Share

Part 102 - Double Date

Penulis: Kharamiza
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-11 22:00:56
Mas Ezar seketika tertawa, lalu tiba-tiba diam.

Suasana kamar menjadi senyap.

Ah, dia seperti orang kerasukan jurik penghuni kayu gede.

“Mana ada ngigo coretannya tertata? Rambutku juga ikatannya rapi sudah persis ekor kambing,” celetuk Mas Ezar.

Aku merapatkan bibir, susah payah menahan diri untuk tidak tertawa.

“Mas sendiri loh yang bilang, bukan aku,” ucapku pelan.

“Kamu tuh nakal banget sih, Sayang. Muka suami dijadiin badut segala.” Mas Ezar mengerucutkan bibir kesal.

“Kan bukan aku pelakunya, Mas. Kok masih nuduh-nuduh, sih?”

“Mana ada? Aku lebih percaya telur duluan dari ayam daripada harus percaya omongan kamu sekarang,” terang Mas Ezar.

Akhirnya, tawa yang sedari tadi kutahan-tahan meledak juga.

“Gak usah ketawa!” ketus Mas Ezar yang lantas membuatku mengunci mulut rapat-rapat.

Aku menunduk, meremas jari-jari tangan, sesekali menggigit bibir bawah melihat Mas Ezar dengan raut yang tak bisa kutebak.

Rada kesal, tapi gemes juga.

“Maafin, Asha,” lirihku tanpa sedikit pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 103 - Berenang

    Aku terus melangkah mundur manakala langkah Raihan semakin mendekat, hingga kini tubuh ini sudah terpojok di tembok. “Raihan, ka—mu mau ngapain?” tanyaku terbata.Sebuah senyum sinis tercipta dari sudut bibir Raihan. Tatapannya tak lepas dariku, membuat tubuh ini bergetar. ‘Ya Tuhan. Dia mau ngapain?’“Sha, sungguh aku masih sayang sama kamu,” lirih Raihan. “Aku menyesal udah ninggalin kamu demi cewek sialan itu.”“Terus kamu mau apa?”“Aku mau balikan.” Raihan menatapku penuh harap. “Itu tidak mungkin, karena aku udah menikah, Raihan!” tegasku. Raihan tak menggubris.Dia mendekat ke arahku, sampai berusaha menyentuh tubuh ini, tetapi aku mendorongnya dengan sekuat tenaga, lalu hendak berlari. Hanya saja, baru beberapa langkah, Raihan berhasil mencekal tanganku dan mendorong tubuh ini ke tembok. “Aku rela jadi kekasih bayangan kamu, asal tetap sama kamu, Sha.”‘Gila bang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 104 - Masa Lalu Asha

    Aku bergeming cukup lama mendengar pertanyaan Mas Ezar. Tatapanku seolah menerawang jauh ke depan. Sesekali kugigit bibir yang basah oleh air kolam sambil mengembuskan napas berulang. “Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu?” tanyaku padanya.Mas Ezar merangkulku. Dia menoleh padaku sebentar, lalu mengalihkan pandangan ke depan. “Waktu aku pertama kali ngajak kamu ke resto, kamu langsung minta pulang pas ada Raihan. Agak aneh sebenarnya, tapi pas itu aku gak mau banyak tanya. Terus, waktu dia datang ke rumah, aku ngerasa dia merhatiin kamu. Tatapannya ke kamu, kayak tatapan ada rasa di antara kalin,” ungkap Mas Ezar. Aku memperhatikannya yang sedang berbicara dari samping. Mendengar itu, aku mendesah berat. “Kalau aku bilang, kamu gak boleh cemburu ya.”“Emang kenapa? Kami selingkuh dari aku?” tanyanya memicing.“Bukan,” cicitku. “Raihan itu mantan pacarku.”“Hah? Kapan kamu pacaran sama dia? Kamu sama dia selama pacaran ngapain aja? Dia ngasih apa sampe kamu mau?”Spontan, aku m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 105 - Bukan Aku yang Naksir, tapi Dia!

