereka akan ada di lantai bawah sampai Greg menemuinya nanti.“Jika Anda membutuhkan sesuatu, Anda hanya perlu memanggil kami, Nyonya. Ada pelayan dan koki di sini. Jika Anda lapar, Anda tidak perlu turun untuk mengambil sesuatu. Semuanya sudah kami persiapkan di lantai atas, dan kami akan mengirim makanan ketika jam makan.”“Apa kalian berniat untuk tidak mengizinkanku turun juga?”
Malam semakin dingin. Seolah seluruh tulangnya menggigil, tubuh Lexie bergetar. Dia telah menyalakan perapian, membalut tubuhnya dengan pakaian hangat, kaos kaki dan selimut tebal, tapi semua itu seolah tidak berguna.Penghangat ruangan ini juga tidak memberi efek sama sekali. Dia hanya merasa semakin dingin dan dingin.Entah di kamarnya atau di ruang tengah, sama sekali tidak berbeda. Lexie menggulung dirinya seperti bayi yang masih berada di dalam perut sampai menutup kepalanya juga.Apalagi ... semua dinding di sini menggunakan kaca. Awalnya dia pikir ini sangat bagus dan indah, tapi lama-kelamaan, kenapa dia merasa merinding?Lexie yang pengap membuka kembali selimut di wajahnya. Mata bulat itu kembali mendapatkan gambar di mana sekitarnya sangat gelap di luar sana. Hanya ada pohon-pohon besar. Mereka bergoyang ketika angin kencang.Semakin diperhatikan, malah terasa semakin menyeramkan. Dan lagi, tidak ada siapa pun di sini.Lexie tidak tahan lagi. Dia bangkit dengan menyeret sel
Mengigau? Apakah kemarin dia hanya berhalusinasi dan mengigau?Tapi … kenapa dia merasa seolah itu nyata? Dia merasakan ketika tidur dalam pelukan Greg. Dia juga mendengar suara pria itu yang menyuruhnya tidur. Suaranya serak, tapi itu diucapkan dengan lembut, merasuk jauh ke dalam pikirannya.Dia sangat kedinginan tadi malam, tidak tahu apakah benar itu nyata atau tidak.Lexie kembali ke atas dengan linglung. Dia duduk di depan televisi, merenung dan terdiam.“Nyonya, saya membawa susu panas untuk Anda.”Lexie hanya menolehnya, tidak menyahut apa-apa.“Jika Anda membutuhkan teman, kenapa tidak menyalakan televisi? Bukankah ini pertama kalinya Anda pulang? Ada banyak berita yang bisa Anda lihat.”Pengawal itu menyalakan televisi, lalu pergi begitu saja.“Pemirsa, kami akan mengajak Anda untuk menyaksikan di mana Tuan Muda Gilbert untuk pertama kali setelah sekian lama akhirnya kembali ke per
Keluarga Gilbert telah berantakan semenjak kematian Tuan Tua Gilbert. Laura menghilang, Sandra dan keluarganya pergi ke luar negeri. Tidak ada yang tersisa lagi selain makan Tuan Tua Gilbert yang mengering.Greg berdiri di sisinya, membawa buket bunga krisan yang dia letakkan di atas makan Kakeknya. Perasaan bersalah ini masih belum terlepas sepenuhnya.Jangankan untuk memberi penghormatan pada pria tua itu, Greg bahkan tidak mengetahui kematian Kakeknya sendiri. Ditinggal dengan cara seperti membuat Greg merasa sangat kehilangan.Greg menarik napas panjang, menegakkan punggungnya lagi. “Apa ada kabar dari pencarian Ibu?”“Belum, Tuan. Nama Nyonya tidak tercantum dalam penerbangan mana pun, dan tidak ada helikopter atau pesawat jet Anda yang membawanya. Bukan hanya pernerbangan, saya sudah melakukan penyelidikan dari semua akomodasi yang ada.”“Bukankah itu berarti dia tidak pernah meninggalkan kota ini?”“Seharusnya seperti itu. Tapi, Nyonya juga tidak terlihat di mana pun.”“Jangan
Semua perhatian kembali tertuju pada Greg, lalu lampu sorot mengarahkan cahaya ke layar. Di layar sana muncul video yang menunjukkan sebuah villa di mana itu terletak di kawasan Villa Biru. Lexie mengetahui dengan jelas kalau villa di dalam video itu adalah villa yang letaknya hanya berjarak beberapa meter saja villa-nya. Ada ucapan ‘Happy Engagement’ yang tercetak besar di halaman yang dihiasi banyak balon emas dan perak.Itu adalah kado pertunangan yang diberikan Greg pada mereka, sengaja membeli villa yang dekat dengan mereka. Selain karena hubungan mereka yang sudah seperti saudara, ini juga karena Lexie pernah berkata kalau Villa Biru adalah Villa yang didambakan Jillian.Suara riuh tepuk tangan kembali terdengar.“Sebagai ucapan selamat atas pesta pernikahan kalian, saya juga memiliki sesuatu.” Reed memberi isyarat pengawal Greg dengan anggukan kepala.Layar berganti. Sebuah foto muncul di mana itu adalah sebuah kertas hasil
