Share

Bab 37

Penulis: Beruang Alaska
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Kamu belum pulang, Mas?” Devina yang baru saja membuka suara, merasa terkejut dengan lengan Raka yang tiba-tiba semakin memeluk erat tubuhnya dari samping.

Sembari terus menduselkan kepalanya pada punggung wanita itu, Raka menggeleng lemas.

“Nggak, masih nyaman disini,” ujarnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Tentu hati wanita mana yang tidak senang mendapat penuturan seperti itu, sedangkan biasanya pria itu sudah menghilang pagi-pagi seperti ini.

“Mbak Hanny, gak nyariin kamu emang?” Devina memutar posisi tubuhnya, menjadi miring menghadap Raka.

Raka tidak menjawab, pria itu tampak terdiam. Membuat Devina menyerngit penuh tanya.

“Mas, kamu lagi ada masalah sama mbak Hanny?” Tak ingin terus penasaran wanita itu memutuskan untuk bertanya, yang nyatanya pertanyaan itu membuat Raka menghela nafasnya.

“Nggak!”

“Terus kenapa? Biasanya kamu juga lebih peduli sama istri kamu itu daripada aku.” Devina kembali merubah posisinya menjadi duduk, dan langsung diikuti oleh Raka.

“M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 38

    Rumah yang biasanya tersusun dengan rapi, kini tak lagi nampak seperti itu. Semuanya terlihat berantakan, banyak barang yang tercecer di lantai. Dan di sudut ruangan, Hanny tampak diam mematung pandangannya kosong ke arah depan, bahkan wanita itu sama sekali tak memperdulikan keadaan ponselnya yang terus berdering sejak tadi.“Bodoh! Bukankah kamu sudah tahu semuanya sejak dulu? Lantas apa yang membuatmu sehancur ini, Hanny?” Wanita itu terus bermonolog pada diri sendiri, memberikan pertanyaan yang sampai detik ini tidak tau apa jawabannya.Pikirannya kalut, hatinya hancur. Rumahnya runtuh, tidak ada lagi yang tersisa. Semuanya terasa kacau, dan hancur lebur menjadi satu. “Han, kamu bisa!” Ia terus bergumam, mencoba menyemangati dirinya sendiri. Namun, seperdetik setelah itu, bersamaan dengan matanya yang memejam, meruntuhkan segala cairan bening yang masih bersemayam dalam kelopak matanya. Hanny menggeleng lemah. “Aku nggak bisa! Aku nggak sekuat itu” racaunya berulang kali. Tid

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bdb 39

    Seperti yang sudah Devina janjikan sebelumnya, wanita itu baru saja memasuki sebuah cafe bernuansa modern guna menemui seseorang yang terus mendesaknya untuk bertemu.“Ada apa? Aku lagi sibuk, cepet ngomong!” celetuk wanita itu, sesaat setelah sampai pada satu meja yang sudah dihuni oleh seorang yang tengah menunduk dengan topi berwarna putih menutupi kepalanya.Terdengar helaan nafas dari laki-laki itu. Namun gak urung ia mendongak, guna menatap penuh wajah mantan istrinya itu. “Ini tentang Haura,”Haura, bayangan gadis kecil pemilik mata teduh yang telah lama tak ia jumpai itu, langsung terlintas di kepalanya.“Di mana dia? Ada apa dengan dia?” Tak dapat lagi dipungkiri, meskipun wajah wanita itu tampak datar tanpa ekspresi, tetapi suaranya sudah cukup membuat Yuda mengerti bahwa Devina kini tengah dirundung rasa panik.Seringaian berhasil terbit di bibir Yuda, pria itu lantas berdiri, guna mensejajarkan tinggi keduanya. Meskipun hasilnya ia lebih tinggi daripada mantan istrinya

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 40

    “Jadi gimana, gue udah boleh bunuh dia sekarang?” Seringaian tajam yang Tiar lemparkan, membuat Tania turut menoleh ke arahnya. Tatapannya tak kalah tajam dari yang Tiar layangan saat ini. “Ngaco lo!” Satu pukulan berhasil mendarat mulus di punggung Tiar, membuat pria itu meringis kecil.Seakan tak peduli dengan keadaan Tiar, wanita bertubuh mungil itu hanya memutar bola matanya malas, “Udah yuk cabut! Biarin mereka berdua dulu!” Tania lebih dulu berjalan, mau tidak mau Tiar segera mengikuti langkah kaki wanita itu. Tidak ada yang membuka suara, mereka berdua terus berjalan beriringan, dengan pikiran yang sama-sama berkelana jauh entah kemana. “Menurut lo gimana?” Tania yang tiba-tiba menghentikan langkah membuat Tiar menyerngit bingung. Dan tanpa keduanya sadari saat ini mereka sudah berada di salah satu taman yang cukup sepi. “Apanya? Kalau ngomong tuh yang jelas, jangan setengah-setengah!” Dengan sedikit emosi yang perlahan meluap akhirnya Tiar berdecak kesal. Pasalnya Tania