    “Bun, kenapa ke sini gak bilang-bilang dulu ke aku atau Asha, sih?” tanya Mas Ezar memasang wajah cemberutnya. “Emang gak boleh kami main ke sini?” Bunda Ola bertanya balik. Dia sambil menatapku dengan Mas Ezar secara bergantian.Dalam beberapa saat, Mas Ezar mendesah berat. Dia yang semula berdiri berkacak pinggang kini duduk di dekat sang Bunda. Aku pun yang juga masih berdiri beralih mengambil tempat di samping Kak Kyra. “Bukan gak boleh Bundaku tersayang dan tercinta sejagat maya, tapi harusnya Bunda kabari dulu Ezar atau Asha, dong. Biar gak kayak tadi main nyelonong masuk,” tutur Mas Ezar. “Ezar mah biasa aja, tapi Asha?”“Dia misuh-misuh nyalahin Ezar karena malu sama kalian.”Spontan, Bunda beralih menatapku dengan tatapan teduhnya.Aku menoleh ke arah Kak Kyra yang juga melihat ke arahku. Dia menaikkan alis sekilas. Detik kemudian, Bunda tersenyum, begitupun Kak Kyra yang lagi-lagi menaikkan alis da

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 106 - Wanita Itu Rumit!

    Menjelang sore, mertua beserta kakak iparku pun pamit pulang ke rumah masing-masing. Lumayan seharian sama mereka itu bisa menambah kedekatan dan mengeratkan hubungan kekeluargaan kami. Walaupun kadang, aku masih suka kesal sendiri karena mereka terlalu overprotektif sama keadaan tangan ini yang sebenarnya kurasa sudah baik-baik saja.Aku tau mereka peduli, tapi pedulinya overdosis. Tapi, hal itu bikin aku patut banyak-banyak bersyukur karena mendapatkan mertua dan ipar yang baik. Berbanding terbalik dengan realita yang sering kudengar di luar sana. Konon, mertua itu pada jahat-jahat sama mantu.Sementara Mas Ezar masih mandi, aku meraih ponsel di atas nakas, lalu duduk di sisi ranjang. Berniat untuk mengecek apa-apa saja yang sudah masuk di ponselku hari ini? Barangkali ada urusan pekerjaan. Namun, yang kudapati pesan masuk di instagram dari username yang tampak tidak asing dalam pandangan. Sebab penasara

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 107 - Jika Cinta yang Kambuh?

    Pagi ini, aku kembali bersiap untuk masuk kerja. Walau ada sedikit perbedaan, karena mulai hari ini aku tak lagi mengenakan kostum toko, melainkan pakaian bebas asal sopan. Ya, setelah rapat hari Jumat kemarin, statusku bukan lagi pegawai toko, melainkan kepala keuangan di toko. Cie, jadi kepala tanpa kaki. Hahaha! Walaupun, tempat kerjaku tak berpindah lokasi, tapi cukup berpindah lantai dan ruangan. Yang biasanya bekerja di lantai dasar. Sekarang, bekerja di lantai 2. Di ruangan khusus yang berseberangan dengan ruangan Vina, juga ruangan supervisor toko. Dan tentu juga ruangannya Bu Aina. Tapi, jika tak ada keperluan yang sangat penting, Bu Aina hanya datang setiap hari Rabu, Jumat, dan Sabtu saja.Sedikit banyaknya, aku jadi mengingat Almarhumah Mika yang dulu menghuni ruangan ini. Hmm, aku cuma berharap dia sudah tenang di alam barunya.Aku ikhlas, tapi aku rindu! Tok ... tok ... tok!

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 108 - Mau Dilamar?

    Melihat kami, Raihan buru-buru bangkit dan menghampiriku dan Mas Ezar dengan langkah sedikit tertatih. Sesekali memegangi perutnya yang kuduga masih ada nyeri bekas pertengkarannya dengan Mas Ezar kemarin.qAku sedikit kaget melihat wajah mulusnya dipenuhi dengan lebam di berbagai titik itu.‘Astaga, separah itu kemarin Mas Ezar menghajarnya?’“Lu ngapain di sini?” tanya Mas Ezar ketus. Bahkan, ia sama sekali tak ingin melihat wajah Raihan. “Lu gak punya malu, ya?”“Zar, gue ....”Belum sempat Raihan melanjutkan ucapannya, Mas Ezar cepat memotong. “Gue gak sudi lihat muka lu lagi!” bentaknya. “Pergi atau perlu gue seret keluar?”“Mas ....” Aku menyentuh lengan Mas Ezar dan meremasnya sedikit kuat agar ia tak terlalu kasar pada Raihan. Melihat kondisi Raihan saat ini sangat memperihatinkan. Namun, Raihan tak mengindahkan perintah Mas Ezar, dia melihat ke arahku dengan tatapan memelas. Berharap belas k

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 109 - Masalah Raihan?

