Share

Bab 411

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Lintang, Lintang ...! Buka pintunya!" Boy Azka mengetuk keras pintu kamar putra sulungnya. Sementara Firda mengikuti suaminya dari belakang dengan cemas. Ia sangat paham dengan raut wajah Boy yang mendadak emosi. Ia berharap agar tidak terjadi keributan diantara ayah dan anak itu.

"Mas, ..., sabar, Mas!" Firda berusaha menenangkan suaminya. Satu tangannya mengusap lembut punggung Boy Azka.

Perlahan pintu terbuka. Lintang memang sudah rapi. Tapi tidak memakai pakaian formil. Pria tampan itu justru hanya memakai kaos polos dan jaket jeansnya.

"Mau kemana, Kamu?" tanya Boy tegas.

"Nongkrong. Udah ditungguin teman," sahut Lintang asal tanpa menoleh pada kedua orang tuanya.

Boy Azka menghela napas panjang. Berusaha meredam emosi yang hampir meledak. Namun sentuhan jemari Firda menyadarkan dirinya. Lintang sedang merasa cemburu. Semua tentang Syafa terlihat buruk dimatanya.

"Lintang, sudah saatnya Kamu tinggalkan kebiasaan nongkrongmu itu. Kamu sekarang seorang CEO. Jangn pernah mai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
New Betsi Damisi
mantaaap makin seruh niih
goodnovel comment avatar
Teady Matius Surya Mulyana 章瑞河
saya suka bagian ini.
goodnovel comment avatar
Rina Novita
sdh ada kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 412

    "Aku kangen, loh, Bun." Syafa bergelayut manja pada Firda. "Sama. Bunda juga kangen. Padahal baru seminggu nggak ketemu." Keduanya tertawa hangat. Mereka tak menyadari banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Bahkan ruangan itu seketika senyap karena beberapa orang yang sedang bicara, terpaksa menghentikan pembicaraan demi melihat ke arah mereka. Termasuk Boy Azka. Pria gagah yang tak lagi muda itu cukup terkesima dengan pemandangan yang berada beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Ia juga sempat melihat kalung yang dikenakan oleh dua wanitanya sama persis. "Apa Aku sedang bermimpi saat ini?" gumamnya dengan perasaan haru yang tak terkatakan. Tanpa ia sadari, kedua netranya telah mengembun. Lintang pun menoleh ke arah Bundanya, melihat pandangan Sang Ayah tak berpindah sedikitpun. "Ayah, apa Aku tidak salah lihat? Mereka ..." Tatapan Lintang pun semakin intens pada Firda dan Syafa. Boy Azka hendak menghampiri istri dan putrinya. Namun sebuah tangan tiba-tiba mencegahnya.

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 413

    "Ada apa sebenarnya,Rein? Apa yang Kamu sembunyikan dariku?" Maira menatap intens suami tampannya. Mata elang itu tak mau membalas tatapan Maira. Rein membuang pandangannya ke arah lain. Hal ini membuat dugaan Maira semakin kuat. Ada sesuatu yang sedang ditutupi Rein darinya. Terdengar helaan napas panjang dari pria berahang kokoh itu. Raut wajah cemas semakin terlihat jelas. "Tidak ada apa-apa. Sudah Aku bilang. Kaisar masih butuh perhatian Kita." Suara Rein semakin meninggi. Namun nampak ada keraguan di sana. "Omong kosong! Selama ini Kita tidak pernah menunda kehamilan. Bahkan Kita tidak pernah menggunakan kontrasepsi. Iya, kan? Jadi, bisa saja suatu saat Aku akan hamil, bukan? Lalu kenapa Kamu bicara seolah-olah kita sedang menunda kehamilan di depan semua orang?"Maira mencecar dengan berbagai pertanyaan. Kesabarannya mulai habis. Ia kesal melihat Rein yang masih tak mau terus terang. Rein yang sudah melepas semua kancing kemejanya, terduduk di ranjang dengan menutup wajah.