“Terlalu banyak bicara.” Greg menyentil keningnya. “Aku hanya menebak dari mimpi buruk yang terus menerus kualami. Awalnya aku tidak berpikir jika itu akan benar-benar terjadi, tapi setelah aku mengecek ponselmu dan menemukan kau melengkapi gambarku, aku bisa datang lebih cepat. Dan kau membenarkannya sekarang. Jadi, bagaimana denganmu?”“Aku, aku juga bermimpi. Sama sepertimu, dan aku juga tidak yakin apakah itu akan terjadi atau hanya sebuah mimpi.”Namun, Greg merasa jawaban itu tidak memuaskan hatinya.Ketika mereka bersitatap, pintu kamar terbuka tiba-tiba.“Lexie, kau—“ Jillian menerobos masuk dengan tidak sabar. Melihat Lexie yang sedang berada di atas tubuh Greg, tubuhnya membeku. “Aku, sebaiknya aku keluar.”Buru-buru Jillian menutup pintu, menarik napas dalam-dalam di luar.“Harus berapa kali aku katakan untuk tidak masuk lebih dulu?” Reed sudah ada di sisinya, bersandar di tembok kamar Greg.“Aku pikir dengan keadaan Greg, mereka tidak … tidak itu. Tapi ternyata—“Reed meng
Sebuah video terkirim dari nomor Reed, di mana seorang wanita terikat dan tersumpal mulutnya, ditembaki dari jarak jauh. Suara tembakan itu mengerikan, darah menyembur dari mana-mana tanpa tahu siapa yang melakukan penembakan itu.Flint terlihat panik untuk beberapa waktu sebelum dia menendang ponsel Greg dengan keras.“Kau mau membunuhnya? Lakukan saja! Kau tahu, aku tidak pernah menyesal jika dia sudah mati. Aku akan berterima kasih padamu karena kau sudah melakukan itu untukku. Selama ini aku menunggu kabar kematiannya, tapi aku tidak bisa melakukannya dengan tanganku. Karena kau sudah melakukannya untukku, aku izinkan kau bersenang-senang dengannya.”Ternyata dugaannya benar. Flint memang mempertahankan Ibunya, tapi pria itu sendiri juga menunggu kematian Ibunya.Ancaman seperti itu tidak mempengaruhi Flint sama sekali. Dia tahu itu akan terjadi, tapi dia masih mencobanya demi mengulur waktu.“Aku tidak menyangka kau begitu pengecut sampai tidak bisa mengangkat senjatamu sendiri.”
Pembalasan dendam yang belum selesai akhirnya kembali terulang. Apa yang terjadi di masa lalu, kini kembali Lexie alami. Bagaimana kedua tangan dan kakinya terikat, dan bagaimana dia kembali ke bangunan yang ada di hutan ini lagi.Saat itu Greg juga sedang ada di luar negeri, dan hari ini pun sama. Bisakah dia berharap Greg datang lebih cepat?Di masa lalu, dia menyerah dan pasrah, tidak peduli apakah akhirnya dia mati atau tidak. dia telah gagal dalam segala hal, sangat bodoh dalam memahami kehidupan dan orang-orang di sekitarnya.Tapi sekarang tidak. Dia mencintai Greg, dia ingin hidup lebih lama dengan Greg, mengandung anak-anak dari pria itu. Dia menemukan kasih sayang orangtuanya, dia menemukan Jillian sebagai temannya, dan dia mendapatkan kehidupannya yang bahagia.Haruskan akan berakhir sama dengan masa lalu?Tidak, dia tidak ingin kehilangan kehidupannya saat ini. Dia tidak mau Greg mati bersamanya, atau dia yang pergi dari sisinya. Dia ingin hidup lebih lama dengan Greg.Lexi
Namun ketika Lexie berlari, dia tidak menyadari mobil van hitam melaju dari arah depannya. Kepalanya hanya sibuk menoleh ke belakang, takut mobil itu mengejarnya.Van hitam itu berhenti tepat di sisi Lexie, nyaris saja dia membuat wanita itu memental.Dua orang dengan jaket dan topi hitam keluar dari sana, menyergap Lexie dengan cepat. Lexie yang terkejut dengan kedatangan mereka tidak sempat bereaksi. Mereka memaksanya, menyeretnya masuk ke mobil.“Hei, lepaskan dia!”Seorang pria keluar dari sedan hitam, dan itu ternyata adalah Zane. Lexie salah mengira, dan ternyata dia malah lari ke arah orang yang mengincarnya.Lexie didorong masuk, sementara dua orang yang menyergapnya tadi menyerang Zane bersamaan.Tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, karena mobil itu tidak hanya berisi dua orang saja. Seseorang membekapnya, membuatnya tergeletak tak sadarkan diri.Zane tidak cukup pandai untuk menghadapi dua pria yang terlatih seorang diri. Dia mendapatkan pukulan terus menerus, dari segal