    “Terus?” Mas Ezar cuek saja seakan enggan untuk membahas.Dia yang tadinya nempel di tubuh ini seketika mengubah posisi layaknya sedang menjaga jarak.“Dia minta maaf. Terus dia bilang kalau ibunya sakit.” Aku melanjutkan ceritaku, walau kutahu Mas Ezar malas mendengar. Hanya saja, aku berharap mata hatinya sedikit terbuka. Kuhela nalas, sambil menggeleng pelan. “Aku gak tau, ibunya sakit apa, Mas? Tapi sepertinya parah.”“Apa hubungannya ibunya sakit dengan kamu?” tanya Mas EzarAku menggigit bibir bawah mendengar responsnya yang ketus. Lalu, menyimpan kemasan pocky yang masih berada dalam genggaman ke meja.Kuraih tangan Mas Ezar dan menggenggamnya dengan maksud agar emosinya terhadap Raihan sedikit mereda. “Dia tulang punggung keluarga tanpa tulang rusuk, Mas. Kalau dia dipenjara, siapa yang akan mencari nafkah untuk keluarganya?” “Ngapain kamu peduli sama dia?” Tatapan nyalang Mas Ezar membuatku

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 110 - Marahnya Suami

    Aku yang tengah termenung di sofa kamar dikagetkan dengan kedatangan Mas Ezar yang langsung melompat dari belakang dan menghempaskan bokong di dekatku. “Ngapain, Sayang? Lagi ngitungin rambut terus berharap jadi ilmuan rambut?” tanyanya asal. Aku sampai memutar bola mata mendengar pertanyaannya yang ngawur.“Aku gak kurang kerjaan kali sampe ngitungin rambut segala, Mas,” jawabku sambil memajukan bibir.Aneh-aneh saja menghitung rambut yang tipis macam kesabaran. “Ya udah, kamu temenin aku bikin soal final test untuk mahasiswa.” Mas Ezar perlahan membuka laptopnya.“Taro aja pertanyaan, jelaskan bagaimana proses kencingnya ayam?”Seketika itu, Mas Ezar menoleh dan menatapku tajam. Beberapa saat kemudian, tawanya tersembur.Aku hanya membisu melihatnya tertawa puas sambil memegang perut.“Kamu tuh kepikiran nyampe ke sana, gimana ceritanya, sih?” tanyanya. “Gak tau. Emang Mas gak pernah miki

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14

Bab terbaru

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 140 - I Love You, Pak Dosen! (END)

    Mas Ezar membawaku ke samping resto yang sepi-sepi orang. Entah ada tujuan apa dia membawaku ke sini? Sudah persis gadis polos mau diperkaos pria hidung belang. “Mas, kenapa dibawa ke sini?” tanyaku mengerucutkan bibir kesal. “Padahal masih pengen nyinyirin si pirang gatal itu.”“Makanya aku bawa ke sini untuk menepi sejenak, Sayang. Jangan nyinyir lagi ya. Yang ada nanti kamu stres kebawa janin kamu juga ikutan stres,” ujar Mas Ezar. Dia menopang tubuh dengan kedua tangannya pada tembok agar tubuh kami tak bersentuhan walau posisinya mengurungku pada tembok. Aku menghela napas panjang. Sengaja mengalihkan pandangan ke arah lain agar terkesan judes. “Kamu kok belain dia, sih?”Mas Ezar menangkup wajahku dan menatap mata ini lekat. “Bukan membela, Sayang. Aku juga gak suka sikap dia tadi, tapi aku gak mau dia nyakitin kamu. Kamu tadi liat? Dia emosi kamu bilangin gatal. Untung gak jambak kamu.”“Aku kan bisa jambak balik,” cici

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 139 - Afgan KW?

    Begitu Bagas telah selesai bernyanyi dan Naila sedikit berlari turun dari panggung, barangkali lupa membawa stok urat malu. Hahaha. Bercanda urat malu!Seketika itu, aku pun terlintas ide untuk merayakan ulang tahun suamiku yang ke-29. Dari kemarin, aku berpikir keras bagaimana mengucapkan agar terkesan romantis dan tidak kaku macam sikapnya saat awal kami menikah. Aku pun naik ke panggung. Bukan untuk goyang ngebor di sana, tapi buat ngambil mic, lalu diskusi sebentar dengan Akang piano. Gak usah penasaran kami diskusi apaan? Intinya, setelah itu aku kembali ke tempat dudukku dengan mic di tangan. Saat ini, aku percaya diri dengan suaraku yang membahana, walau nyatanya seperti suara kodok. Masa bodoh dengan pandangan orang-orang, tapi aku bangga punya suara yang seksi ini, walau tak seseksi orangnya jika hanya berdua dengan Mas Ezar di kamar. Eya!Begitu musik mulai mengalun, aku membuka ponsel dan melihat lirik la