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 414

    "Bu Maira ... Bu Maira ...!" Ketiga Security itu secepat kilat menghampiri Maira yang sudah tergeletak di lantai. "Mbaak, Mbaak, tolongin ini Bu Maira pingsan!" Salah satu security berteriak memanggil para ART. Tubuh Maira diangkat oleh security dan salah satu ART ke dalam rumah, lalu dibaringkan di atas sofa. "Aduuh bagaimana ini? Ayo, telepon Pak Rein!" Para ART dan security panik. Salah satu dari mereka mencoba menghubungi ponsel Rein. Namun setelah berkali-kali mencoba tetap tak terhubung. "Atau coba hubungi Bu Laura saja!" ujar salah satu ART. "Ada apa ini?" Tiba-tiba Pak Pardi datang dan bergegas menghampiri kerumunan para ART itu. "ini Pak Pardi, Bu Maira pingsan." Pak Pardi lantas mendekat dan melihat wajah Maira yang pucat."Kita bawa saja ke rumah sakit sekarang. Ayo bantu bawa ke mobil!" Pak Pardi berlari menyiapkan mobil, sementara Para ART dan security membantu kembali mengangkat tubuh Maira ke dalam mobil. Pak Pardi dengan salah satu ART membawa Maira ke rumah

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 415

    "Mairaaa ...., Kamu kenapa, Sayang? Ada apa dengan Rein? Rein kenapa? Bilang sama Mama ...!" Laura ikut-ikutan panik dan histeris. Kedua tangannya mengguncang tubuh Maira. Paul memandang kedua wanita di depannya dengan tatapan penuh tanda tanya. Pria itu bingung harus bagaimana. Rasa khawatir mulai menyerang dirinya. Secepat kilat Paul meraih ponsel Maira yang hampir terlepas dari tangan kakak iparnya itu. "Maira ... awaas!" Beruntung ponsel itu tak jatuh. Paul menepikan kursi roda Maira dari lalu lalang orang-orang hendak melalui lorong yang menuju poliklinik. Kemudian ia membuka ponsel itu dan membaca pesan yang ada di layar. Pesan yang membuat Maira histeris. [ Kamu berhak mendapatkan yang terbaik. Maaf telah mengecewakanmu. Aku pergi. Secepatnya Elkan akan mengurus perceraian kita. Aku selalu mencintaimu, Maira. Selamanya akan mencintaimu. Peluk cium untuk jagoanku[ Tangan Paul gemetar. Wajahnya berubah tegang. Ia terkesiap saat ponsel milik Maira kembali diraih oleh Laura

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 416

    "Sayang Aku mau segera punya anak. Kamu nggak keberatan, kan? Kita bisa minta cuti dulu untuk kuliahmu selama satu tahun setelah anak kita lahir." Ucapan Paul menyentak Syafa. Lagi-lagi ia tak bisa menjawab. Apalagi ia memang belum menginginkan hadirnya seorang bayi. Ia masih sangat muda. Namun, sanggupkah ia mengabaikan permintaan Paul? "Kenapa diam, Sya ...?" Paul memandang intens pada Syafa yang tampak gugup. "Mmm ... nggak apa-apa, Kak. Aku juga mau kok punya anak." Syafa tersenyum lebar. Ia tak mungkin menceritakan keinginan ayahnya agar menunda kehamilannya selama menjadi brand ambasador perusahaan keluarganya nanti. "Syukurlah. Aku tadi lihat betapa bahagianya Mama saat tahu kalau Maira hamil. Aku juga ingin mama bahagia saat tau kamu hamil, Sayang."Paul merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia merasa sangat lelah akibat ketegangan yang diciptakan Rein tadi pagi. "Sya, sini ...!" Paul menepuk-nepuk sisi ranjang yang kosong di sebelahnya. Dengan semangat, Syafa malah menghambur

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 417

    "Apa sudah ada kabar dari Rein?" Paul mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu Maira. Setelah dari PT Yudatara, pria bule itu kembali mendatangi Maira di rumahnya. Kakak iparnya itu sedang melamun sendirian saat ia tiba. "Belum, Paul. Aku sudah minta Pak Pardi cari ke rumah lamanya, dia tidak ada di sana. Semua asisten pribadinya juga tidak tau. Rein sama sekali tidak muncul di semua perusahaan hari ini. Paul memandang iba pada Maira. Ada rasa geram pada saudara kembarnya itu. "Tega-teganya dia menyiksa wanita sebaik dan setulus Maira. Andai saja Aku yang lebih dulu mendapatkan Maira, Aku tidak akan pernah mengecewakan dia. Astaga, apa yang Aku pikirkan ini." Paul menepuk keningnya sambil geleng-geleng. "Kamu kenapa, Paul? Pusing ya? Maaf ya, Aku jadi ngerepotin Kamu." Maira merasa bersalah. Ia telah membebani Paul.. "Ya nggak dong. Rein itu kan saudaraku. Aku juga ingin kalian bahagia," sanggah Paul. "Maira, tadi Aku bertemu Yuda." Paul melanjutkan ucapannya. Mata Maira melebar.