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 41

    “Ayah! Ayah dari mana?” Haura yang sudah berdiri di ambang pintu itu berhasil membuat Yuda yang baru saja tiba terlonjak kecil.Pria dewasa yang baru saja turun dari motor miliknya itu segera menerbitkan senyum, lalu dengan gemas, mengacak pelan pangkal rambut Haura, membuat gadis kecil itu turut terkikik sendiri.“Kamu kok udah bangun? Nyari ayah ya tadi?” Yuda memilih untuk berjongkok, guna mensejajarkan tinggi keduanya. Haura sendiri segera menggangguk, “Hau laper,” lirih gadis kecil itu sembari mengelus pelan perutnya.Wajah yang begitu polos, dengan mata yang mengerjap beberapa kali, berhasil membuat Yuda semakin merasa gemas. Kemudia pria dewasa itu segera menggendong Haura untuk masuk kedalam rumah.“Kita makan apa hari ini?” tanya Haura penasaran. Bahkan kini gadis yang masih berada di gendongan sang ayah itu terus menatap wajah Yuda dengan begitu lekat, seakan tak sabar dengan kata yang akan ayahnya gunakan untuk menjawab. Yuda pun tersenyum kecil, “Kita mak— “Astaga! Aya

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 42

    “Mana? Lihat tangan kamu!” dengus Hanny, setelah mendengar penuturan dari Tania akan apa yang telah terjadi sebelumnya.“Udah gue bilang, nggak papa ya nggak papa!” balas Tiar disertai decakan kecil, lantas melirik tajam ke arah Tania yang berada di ujung sofa.“Apa? Gue gak takut sama lo!” celetuk Tania, saat berhasil memergoki tatapan tajam dari sang sahabat. Lantas wanita itu kembali menatap Hanny yang masih setia menatap toar dengan lekat.“Siniin tangannya!” Hanny yang merasa muak dengan tingkah pria itu, secara paksa langsung menarik tangan Tiar.Netra Hanny reflek melebar sempurna, tatkala melihat banyaknya warna ungu kebiruan dan beberapa bercak yang masih terlihat di punggung tangan pria itu.Sembari menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga, Hanny mendongak, guna mempertemukan wajah keduanya dalam satu garis yang sama. “Sakit, ‘kan pasti?”Tiar menggeleng pelan, dengan menarik kedua sudut bibirnya untuk membentuk lengkungan indah, yang mampu membius semua mata yang mena

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 43

    “Ngapain lo kesini?” Tiar yang masih asik terduduk dengan memainkan ponsel miliknya, terlonjak dan langsung berdiri.“Masih belum puas lo gue tonjok!”Tanpa aba-aba Tiar kembali melayangkan bogem, karena kurangnya persiapan, dalam satu kali pukulan, tubuh Raka langsung tersungkur ke lantai. Membuat kedua wanita di sana memekik kaget.“Gila lo!” Tani langsung menarik tangan Tiar agar menjauh, sedangkan Hanny juga langsung mendekati sang suami dan membantunya untuk berdiri.“Han, dia udah selingkuhin lo! Buka mata lo!” pekik Tiar, menunjuk kasar wajah Raka. Melupakan bahwa ada Federic yang hadir di tengah-tengah mereka. Sedangkan yang ditunjuk hanya diam, sembari mengusap ujung bibirnya yang kembali mengeluarkan darah segar, akibat ulah Tiar.“Tiar! Stop! Mending kamu pulang sekarang,” Dengan begitu lantang akhirnya Hanny membuka suara, membuat semua mata reflek tertuju padanya. Termasuk Federic. “Han, Tapi–”“Aku bilang pulang!” pangkas Hanny cepat, tak membiarkan pria itu kembali me