Greg sudah pergi sejak pagi tadi, tapi Lexie masih tergeletak seperti benang di atas kasurnya. Dia memang sudah bangun, tubuhnya saja yang masih tidak bertenaga. Greg sudah menghabisinya kemarin malam.Setelah mengantar Greg sampai depan rumah, dia kembali melempar tubuhnya lagi ke kasur. Matanya memandang kosong ke langit.Seharusnya ini menjadi hari pertamanya masuk kuliah lagi setelah sekian lama, tapi … dia masih merasa sedikit canggung."Nyonya ...." Emma mengetuk pintu dari luar."Masuk, Emma.""Di luar ada seorang pria yang mencari Anda. Katanya dia ingin bertemu dengan Anda karena dia teman Anda sejak sekolah. Namanya Zane."Zane? Dia datang?Bukankah dia sudah menikah?"Katakan padanya untuk menungguku sebentar, Bi."Lexie pergi mengganti baju. Dia tidak mau Zane melihatnya dalam tampilan baju tidur seksi seperti ini. Jika Greg tahu, dia pasti akan digantung nanti.Setelah mengganti baju dengan benar, Lexie bergegas keluar. Zane ada di sana, duduk di ruang tamu dengan gelisah
Gibson sudah mendapat semua kejelasan dari Lexie dan Grey, tapi dia masih merasa semua itu terdengar seperti mimpi. Dia mengusap pipi Lexie, tersenyum haru dengan bulir air mata yang tertahan di mata keriputnya.“Jadi, apa yang aku lihat waktu itu benar, jika kau pulang ke rumah? Kau datang menemuiku, kan?”“Ya, Ayah. Aku minta maaf jika aku langsung pergi saat kau melihatku. Saat itu aku belum siap untuk menemui karena aku harus membereskan Nancy lebih dulu.”“Aku mengerti. Jika kamu tidak datang, aku mungkin tidak bisa lagi melihat wajahmu. Dari mana kau tahu jika Nancy melakukan itu dan bersekongkol dengan pelayan di rumah?”“Sebenarnya aku menutupi sesuatu darimu. Dulu, saat kau memecat pelayan itu, dia bukan bukan orang memeras Nancy, melainkan Nancy yang membayarnya untuk memasukkan obat hormonal ke dalam minumanku setiap hari. Aku tahu sejak awal, tapi aku tidak mengatakannya pada kalian. Aku juga mengunjun
Padahal seharusnya ini menjadi acara ulangtahun istrinya yang meriah, tapi penyelenggara acara tidak ada di tempat. Tidak juga dengan pemilik pesta ulangtahun ini. Merlin pingsan begitu Lexie menghampirinya tadi, dan selama dua jam ini wanita itu tidak bangun juga. Takut terjadi sesuatu, Greg mengirimnya ke rumah sakit bersama Lexie. Sedangkan Reed, dia yang bertanggungjawab atas pesta mereka. Lalu Jillian, karena dia adalah teman terdekat Lexie, dia menjadi sasaran dari semua pertanyaan semua orang. Termasuk wartawan yang berhasil menerobos masuk setelah pengawal Greg membantu Merlin masuk ke mobil. Mendapat serangan dari semua orang yang menuntut jawabannya, Jillian merasa kepalanya hampir meledak. Telinganya berdengung dengan semua pertanyaan yang terus bersahutan, belum lagi blitz dari kamera mereka. Reed di sana melihat ini, dia segera menerjang kerumunan, menarik Jillian ke belakang tubuhnya. "Jika ada yang kalian tanyakan, tanyakan padaku." Menghadapi Reed tidak bisa seen
Media sosial kembali dibuat ricuh dengan salah satu postingan seseorang yang memotret foto sebuah ball room hotel yang telah berhias dengan ratusan balon perak dan emas. Bukan hanya itu saja, rangkaian bunga segar juga sudah tertata rapi.Ada karpet merah yang terbentang di depan pintu utama sampai menuju ke dalam aula. Di depannya, sebuah podium juga telah disediakan untuk pengisi acara.Bulan dekorasi seperti itu yang membuat postingan tersebut dibanjiri oleh ribuan komentar dan ratusan kali dibagi, melainkan caption yang ditulis oleh orang tersebut.Tulisan pendek itu mengatakan bahwa Direktur Gilbert akan menggelar pesta ulangtahun istrinya, Lexie Grey di sini.Dalam sekejap, postingan itu telah mendapatkan banyak sekali komentar. Mereka semua menanyakan kebenaran mengenai pesta itu, dan yang membenarkannya adalah mereka yang mendapat undangan dari Greg, bagian dari karyawan perusahaan.Banyak dari mereka yang bersimpati pada Greg, mengatakan bahwa pria itu pasti sangat mencintai