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 418

    "Astaga, Syafa ... entah sudah yang keberapa kali dia menghubungiku?" Ponsel Paul terus berdering. Namun, Ia tak bisa menjawab karena sedang mengemudi. Terlihat ada nama Syafa pada layar. Akhirnya Paul memutuskan menepikan mobilnya di depan sebuah minimarket, lalu meraih ponsel yang ada di jok sebelahnya. "Hallo, ada apa, Syaa?" Paul mendengkus kesal karena istrinya yang masih muda itu sama sekali tidak sabar. "Kak Paul kok lamaaa? Ini ditunggu Ayah. Ada yang mau Ayah bicarakan." "Iyaaaa. Aku sedang menuju ke sana. Kamu tunggu saja!" sahut Paul dengan nada sedikit kesal, lalu menutup panggilan itu segera. Pikiran pria bule itu masih terus tertuju pada Rein. Entah apa yang sedang direncanakan saudara kembarnya itu? Bagaimana dengan semua kontrak kerjanya dengan beberapa perusahaan? "Astaga! Bukankah Rein saat ini sedang ikut andil dalam mengembangkan perusahaan baru milik Lintang? Aku harus tanyakan nanti pada Lintang dan mertuaku itu. Mereka pasti akan bertemu Rein dalam wakt

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 419

    " Apa maksudmu, Paul?" Suara Boy Azka mulai meninggi. "Begini, Pak. Maksud Aku ..." "Seharusnya sebagai suami Kamu mendukung kebahagiaan istri Seharusnya Kamu bangga memiliki istri yang punya potensi." Suara Boy semakin terdengar menggelegar menyela ucapan Paul. "Maaass ... tenang. Jangan emosi!" Firda mencoba menenangkan suaminya dengan mengusap-usap lengan kokoh itu. Syafa hanya diam. Ia bingung. Gadis cantik itu menoleh pada Boy dan Paul secara bergantian. "Maaf, Pak. Justru maksudnya agar ..." "Alasan apa lagi? Jangan.menghalang-halangi kesuksesan istri. Syafa masih muda. Seharusnya dia belum menikah di usia semuda ini. Seharusnya dia masih bisa bebas meraih cita-citanya. Bukannya malah disuruh mengurus suami terus di rumah." Kini Boy Azka justru bicara sambil berdiri menghadap ke arah Paul. Ruang keluarga yang nyaman dan sejuk karena pendingin itu mendadak terasa panas . "Ayah .cukup!" Tiba-tiba Syafa berdiri. Lalu mendekat pada Paul. Ia khawatir Paul akan marah dan mening

Bab terbaru

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bagaimana Kisah Maira Selanjutnya?

    Hai, Pembacaku. Terimakasih sudah membaca Istri Dekilku Anak Sultan hingga tamat.Mau tau kisah Maira selanjutnya? Langsung aja baca cerita baru aku yang berjudul :Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya"Dengan wajah sok polosmu itu kamu berbohong kalau kamu masih suci! Padahal saat menikah denganku, kamu sudah tidak perawan!”Kehidupan rumah tangga Analea terasa dingin karena Hamid, suaminya, salah paham dan menuduh Analea tidak suci lagi, karena Analea tidak "berdarah" di malam pertama mereka. Ditambah lagi asal usul Analea dianggap tidak jelas dan kurang bermartabat karena merupakan anak angkat dari mantan wanita malam.Hingga akhirnya Analea menemukan suaminya tidur bersama wanita lain."Aku ingin bercerai!" Tak lagi bisa percaya pada Hamid, Analea menggugat. "Kalau tidak, aku akan sebarkan berita ini di kantormu.""Memangnya orang akan percaya padamu? Semua juga tahu dari mana asalmu! Mereka pasti lebih percaya padaku." Si suami peselingkuh enggan melepaskan Analea yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra Part 4

    Setahun kemudian. "Ayo turun, Sayang! Kita sudah sampai." Paul membantu Syafa keluar dari mobil. Wanita itu kesulitan keluar karena perutnya yang sudah sangar besar. "Jangan lahir dulu, Nak. Biarkan Ibumu ini merasakan seperti apa wisuda itu." lirih Syafa seraya mengelus perutnya dengan lembut. Paul membimbing istrinya turun dari mobil dengan sangat hati-hati. Penampilan Syafa kini berbeda. Morine merancang kebaya panjang hingga semata kaki yang sangat pas untuk Syafa yang sedang hamil tua. Paul menggandeng Syafa menuju sebuah gedung pertemuan yang cukup berkelas di kota Jakarta. "Pelan-pelan jalannya. Jangan terlalu gagah!" bisik Paul yang terlihat tampan dengan stelan jas hitamnya. Pria bule itu melangkah dengan bangga mendampingi sang istri yang baru saja meraih gelar sarjananya. Beberapa bulan belakangan ini Syafa berjuang dalam keadaan perut besar demi menyelesaikan kuliahnya sebelum bayinya lahir. Dua target dalam hidupnya yang mampu ia capai dalam waktu bersamaan. Yaitu me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 3