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 44

    Kini matahari tak lagi malu-malu untuk menunjulan jati dirinya, begitu pula dengan keluarga kecil yang kini tengah menikmati sarapan pagi bersama-sama. Keadaan hening, tidak ada yang membuka suara, semua memilih diam, dan menyantap makanan masing-masing.Hingga Federic yang lebih dulu bersuara, pria paruh baya itu berdehem, membuat anak serta menantunya menatap ke arahnya saat itu juga.“Rak, gimanana perusahaan yang kamu kelola?” Netra Federic menatap lurus ke arah Raka, yang berada di sisi kirinya.“Semua lancar, Pa.” Raka menjawab seadanya, sedangkan Hanny lebih memilih untuk segera menghabiskan sarapannya pagi ini. “Hanny, izin keluar setwlah ini,” celeruk Hanny, setelah berhasil mengahbiskan sepiring sarapan dan meminum vitamin ibu hamilnya.“Mau kemana? Aku anterin kamu, ya?” tawar Raka cepat. Tak ingin membuat istrinya itu kembali kecewa.“Nggak usah!” tolak Hanny cepat, “Aku mau pergi sama Tania,” imbuhnya, lantas menatap Federic penuh harap.“Kenapa nggak sama Raka?” Pria pa

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 45

    “Jelasin dan bilang ke gue sekarang, kalau sebenarnya lo udah tau, siapa mantan istrinya Yuda!” Mendapatat tatapan penuh intumidasi dari Tiar, sontak membuat Tania terkrkeh hambar. “Maksud lo apa-apaan sih, Ti. Gak jelas banget.” “Tania, lo jelasin ke gue sekarang!” ulang Tiar penuh penekanan, bahkan pria itu sampai mengungkung tubuh sang sahabat diantara dirinya dan tembok.“Ya apa yang harus gue jelasin ke lo Tiar.” balasnya menatap jengah ke arah Tiar. Lantas dengan kasar ia segera menepis tangan kekar itu dan berniat ingin pergi.“Lo kira gue bego apa—”“Emang!” potong Tania cepat, tak lupa ia juga menjukurkan lidahnya, berniat mengejek pria itu. “Ck! Tania setan,” umpat Tiar saat itu juga, membuat sang empu melotot tak terima.“Apa lo bilang?” “Lo kayak setan,” jawab Tiar santai, tak lupa pria itu memincingkan matanya, merasa senang karena berhasil menarik kembali atensi wanita itu.“Ish! Enak aja. Cantik gini di bilang kayak setan, yang ada lo tu kayak genderuwo.” Tani kema

Bab terbaru

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 60

    “Bunny!”“Hanny!”Teriakan yang menggema secara bersamaan, berhasil mengambil alih atensi Hanny, membuat wanita itu sontak menoleh guna mencari sumber suara, dan melemparkan senyum, sembari melambaikan tangan, ke arah Haura, juga Tania yang berada di tepian jalan.“Hanny, minggir! Di belakang lo!” Dengan wajahnya yang sudah pucat pasi, Tania kembali berteriak dengan lantang, membuat Hanny menyerngit heran. Namun, tak urung wanita itu menoleh, tapi sayang. Semuanya terlambat.Motor yang terus melaju kencang ke arahnya, membuat kakinya kelu untuk bergerak, saat itu juga netranya membulat sempurna dengan perasaan tak karuan.“Awas!” Hingga teriakan itu kembali menggema, bersamaan dengan tubuhnya yang terhuyung tak tentu arah, dan berakhir dengan suara tabrakan yang begitu nyaring hingga memekikkan telinga. “Hanny!” Tania yang sudah berlari, reflek menghentikan langkahnya, dengan mata yang berembun detik itu juga. Sedangkan yuda, dengan cepat pria itu menutup wajah Haura, tak membiarkan

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 59

    “Maksudnya pindah?” Tania reflek berdiri dan berbalik badan untuk menatap Tiar yang tengah berdiri.Tiar tidak langsung menjawab, pria itu lebih dulu menghela nafas berat, lantas membalas tatapan Tania tak kalah intens. “ Aku mau ajak Haura pergi dari sini. “Lebih tepatnya, pergi dari kota ini. Aku gak bisa tinggal di sini terus,” imbuhnya sembari menelisik keadaan sekeliling ruangan dengan senyum yang semakin pudar. Jika boleh jujur, Tiar sudah nyaman berada di rumah pemberian Hanny itu. Namun ia juga masih sadar diri. Ia tidak bisa berhutang budi pada wanita itu.“Jangan bilang, ini karena masalah Hanny sama devina?” Tania kembali bergumam, dengan suaranya yang tiba-tiba bergetar. Pertanyaan itu berhasil membuat Tiar langsung menundukan kepala, apalagi saat melihat wajah Tania yang tiba-tiba memerah, dengan mata yang berkaca-kaca.“Emangnya Bunny, sama Ibu punya masalah apa? Gara-gara Haura ya!” Sial sepertinya kedua orang dewasa itu telah melupakan sosok malaikat kecil yang seja