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 138 - Senandung Rembulan

    Belum sempat kusambut uluran tangan Ahsan, Mas Ezar yang entah muncul darimana lebih dulu menyambut tangan duda beranak satu itu. “Kami baik,” katanya sambil menarik pinggangku posesif hingga tubuh ini menabrak tubuhnya. “Duh, pocecip detected,” ucap Kak Akmal pelan. Dia sampai menutup mulut dan menoleh ke arah lain. Ia terlihat susah payah menahan tawanya. Ahsan tersenyum tipis. Barangkali menyadari kecemburuan Mas Ezar padanya. “Maaf ini, Mas, karena datang gak diundang. Cuma ikut-ikutan Kak Akmal,” kekeh Ahsan tak enak hati. “Gak apa-apa. Malah senang kalau banyak yang datang.”Mas Ezar mengulas senyum tipis berlagak sangat ramah. Padahal, kutahu hatinya tengah meradang melihat Ahsan mengulurkan tangannya padaku tadi. Dia pasti mengingat kejadian di pernikahan Vina kemarin, di mana saat itu Ahsan melamarku. Barangkali, sekarang ia tetap takut istrinya masih diincar oleh duduk beranak satu itu.

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 137 - Grand Opening Fadhgam Resto

    “Jangan cantik-cantik, Sayang. Aku takut nanti malah banyak yang naksir kamu di sana.” Lengan kekar Mas Ezar tiba-tiba saja sudah melingkar di perutku. Bahkan, kini hidungnya pun semakin liar menjelajahi leher ini.Ia sesekali memejamkan mata, kulihat dari cermin di hadapan kami..“Kalau aku jelek yang ada nanti kamu malu bersanding denganku. Katanya mau didampingi meresmikan resto,” ujarku masih mengoles tipis-tipis lipstik ke bibir. “Iya, tapi kalau cantiknya kebangetan aku takut kamu digodain laki-laki lain. Kamu gak pake makeup aja aku pede aja gandeng kamu, kok,” tutur Mas Ezar.Dia masih memeluk erat tubuh ini dari belakang. Napasnya yang hangat sesekali menyapu lembut di kulit leherku, aku bisa rasakan itu. “Aku yang malu tampil dengan muka burik tanpa polesan walau tipis, takut kebanting kegantengan Pak Dosen.”"Hmm, ya udah. Ayo kita pergi,” ajak Mas Ezar. Aku mengecek jam tangan, ternyata sudah puk

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 136 - Wanita dan Sepak Bola?

    Sampai di rumah Ayah, aku memutuskan untuk istirahat sebentar. Habis perjalanan jauh dari Jakarta ke Makassar rasanya capek banget.Padahal, tadi di pesawat cuma duduk doang. Tak sedang mencoba goyang ngebor sambil kayang. Mungkin efek hamil juga jadi badan serasa pegal-pegal dari ujung kepala hingga ujung kaki.Entah berapa lama aku istirahat sampai tertidur hingga kembali terbangun saat alarm pengingat meeting berbunyi. Sore ini, aku memang ada meeting online dengan Bu Aina dan para karyawan Aina Fashion. Begitu meeting berakhir, aku keluar kamar dan mendapati Mas Ezar yang sedang main ular tangga dengan Elizha di ruang tengah. ‘Astaga, laki gue mau-mau aja diajak main ular tangga.’Aku tertawa cekikikan melihat wajah Mas Ezar kayak ditekuk bak orang terpaksa. Aku tebak, dia pasti dipaksa nemanin main oleh Elizha. Soalnya, anak itu kalau keinginannya ditolak suka ngambek sampai 7 hari 7 malam. “Udah gede

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 135 - Gak Ada Hidup yang Mulus!