    Berita tentang Syafa ada hubungan dengan pejabat bernama Boy Azka yang dihubungkan dengan artis lawas bernama Kirana memang sempat memanas di masyarakat dan media sosial. Namun hal itu perlahan hilang dari media. Tentu saja ini adalah hasil kerja beberapa anak buah Boy Azka. Ternyata dalam hal ini, dengan uang segalanya akan menjadi mudah. Tak ada lagi media yang mengekspos berita tersebut. Sejak kejadin itu Boy Azka mulai hati-hati. Ia tak lagi berani bertemu Syafa di tempat umum, walaupun secara sembunyi-sembunyi. Sebagai gantinya, setiap sebulan sekali Syafa akan menginap di rumah Boy Azka bersama Paul. Hubungan keluarga mereka sudah sangat harmonis. Lintang yang tadinya memperlihatkan rasa tidak sukanya pada Syafa, justru kini sangat perhatian pada adik tirinya itu. Bahkan kadang membuat Paul cemburu karena Syafa begitu dekat dengan kedua kakak lelakinya. "Kak, hari ini acara syukuran Bapak dan Ibu pulang dari Haji. Kita ke sana, yuk!" Syafa bergelayut manja pada suaminya yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 2

    "Dia tampan sekali seperti Kamu, Mas." Anita memandang takjub pada bayi laki-laki yang menggeliat di dalam box bayi milik rumah sakit itu. "Ya, dia yang akan menggantikan kita nanti di perusahaan. Dia akan menjadi pebisnis handal," lirih Indra tanpa senyum. Perasaan pria itu masih belum tenang karena ibu dari sang bayi tersebut masih belum.sadar. "Semoga ibumu segera bangun, Nak!" parau suara Indra menahan sedih. Dokter bilang Aina kelihangan banyak darah ketika melahirkan tadi. Saat ini istri mudanya itu sedang ditangani oleh dokter ahli. "Sabar, Mas. Kita doakan saja semoga Aina segera sadar." Anita membelai pelan punggung suaminya. Dadanya sesak melihat Indra memandang bayinya dengan tatapan sedih. "Anita, jika terjadi sesuatu pada Aina, apakah Kamu mau merawat anak ini?" "Astaghfirullah, Mas. Ayo optimis, dong, Mas! Aina pasti akan sembuh. Aku pasti akan membantu Aina merawat dan menyayangi bayi ini sepenuh hati." Anita memandang gemas bayi merah yang berwajah tampan itu. M

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 1

    "Om Indraaa ...! Aduh, sakit, Om ...! Om Indraaa ...!" Aina berteriak sambil memegang perutnya yang sudah semakin besar. Ia terduduk lemas di ranjang kamarnya. Suaranya terdengar hingga keluar karena pintu kamar yang sengaja ia buka sejak tadi. Indra yang sedang berada di ruang kerjanya bersama Anita tergopoh-gopoh menghampiri istri mudanya. Anita pun mengikuti dari belakang dengan panik. "Kenapa Aina? Apa Kamu mau melahirkan?" cecar Indra bingung. Pria paruh baya itu berjalan mondar mandir di depan Aina, entah apa yang harus ia lakukan melihat wajah pucat Aina. Keringat dingin membasahi wajah istrinya itu. "Aduh, Om. Sakit sekalii. Aku nggak tahan ...!"Aina terus merintih. Tubuhnya bergetar hebat menahan sakit. "Maas, cepetan siapin mobil! Kita bawa Aina ke rumah sakit, segera!" teriak Anita yang juga sibuk kesana-kemari di kamar Aina seperti sedang mencari sesuatu "Mbaaak, Mbaaak, ini ART pada kemana, sih?" Anita masih berteriak memanggil para ARTnya. "Ya, Bu. Ada apa?" seora