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 58

    “Ooo … Jadi selama ini kita makan di resto milik pelakor!” Seorang wanita paruh baya memekik dengan begitu lantang. Disambung dengan suara ricuh dari pelanggan lain yang turut mencibir sosok Devina. Tentu saja, mendengar hal itu membuat Hanny merasa puas dengan perlawanan yang ia berikan. Cukup sudah berdiam diri, kini wanita hamil itu akan turun untuk beraksi.“Mending, kita pergi dari sini! Gak usah lagi makan disini. Bisa-bisa laki kita diembat juga sama dia.” Seorang wanita lain, turut nimbrung, lantas berjalan mendekati Devina, tanpa aba-aba ia langsung menyiramkan segelas air yang tergeletak diatas meja. “Dasar pelakor! Tau rasa kamu sekarang!” tuturnya tersenyum senang. Devina yang mendapatkan serangan mendadak, tentu saja berhasil dibuat terkejut. Wanita itu reflek menutup mata, tatkala segelas air langsung terjun membasahi seluruh wajahnya.Devina semakin dibuat naik pitam, dadanya yang bergemuruh, semakin panas saat menghela nafas, dengan kasar ia meraup wajahnya sendiri

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 57

    Tania yang baru saja hendak pergi bekerja, harus terlonjak kecil tatkala mendapati sang sahabat sudah berdiri di ambang pintu rumahnya, kini wanita itu tak lagi tinggal di apartemen, ia memutuskan untuk kembali ke kediaman kedua orang tuanya. Tania segera meraih punggung Hanny untuk ia cengkram dengan kuat, netranya menelisik setiap jengkal tubuh wanita hamil di hadapannya. “ Hanny? Kok kesini gak bilang-bilang.”Hanny menggeleng, sembari menerbitkan seulas senyum ia meraih tangan Tania untuk ia genggam. “Ada perlu sama kamu,” “Yaudah yuk masuk!” Tania berniat menarik tubuh Hanny untuk melangkah masuk, tetapi wanita itu langsung menolak. Tentu saja, hal itu langsung membuat Tania menyerngit penuh tanya. “Nanti aja deh, Tan. Kamu mau berangkat kerja ‘kan,” tutur Hanny bermaksud untuk kembali beranjak dari sana. Namun, dengan cepat Tania langsung menahan tangannya.“Nggak papa, gue bisa tukeran shift sama dokter lain.” kilah Tania, yang langsung mengeluarkan benda pipih dari dalam

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 56

    “Udah kenyang?” Tania yang saat ini teng duduk diatas trotoar, menoleh ke arah Yuda yang baru saja memberinya pertanyan.“Udah!” balasnya sembari menunjukan deretan gigi-gigi putihnya yang tersusun rapi.“Yaudah ayok!” Yuda lebih dulu berdiri, bukannya segera mengikuti, Tania justru hanya mendongak dengan menampilkan lipatan-lipatan pada dahinya.“Mau kemana?” wanita itu kembali bertanya dengan wajah cengonya, dan melihat itu membuat Yuda tak lagi bisa menahan kedua sudut bibirnya untuk terangkat.Malam ini, pria itu berhasil melihat siapa Tania yang sebenarnya, bukan gadis bar-bar yang suka asal ceplos, melainkan gadis unik dengan segala kelemotannya. Jadi sekarang dia sudah tidak heran lagi, kenapa Tiar suka sekali memarahi wanita di hadapannya itu. “Pantesan,” Tanpa sadar Yuda berucap, membuat Tania semakin menyerngit penuh tanya, begitu pula dengan dirinya yang juga tampak syok sendiri.“Apanya?” Tania bertanya. Yuda menggeleng cepat.“Bukan apa-apa!” Kali ini, Tania tidak bern