    “Sayang, dia tadi cuma nanya kabar, jangan salah paham, ya.”Nanya kabar? Penting amat gitu tahu kabar suami orang? Mas Ezar langsung duduk di sampingku, tapi aku sengaja tak memedulikan. Terlihat jelas dari gelagatnya kalau dia bingung bagaimana cara menjelaskan keberadaan Manda padaku? Ah, kurasa hatinya sedang gundah gulana, takut aku marah padanya. Kuraih ponsel dan pura-pura sibuk chat-an untuk menambah kesan judes ini. “Zar, Sha ... karena kebetulan kita ketemu di sini ....” ‘Lah, terus kenapa kalau ketemu di sini? Mau kopral sambil kayang?’“Jadi, sekalian aja gue minta maaf dan pamit pada kalian, terkhusus pada lu, Zar,” lanjut Manda.Setidaknya, aku memasang telinga baik-baik untuk lebih memperjelas pendengaran.Benarkah dia minta maaf? ‘Tumbenan banget seorang Manda minta maaf? Gak salah orang gue, kan, ya?’Takutnya aku cuma mimpi dan pas bangun malah ketampa

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 134 - Mika Hidup?

    Sore ini, ketika pulang dari rumah sakit menjenguk Kak Kyra, aku mengajak Mas Ezar untuk ke makamnya Almarhumah Mika.Sebelumnya aku juga sudah janjian dengan Vina untuk bertemu di gerbang masuk pemakaman.Setelah bertemu Vina, kami sama-sama menyusuri makam hingga berhenti di sebuah makam yang di nisannya bertuliskan nama Ditya Diatmika binti Gilang Baskara. Aku dan Vina berjongkok secara bersamaan disusul oleh Mas Ezar dan Kak Akmal yang juga ikut berjongkok di samping kami.Sejurus kemudian, aku dan Vina bergantian menyiram air ke tanah makan, menabur bunga untuk Mika, dan bersama-sama membacakan doa untuknya. “Mika, terima kasih banyak atas semua warna yang pernah lu berikan pada hidup gue. Saat hidup gue suram, lu yang datang dan susah payah menghibur walau mulanya gue gak pernah ngerespons baik kedatangan lu di masa laluJahatnya gue, karena berpikir kalau lu sama pengkhianatnya dengan orang-orang yang gue kenal sebelumny

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 133 - Melongok Baby Sagara

    Aku yang penasaran dengan wujud Baby Boy Kak Ghazaar dan Kak Kyra tak bisa menunggu lama lagi untuk melongoknya. Selesai sarapan dan mandi, aku langsung mengajak Mas Ezar ke rumah sakit. Untungnya, karena dia tak banyak neko-neko. Sampai di rumah sakit, Mas Ezar langsung membuka pintu ruang rawat Kak Kyra hingga perhatian semua orang yang fokus pada Baby Boy beralih ke kami sebentar. “Assalamualaikum,” ucap kami kompak.Di ruangan sudah ada Bunda, Papa, Kak Ghazaar, ibunya Kak Kyra, juga Bu Aina yang tampaknya malah sudah bergegas untuk pulang."Waalaikumsalam,” jawab mereka kompak.“Gak jodoh banget sama ponakan ganteng dan cantik yang satu ini. Giliran mereka datang, Tante mau pulang,” ujar Bu Aina. “Kenapa buru-buru, Bu?” tanyaku. “Mau ke butik. Ada klien yang nungguin di sana.”Kuanggukkan kepala berulang kali tanda mengerti. “Ibu gak ke toko kan?” tanyaku memicing. “Kenapa emang?” tanya wanita berhijab itu menyelidik. “Soalnya Asha bolos,” ucapku jujur, sengaja memasang eks

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 132 - Euforia Wisuda

    Bunda Ola tersenyum tipis, lalu celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu. “Itu dia orangnya.” Ibu mertuaku itu menunjuk dua orang pria yang kegantengannya tak diragukan lagi tengah berjalan beriringan ke arah kami. “Selamat ya, Nak.” Papa menyodorkan tangan yang langsung kusambut dan mencium punggung tangannya dengan takzim. “Mau lanjut kuliah magister di UNNUS juga, gak?” tanya Papa. Aku terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal. “Nanti dipikir-pikir lagi, Pa. Kalau gak mager, boleh di-gas tanpa rem.”Aku beralih menatap Mas Ezar yang sedari tadi hanya tersenyum tanpa membuka suara. Satu tangannya berada di belakang, entah apa yang disembunyikan itu? Aku berusaha mengintip, tapi pria tampanku itu bergeser seolah tak membiarkanku melihatnya.“Bawa apa, sih?” tanyaku penasaran. Seketika itu, Mas Ezar mengusap-usap kepala ini pelan dan langsung mengeluarkan benda dari balik punggungnya.

DMCA.com Protection Status