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 426

    "Tolong cepat, Pak!" Rein menepuk pelan bahu sang supir yang melajukan mobil ke Bandar Udara International Kuala Lumpur. Supir itu mengangguk. Berkali-kali Rein menoleh pada jam tangannya. Ia tak ingin terlambat ikut penerbangan pagi itu. Semalam, setelah menerima panggilan dari Yuda, Rein merenung. Awalnya ia berpikir Yuda tidak serius. Bagaimana mungkin Maira bisa hamil, sementara ia sudah divonis oleh dokter akan sulit untuk memiliki keturunan? Lalu ia ingat kata-kata Maira yang mengatakan, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Sulit untuk punya keturunan, bukan berarti tidak bisa. Sempat terlintas di benaknya hal negatif tentang Maira. Jangan-jangan itu bukan anaknya? Namun dugaan itu segera ia tepis, karena ia sangat percaya Maira adalah seorang istri yang setia. Pria dengan jambang lebat itu ingin membuktikan sendiri ucapan Yuda semalam. Apa ini hanya akal-akalan sahabatnya saja agar dia kembali ke indonesia? Akhirnya malam itu juga Rein yang belum tidur sejak kemarin,

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 425

    Maira wanita yang kuat. Walau hatinya menangis. Ia tetap terlihat tegar di depan semua orang. Rein memang pergi dari kehidupannya. Namun pria itu tetap selalu ada di hatinya. Meninggalkan buah cinta mereka yang kini ada di dalam perut Maira. "Bu Shinta, Pak Yudatara dan istrinya ingin mengundang Ibu makan siang di rumahnya." "Yuda? Hmmm ... apa mungkin ada kabar tentang Rein?" gumam Maira yang baru saja selesai rapat dengan para relasi bisnisnya. "Baiklah. Katakan pada Yuda Aku mau. Kamu jadwalkan saja secepatnya!" ujar Maira sebelum meninggalkan ruang meeting. "Maira, bagaimana dengan pertemuan di Samarinda dua hari lagi? Apa Kamu bisa ke sana?" Raka menghampiri Maira ke ruangannya. Sejak Pratama memaksa Maira untuk membiarkan Raka membantunya, wanita itu tak lagi membantah. Apalagi Laura juga mendukung. Ia bersyukur Raka sudah banyak berubah. Mantan suaminya itu kini lebih paham akan batas-batas yang wajar diantara mereka. "Nanti Aku pikirkan, Mas," sahutnya bingung. Biasanya Re

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 424

    "Aku nggak mau sendirian di rumah!" Aina cemberut saat duduk di ruang makan, sejak melihat Indra sudah bersiap hendak ke kantor. "Astaga Aina. Tolong jangan mulai lagi! Banyak rapat penting yang harus Aku hadiri. Apalagi sejak Rein keluar negeri. Aku agak kewalahan." Indra kembali membujuk Aina. "Nggak apa-apa kalau Mas mau temani Aina di rumah. Biar Aku yang handle kerjaan di kantor." Anita muncul dengan pakaian yang sudah rapi. Indra memandang istri pertamanya yang tampak banyak berubah. Sejak Aina tinggal satu atap dengan Anita lima bulan yang lalu, Anita perlahan berubah. Wanita paruh baya itu kini tak pernah lagi berpakaian seksi jika keluar rumah. Ia lebih banyak di rumah saat libur. Wanita itu pun lebih sabar menghadapi Aina yang semakin manja di saat kehamilannya yang sudah masuk sembilan bulan. "Tidak. Aku harus ke kantor hari ini. Banyak janji dengan relasiku." "Kalau tiba-tiba Aku mau melahirkan gimana, Om?" tanya Aina lagi dengan nada manja. Anita dan Indra saling me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 423

    " Terima kasih, Syafa. Pemotretan cukup sampai di sini. Luar biasa, kamu benar-benar luar biasa!" Morine tak henti-hentinya memuji Syafa yang sangat berbakat. "Sama-sama Om. Ini berkat bimbingan Om Morine juga." Morine dan para kru di studio itu kagum pada Syafa yang selalu rendah hati, walaupun kariernya sudah berkembang cukup pesat. Dalam jangka waktu tiga bulan, Syafa sudah mendapat tawaran job di mana-mana. Rekanan Morine yang bergerak di bidang fashion terus meminta Syafa untuk menjadi model produk mereka. "Aku pulang ya, Om. Kak Paul sudah nunggu sejak tadi" Syafa pamit pada Morine. "Baiklah Syafa, sampai rumah langsung istirahat! Ingat, lusa ada acara penting. Akan hadir banyak pejabat dan istrinya dalam pameran fashion itu. Kamu adalah bintangnya. Kamu harus tampil prima dan memukau. Karier kamu baru akan dimulai." Morine yang diminta sekaligus sebagai manager Syafa oleh Boy Azka, tak henti-hentinya mendisiplinkan gadis cantik itu. "Iya, Om. Siap!" Walau kadang merasa b

DMCA.com Protection Status