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 55

    Tak perlu waktu yang lama, taxi yang ditumpangi Tania sudah sampi di tempat tujuan. Sebelum benar-benar beranjak, Tania membayar dan mngucapkan terimakasih kepada pria paruh baya yang sudah mengantarkannya dengan semangat.Seulas senyum pun langsung terbit di wajah cantik wanita itu, tatakal mendapti sebuah Toko bunga yang sudah tutup, lantas netranya bergerak pada favilliun kecil yang ada disebelahnya.“Akhirnya sampai juga,” gumamnya, sebelum kembali melangkah, dan langsung mengetuk pintu yang ada di hadapannya saat ini.“Permisi!” Tania kembali bergumam saat belum juga mendapat respon dari dalam.Gadis itu menghela nafas, “Apa udah pada tidur ya?” tanyanya pada diri sendiri, lantas ia melihat jam yang melingkar cantik di pergelangan tanganya. “Masa iya udah tidur, ‘kan masih jam segini!” sambungnya dilanda rasa bimbang. “Ck! aish!” Wanita itu berdecak, sembari menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. “Lagi lupa lo ngapain sih, dateng kesini malem-malem. Gak jelas banget s

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 54

    Sepeninggal kedua temannya, kini tatapan Hanny fokus ke arah depan, wanita itu sama sekali tak mengindahkan keberadaan sang suami yang berada tepat di sampingnya.Awalnya tidak ada yang membuka suara, semua tampak tengah fokus pada pikiran masing-masing. Hingga sang pria lah yang lebih dulu berdehem, tetapi sayang deheman utu sama sekali tak membuat sang istri menoleh ke arahnya. “Sayang,” panggil Raka setengah berbisik, bersamaan dengan itu, tangannya turut bergerak mengusap surai panjang milik Hanny.“Apa?” Akhirnya Hanny menoleh, walaupun tatapannya terlihat sangat tidak bersemangat. “Maafin aku ya!” balas Raka mengulum senyum.“Buat apa?” sembari menarik sebelas alisnya untuk terangkat, Hanny terkekeh singkat.Tangan yang masih setia mengusap surai sang istri, perlahan turun dan berhenti tepat pada kedua tangan Hanny, kemudian ia genggam tangan itu seerat mungkin. “Maaf, aku udah lali jaga kamu!” pria itu berkata penuh penyesalan, saat berhasil mencium kedua tangan sang istri de

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 53

    Detik demi detik berlalu dengan begitu cepat, menggantikan menit menjadi jam, dan siang menjadi malam. Dan kini, Raka sudah berdiri tegak di hadapan pintu apartemen milik mantan sekretaris.Hampir 5 menit berlalu, tetapi sang empu tak juga kunjung menampakkan batang hidungnya, membuat Raka semakin frustasi.“Dev, ayo dong buka pintunya! Aku mau masuk!” Pria itu terus mengetuk daun pintu dihadapannya dan sesekali berteriak dengan lantang, berharap wanita di dalam sana segera keluar.“Aku masuk, atau pintunya aku dobrak!” Habis sudah kesabaran Raka, pria itu berucap dengan tegas, dan penuh intimidasi.Sedangkan di dalam sana, tepat diatas ranjang, Devina yang tengah berkutat dengan layar laptopnya menghela nafas jengah. Namun, tak urung wanita itu tetap beranjak menuju pintu utama.“Dobrak aja, kalau kamu berani!” katanya tatkala hampir mencapai daun pintu. “Devina!” Teriakan Raka kembali terdengar, membuat Devina mau tidak mau langsung memutar kunci dan membuka pintu tersebut.“Apa?

  • Istri Cerdik melawan Pelakor Licik   Bab 52

    Sesuai yang sudah Tiar katakan sebelumnya, tepat setelah 3 jam berlalu, pria tampan berkacamata itu segera melepas jas putih yang sedari tadi melekat di tubuhnya.Menyisakan sebuah kemeja panjang berwarna Biru, yang saat itu juga langsung ia gulung hingga mencapai siku.Dan tidak perlu waktu lama, pria dewasa itu seger! menekan pedal gas mobilnya untuk segera menemui sang sahabat. Hampir 15 menit berlalu dan kini Tiar sudah sampai pada sebuah rumah megah nan tampak sepi.“Tumben lo pulang?” Tiar berujar setelah berada di ambang pintu, membuat sang pemilik rumah yang tengah terduduk di sofa ruang tamu reflek menoleh.Dan tanpa menunggu disuruh, pria itu langsung bergerak dan mengambil duduk tepat di samping Tania.“Telat 15 menit,” cibir Tania mengecek jam di pergelangan tangannya sendiri.“Ck! Lo kira gue iron man, bisa terbang kemana saja?”“Emang iron man bisa terbang?” balas Tania menanggapi ucapan tidak berfaedah dari Tiar.“Hust! Diem. Gue gak tau dan gak mau tau!” Dengan cepat T

DMCA.com Protection Status